BLOG TULISAN Jayadiningrat


Setiap orang yang pernah terlibat dalam affair seperti ini pastilah punya alasannya masing-masing. Entah alasan itu berupa fakta yang logis dan rasional, atau sekedar pembenaran emosional belaka. Dengan dalih baru tahu belakangan kalau sang pria sudah beristri dan sudah terlambat untuk menghentikan perasaan cinta yang menggebu-gebu, atau bahkan sudah tahu dan sadar sejak awal bahwa hubungan itu berjenis affair yang dibangun di atas ketidak-seharusan.


Bila boleh saya gambarkan perasaan si lajang itu maka saya menggambarkan bahwa perasaannya bukannya makin bahagia namun sejatinya makin hancur ketika mengingat waktu yang terus berjalan, bukan berhenti saat ini dimana si lajang itu merasa bisa memiliki laki-laki itu untuk dirinya sendiri. Hatinya tersayat sekoyak demi sekoyak bersama detik waktu yang berlari maju. Maju dan semakin meninggalkan dalam palung cinta kemustahilan yang semakin curam dan curam.


Saya yakin dari lubuk hati si lajang itu sebenarnya cukup tahu diri dan tidak tega untuk meminta sang suami orang untuk memilih diantara dia atau istrinya. Saya paham bahwa saat cinta hadir, semua indera kadang menjadi tak mencecap atau bahkan menjadi terlalu sensitif. Silajang jadi tidak tega terhadap istri affairnya karena merasa sama-sama perempuan dan sama-sama tersakiti. Well, saya pikir ini memang tidak adil untuk kedua perempuan ini.


Menjadi seorang istri yang suaminya punya affair sungguh merupakan situasi yang tidak pernah diinginkan perempuan mana pun juga. Demikian pula, menjadi seorang perempuan selingkuhan juga mengalami siksaan batin, masih ditambah stigma negatif yang selalu menempel, perempuan selingkuhan, penggoda suami, penghancur rumah tangga, atau perebut suami orang. Hm... membayangkannya saja saya sudah ikut sakit hati. Untuk siapa? Untuk keduanya.


Kita sering dengar dari pelakor tanpa niat awal bahwa alasan dia terus maju karena "Dia menikah tanpa cinta, kehidupan pernikahannya datar dan tidak bahagia, keseharian hanyalah melakukan tanggung jawab semata.” jadi dia seakan jadi dewi penolong ingin menyelamatkan si suami orang.


“Teteh, apa pun yang dia katakan tentang kehidupan perkawinannya, apapun itu, yang jelas itu semua bukan urusan teteh. Itu masalah rumah tangga mereka. Apa teteh sadar bahwa dengan masuknya teteh dalam kehidupan mereka, itu membuat kehidupan mereka semakin kehilangan cinta, semakin datar, semakin tidak bahagia, dan semakin menyiksa? Semua jauh lebih baik sebelum teteh datang.”


Jikapun teteh berhasil merebut suami orang, saya mengamati kehidupan rumah tangganya hampir semua tak akan bahagia, banyak yang berujung luka dan siksa bathin. Karena mereka yang tersakiti akan selalu berdoa dalam setiap luka yang sudah tertoreh, doa doa mereka akan mampu menembus langit dan di ijabah oleh Allah.


Sekarang mungkin teteh bisa berbahagia, sekarang bisa tertawa, bisa bersenang senang tapi ketahuilah bahwa itu hanyalah sementara.


Suami yang teteh rebut dulunya dia berjuang bersama istri yang tersakiti, atas doa istri dan anaknya serta restu dari orangtuanya ia menjadi laki laki sukses, belum tentu dia akan sukses saat bersama teteh karena dia membawa beban jeritan kepahitan dan kesakitan yang menghantui langkah dan perjalanannya dari mereka yang disakiti.


Cobalah berfikir berkali kali sebelum melakukannya, cepat atau lambat orang yang teteh rebut akan kembali direbut orang dan dia akan pasti tega menyakiti teteh seperti dulu ia pernah menyakiti pasangannya terdahulu. Kesetiaannya sangat tidak teruji, lelaki yang ikhlas dirinya direbut oleh perempuan lain bukanlah laki laki yang bertanggung jawab tetapi dia adalah laki laki yang akan mampu menyakiti banyak wanita bukan hanya teteh tapi wanita-wanita setelah teteh. Percayalah.


Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang merusak hubungan wanita dari suaminya, maka ia bukanlah dari kami".

[Hadits shahih diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bazzr, Ibn Hibban, Al-Nasa-i dalam al-Kubra dan Al-Baihaqi].

Ya bukan kami golongan Islam, tetapi termasuk dalam golongan syaitan wanita. Merusak hubungan suami istri sehingga kemudian bercerai unt menikah dengan teteh, atau menikah secara sembunyi2 itu juga termasuk merusak rumah tangga orang lain kecuali menikahnya atas persetujuan isterinya. Namun walau istrinya setuju, apakah yakin mau berbagi suami?.


Sehingga bagi pelakor, saya hanya ingin dengar "Saya sudah mengakhirinya. ‘Sudah’. Saya Menang.” Yah menang dari kehidupan suram dimasa depan. Pergilah sejauh-jauhnya dari kehidupan pria beristri tersebut. Ayo teteh-teteh sekalian, jangan mau jadi pelakor, biarkan lakor bergentayangan mencari mangsa namun jangan tergiur walau teteh lagi hbl atau terpuruk. Tetap jadikan diri teteh sebagai wanita terhormat. Insya Allah jodoh akan bertemu.


Kang Jay

Semoga dengan bekal pengalaman berumahtangga teteh bisa diambil hikmahnya, menjadi wanita kuat dan sholehah. Allah maha adil.


Membaca blog teteh terlihat sekali teteh masih terguncang jiwanya. Tenangkan jiwa teteh dulu.


Alangkah lebih baik sementara mencari jodohnya secara offline, mungkin cari dari kenalan saudara temen dll. Didunia online, saya akui kadang KEJEM teh, banyak scammer, dll, harus kuat mental. Sebaiknya di online yah dianggap iseng2 berhadiah saja, tak ada yg instant kenal langsung nikah seperti di drakor pelayan ketemu CEO yang tajir melintir, kecuali ada keajaiban.


Saya akui teh, pada dasarnya pria (alias kebanyakan) sulit multitasking, cuman bisa bekerja terus sampai rumah bilang lelah dan lelah. Boro-boro ngurus anak, bersih-bersih, mijetin istri dll, kalau kagak disuruh ya kadang tidak bergerak bahkan maunya dilayani, suruh masak lah suruh mijetin lah bahkan suruh nungging ehhhhhh.....


Jangan terlalu bermimpi indah, kalau nanti punya suami tuh siaga (siap antar jaga), mijetin kayak dipantai, peka, perhatian dan romantis yah dimanjakan kayak cinderella. Kita bukan Asraf, tapi juga eteh bukan BCL he he. Pada kenyataannya di dunia malah istri yang sibuk, ngurus rumah lah, ngurus anak lah, masak, nyuci nyetrika, mijetin, bahkan bantuin cari nafkah. Kejam-jam. Tapi itulah yang saya lihat pada diri alm istri saya, semua semua dikerjain, hiks. Dikasih pembantu malah bingung sendiri mau disuruh apa, eee minggu dibebasin kelayaban alasannya "mosok papah aja sabtu minggu libur tapi pembantu kagak ada liburnya".


Sehingga coba nantinya saat teteh berumah tangga lagi, suami dilibatkan, misal bagian ngepel diserahkan ke suami, istri jangan mengumpat dulu kalau belum dipel namun coba bujuk dengan lembut. Atau misal teteh suntuk dirumah, coba bujuk dengan lembut untuk ngajak jalan2.


Tak usahlah merendahkan diri bersujud, mengemis, nangis, siap dipukuli agar sidia mau membahagiakan. Cukup ketuk egonya, "Kang, aku tuh bahagiaaa sekali punya suami kamu, gak nyangka bisa kenal sama kamu dulu" (kalimat pump ego pria), setelah ego dia naik, lanjut bilang "yuk weekend kita nginep dihotel dan jalan2 ke alam, udah lama gak honeymoon lagi" buatlah pria tanpa sadar membahagiakan. Pria lemah di EGO.


Jangan serang EGOnya "kamu tuh kepala rumah tangga, gimana sih" "kamu tuh tidak romantis" "parah ya kamu jadi suami, ga ada wibawanya didepan anak istri" "kamu tuh bisanya cuman cari nafkah, aku juga bisa". Ingat pria pada dasarnya kasar dan suka perang, liat aja dunia ini kacau banyak perang gara-gara pria ha ha, jangan biarkan mereka mengeluarkan tenaga dalamnya gara-gara kalimat merendahkan itu. Tapi saya percaya, wanita mah udah dari sononya pintar menggoda dan menyetir pria, terlihat lemah tapi sejatinya setrong bahkan mesin keluarga ada pada seorang istri. Ingat dibelakang suami hebat ada istri super, sang pembisik yang hebat. "Kang, akang kan jago pidato dan memimpin coba daftar jadi pak RW" "Kang, mosok cuman RW, sayang kan kemampuan akang yg hebat coba jadi Camat", kemudian "Bupati" lalu "Gubernur" lama-lama jadi Presiden gara-gara istri. Padahal sejatinya, suaminya tuh pria mager dan hobby nya tidur.


Saya punya teman bupati kota ******** usianya sama dengan saya, awal karir mulai dari nol, setamat sma jadi juru tulis partai, meningkat jd pengurus partai, anggota dprd dan terakhir bupati. Kuliahpun disambi dari S1 di garut, S2 unpad dan S3 unpad. Saya kenal juga istrinya, seorang pembisik militan, support 100% suaminya.


Itu juga yang dibisikin alm istri saya untuk saya, "Akang dari pada nongkrong2 kagak jelas mending kuliah S1, bangga kan mamah punya suami Sarjana", lanjut S2 "Nanti mamah pakai baju apa ya saat wisuda Magister" dan pelan-pelan bisikan untuk memberanikan diri jadi Pemandu Wisata, Manager terus Kepala Bagian. Dari seorang kurir surat yang mondar-mandir naik motor berteman front office dan OB, tanpa bermimpi jadi kepercayaan direktur.


Sekedar saran untuk semua para calon istri, jika suatu saat jadi istri, maka udah gak jaman istri hobby nya menuntut hak hak hak namun saat menjalankan kewajiban seakan tertindas, padahal malas masak malas beres2 rumah kemudian suami nyuruh masak beres2 rumah dianggap suami kebanyakan menuntut hak. Jadi istri harus cerdas. Agar hak nya secara tidak langsung terpenuhi ya cari cara dengan akal. Mungkin bekerja untuk mendukung rejeki keluarga. Atau sebagai supporter suami agar sukses, sehingga bisa punya rumah mewah, pembantu banyak, jalan2 pake supir, perawatan di korea. Jangan sedikit2 minta cerai. Jadilah wanita strong. Saya selalu ajarkan ke anak perempuan saya, "selama suamimu tidak selingkuh dan masih menafkahi adek, jangan pernah ada keluar kata "Cerai" dari mulut adek walaupun adek bertengkar hebat, itu sangat menjatuhkan mental suamimu, percayalah siapapun laki-laki akan dendam diserang egonya tidak bisa membahagiakan istri, itu malah jadi bibit selingkuh atau malas bekerja karena egonya hancur."


Dan yang terutama saya lihat berhasil merubah suami adalah trick adik perempuan saya yaitu doakan suami, sholat sunnah khusus buat suami, dan yang paling dahsyat adalah sholawat buat suami. Keajaiban insya Allah ada.


Juga berdoa buat teteh sendiri, percayalah kebahagiaan bukan melulu hanya dari suami, namun bisa mungkin dari nonton drakor, lanjut kuliah, ikutan kursus, bercengkerama dengan anak, atau hobby teteh lainnya misal bikin kue dll. Ingat bahwa kebahagiaan adalah dari kita sendiri, jangan berharap pada orang lain, karena ujungnya malah bisa sakit hati. Ingat setan ada dimana-mana yang siap merusak kebahagiaan kita, namun jika kebahagiaan muncul dari diri kita sendiri dan kita proteksi dengan keimanan dan doa, setan pun kelimpungan cari celah unt merusaknya.


Saya teringat alm istri suka masak, saya bilang "mamah mau bikin aku gendut ya, ini udah 90kg gara-gara mamah" dia jawab "ee gr, saya kan hobby masak". Bagus itu hobby masak. Atau anak perempuan saya suka sekali ngurus bayinya sendiri, saya bilang "adek ngapain bayar babysister?" "Atuh papah, kan saya ibunya, si bibi teh buat aplusan aja kalau saya udah leles atau piket". Maklum anak saya bidan di RS.


Jurus terakhir. Jika kita merasa kenapa kok kita terus yang berjuang, sedang si dia enak-enakan. Ikhlasin aja, cukup kembali ke tujuan awal menikah yaitu cari pahala dari Allah. Berbakti pada suami atau menafkahi istri anak, demi mengharapkan surga Allah. Suami/Istri dan anak hanyalah sementara dan anggap sebagai perantara untuk mendapatkan kenikmatan Surga di akherat kelak. Aamiin.


Kang Jay

''Duda lebih menggoda dibandingkan pesonanya seorang Perjaka". Mungkin pepatah ini tidak selalu benar adanya namun saat ini ngetrend dikalangan wanita yang menyukai pria-pria duda, walau memang pada fitrahnya mencintai seseorang tidak pernah memandang usia, status dan beberapa hal lainnya.


Alkisah ada tiga gadis yang memilih pria duda dan pada akhirnya mereka hidup bahagia dan sudah memiliki anak.


1. Evi gadis berusia 26 tahun tinggal di kota Bogor


Awalnya Evi tidak pernah terpikir bahwa pria yang suatu hari menikahinya adalah seorang duda dan sudah memiliki dua orang anak. Sebut saja namanya Herdi pria berusia 45 tahun dengan wajah yang masih terlihat tampan, rambut sedikit beruban, memakai kacamata tipis dan memiliki sedikit kumis tipis-tipis yang membuatnya terlihat berkharisma dan menggairahkan. Herdi sudah sangat mapan dalam urusan financial, seorang kabag di Pertamina. Awalnya Evi tidak mengiyakan ketika Herdi datang menemui ibunya di Surabaya untuk menyatakan niatannya untuk melamarnya. Ibunya adalah seorang single parent setelah ayahnya meninggal saat Evi berusia 15 tahun, ibunya menasehati dan menyarankan Evi untuk mengikuti kata hatinya. Pada akhirnya Evi menerima pinangannya. Mereka kini sudah menikah dan hidup berbahagia.


2. Dian gadis berusia 27 tahun tinggal di kota Jakarta


Dian adalah anak yang terlahir dari keluarga kurang harmonis, ayahnya menikah beberapa kali dengan perempuan yang entah dari mana asalnya hingga ia memiliki 4 orang adik yang masih kecil-kecil. Ibunya walau masih berstatus seorang istri namun harus mandiri dengan hanya memiliki satu usaha warung makan lesehan pinggir jalan. Tuhan memberi Dian wajah cantik, tubuh semampai dan berkulit putih merona.


Perkenalannya dengan seorang pria duda berawal dari sahabatnya yang mengenalkannya dengan pria duda usia 41 tahun, seorang Koki kepala di hotel mewah. Meski sempat meragu dalam hati apakah pria tersebut benar-benar berstatuskan duda atau duda-dudaan. Singkat perkenalan dengan mas Mukti, dia menyatakan niatannya untuk melamar Dian secepat mungkin dan tidak perlu berpacaran terlalu lama karena menurut pengakuan Mukti sudah 4 tahun bercerai dengan mantan istrinya.


Yakinkah Dian kepada keseriusannya Mukti untuk menikahinya? apakah benar statusnya sudah benar-benar menduda selama ini, Dian pun sempat bimbang dan dilema serta trauma ketika ayahnya menikah untuk yang kesekian kalinya dan melihat betapa hati ibunya begitu terluka dan rapuh sedangkan Dian anak pertama dan memiliki 4 adik yang masih kecil-kecil. Dian merupakan tulang punggung keluarga setelah ayahnya tua dan sakit-sakitan. Dengan isktikharah akhirnya Dian menerima pinangan Mukti dan menikah dengan resepsi yang cukup mewah di hotel tempatnya bekerja. Mereka kini hidup berbahagia.


3. Dewi gadis berusia 24 tahun tinggal di kota Tangerang


Dewi sempat mencintai pria perjaka yang usianya tak jauh dengannya, dia sangat tampan dan postur tubuhnya pun tinggi dan putih. Dari segi ekonominya pun ia berasal dari keluarga berada dan memiliki pekerjaan yang cukup menjanjikan masa depan, tapi pada akhirnya hubungan Dewi dengan Dedi pun kandas di tengah jalan.


Kemudian Dewi bertemu dengan seorang pria bernama Rangga usia 39 tahun dan berstatuskan duda meski ia seorang manager di Bank BUMN namun yang membuat Dewi ragu dan bimbang apakah ia siap memiliki seorang suami yang sudah pernah menikah dan sudah bercerai serta memiliki seorang anak. Ada rasa kekhawatiran dalam dirinya bila nanti mantan istrinya meminta rujuk kembali, karena dari cerita Rangga bahwa dia bakal terus bertanggung jawab menafkahi anaknya yang ikut ibunya sampai lulus kuliah dan bekerja.


Sebelum ia menerima lamaran pria tersebut Dewi meminta dua syarat agar ia benar-benar yakin bahwa Rangga benar-benar seorang duda. Syaratnya adalah: a. Pertemukan keluarganya, kedua orang tua kandungnya agar Dewi yakin bahwa Rangga sudah lama bercerai. b. Berikan bukti bahwa Rangga benar-benar memiliki surat cerai yang sah. Mereka kini sudah menikah dan hidup berbahagia.


Meski hati wanita melebihi dalamnya lautan, tapi tak ada seorang wanita pun yang mengetahui dimana ia akan bermuara. Meski tujuh samudera ia lalui tapi pada akhirnya ia harus singgah pada satu kapal yang mulai karam. “Memaksa” pada satu keadaan yang sebenarnya bukan menjadi cita-cita nya sewaktu kecil.


Jatuh cinta itu tak pernah salah, hanya saja terkadang cara kita mencintai yang bisa di anggap salah. Apakah jatuh cinta pada duda adalah suatu kesalahan, bagi ketiga wanita tersebut jatuh cinta pada seorang duda dianggap bukan suatu kesalahan. Yang terpenting adalah status pria tersebut sudah benar-benar jelas bercerai dan memiliki bukti surat resmi menduda.


Meski terkadang pesona perjaka lebih menarik secara fisik tampang dan masa depan, tapi pesona dan kharisma duda bisa juga mengalahkan para perjaka karena duda dinilai lebih dewasa, memiliki figur seorang ayah dan lebih bijaksana. Semua ada kelebihan dan kekurangan, tinggal bagaimana wanita menyingkapinya.


Bijaksanalah dalam mencari pasangan hidup mau duda atau perjaka, dan yang paling penting adalah bukan punya orang!.


Kang Jay


Tidak adil rasanya apabila kita melihat mantan hanya dari satu sisi negatifnya saja, lebih-lebih karena pertengkaran yang menyebabkan perpisahan. Bisa saja kita yang dulu terlalu egois, atau kitalah yang sebenarnya kurang bersabar dan berbesar hati. Terlalu dominan sering tak kita sadari memicu permasalahan.


Dia yang mungkin saat ini kita cela bagaimanapun pernah menjadi seseorang yang istimewa. Suka dan duka pernah direngkuh berdua dalam jalinan asmara. Terkadang saat terbesit dalam ingatan kita lalu mengumpat bahkan menghina karena belum bisa move on darinya.


Alangkah lebih baik memberi ucapan terima kasih dalam hati karena telah memberi warna dan makna bagi kehidupan kamu saat ini. Jangan kita melihat kekurangannya, tapi lihatlah kekurangan yang ada pada diri kita sendiri.


Ingatlah pepatah, seumur hidup kita akan selalu belajar. Dan mantan adalah salah satu guru terbaik yang mengajari kita banyak hal tentang kehidupan di masa lalu.


Kita sering lupa saat kita sudah mendapatkan hatinya, kita terlalu kelewat bahagia hingga kita jarang mensyukurinya. Saat kita sudah terlepas darinya dan kehilangan dirinya, kita baru tersadar bahwa dialah anugerah yang pernah singgah di hati meski kini mungkin sudah bersama orang lain.


Bisa saja dulu kita sebenarnya merasa tidak cocok dengannya, tapi kita memaksa mempertahankan hanya karena dia cantik, ganteng, well educated atau mapan. Memang bagi sebagian orang, fisik seorang kekasih tentu sebuah keistimewaan dan patut untuk dibanggakan, namun ada hal yang lebih penting dari sekadar penampilan, yaitu KENYAMANAN HATI.


Terkadang kita dipertemukan bukan untuk disatukan, namun untuk saling mendewasakan.

Karena kedewasaan tidak begitu saja datang, dari ragam persoalan dengan mantan maka kita belajar mencari solusi penyelesaian, kapan saatnya berbicara dan kapan saat mendengarkan.


Tidak usah lah berlarut-larut dalam penyesalan, apalagi benci. Bukankah di setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tidak ada yang sia-sia dalam hidup ini. Asal kita tahu, Tuhan telah menggariskan segala nasib manusia dengan tujuan tertentu. Tak terkecuali MANTAN.


Untuk saya sendiri, walau tidak ada rasa benci seperti diatas namun rasa kehilangan, maka ada pengalaman yang diajarkan mantan yaitu ketika kenyamanan itu telah ada maka tidak perlu mencari kenyamanan lain yang belum tentu ada. Yang baru mungkin menarik dan menggairahkan hati tapi apakah bisa bikin nyaman. Jika sudah ada someone yang bikin nyaman, jangan terlalu dengarkan passion, hasrat atau nafsu terliar kita, sebelum itu akan kita sesali. Cobalah fokus pada sang nyaman namun tetap hati-hati dengan kenyamanan, jika terus dalam kenyamanan maka kapan kita akan belajar. Seperti saat kenyamanan itu direnggut selamanya dari hidup kita, itu bikin shock, bahkan Dilan belum tentu kuat.


Pengalaman saya lainnya, kita tidak perlu pusing mencari orang yang bisa memberi rasa nyaman untuk jangka panjang, namun kita bisa menciptakan rasa nyaman tersebut bersama orang yang Sudah Ada. Semua hanya soal Mindset saja, cobalah. Dulu saya sempat kecanduan vitamin 5-HTP dan atau L-Tyrosine untuk memberi rasa nyaman, semangat kerja dan tidur nyenyak setelah kehilangan. Namun pada akhirnya Mindset diri kitalah yang bisa menumbuhkan rasa nyaman terhadap someone new.


Selamat tinggal mantan dan selamat datang hidup baru......


Kang Jay


<p style="margin:0;">Cukup unik kebiasaan baru warga AN di format tampilan AN yang baru, yaitu hemat banget memajang Foto, termasuk saya ha ha tapi saya jelas kan Fotonya.</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Dulu teringat di format AN yang lama yang menurut saya jauh lebih baik dari format saat ini, saya suka melihat member AN gonta ganti foto atau nambah foto baru. Semua ceria.</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Bela Gandhi, pendiri Smart Dating Academy, mengatakan bahwa 90 persen kunci sukses di biro jodoh online terdapat pada foto profil. Ia menyarankan memasang foto dengan jelas, jangan ada orang lain di foto profil, dan jangan di-blur. Akan lebih baik jika foto keseluruhan badan.</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Contoh foto dengan penampilan anggun:</p><p style="margin:0;"><span><a href="https://www.ayonikah.com/ow_userfiles/plugins/base/1908-cari-jodoh-begini-menampilkan-diri-yang-anggun-buat-muslimah-di-medsos-t4OJoicCtC.jpg" target="_blank"><img style="padding: 5px; max-width: 100%; width: 300px;" src="https://www.ayonikah.com/ow_userfiles/plugins/base/1908-cari-jodoh-begini-menampilkan-diri-yang-anggun-buat-muslimah-di-medsos-t4OJoicCtC.jpg" /></a></span><br />

</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Mungkin di tampilan AN baru ini Wanita menjadi malu-malu atau malah udah males?. Saya lihat sih masih banyak yang berharap mendapat jodoh, namun dengan foto kecil di profile dan tanpa foto jelas di album. Sehingga saya cuman bisa mendoakan, semoga mendapat keajaiban atau mukjizat. He he he.</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Saya pun ketika baca profile Wanita dan merasa cocok namun fotonya kecil atau tanpa foto maka akan saya skip, karena bagi kami kaum pria tentu tidak ingin membeli kucing dalam karung sebelum lihat kucingnya. Saya lebih baik menahan diri tidak menyapa atau kirim salam, takut menjadi PHP saat tahu wajah dan fisik sebenarnya. Ini bukan berkesan mengagungkan fisik, saya pun banyak kekurangan fisik, namun hati pria tidak bisa dibohongi jika tidak sreg dari awal saat melihat fisik karena akan hambar selanjutnya. Harap dimaklumi.</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Saya pun juga pernah dapat inbox atau salam dari Wanita warga AN kemudian coba saya click profile nya ternyata cukup menarik, namun fotonya sangat minim bahkan tidak ada. Mungkin si dia berharap untuk kenal dulu secara intens baru kemudian share foto. Namun percaya atau tidak, laki-laki cenderung makhluk visual, ada istilah dari mata turun ke hati, namun itu benar adanya. Lagi-lagi terpaksa saya lewatkan. </p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Demikian juga di beberapa grup WA AN yang saya ikuti, banyak Wanita menyembunyikan foto misal dengan foto kucing, walau agar tidak dianggap beli kucing garong tapi bukan juga foto kucing kan. Atau bahkan tanpa foto profile di WA, tentu mengurangi minat pria untuk menyapa.</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Selain diatas, saya juga pernah kenal dengan Wanita AN yang tanpa memiliki foto profile di AN, namun di sosmed seperti Facebook dan Instagram sangat aktif men-share foto fisik dibanyak kegiatan tanpa malu-malu.</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Bukan berarti laki-laki mengagungkan wajah atau fisik Wanita. Namun setidaknya sebagai screening awal untuk melangkah lebih jauh mengenal sifat, kebiasaan dan hati wanita untuk sama-sama mensinkronkan perasaan cinta. Kami pria bukan peramal atau ahli nujum, yang dengan hanya membaca saja bisa tahu wajah dan fisik, namun langsung suka. Bahkan dukun santet perlu foto ha ha. Jangan juga dianggap, ah pria seperti itu pemuja kecantikan cuman melihat fisik doang. Jangan begitu tuan puteri, kami pria juga kebingungan seperti anda, sebenarnya sosok wanita idaman kami seperti apa, berilah kemudahan kepada kami ditahap awal sebelum kenal lebih jauh. Tentu kami pria sadar diri kok, dengan wajah pas2an dan penghasilan pas2an, tidaklah mungkin menggapai wanita sekelas BCL atau Maudy Ayunda. Cukuplah Wanita kaki lima namun rasa bintang lima.</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Saya pun melihat kecantikan dari sisi berbeda, lebih suka dengan wajah kalem yang enak dipandang. Idola saya seperti Dewi Yull saat usia 30-40than, wajah sederhana namun terlihat ningrat.</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Kembali ke awal, sehingga sebenarnya ada apa dengan wajah dan fisik kalian hai Tuan Puteri sampai ditutup-tutupi. Saya mengira-ira alasannya, antara lain:</p><p style="margin:0;">1. Takut diketahui teman, saudara atau mantan terindah karena ketahuan ikut biro jodoh online. </p><p style="margin:0;">2. Takut dikejar-kejar paparazi karena wajah terlalu cantik, tinggi semampai namun semok aduhai, sehingga tidak level jatuh ke lembah AN. </p><p style="margin:0;">3. Takut kena jebakan scammer, atau takut fotonya dimanfaatkan oleh pria jahat.</p><p style="margin:0;">4. Tidak PeDe dengan wajah atau fisik.</p><p style="margin:0;">5. Menjaga kesucian karena wajah wanita tidak sembarangan dipajang. No comment sayah.</p><p style="margin:0;">6. Lagi main petak umpet dengan calon jodoh yang disiapkan Tuhan.</p><p style="margin:0;">7. Ingin menjomblo seumur hidup, namun hati berkata lain.</p><p style="margin:0;">8. Trauma dengan cowok atau pernikahan, namun hati berkata lain</p><p style="margin:0;">9. Iseng-iseng berhadiah, berharap mendapat pria idaman yang melihat dari hati bukan fisik.</p><p style="margin:0;">10. Wanita single yang sedang mengisi waktu daripada manyun seharian, atau sudah males mikirin jodoh namun suka lihat2 sesama jomblo.</p><p style="margin:0;">11. Sudah punya pacar atau kenalan, sehingga sedang fokus atau menjaga perasaannya.</p><p style="margin:0;">12. Sudah mau menikah.</p><p style="margin:0;">13. Seorang istri yang sedang cari hiburan.</p><p style="margin:0;">14. Seorang istri yang tidak bahagia, lagi cari suami pengganti.</p><p style="margin:0;">Jika ada alasan lain bisa comment dibawah.</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Untuk alasan no.7, saya teringat sepupu saya seorang wanita yang menikah diusia 38 tahun, dia sempat memproklamirkan diri menjadi jomblo abadi. Jika dijodohkan emaknya, dia selalu bilang "Udah deh ma, aku udah bilang, aku ga pengen nikah, aku pengen jomblo seumur hidup!" Emaknya pun cuma bisa pasrah menghadapi anak gadisnya yang aneh.</p><p style="margin:0;">Namun setelah menikah, ketika dia pulang kerja, dia bilang sangat bahagia saat ada sepasang kaki mungil yang berlari menyambut di pintu sambil berteriak gembira, "Mama pulang...!!", "Ya ampun nak, mama mu ini pernah pingin jadi jomblo abadi, kamu jangan ikut-ikutan yah, mama pingin punya cucu."</p><p style="margin:0;"><br />

</p><p style="margin:0;">Kang Jay</p>


Silakan pilih salah satu, masalah mana yang selama ini membuatmu menunda atau tertunda nikah?


1. Belum ketemu jodoh

2. Belum siap finansial

3. Belum dapat izin dari orangtua

4. Ingin fokus nyelesaikann pendidikan dulu

5. Ingin fokus di karier dulu

6. Masih nyaman tinggal dengan orangtua

7. Masih ada kakak yang belum menikah

8. Punya orientasi sex berbeda

9. Aura ruwet pikiran mumet

10. Kena pelet atau guna-guna atau santet

11. Susah melupakan mantan alias gagal moveon

12. Trauma sehingga tidak percaya akan pernikahan

13. Gangguan Jiwa, masih rawat jalan

14. Gangguan Sex, sudah ke klinik Tong Fang namun belum sembuh.


Berdasarkan survey salah satu Motivator terkenal dari ribuan anggota fanspage nya, jawaban yang paling banyak dipilih oleh mereka adalah pilihan nomor 1, yakni belum ketemu jodoh.


Masalah jodoh ini selalu jadi pembahasan yang menarik. Hal ini mungkin karena kegalauan kita terkait siapa sebenarnya orang yang dicipta oleh Tuhan untuk menjadi pendamping kita kelak.


Ada banyak sekali persoalan yang membuat kita galau terkait dengan jodoh. Ada yang saling cinta, tapi keluarga tak setuju. Ada yang dijodohkan, tapi nggak saling cinta. Ada yang keluarga setuju, pasangan saling cinta tapi pas mau nikah hadir pihak ketiga yang jadi pemisah. Namun ada pula yang happy ending, yang saling cinta, keluarga setuju semua, mereka pun berhasil melangsungkan akad nikah dan membina keluarga yang bahagia.


Biasanya kita para jomblo mengkhawatirkan hal-hal seperti ini: Jangan-jangan jodohku tak sesuai dengan inginku. Jangan-jangan aku tak bisa bersama dengan orang yang selama ini kucinta. Kekhawatiran ini yang bikin hati para jomblo resah.


Apa lagi kaum wanita. Jodoh bagi mereka adalah hal yang sangat urgent. Keyakinan bahwa kaum pria punya kesempatan memilih yang jauh lebih tinggi dibanding kaum wanita menyebabkan para wanita punya kekhawatiran yang lebih. Mereka takut. jangan-jangan nggak kebagian.


"Ya Allah, Siapa Jodohku?”. Pertanyaan itu yang selalu terucap dari lisan orang yang galau dengan jodohnya kelak. Ada para gadis yang sudah mulai menua tapi kekasih yang didamba tak kunjung datang. Ada seorang jejaka yang tak juga menemukan tambatan hati sebagai ibu bagi anak-anaknya. Ada seorang yang berulang kali gagal merayakan cinta hingga depresi bahkan trauma membangun rumah tangga. Ya, ada bermacam fenomena.


Selalu percayalah bahwa seberapa pun besar rintangan yang hadir, sejauh apa pun jarak yang ada, sehebat apa pun ujian yang datang, kalau memang jodoh, pasti akan ketemu juga. Jangan terlalu risau. Tuhan lebih tahu kekasih seperti apa yang terbaik dan paling sesuai dengan kepribadianmu.


Jika kita punya masa lalu kelam, seperti trauma berkali-kali dibohongi pacar, trauma perceraian, trauma dari keluarga broken home dll. Percayalah bahwa masa depan tidak ditentukan oleh buruknya masa lalu. Kita harus lebih percaya bahwa perubahan hidupnya di masa yang akan datang justru sangat dipengaruhi oleh bagaimana kita membangun mimpi kita saat ini. Bagaimana kita berupaya keras serta menjauhkan diri dari segala penyakit yang bisa membuat hidup kita statis.


Sehingga cara terbaik untuk mengubah nasib adalah dengan mengubah tindakan kita. Einstein pernah berkata, "Melakukan hal yang sama, lalu mengharapkan hasil berbeda, itulah yang disebut sinting."


Teringat jaman saya masih muda, punya bos muda yang karirnya melesat, saya tanya resepnya apa?, dia menyarankan cara sederhana dulu yaitu lakukan merubah rute saat kekantor atau pulangnya dengan jalur berbeda-beda, sampai mentok tidak ada jalan tikus yg belum dilewati, dari situ dia bilang nantinya akan terpikir hal hal lain tentang pekerjaan di kantor dikerjakan dengan cara yang berbeda menemukan ide & alur berpikir seperti jalan tikus. Satu lagi saran lain, yaitu dari Pierre rekan perancis bilang berusahalah tidak pernah melewatkan satu haripun dikantor tanpa belajar 1 jam, belajar apapun. Saya mempraktekannya dan berhasil. La kok bahas kerjaan, tapi saya pikir dalam hal menjemput Jodoh akan mirip-mirip, putar otak pakai alur berbeda dalam ikhtiar sambil belajar untuk memperbaiki diri.


Bukan karena nasib jadi hidup begitu-begitu saja, mungkin action dan ilmu kita yang begitu-begitu saja, maka ayo berbenah.


Kang Jay

Mungkin yang suka baca berita online, dua hari ini diramaikan dengan usulan Menko PMK Muhadjir Effendy menyarankan menteri agama mengeluarkan fatwa atau peraturan tentang pernikahan berdasar status ekonomi alias orang kaya menikahi orang miskin. Kata beliau, bisa mengurangi tingkat kemiskinan di Indonesia.


Sekjen MUI Anwar Abbas menanggapi positif usulan ini, agar bisa saling tolong menolong dan perputaran harta tidak hanya dilingkaran orang kaya.
Namun Wamenag Zainut Tauhid mengatakan kemenag tidak bisa mengeluarkan fatwa, yang bisa adalah ulama seperti MUI. Beliau juga mengatakan pernikahan tidak bisa dipaksakan karena semua berawal dari cinta yang tumbuh dari hati. Namun beliau mendukung semangat dari ide ini yaitu mengentaskan kemiskinan.


Saya tergelitik dengan berita tersebut. Saya teringat dengan ucapan salah satu Kyai, “Janganlah kamu menjadikan kekayaan calon istri sebagai idaman untuk pernikahan, namun jadikanlah pernikahan sebagai kunci rejeki.” Kemudian sebuah literatur hadist riwayat At-Thabrani: “Dan barang siapa menikahi wanita karena hartanya, maka Allah akan menjadikannya melarat.”


Melarat? Secara logika, hal ini wajar karena menikahi wanita kaya dengan tujuan hartanya kemungkinan besar bahkan membuat istri jadi sombong, kikir dan cenderung menghina suami, bukannya kenikmatan harta namun justru mendapatkan kerendahan diri di mata istri dan orang lain, itu mungkin yang disebut dihadist diatas menjadi “melarat”. Memang tidak semua wanita akan begitu, pasti ada juga wanita kaya yang baik hatinya dan mampu menempatkan diri sebagai istri solehah he he.


Ingatlah “melarat” ini bermakna luas karena kita pasti tahu bahwa rejeki itu tidak hanya berbentuk harta namun bentuk lainnya seperti kesehatan, kebahagiaan, ketrampilan, bahkan masih bernapas adalah rejeki.


Penelitian terbaru didunia menyebutkan bahwa perempuan semakin tak mau menikah dengan pria miskin dan bangkrut. Di Amerika tingkat perkawinan menurun karena kaum pria akan menjadi tidak menarik secara ekonomi jika miskin, ini terutama karena banyaknya wanita yang kuliah dan bisa cari duit sendiri. Hal ini bukan berarti menunjukan wanita makin meterialistis namun wanita menginginkan stabilitas. Di Jepang pun fenomena ini sama, mungkin kalau pernah baca di awal tahun 2020 model seksi Kato Sari menceraikan suaminya karena suaminya dianggap terlalu miskin dan tidak bisa memberikan uang seperti yang diinginkannya, berawal saat suaminya memohon agar dia berhenti berbelanja. Demikian juga dibelahan dunia lainnya, seperti cina yang suka menunda, eropa yang suka tinggal bersama he he.


Kebalikannya jika pria menikahi wanita miskin, mungkin jika atas dasar cinta (apalagi mencari ridlo Allah) cenderung tidak terlalu banyak masalah karena pria sudah pada kodratnya memberi nafkah ke Istri. Hal ini juga yang mendasari diberbagai negara Pria telat nikah karena mengejar kesuksesan dulu, seperti di Jepang menikah diatas 40 tahun hal biasa karena mengejar karir dan harta dulu, di eropa dimana pesta perkawinan butuh biaya besar sehingga banyak yang kumpul kebo, dan dibeberapa negara lain.


Namun di Indonesia sendiri, saya melihat fenomena pria enggan menikahi wanita miskin lebih karena enggan dijadikan tulang punggung dan perlindungan seutuhnya seorang wanita. Sehingga lebih memilih wanita sekufu bahkan kaya dengan alasan agar rumah tangga berjalan lancar karena saat ini banyak dilihat rumah tangga hancur karena suami tidak bisa memberi nafkah dengan baik, maksudnya kedepannya mertua atau keluarga istri bisa bantu-bantu ha ha, bukannya malah keluarga istri merongrong minta bantuan.


Mengentaskan kemiskinan dengan si kaya menikahi si miskin, sayapun melihat ide pak Muhadjir baik. Namun dalam pelaksanaannya saya rasa masih akan menemui banyak kendala, kecuali ada insentif khusus dari pemerintah seperti pajak penghasilan bisa berkurang dari 15% jadi 5%, DP 0%, BPJS Kesehatan ditanggung pemerintah selama 5 tahun dari tanggal menikah atau yang lain ha ha. Kalau hanya fatwa dari pemerintah (Kemenag) saya rasa kurang menarik, mungkin perlu dikeluarkan oleh organisasi yang lebih dekat dan mengena ke masyarakat, misal dari organisasi seperti Muhammadiyah, NU atau yang penuh pendukung fanatik seperti FPI, LDII dll. Contoh Muhammadiyah sangat tidak menganjurkan poligami, hal ini sangat di hormati dan juarang bahkan sulit ditemui poligami oleh pengikut organisasi ini. Pemahaman mereka, keluarga ideal dan idaman adalah monogami, dimana poligami justru keluarga tidak ideal, bukan disalahkaprahkan poligami itu karena lagi mempraktekkan syariat islam ha ha ha apalagi ada bilang yang tidak mau mempraktekannya maka tidak ikut ajaran Nabi padahal demi mengintimidasi wanita he he he. Namun sayapun harus menghargai pendapat tersebut karena saya Nahdliyin he he he.


Semoga kita yang masih mencari jodoh atau akan menuju ke pelaminan agar memiliki niat dalam membangun rumah tangga untuk mencari ridlo Allah agar kita bisa menggapai bahagia dunia akherat, aamiin.


Kang Jay


Membicarakan mojang Bandung hhmmm tidak ada habisnya, mereka terkenal geulis alias cantik-cantik. Harus saya akui wajah mojang Bandung banyak yang begitu menawan dan menyejukkan. Teringat sejarah Majapahit, kecantikan Dyah Pitaloka sudah menimbulkan perang Bubat, duh mungkin karena saking cantiknya kali ya.


Budaya sunda yang kuat berpadu dengan modernitas jakarta menjadikan Bandung kota yang kreatif, pusat anak muda yang nge-hits dan gaul, plus mojang Bandung yang cantik-cantik, menjadikan betah lama-lama kalau liburan di Bandung mah.


Bandung punya iklim cenderung dingin, mungkin itu juga yang menyebabkan kulit gadis-gadis Bandung relatif lebih putih bersih, yang melahirkan kecantikan surgawi.


Kami suku sunda memang gemar mengonsumsi sayuran dalam bentuk lalapan. Disadari atau tidak, sayuran yang kaya akan vitamin akan menyehatkan fisik dan juga mental. Mungkin karena itu juga mojang Bandung terlihat tampak menyegarkan.


Bandung termasuk kiblat fashion di Indonesia, sehingga mojang Bandung terbilang cukup melek fashion dibanding daerah lain. Kecantikan alami mojang Bandung makin cetar ketika penampilan mereka begitu menawan dan stylish. Selain itu mojang Bandung terkenal pinter dandan. Entah di cafe maupun di pusat perbelanjaan, terlihat mentereng dan kece. Walau saya pernah ikuti, rumah nya bahkan digang-gang sempit, namun begitu keluar gang bak puteri cantik. Makanya saya pun suka naik angkot di Bandung, mengamati bidadari naik dan turun dari angkot.


Kualitas air di Bandung yang sejuk dan bersih (dari mata air pegunungan) sangat bagus digunakan untuk minum maupun mandi. Air bersih dari pegunungan ini mungkin juga jadi salah satu alasan kenapa kulit mojang Bandung putih dan mulus.


Saya sebagai orang Cirebon dengan logat jasun yang kasar. Kalau mendengar logat Sunda asli seperti di Bandung terdengar enak dan nyaman. Terasa gemes-gemes gimana gitu. Yah tutur kata mereka terasa nyaman banget. Jadi kalau bicara sama mereka, kebayangnya masa depan gitu. He he he. Kadang malah bikin menghayal.....


Lalu, kapan kita ke Bandung?


Kang Jay


Dulu, sering kita lihat ormas ataupun organisasi keagamaan melarang larang bahkan sweeping di hari kasih sayang atau valentine day. Dimaklumi sih kalau ke hotel-hotel ha ha ha.


Namun saat ini dimana era media yang sudah sangat masif, dunia Muslim pun sudah mulai menyadari dan bahkan merayakan kasih sayang atau cinta, karena kasih sayang adalah universal, tak terbatas hanya untuk non-Muslim.


Sebenernya tak usahlah dipaksa dihari itu, sayangnya mindset kita sudah terpatri dihari itu. Namun apa yang salah jika kita harus merayakan dihari yang sama karena semua hari adalah baik dan akan lebih indah jika kasih sayang itu hadir untuk diungkapkan dan dirasakan. So beautiful day.


Tahun 2018, Arab Saudi menyatakan bahwa Hari Valentine tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Menjelang Hari Valentine seperti saat ini, kata temen, atmosfer cinta terasa di negara kerajaan tersebut. Bunga-bunga dan ornamen berbentuk hati bisa dilihat di sejumlah tempat di Arab Saudi.


Hai saudaraku yang jombo, baik jomblo bahagia, jomblo hip-hip ceria, jomblo galau, jomblo halu, jomblo mager, jomblo bokek, jomblo koplo, jomblo gak laku-laku, jomblo pakai lotion formalin biar awet wet, jomblo settingan, maupun jomblo musafir. Percayalah, tidak ada yang akan cukup untuk mencintai kita, jika kita tidak mencintai diri sendiri. Hari kasih sayang bukan alasan untuk tetap murung jika tidak memiliki pasangan. Mulailah mencintai diri sendiri. Kasih sayangilah dirimu.


Untuk wanita pergilah ke spa atau salon dan manjakan diri. Atau dengan caramu sendiri semisal lihatlah jarimu, begitu banyak beban dijari itu, berilah kasih sayang pada jarimu, oleskanlah lotion dan pijat pijat rileks. Atau bahkan dapat pergi ke cafe bersama temen-temenmu dan bersenang-senang.


Untuk pria pergilah bersama teman-temanmu, segank atau temanmu yang lain. Saya mau main sama sapa ya....


Jika punya pasangan, lakukan quality time bersama, lupakan mawar, hadiah, dan malam romantis. Pergilah berlibur atau sekedar menikmati alam bersama dan bicarakan hubunganmu yang menyenangkan itu. Jadikan hari itu semata-mata untukmu dan pasanganmu.


DULU, saya suka lempar (bukan batu) sembunyi tangan, merasa malu untuk menyampaikan langsung sehingga lebih sering memesan rangkaian bunga mawar warna-warni, atau boneka beruang berdasi kupu-kupu, atau coklat belgia, atau perhiasan emas berlian dengan kartu ucapan penuh rangkaian kata-kata indah tentang kasih sayang. Namun semua itu dikirim via paket/kurir ke rumah, disetting pas dihari H pas saya dikantor pula. Yang saya rasakan bertahun-tahun, itu kurang berarti bahkan dibandingkan pelukan dan bisikan I love you yang jauh lebih sederhana namun berasa spesial. Unik wanita. Tapi tetep ya jangan telat transfer, ehhhh.....


Jika sudah memiliki anak libatkan dan doronglah mereka untuk membuat kartu untuk setiap anggota keluarga dan ajarkan bahwa kasih sayang adalah tentang nilai dan pentingnya saling mencintai antar anggota keluarga.


Orang tua kita juga bisa menjadi curahan kasih sayang kita. Cobalah telepon mereka jika kita jauh merantau karena dengan mendengar suara kitapun mereka sudah bahagia, atau berilah mereka hadiah sederhana, atau jika dekat dengan mengecup dahi kedua orang tua. Biarkan mereka tahu betapa kita sangat sayang dan menghargainya.


Terpenting dan utama, ucapkanlah rasa syukur dan hadiahkan ibadah sunnah kepada Allah, betapa sayang kita kepada Allah bahwa kita masih diberi kesempatan mendapat, merasakan dan bahkan memberi kasih sayang. Allah begitu sangat sayang kepada kita, maka sayangilah Allah. Fabiayyi aala 'i rabbi-kumaa tukadzdzibaan. Nikmat apa lagi yang mau kita dustakan.


Ayo berhentilah mengeluh apalagi menghujat di hari yang indah, ayo rasakan dan berilah kasih sayang, mulai dari sehari saja untuk memberi nilai dihari hari berikutnya. Indahnya hidup didunia ini dengan kasih sayang.



Teruntuk kekasihku di surga,

Kang Jay

Saat masih banyak temen jomblo saya suka dapat pertanyaan, "bro mantanku nikah nih, aku datang gak yah?". Bagi saya sih, tidak ada alasan untuk tidak datang kenikahan mantan. Mau sudah atau belum move on, kita kudu dateng ke nikahan mantan. Tentunya kalau diundang he he.


Mungkin alasan berat datang adalah masih belum move on. Alasan ini, paling banyak dipake. Ditambah alasan masih cinta lah atau masih sayang


Justru karena itu, kalo masih sayang, masih cinta, ya datang aja lah. Tunjukin ke dia kalau kita baik-baik aja, yah seolah-olah baik-baik aja ha ha. Kenapa? Karena dengan melihat kita baik-baik saja, dia bakal lega dengan keputusannya.


Jangan sampai dia mikir, kita sudah diundang dia. Namun kita gak datang, bisa jadi dia bakal mikir yang macem-macem. Salah satu pikiran dia mengira kita gak datang karena masih cinta, dia ngira kita gak sanggup liat dia bersanding sama orang lain, yang akhirnya buat dia jadi mikirin kita lagi.


Taruhlah kita masih cinta alias gagal move on, maka kita harus tempatkan cinta dengan benar, bukan nafsu yang diduluin. Cinta adalah rasa ingin membahagiakan dia. Sedangkan nafsu adalah rasa ingin memiliki. Maka kalau kita masih cinta, harusnya kita malah datang. Mengabarkan ke dia, aku baik-baik aja kok kamu nikah. Aku baik-baik aja kok kamu tinggal, aku baik-baik aja kok bla bla bla. Kalo kita cuman mikirin diri kita, itu namanya egois.


Ingat cinta gak harus memiliki? Kita jangan sedih liat senyum bahagianya pas nikah? Kan seharusnya ikut bahagia walau ya sakit juga sih he he. Tapi gak papa, itu kan proses. Supaya kita juga tahu, bahwa dia sudah jadi milik orang lain, dia sudah bahagia sama orang lain. Itu bagus unt mendoktrin otak bawah sadar kita agar kita lekas move on. Sehingga kita akhirnya memulai fase baru dalam memaknai cinta. Klise sih, tapi asli. Kita harus datang, titik. Mungkin awalnya sakit, tapi setelahnya lega. Seperti kata kang Raditya Dika. "Setelah dateng ke nikahan mantan, gue merasa jadi orang yang baru. Orang yang lebih dewasa. Dan orang yang lebih bahagia. Seakan gue terbangun di pagi hari dengan perasaan lega yang gak bisa gue gambarin".


Lain cerita kalau sudah move on. Ya udah datang aja lah, kecuali gak diundang. Kalo diundang mah ya datang lah. Yekan....


Jadi gimana, mau datang gak?


Kang Jay

Pages: « Previous ... 21 22 23 24 25 Next
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo