BLOG TULISAN Jayadiningrat


Mereka terlihat seperti pasangan yang sempurna.


Maksud saya, lihat saja Instagram mereka.


Gadisnya dulu. Foto terbarunya adalah sebuah foto jarak jauh, dilatari dinding putih bersih. Mereka berdiri berdampingan, tanpa jarak, jemari saling menggenggam, kepala sang gadis bersandar di bahu sang lelaki, memejamkan mata dengan bibir tersenyum tipis, mengenakan pakaian terbaik. Dan, sang laki-laki melihat kamera, agak kikuk dengan senyum separuh dan tangan kanan yang tampak seperti menggaruk tengkuk yang tak gatal.


Sekarang, mari kita cek Instagram laki-lakinya. Foto terbarunya adalah gadisnya, hanya gadisnya, tanpa dirinya. Duduk menyamping, berlatarkan langit biru, melihat sesuatu yang jauh, tanpa senyum, tanpa ekspresi, tetapi begitu damai. Dan di foto ini, seakan sang laki-laki sedang diam-diam mengagumi gadisnya.


Kemudian, kita jadi ingin menulis di kolom komentar. "Kapan ya punya kekasih kayak gini?. Kayak gini terus ya..."


Berbulan bulan mengikuti mereka di lnstagram, saya menggulir postingan lama mereka. Foto-foto romantis yang tak pernah berlebihan, caption-caption yang diambil dari Google dengan kata kunci “love quote tumblr”, video-video manis tentang hubungan mereka.


Berbulan-bulan saya menonton keseharian mereka lewat Instagram Story. Boomerang konyol, tetapi menggemaskan, kisah-kisah lucu (yang 50 sweet) dari pasangannya, kutipan-kutipan indah yang menggambarkan kebaikan pasangannya.


Segalanya begitu sempurna dan indah. Namun hari ini, segalanya berubah.


Foto foto romantis telah terhapus. Kutipan kutipan indah tak berjejak. Mereka tak lagi saling mengikuti di Instagram. Tak ada lagi Instagram Story bersama. Yang ada hanya puisi-puisi sedih, latar hitam, dan foto-foto dengan mata sembap.


Padahal kita pernah menaruh harapan pada hubungan ini, berharap ada akhir indah di setiap kisah cinta.


Beberapa bulan kemudian, sang gadis bertemu seseorang baru, jatuh cinta dan jadian, memiliki kisah cinta yang lebih seru, foto-foto yang lebih romantis, perjalanan tengah malam yang gila, dan segalanya jadi lebih berwarna.


Dan kita kembali berharap: mudah-mudahan, mereka berjodoh, mudah-mudahan, mereka berjodoh. Karena saat ini, mungkin kita sedang berada di posisi yang sama. Yah sedang jatuh cinta dengan seseorang, yah memiliki seorang terkasih, yah berharap orang yang kita cintai hari ini menjadi jodoh kita di masa depan.


Namun, hidup kembali memutar cerita. Tak sampai setahun, hubungan gadis itu dan pasangan barunya berakhir. Foto-foto kembali terhapus. Kutipan-kutipan cinta lenyap. Tak lagi saling mengikuti di Instagram. Tak ada lagi Instagram Story, selain kutipan-kutipan patah hati yang pilu.


Lagi lagi, kita kecewa. Lelah berharap, karena kita sadar: ini bukan relationship goals. Ini siklus percintaan yang melelahkan. Penjara yang dibalut atas nama cinta. Bertemu, jatuh cinta, jadian, Instagram yang penuh keromantisan, putus, foto-foto terhapus, saling berhenti mengikuti, lalu bertemu orang baru lagi, jatuh cinta lagi, jadian lagi. Instagram penuh keromantisan lagi, putus lagi, foto-foto terhapus lagi, begitu seterusnya.


Jadi, kita bosan dan berhenti mengikuti gadis itu. Toh, kita juga tak mengenalnya. Dia hanyalah seseorang yang terkenal di Instagram, dan hubungannya di masa lalu pernah mengembangkan harap kita.


Sekarang tidak lagi.


Cari pasangan-pasangan yang udah nikah aja, biar lebih pasti, nggak sakit hati.


Jadi, kita mulai mengikuti pasangan-pasangan yang telah menikah, menggulir Instagram mereka. Foto-foto mesra bertebaran. Kisah-kisah manis yang tertulis di caption.



Dan, kita belum benar-benar berubah, masih ingin menulis di kolom komentar: "Ini baru goals, kapan ya punya pasangan kayak gini?. Kayak gini terus ya..."


Sayangnya, kita hanya melihat indahnya.


Kita tak tahu... perkelahian di balik tirai, keegoisan yang tak terkontrol, rasa lelah untuk bertahan, masalah sepele yang membesar, masalah yang tak kunjung berakhir, catatan dosa di setiap kemesraan yang diumbar, harapan akan pujian-pujian untuk menyenangkan hati mereka yang sebenarnya tak bahagia dalam hubungan ini.


You've seen it wrong all this time. Love doesn’t work like a movie.


Bukan, saya bukan ingin melenyapkan angan kita tentang cinta. Kita semua mengharapkan kisah cinta yang indah. Kita semua mengharapkan hubungan yang ketika orang-orang melihatnya, mereka akan berkomentar, “Goals banget, sih!”


Saya hanya ingin kita sedikit lebih realistis.


Bahwa cinta tidak seperti yang mereka pertontonkan di Instagram.


Karena jujur saja, saya khawatir ketika kita telah menemukan kekasih sejati, menikah dan hidup bersama nanti, kita akan menjadikan Instagram sebagai patokan kebahagiaanmu, bergumam dalam hati,

“Kenapa hubunganku nggak bisa kayak gini?

Kenapa aku punya pasangan tidak romantis, boro-boro mengucapkan sayang, membawakan belanjaan aja harus disuruh."


Kita semua hanya melihat sisi indahnya. Jangan terkecoh. Mari letakkan cinta di tempat yang tepat; karena selama ini, cinta terlalu diagung-agungkan.


We are better than love.


Diri kita lebih penting daripada cinta.


Kang Jay



Seperti ruang kosong yang tak terawat, hati kita sudah penuh debu.


Hari-hari setelah meninggalkannya tak pernah mudah. Teman-teman memang ada di sisi kita. Keluarga memang mendukung kita. Namun setiap malam, ketika sendiri di kamar, menjelang tidur, namanya muncul di kepala. Saat kita memalingkan muka, malah wajahnya yang hadir. Pada saat-saat seperti itu, hati rasanya sesak, debu-debu semakin padat dan pekat.


Lalu, kita akan melakukan berbagai cara untuk menghilangkan debu di dalam hatimu, seperti curhat bersama teman atau berbincang dengan keluarga. Dan, ketika selesai berbincang dengan mereka, memang ada kelegaan tersendiri. Debu-debu dalam hati seolah ditiup angin. “Namun, mengapa pada akhirnya, hati terasa kosong? Lagi dan lagi?’ gumam dalam hati.


“Apakah aku memang masih membutuhkannya? Ataukah aku butuh cinta yang baru?' tanya di setiap malam. Namun, logika dan hati saling serang argumen. Kembali dengannya terlalu menyakitkan. Lagi pula, emang dia masih sayang? Dia aja udah punya yang baru. Apa kita butuh cinta baru? Tetapi, kenapa ya, rasanya kayak mati rasa? Kayak udah lelah jatuh cinta lagi.


Saya ingin berkata: "Tidak, saya bukan butuh dia. Saya juga bukan butuh cinta yang baru."


Kita hanya butuh ber-dzikir.

Mulailah dari yang kita tahu. Pahami maknanya.

- Astaghfirullah, aku memohon ampun kepada Allah.

- Astaghfirullah wa atubu ilaih, aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.

- Subhanallah wa bi hamdi subhanallahil ‘azhim, Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah yang Maha Agung.

Telusuri kandungannya melalui sumber-sumber terpercaya, benahi pelafalannya, lalu maknai dalam hati.


Karena banyak yang telah merasakannya: Di balik dzikir, ada sebuah ketenangan permanen, sangat mengena di hati. Seperti menghirup udara di kala fajar, tiupan angin sejuk di tengah kemarau, menatap danau yang tenang, tidur nyenyak di malam hari dengan hiasan mimpi indah.


Mungkin saat bibir kita mulai melantunkan zikir, rasanya masih biasa saja. Namun teruskanlah, ucapkanlah, jangan menyerah, maknai maknanya, ingat janji-janji Allah di setiap zikir yang kita lantunkan, dan janji Allah adalah benar. Seperti mendung yang mengawali hujan, segala sesuatu butuh proses. Seperti batu yang melapuk, segala sesuatu butuh waktu. Tak apa-apa jika di menit-menit pertama kita belum merasakan ketenangan itu. Teruskan saja, luruskan niatmu. Nanti, perlahan-lahan, hati kita akan melunak.


Dan, saat itulah ketenangan menyebar di seluruh hati. Ini ketenangan yang nyata dan berbeda. Rasanya lebih indah dari berjumpa dengan kawan lama, lebih indah dari rasa jatuh cinta, lebih indah dari distraksi-distraksi lain.



Tahukah mengapa kita merasa tenang seindah itu? Menurut pengalaman saya, karena dzikir ini adalah satu dari sekian amalan ibadah yang kita lakukan sendirian, tanpa seorang pun tahu, hanya untuk Allah, Tuhan pencipta langit dan bumi dan apa pun di antara keduanya. Menurut saya juga, karena dzikir ini adalah satu dari sekian hal yang yang balasannya tak hanya di dunia, melalui ketenangan ini, melainkan juga sesuatu yang kita bawa hingga akhirat, yang balasannya, mudah mudahan, kita terima dengan sempurna di akhirat. Sehingga hati kita terasa lebih terjamin.


Mudah-mudahan, ini jadi satu dari sekian ibadah yang menyelamatkan kita di dunia ini dan juga di akhirat kelak. Aamiin.


Kang Jay


Di dalam kamarnya, gadis itu sedang membuka Instagram. Dia mengunjungi sebuah profile, dan... foto-foto cantik tersebar di layar ponsel. Pujian yang bertumpuk di kolom komentar, dan ada hati yang diam-diam iri.



“Dia cantik banget, sih.”

“Body goals.”

“Coba kalau kulitku seputih dan semulus ini.”

“Enak, ya. Nggak usah mikirin soal jodoh. Siapa aja pasti mau sama dia. "


Lalu, dia mengunjungi profile-profile yang lain. Kecantikan-kecantikan lain. Pujian yang lebih banyak. Hati yang lebih iri.


Lelah dengan hati yang iri, gadis itu keluar dari lnstagram. Beranjak dari tempat tidurnya, menyalakan lampu kamar, melangkah menuju cermin, lalu mata gadis itu menatap ke dalam cermin. Satu langkah, ia mendekat. Dan, mata itu berubah kritis.


“Gila, ya, gue jelek banget. "


Dia mengarahkan wajahnya lebih dekat dengan cermin, mematut kanan-kiri. “Aduh, kok bekas jerawat nggak hilang-hilang sih?”


Dia menatap perutnya, menggenggam lemak di sana. Tak bisa bicara, hanya menarik napas yang terasa sesak.


"Siapa yang mau sama orang kayak aku..."


Dia berjalan mundur, menjauhi cermin, dan beragam macam suara bermain di kepalanya.


Emang ada yang mau sama kamu?


Fisik kurang oke. Pintar enggak. Kaya juga kagak. Belum lagi kekurangan lainnya.


Bisa apa kamu emangnya?

Kamu nggak menarik.


Dan, dia duduk tersungkur di ujung tempat tidurnya. Kecemasan mencekiknya, membuat dadanya terasa penuh hingga bernapas pun terasa berat. "Siapa yang bakal memilih orang seperti aku?".


Aku tahu kau sedang merasakan ini.


Masalahnya, telah lama kau menutup mata. Sibuk memperhatikan kehidupan gadis-gadis lain yang lebih cantik di Medsos. Coba, sesekali lihatlah sekelilingmu. Tak perlu jauh-jauh. Tengok sekitar. Kau akan menemukan orang-orang dengan berbagai ras, warna kulit, ukuran dan bentuk tubuh. Pada akhirnya, mereka akan menemukan pasangan mereka.


Di dunia ini, ada orang-orang yang menjadikan fisik lawan jenis sebagai segalanya. Ya sudah, biarkan mereka, kau tak perlu memedulikan mereka. Hapus mereka dari daftar calon pendampingmu. Ada penilaian yang lebih berharga daripada fisik. Namun, kau juga harus berhenti menilai seseorang berdasarkan fisiknya. Bukankah kau tak suka dinilai berdasarkan fisik? Maka, jangan jadikan tisik sebagai segalanya. Termasuk bagaimana kau melihat dirimu. Apreasiasi dirimu. Syukuri bagaimana kau telah diciptakan. Tuhan yang Maha Esa lebih tahu tentang penciptaan Nya. Selalu ada hikmah tersembunyi yang belum kita lihat hari ini.


Masih tentang fisik, lihatlah berita-berita di internet: apakah ketampanan dan kecantikan adalah jaminan menemukan pasangan yang membahagiakan? Bila ya, tentu, kita tak perlu mendengar kisah perceraian dari orang orang kelas atas. Kaya, tampan dan cantik, populer, tetapi hidupnya berantakan. Fisik tak pernah jadi jaminan.


Kabar baiknya, di luar sana, ada seseorang yang ketika melihat dirimu, dia akan bergumam, “Dia tipeku.”


Namun, mengapa kebahagiaan kita harus divalidasi oleh seseorang lain?


Mengapa kita tidak berdiri di depan cermin, melihat berbagai kelebihan dan kekurangan yang ada pada fisik kita, dan bersyukur pada apa yang telah kita miliki?


Mencintai menghargai mulai dari dirimu, untuk dirimu sendiri. Jika kamu saja tidak bisa mencintai diri sendiri, bagaimana orang lain bisa jatuh cinta kepada dirimu? Hidup terlalu singkat untuk meratapi kekurangan. Fokuslah pada kelebihanmu dan rangkul dirimu secara utuh.


Saya doakan eneng dan teteh disini segera mendapat jodohnya, namun pelan-pelan teliti bobot bibit bebetnya. Untuk pria, jangan juga mengambil jalan pintas seperti dibawah ini, namun buktikan dengan kerja kerasmu bahwa kamu layak menjadi pria tulen yang sukses.


Btw, jadi giung pisan nyak. Kalau yang tua-tua kayak aku bisa kagak ya, just wondering..


Kang Jay


Ada seorang gadis di Kamis pagi ini.

Sudah pukul sembilan pagi, dia belum beranjak dari tempat tidurnya. Berbaring, menatap layar ponsel dan jarinya menggulir linimasa Instagram.



Lalu, dia berhenti pada satu foto. Seorang laki-laki tampan berdiri tegap dengan latar masjid dan nuansa cahaya menyeruak masuk, dia menatap kesamping atas.



Gadis itu tanpa disadarinya tersenyum sendiri. Sesungguhnya, gadis itu jatuh hati kepada laki-laki ini. Siapa yang tak jatuh hati dengan laki-laki ini? Dia tampan, tetapi itu bukan faktor utama. Lewat Instagram, dia selalu membagikan pengingat-pengingat baik yang menenangkan hati. Dia selalu mengingatkan para followers untuk tak meninggalkan sholat lima waktu. Suaranya merdu saat melantunkan Alquran. Dari apa yang gadis itu lihat, pemuda itu sepertinya rajin beribadah, memiliki ilmu agama yang baik, such a husband material every woman needs.


Sering kali, gadis itu membayangkan kehidupan setelah pernikahan, bersama laki-laki itu.... Mendengarkan suara merdu laki-laki itu setiap malam, juga membacakan surat favoritnya. Sayangnya, gadis itu bahkan tak pernah membuka Alquran untuk membaca surat favoritnya itu.


Dibangunkan sebelum azan subuh oleh laki-laki idamannya. Sayangnya, gadis itu bahkan tak pernah berusaha untuk salat subuh, kecuali ketika dia sedang ingin. Senantiasa diingatkan untuk salat lima waktu oleh laki-laki idamannya. Sayangnya, gadis itu hanya mendirikan salat ketika dia tak malas.


Merasa teduh membayangkan menjadi istri yang taat pada laki-laki yang taat. Sayangnya, pada orangtuanya, dia bahkan tak pernah belajar menjadi anak yang taat. Di Kamis pagi ini, dia menuliskan kriteria jodohnya di dalam kepala. Nggak merokok. Harus rajin salat lima waktu. Paham agama. Pengertian. Nggak emosional. Tinggi dan berdada bidang. Dan, bla, bla, bla. Indah-indah semua kriterianya.


Kemudian, ada seorang gadis lain di Kamis pagi, tanggal 2 April 2020.

Di Kamis pagi ini, gadis yang lain ini tidak menuliskan kriteria jodohnya. Namun, gadis yang lain ini bangun dini hari untuk melaksanakan sholat subuh. Kemudian mandi lalu membantu ibunya di dapur, memasak sambil berbincang hangat.



Usai itu, dia membuka lnstagram, berhenti di setiap video kajian, menonton dengan tekun. Dia, kemudian berjanji dengan beberapa temannya untuk menghadiri kajian terdekat. Azan dzuhur akan berkumandang, dia persiapkan apa yang harus disiapkan.


Gadis ini tak butuh menulis kriteria jodoh. Dia telah menjadi kriteria jodoh yang baik bagi orang lain. Dan, orang lain ini adalah seorang laki-laki, yang mudah-mudahan baik agamanya, lebih baik daripada laki-laki yang gadis pertama idolakan di lnstagram.


Lalu, ada seorang gadis sedang rebahan menghadap blog AN detik ini. Gadis itu sedang membaca tulisan ini. Dia berkata kepada dirinya, “Aku harus berubah jadi baik. Biar bisa dapat jodoh yang baik.”



Lalu, gadis ini hendak beranjak dari tempat tidurnya, ingin melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat. Namun, sebelum kau beranjak dari tempat tidurmu, saya ingin berkata kepadamu,


“Jangan berubah hanya karena Iaki-Iaki. "


Aku sangat mendukung keputusanmu untuk berubah menjadi lebih baik. Namun, janganlah kau jadikan laki-laki dan cinta sebagai alasan. Sebab laki-laki hanyalah manusia. Manusia tidak kekal. Manusia tidak sempurna. Manusia selalu mengecewakan. Dan, cinta hanyalah perasaan. Ia bisa datang dan pergi, seperti cinta dan patah hatimu yang dulu. Ia bisa pudar seperti dia yang pernah berubah tiba-tiba.


Lagi pula, di akhir hidupmu kau akan berpisah dengan dia yang amat kau cinta. Di akhir hidupmu, kau akan kembali kepada Dia yang menciptakanmu. Maka, apakah perubahanmu ini untuk jodoh yang baik, yang tak kekal dan tak sempurna?.


Bukannya saya hendak menghakimi, tetapi bukankah berubah karena masalah jodoh agak terlalu dangkal? Maksud saya, cinta dan jodoh hanya bertahan hingga hari akhir hidupmu di dunia ini. Sementara itu, kau masih punya perjalanan panjang yang misterius setelah kematian.


Maka, untuk siapa perubahan baikmu ini?


Kang Jay


Seorang murid mendatangi gurunya, “Ustaz, puluhan tahun saya beribadah kepada Allah. Setiap hari saya menyembahNya. Setiap saat saya taati perintah-Nya dan jauhi laranganNya. Tapi mengapa hidup saya begini-begini saja, bahkan jodoh pun tidak ada yang mendekat, tidak ada perubahan yang saya rasakan?”


Dengan wajah datar, sang guru menyimak kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh muridnya.


“Ustaz, katanya Allah mengabulkan doa orang yang salat tahajud. Katanya Allah mencukupkan rezeki orang yang salat duha. Katanya Allah melipatgandakan harta orang yang bersedekah. Katanya Allah tak akan menolak hajat orang yang berpuasa. Mana buktinya? Saya beribadah puluhan tahun, nyatanya nasib saya sama saja, tak ada yang berubah."


Sang guru masih dengan sabar mendengarkan ricauan muridnya itu.


“Ustaz, tolong jelaskan, apa sebenarnya maunya Allah?"


Sang guru memulai nasihatnya dengan senyum, “Nak, sebenarnya apa yang paling kauinginkan dari ibadahmu?”


Sang murid diam.


Sang guru menegaskan pertanyaannya, “Nak, sebenarnya apa yang paling kauharapkan dari semua amalan-amalanmu? Apakah semua ibadahmu selama ini agar Tuhan memberikanmu jodoh yang membahagiakanmu? harta yang berlimpah? Nak, Tuhanmu itu Allah. Bukan dunia. Jika engkau melakukan ibadah-ibadah itu demi kesenangan dunia, lantas sebenarnya siapa atau apa yang sedang kamu sembah, Nak? Allah atau dunia?”


Sang murid menyimak nasihat gurunya.


“Nak, jangan kau salah menyembah. Ketika kau salat, bukankah berkali-kali kau ucap kalimat tauhid ‘Laa ilaaha illallaah'? Jika kau renungi kalimat itu dalam-dalam, kau pun akan menemukan pengakuan yang mahadahsyat: tak ada satu pun Zat yang layak disembah, diutamakan, dipentingkan, selain Allah taala. Maka ketika yang kau menangkan adalah nafsu, bukankah hakikatnya nafsu mengalahkan ketakutanmu pada Allah? Jika yang kau utamakan adalah pekerjaanmu, bukankah hakikatnya pekerjaan mengalahkan kecintaanmu pada Allah? Lantas pertanyaannya, sebenarnya siapa yang kau tuhankan, Nak, siapa?" ketika kedudukan dunia di hati manusia telah lebih kita utamakan, bukankah itu berarti menjadikan berhala yang kita sembah?.


Saudaraku, fondasi keislaman kita adalah tauhid dan dalam kalimat tauhid tersimpan konsekuensi yang tak remeh. Ketika kita mengucap laa ilaaha iIIaIlaah, saat itu pula kita sedang berikrar untuk tidak akan mengutamakan selain-Nya. Tapi kenyataannya, mengapa kita menuhankan beragam hal yang menghalangi kita menghamba secara total kepada-Nya?


Saya teringat dengan nasihat K.H. Mustofa Bisri yang mengungkapkan hal senada. Beliau mengungkapkan, sering kali dalam kehidupan sehari-hari, Allah-Tuhan yang sebenarnya-dikalahkan oleh 'tuhan-tuhan sekutu” seperti harta, jodoh, perempuan, kedudukan, jabatan, dan sebagainya. Dan di antara ‘tuhan-tuhan sekutu’ yang sering dipuja dan diikuti, yang paling gawat dan jarang disadari adalah 'tuhan' yang berupa diri sendiri.


Orang yang mempertuhankan uang, jabatan, atau perempuan, misalnya, mungkin akan mudah sadar bila diingatkan dan diyakinkan akan kenyataan betapa lemah dan sementaranya yang mereka puja dan perturutkan itu. Misal saat kehilangan jabatan, uang habis dihambur-hamburkan anak istri, atau istri yang disayang selingkuh kemudian minta cerai, kenyataan itu bisa menyadarkan dirinya.


Namun mereka yang mempertuhankan diri mereka sendiri, akan lebih sulit disadarkan, sebab mereka tidak gampang mendengarkan orang lain.


Pada kenyataannya Allah juga tidak mengecewakan kita, disetiap doa insya Allah selalu ada jawaban, hanya kita saja yang bodoh terkadang tidak sadar jawaban Tuhan. Untuk saya sendiri pernah punya pengalaman hidup, suatu saat dimasa lalu pada keadaan miskin, bersama istri tinggal dirumah kontrakan yang sempit di gang yang harum bau selokan. Setiap hari berdoa kepada Allah agar diberi kekayaan, saya pun sadar saat itu seakan saya menghambakan harta, berdoa siang malam dengan maksud dan tujuan "harta". Maka Allah beri kenikmatan harta dengan bisa beli beberapa rumah dan apartemen. Itu melenakan, disaat terpenuhi dan mulai bosan, malah seakan melupakan Tuhan; dimana tiap hari berdoa dengan khusyuk, puluhan ribu dzikir dan sholawat dilantunkan sampai subuh, puluhan rakaat sholat sunnah di tengah malam, puluhan juz bacaan disiang hari, sholat duha tak pernah terlewat, puasa senin-kamis, namun semua itu perlahan ditinggalkan. Sedih rasanya teringat itu semua. Mengapa diriku dulu mencari Allah karena dunia bukan menyembah Allah secara kaffah. Apa ini ujian agar tersadar bahwa apalah artinya harta, jika kemudian sakit dan meninggal ternyata tidak dibawa mati, apalagi jika yang tersayang mendahului yang malah meninggalkan kesedihan yang mendalam disisa umur kita.


But anyway, lupakan saya, kita lanjutkan kembali, majalah SWA, salah satu majalah bisnis terbesar di Indonesia, pernah merilis sebuah survei yang menurut saya cukup menarik untuk diperbincangkan. Dalam survei itu ditanyakan kepada kaum profesional, bisnisman, serta orang-orang yang bergelut di birokrasi, yah orang berpenghasilan menengah keatas

Ditanya apa aktivitas sehari-sehari yang selama ini mampu membuat mereka bahagia?


Inilah jawaban mereka:

1. Saat berkumpul dengan keluarga

2. Tidur/istirahat

3. Travelling

4. Nonton televisi atau bioskop

5. Shopping

6. Bekerja

7. Memasak

8. Olahraga

9. Membaca

10. Bersosialisasi dengan masyarakat

11. Bersosialisasi di dunia maya

12. Mengurus anak

13. Mendengar musik

14. Berkumpul dengan teman-teman

15. Bermain games

16. Santai

17. Melaksanakan ritual keagamaan

18. Berbagi cerita atau pengalaman

19. Lainnya


Hasil survei ternyata menarik untuk kita diskusikan. Berkumpul dengan keluarga ternyata menempati urutan pertama, maka bisa kita maklumi jika momentum mudik adalah saat yang sangat ditunggu-tunggu oleh mereka yang beraktivitas di rantau. Karena ini menjadi hal yang membahagiakan dalam hidup mereka. Mereka belajar, bekerja, berusaha, berjuang di kota lain, salah satu motivasinya adalah untuk membahagiakan keluarganya. Mereka rela untuk hidup susah di kota lain dengan semboyan, pantang pulang sebelum sukses. Semua itu dilakukan demi membahagiakan keluarganya. Maka rasanya wajar jika berkumpul dengan keluarga adalah saat yang sangat dinanti oleh mereka.


Atau juga saat ini disaat kita Work from Home, terasa nikmatnya berkumpul dengan keluarga. Saya suka melihat anak buah saya diseberang sana saat net meeting via Zoom, saat anak-anaknya menggoda bapaknya, namun bapaknya tidak langsung marah mengusir pergi namun dengan sigap malah memangku anaknya, terlihat pancaran kebahagiaan saat net meeting itu berlangsung walau sering terdengar kericuhan suara anak-anak.


Namun saya pun maklum tidak semua orang selalu bahagia saat berkumpul dengan keluarga, bisa kita lihat bahwa saat banyak waktu berkumpul dengan keluarga seperti di China saat isolasi Corona, malah angka perceraian meningkat pesat. Ketika menghabiskan banyak waktu bersama selama masa isolasi, ternyata beberapa pasangan malah jadi sering bertengkar. Mereka cenderung berargumen karena sesuatu yang remeh temeh dan ingin cepat-cepat bercerai. Adakalanya memang memisahkan waktu besama pasangan, dan waktu untuk diri sendiri malah akan menambah kualitas pernikahan.


Saya tidak akan membahas satu per satu dari item tersebut. Saya tertarik untuk langsung meloncat ke pilihan nomor tujuh belas, yakni melaksanakan ritual keagamaan. Mungkin ada sebagian orang yang ketika membaca hasil survei ini lantas mengelus dada, kok bisa-bisanya hubungan dengan Tuhan ada di urutan yang hampir buncit, kalah dengan berkumpul dengan keluarga, tidur, travelling, dan seterusnya. Kok bisanya mereka menjadikan ritual peribadatan kepada Tuhan bukan sebagai hal yang paling membuat mereka tenang dan bahagia.


Tapi saya, sebagai seorang yang mungkin kualitas jiwanya tidak jauh dari hasil survei tersebut, justru sangat bersyukur dengan hasil survei itu. Mengapa? Walau di nomer tujuh belas, namun setidaknya masih ada yang memilih itu. Yah dalam kehidupan modern yang segalanya serba materialis seperti saat ini, ternyata masih ada orang-orang mulia yang menikmati ibadahnya kepada Tuhan. Dalam kehidupan yang serba cepat dan supersibuk ini, setidaknya masih ada ya orang yang menjadikan ibadahnya sebagai salah satu media untuk mendamaikan jiwanya, menenangkan hatinya, membahagiakan hidupnya. Dan saya terus berdoa semoga suatu saat Allah mengaruniai kita hati yang mampu menikmati ibadah-ibadah kita. Sehingga ibadah bukan lagi menjadi beban, tapi menjadi kebutuhan.


Saya selalu iri ketika ada orang yang bisa menikmati ibadah-ibadahnya. Menikmati salat-salatnya, menikmati zikir-zikirnya, dan menikmati tilawah-tilawahnya. Sungguh saya selalu iri ketika menyaksikan orang-orang yang mampu menjadikan salat, zikir, atau tilawah sebagai rutinitas yang seolah menjadi makanan dan sumber energinya. Saya selalu berdoa, semoga suatu saat bisa menjadi manusia sekualitas itu, yang menjadikan salat bukan hanya sebagai kewajiban, tapi sebagai kebutuhan.


Sebagaimana ketika Rasulullah ketika menghadapi persoalan yang pelik, tak jarang beliau memanggil Bilal, “Wahai Bilal, istirahatkan kami dengan salat." Ketika kita menjadikan salat sebagai kewajiban yang kita kerjakan dengan bermalasan, Rasul dan sahabatnya justru menjadikan salat sebagai istirahatnya. Ya istirahatnya.


Kang Jay


Kemarin-kemarin, dengan seabrek kesibukan saya sehari-hari ke kantor, mengurus tetek-bengek, meeting dengan customer dan rekan2, nge-training, sarapan, makan siang, atau memenuhi janji tamu. Waktu yang saya habiskan seharian seakan-akan hanyalah untuk mondar-mandir ke sana kemari. Di hari-hari paling sibuk, waktu sholat dan rehat sejenak di musholla bagaikan kemewahan.


Bahkan selama akhir pekan, satu-satunya kesempatan untuk bersantai-santai, masih saja tak kurang sibuknya, kendati kali ini kegiatan adalah jalan-jalan, bersama teman atau keluarga. Ada nge-mall, menghadiri undangan pernikahan, momong cucu, belanja mingguan, nonton Film yang gak boleh terlewatkan di bioskop, yang semuanya menuntut saya bermacet ria di jalan dan terus-menerus berkejaran dengan waktu di tengah kota metropolitan.


Sesekali saya menandai hari bebas di kalender, minimal setengah hari, apakah itu selama akhir pekan atau ketika saya memutuskan untuk mengambil cuti kerja sehari. Hanya karena saya ingin puas bermalas-malasan di tempat tidur sampai siang.


Bisa bermalas-malas di tempat tidur sementara seluruh dunia sudah terbangun dan siap-siap beraktivitas, adalah salah satu kemewahan hidup yang paling nikmat. Kita bisa kembali ke hari-hari ketika masih sekolah dulu dan pada pagi hari di akhir pekan ketika kita bangun pagi namun baru ingat itu hari libur dan bisa lanjut tidur untuk bangun di siang hari. Itu sungguh sangat menyenangkan.


Saat ini, sudah seminggu lebih WFH (Work from Home) dijalani, saya pun sadar ini bukan saatnya kita rebahan dengan damai saat menghadapi kenyataan bahwa virus Corona menghantui kita semua.


Namun kendati di kondisi ini, tetap saja terasa nyaman sekali bila bisa tidur pulas dan tanpa mimpi selama berjam-jam, seolah menebus kekurangan tidur selama berminggu-minggu yang lalu. Dan baru terbangun kala matahari siang menyapa dan ada geliat rasa lapar di perut.


Selama berlama-lama di atas kasur ini, kita tak usahlah merasa bersalah, tetapi anggaplah sebagai hadiah yang pantas kita dapatkan karena kita sudah memaksakan diri bekerja bertahun-tahun bahkan kadang tidak mengambil cuti dalam setahun. Inilah saat yang tepat untuk menyadari kembali tubuh sendiri, merasakan punggung melesak di atas kasur, jemari kaki memuntir-muntir di bawah selimut, mata menatap nanar ke langit-langit kamar, dan pikiran mencoba memunculkan mimpi yang hanya samar-samar teringat.


Nyaman sekali rasanya terus rebahan di kasur sampai tubuh mengatakan, “cukup" dan saya pun bangun untuk menyapa dunia dengan semangat yang telah segar kembali. Membuka laptop untuk check email dan schedule vicon via zoom untuk memulai WFH. Sambil membayangan sore hari bakal lanjut rebahan kembali saat kerjaan selesai, tanpa lelah bermacet ria. Lanjut dua minggu kedepan, nikmat ilahi apa yang kita dustakan.


Oh Corona, kamu memberi kami rasa takut namun juga memberi kami kenikmatan rebahan dan menyadari kembali tujuan hidup kami.


Semoga wabah ini segera berakhir karena bagaimanapun ada saudara-saudara kami yang tidak senikmat kami, paramedis, pekerja sektor informal, driver ojol, public service dll. Terus berjuang saudaraku, semoga Allah menggantikan saat ini dengan saat lain dalam kenikmatan.


Menanggapi masukan dari teh Ning. Ada punya pengalaman juga di saat wabah Corona ini. Seorang kakek 83 tahun jual mainan anak-anak di pinggir jalan yang sangat sepi.



Ketika ditanya "sudah berapa mbah dapat hari ini?", 'Baru 5 ribu rupiah dari jam 1 siang sampai jam 5 sore, untuk makan aja tidak cukup'. Kemudian tanya kembali, "keluarga mbah dimana?", dia menjawab istri sudah meninggal, anak-anak semua kerja diluar jawa, disini ngontrak dipinggir rel sendiri. Trenyuh, kemudian saya tanya boneka dan pancing2an itu harganya berapa? 20rb dan 30rb, beli 4.

"Nda takut sama virus Corona?", 'Nda takut, saya sudah tua pasrah saja'.


Contoh lain seorang nenek usia 90th penjual keripik dan kerupuk:


Atau penjual ulegan batu, selalu membawa anaknya sejak usia 2 bulan karena istrinya meninggal setelah melahirkan:



Pedagang harian maupun pekerja sektor informal inilah yang sangat berat merasakan akibat dari wabah Corona ini, kebayang kalau sampai lockdown, bagaimana mereka akan hidup. Kalau ada yang jawab, itu tugas pemerintah, lalu apakah yakin pemerintah jeli hingga sampai menbantu ke orang-orang terpinggirkan ini. Bagi yang vokal untuk segera lockdown, apakah kalian tega melihat nasib mereka jika lockdown diterapkan?. Apakah kalian pernah membantu?, atau cuma sibuk mengkritik pemerintah, atau menutup diri rebahan dengan nikmat. Tapi hidup itu pilihan, ada kala kita suka tutup mata, saya pun maklum, karena diri sayapun kadang begitu, tapi setidaknya ingatlah 2,5% penghasilan kita ada hak untuk mereka, ini WAJIB.


Kang Jay


Saya tergelitik dengan istilah bucin, yah tiap masa selalu diisi dengan istilah-istilah baru. Beberapa tahun silam kita mungkin populer dengan istilah lebay, alay, dsb. Dan akhir-akhir ini ada satu istilah hits dikalangan jomblowers dan orang yang baru punya kekasih, bucin: budak cinta.
Tidak ada definisi pasti dari bucin ini. Akan tetapi, menurut saya, istilah bucin merujuk pada orang-orang yang mencintai dengan berlebihan atau mungkin dengan ketulusan.


Mencintai dengan "berlebihan", tidak ada indikator pasti kapan seseorang dianggap berlebihan. Pun "ketulusan" juga tidak bisa diukur, hanya ia dan Tuhan yang tahu apakah ia mencintai dengan tulus atau sekedar modus.


Yang ada hanyalah penilaian orang lain yang kerap mengklaim bahwa sesuatu atau seseorang itu berlebihan. Padahal bisa jadi ia bukan sedang berlebihan melainkan bentuk sebuah ketulusan, tidak ada yang tahu pasti.


Kemunculan istilah bucin ini membuat kebanyakan orang abai dengan arti ketulusan. Tak heran ia kerap dikonotasikan negatif. Ketika seseorang berbuat sesuatu untuk kekasihnya, kerap kali mereka dianggap bucin.


Padahal tak selamanya bucin itu negatif.


Sebagai kekasih, tentu kita ingin berguna bagi kekasih kita. Kita ingin punya kontribusi pada kehidupan sang kekasih. Tentu hal ini sah-sah saja selama kitanya tulus dan tanpa pamrih. Akan tetapi, jangan sampai keinginan untuk berkontribusi pada kehidupan sang kekasih justru merugikan diri kita sendiri.


Boleh saja kita memberikan sesuatu sebagai bentuk rasa sayang, tapi jangan sampai ngutang, lho ya! Apalagi bela-belain pinjem duit ke pinjol! Hanya demi membelikan sang kekasih motor baru harus bela-belain nyicil. Ya kalau motor itu buat nge-gojek jadi bermanfaat, kalau buat ngeceng ke cewe lain? Atau bagi cowo, belum juga janur kuning melengkung namun sebagian gaji sudah ditranfer ke sang kekasih. Silahkan jadi bermanfaat untuk orang lain, tapi jangan rugikan dirimu sendiri.


Tak hanya mabuk politik yang membuat seseorang bisa kehilangan akal sehat dalam bertindak, mabuk cinta pun bisa. Oleh sebab itu, kita patut waspada jika sedang berkutat dengan perasaan yang namanya cinta itu! Ketika kita bertindak tanpa menggunakan akal sehat kita, fix bucin kita sudah menjurus negatif! So, tetap jaga akal sehat dalam segala tindakan dan ucapan, ya.


Apapun yang menyatukan kita dengan sang kekasih, kita pasti punya perbedaan dalam banyak hal. Perbedaan itu harus menjadi warna dalam hubungan, bukan jadi bibit permasalahan. Bucin pada hakikatnya adalah proses belajar memahami karakter pasanganmu. Apa yang ia mau. Apa yang ia sukai. Dan bagaimana ia selayaknya diperlakukan.


Bucin juga merupakan media untuk mengenal dirimu sendiri lebih dalam. Karena itu, jangan pernah menganggap bahwa bucin yang kita lakukan adalah sebuah prestasi. Apalagi sampai mengklaim bucinmu itu merupakan perjuangan heroik. Setelah mati-matian menyenangkan hatinya, dia makin sayang kekita. Namun saat kita lelah, sang kekasih menjauh, dan kita sakit hati. Jangan seperti itu. Ingat kita hanya sedang belajar. Namanya belajar ya pasti ada suka dan dukanya.

Belajarlah sewajarnya, jangan berlebihan. Masih ada saat implementasi hasil belajar yaitu saat menikah, pejuangan panjang seorang bucin, maka hemat tenagamu.


Bagi yang saat ini punya kekasih, semoga kuat belajarnya ya para buciners! Kalau udah nyerah angkat tanganmu ke hadirat Allah. Ingat dunia ini luas, tidak melulu soal kekasihmu yang belum terbukti ketika dalam bingkai pernikahan.


Kang Kay



Kekasih hatiku. Setelah dirimu masuk ke dalam relung hatiku, akan segera aku kunci. Lockdown. Kamu tak akan bisa keluar lagi. Juga tak akan ada yang bisa masuk lagi. Sudah aku kunci hati ini. Hanya untuk kamu kekasihku yang cantik jelita.


Aku tahu, bisa saja kamu akan tersiksa karena terjebak dalam relung hatiku. Berputar-putar, berlari-lari, namun tetap saja dalam relung hatiku. Tak bisa pergi. Lockdown. Tak ada pintu. Hanya di dalam, mengisi relung hatiku.


Untuk mengisi harimu, akan aku siapkan taman yang indah untukmu, tempat dimana kamu bisa bersantai dan menikmati bunga warna warni. Kemudian akan aku ciptakan pohon besar dan danau untukmu, tempat dimana kamu bisa berteduh dan menikmati ikan yang menari-nari. Lalu akan aku ciptakan istana ditepi danau untukmu, agar kamu nyaman terbuai mimpi indah saat malam hari. Kecantikan dirimu akan lestari dan merona bak bidadari karena aku akan merawatmu didalam relung hatiku.


Di dalam relung hatiku, kamu bisa menikmati kebebasanmu, kamu juga bisa melihat dunia luar, namun kamu tetap berada di dalam. Kamu tak bisa keluar lagi. Lockdown. Percayalah kamu tidak akan jemu karena akan aku buai hari-harimu tuk selalu menikmati keindahan hatiku sampai sang waktu menjemput.


Siapkah engkau hai pujaan hatiku untuk aku Lockdown.


Kang Jay


Untuk yang sedang menjalani isolasi diri atau kerja di rumah namun masih jomblo agar tetap menghubungi rekan atau saudara agar tidak merasa kesepian. Selain virus, kesepian juga bisa membunuh.


Ada kalanya seseorang membutuhkan waktu sendiri. Tetapi sendirian terus menerus, apalagi menjomblo berpuluh tahun ada rasa kesepian, nggak baik bagi kesehatan lho. Ya, suka atau nggak, ternyata rasa kesepian bisa membunuhmu pelan-pelan!


Ada sebuah penelitian dari Bringham Young University yang nunjukin bahwa rasa kesepian sama bahayanya dengan obesitas terhadap kesehatan. Menurut penelitian itu, kesepian bisa menurunkan kesehatan seseorang, bahkan bisa mempercepat kematian seseorang dan nurunin harapan hidupnya.


Penelitian di AS juga menemukan bahwa orang yang memiliki koneksi sosial yang buruk memiliki 50 persen peningkatan risiko kematian dini, dibandingkan yang memiliki koneksi sosial baik.


Ketika firma asuransi kesehatan Cigna melakukan survei nasional terhadap 20 ribu orang dewasa, mereka menemukan generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an dan awal 2000-an terasa paling kesepian.


Pernahkah merasa yang tinggal di kota-kota besar mengalami kesepian akut ditengah keramaian? Jika iya, dimaklumi semakin padatnya penduduk yang tinggal di perkotaan, perencanaan tata kelola kota yang buruk, sampai sedikitnya ruang hijau dan jalur pejalan kaki. Sehingga membuat orang-orang di kota besar berisiko mengalami isolasi sosial.


Kesepian, menurut penelitian Tiwari, dapat menyebabkan depresi, masalah tidur, nafsu makan terganggu, gangguan kepribadian, ketergantungan alkohol, penyakit fisik, menurunnya sistem kekebalan tubuh, kecemasan ekstrim, sampai gangguan kardiovaskular. Bahkan, kesepian mampu memicu perilaku bunuh diri seperti yang umum terjadi di Jepang.


Terkait dengan Corona, tak usahlah terlalu takut sehingga mengurung diri dalam kesepian. Corona ini boleh saya bilang flu berat yang saat ini sudah bisa diobati dengan obat Avigaan dan Kloroquin, pak Jokowi sudah punya 3rb dan sudah pesan jutaan obat Avigan, juga sudah punya tiga juta obat Kloroquin. Menurut ujicoba, obat Avigan bisa mempercepat penyembuhan jadi 3-5 hari dibanding tanpa obat 11-14 hari.


Jadi jika ada gejala batuk, panas tinggi dan sesak napas segera periksakan ke RS rujukan, ada ratusan ribu alat rapid test yang siap digunakan. Kematian yang terjadi saya perhatikan lebih karena komplikasi dengan penyakit sebelumnya, virus covid-19 menyerang paru-paru bertarung dengan antibodi kita sehingga mengalami pembengkakan, yang akan makin parah bengkaknya jika punya riwayat diabetes, atau jantung. Sehingga meninggalnya karena gagal napas karena paru-paru bengkak menyebabkan nanah diparu-paru (paru-paru basah) plus tambahan penyakit bawaan, bablas ewes -ewes deh. Contoh warga Indonesia yang meninggal hari ini di RS Singapura, radang paru-paru ditambah sakit jantung.


Sebenarnya yang lebih berbahaya malah DBD tapi nyatanya orang Indonesia santai-santai aja, tahun ini aja se indonesia yang kena DBD 26.000an dan yang meninggal hampir 200 orang. Dimana DBD lewih berat dibanding Corona karena perlu tindakan pengobatan serius bahkan tansfusi darah, tidak hanya mengandalkan antibodi, kalau tidak bisa meninggal. Namun sumber DBD lebih mudah dicegah dengan penyemprotan atau kuras genangan air. Berbeda dengan Virus Covid-19, yang bisa bertahan 3 jam diudara, 2-3 hari diplastik, kaca dan besi.


Sukurlah negative Corona:



Sebenarnya ribut-ribut hanya karena latah saja. Teman satu kantor terkena Corona awal minggu ini, sekarang dikarantina dan ketawa-ketawa di sosmed, bahkan hari ini dia menganggap dirinya sembuh, no fever, no flu, no cough. Namun tidak boleh pulang dulu, setidaknya menunggu seminggu kedepan.


Pencegahan dan penyembuhan terbaik dari kita sendiri, makan sumber vitamin dan bergizi untuk bantu antibodi tubuh, sering berjemur yah 30-60 menit dan sering minum air hangat karena virus takut panas, dan tidur cukup agar produksi antibodi baik.


Di China krisis Corona sudah lewat karena puluhan juta orang sudah imun, si virus kebingungan cari inang baru, sekarang disana restoran mall pasar dll sudah pada buka. Bahkan kasus baru di china, diberitakan bersumber atau diimport dari Indonesia, la kok bisa? hebat kan kita sudah bisa export virus Covid-19 apakah karena sudah surplus di indonesia, bahkan ada yang bilang kita lagi melakukan serangan balik ha ha. Mengapa mereka bisa kena lagi, kemungkinan karena virus Covid-19 sudah bermutasi di Indonesia, awalnya virus ini tidak cocok dengan iklim Indonesia namun pelan-pelan menyesuaikan diri, menjadi virus yang lebih kuat di udara panas dibanding china yang lebih adem. Hebatnya tubuh orang Indonesia diyakini lebih kuat dibandingkan orang China bahkan orang Eropa yang saat ini sedang bertumbangan ribuan jiwa.


Mengapa coba penduduk di China dipaksa tinggal dirumah dan terbukti efektif menyingkirkan Corona:


1. Dengan diam diri, proses penyembuhan paru-paru yang terkena virus lebih cepat, karena produksi antibodi yang melawan virus dan regenerasi sel-sel paru yang rusak terutama diperoleh saat istirahat. Jika orang suibuk beraktifitas, daya tahan tubuh lemah. Sering kita lihat di China, mendadak mati ditengah jalan saat bekerja, atau mati saat ngantri di RS, itu disebabkan gagal napas karena paru-paru peradangan parah dan paru-paru berisi nanah (pnemonia) melebihi 70% kapasitas sehingga udara cuman dapat porsi kurang dari 30%, lama-lama penuh nanah dan gagal napas bablas ewes-ewes.


2. Agar rumah sakit tidak kebanyakan terima pasien, sehingga tidak terjadi rush nasional sehingga lambat bahkan telat dalam penanganan. Yah gantian yang menghuni RS. Sebenarnya sangat wajar semua orang kena Corona kok, yah sangat-sangat wajar seperti di negeri China sana, tujuannya agar terbentuk imun alami, yah seperti Cacar atau Gondongan setidaknya sekali seumur hidup, tapi jangan juga bersamaan, memang sebagian besar bisa sembuh dengan sendirinya, namun pasti beberapa persen ada yang lemah jadi sakit atau ketakutan akut setelah dinyatakan positif sehingga membebani RS jika buanyak secara bersamaan. Padahal kata teman saya yang diruang isolasi hari ini, tuh gak di treatment khusus atau aneh-aneh kok, cuman dikasih obat kloroquin dan jika panas dikasih parasetamol, yah diinfus sih sebagai SOP standard, tapi emang makanannya enak-enak dan bergizi, buah dan sayuran pasti disediakan.


3. Agar penderita Corona tidak kelayaban, tiap warga negara perlu kena Corona agar terbentuk imun tubuh, namun tidak juga secara langsung misal dari air liur atau umbel penderita saat dia batuk atau bersin, karena dikondisi ini si virus sangat kuat. Cukuplah dari udara karena batuk penderita namun tidak secara langsung yah jarak beberapa puluh meter dan setelah beberapa menit/jam, atau dari plastik, kaca, kayu dan besi yang pernah dipegang penderita setelah beberapa jam. Virus ini lemah sehingga saat masuk ke mulut hidung mata maka si tubuh akan membentuk imunitas yang baik untuk kemudian digunakan suatu saat untuk melawan virus yang lebih kuat. Yah imun alami dari virus lemah.


Dipercaya penyebaran virus Covid-19 di Indonesia lambat karena udara panas dan terik matahari menyebabkan virus cepat mati walau sudah ada yang orang yang kena trus batuk, kebanyakan kasus menyebar karena keluarga terdekat ada yang kena. Beda dengan eropa yang dingin, sang virus keasyikan diudara.


Bagi yang menunjukkan gejala batuk, panas dan sesak napas cukup signifikan, namun jauh dari jangkauan RS rujukan atau malas, biasa kan kalau jomblo suka mager akut. Sekedar saran dari saya untuk mengkonsumsi obat Kina sang obat Malaria, ingat ini hanya sebagai alternatif saja bagi yang mager akut, konsumsi tiap 8 jam 1 tablet, tapi jangan lama-lama yah 2-3 hari saja sampai terasa enakan, obat kina juga bisa mengobati flu biasa dan menurunkan demam kok. Jika makin parah jangan mager ah, segera ke RS. Melihat pengalaman, yang meninggal karena sesak napas yang tidak sembuh-sembuh, kemungkinan paru-parunya sudah rusak, obat apapun tentu sudah tidak berguna. Jangan telat ah.


Menurut profesor Unpad, kloroquin obat malaria (yang digadang2 pak Jokowi) disebutkan memiliki struktur sama dengan quinin yang ada di Kina obat malaria juga, bedanya kloroquin obat sintetis sedang quinin alami dari pohon Kina. Hebatnya di Jawa Barat sudah membudidayakan pohon Kina sejak 70 tahun lalu, beda dengan diluar negeri yang sulit didapat. Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan pH Endosom yang mengganggu sistem kerja virus Covid-19 yaitu menahannya untuk tidak bisa masuk ke sel-sel di paru-paru kita. Makanya untuk penderita yang sudah rusak parah paru-parunya, maka tidak efektif memakai obat ini lagi. Istilahnya obat ini untuk tahap awal kena Corona.


Obat Kina:



Kalau saya beli obat Kina buatan kimia farma di apotik terdekat, satu strip isi 12 murah cuman 30rb, buat nyetok. Jika udah ada gejala diatas yah konsumsi dikit-dikit buat jaga-jaga, toh tidak ada ruginya konsumsi Kina secara proporsional karena bisa juga mengobati flu biasa dan demam, lebih baik mencegah dari pada manyun mager dirumah mendadak udah demam tinggi dan tinggal separuh napasmu eaaa, tanpa seorangpun tahu ditengah kesepianmu yang menyiksa eaaa, tentu lebih baik lagi langsung ke RS he he karena pemerintah menyediakan ratusan ribu alat rapid test dan jutaan Avigan, obat Avigan lebih ampuh.

Saya baca-baca alat rapid test di China harga dasarnya $3.5 atau 55rb semoga pemerintah menggratiskan atau jual lebih murah. Contoh kasus karena penderita telat datang ke RS di Serang, pasien masuk IGD 15.40 WIB Jumat (20/3) kemarin, PDP kemudian masuk ke ruang perawatan pukul 22.24 WIB dan meninggal dunia pukul 02.00 WIB Sabtu (21/3). Ingat juga kerusakan paru-paru bukan mainan, pun nanti sembuh dari Corona, paru-paru kita tidak bakalan bekerja maksimal lagi. Nantinya diusia tua, bengek lah, sesak napas lah.


Alat rapid test Corona:


Obat Avigan:


Obat Kloroquin:



Suatu saat di 2020, terkena Corona bukan hal yang menghebohkan yah layaknya kena Malaria saja, imaging, bisa beli alat rapid test seharga 80rb di banyak apotik layaknya test pack hamil, kemudian kedokter umum memberi resep obat Avigan satu botol 200rb, Kloroquin dua strip 2x50rb, plus antibiotik azithromycin satu strip 55rb. Obat Avigan akan menghentikan replikasi virus dengan melumpuhkan enzim yang disebut RNA Polimerase. Menurut jurnal Proceedings of Japan Academy, Ser.B, dan Physical and Biological Science, tertulis bahwa tanpa adanya enzim utuh, virus Covid-19 tidak dapat menggandakan materi genetik secara efisien dalam sel inang. Obat ini cukup ampuh. Sedang obat Kloroquin akan meningkatkan pH Endosom yang akan melindungi sel-sel paru agar sulit dimasuki virus Covid-19. Namun harus hati-hati, ini obat keras. Kemudian sembuh layaknya terkena Malaria. Sungguh hebat akal manusia, pemberian Allah yang harus kita syukuri. Setiap penyakit pasti ada obatnya.


Kita juga sedang nunggu hasil tes obat Corona yang dibuat Amerika, target 18 April keluar hasilnya, jika sukses maka bisa sebagai obat alternative ke 3, memberi banyak pilihan para dokter untuk kasih resep obat Corona.


Testimoni artis tentang keampuhan obat Kloroquin,

aktor "Lost", Daniel Kim meyakini obat anti-malaria yang disebut oleh Presiden Trump merupakan "senjata rahasia" untuk memulihkan pasien virus corona. Kim sebelumnya terkonfirmasi positif corona, lalu dia pulih beberapa hari kemudian setelah melalui perawatan menggunakan obat tersebut.


Kemudian sebuah studi teranyar yang dilakukan di Perancis, Diterbitkan di jurnal International Journal of Antimicrobial Agents, memperlihatkan gabungan kloroquin dengan antibiotik bisa mengurangi durasi infeksi virus corona. Berdasarkan studi itu juga diketahui kloroquin memang efektif, namun bakal signifikan jika digabungkan dengan antibiotik azithromycin. "Pengobatan dengan kombinasi kloroquin (200 mg x 3 per hari selama 10 hari) ditambah Azitromisin (500 mg pada hari pertama, kemudian 250 mg per hari selama 5 hari lagi), sebagai bagian dari tindakan pencegahan.", papar peneliti.


Antibiotik azithromycin:


Sstttt jangan bilang-bilang, kecuali Avigan dan alat rapid test, saya sudah punya semua obat diatas, belum ada satupun yang saya konsumsi, sekedar punya aja, jaga2. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan dan dijauhkan dari Virua Covid-19, aamiin.


Trump juga memuji gabungan dua obat ini, "Terdapat peluang besar bakal memberikan dampak nyata. Mungkin ini hadiah dari Tuhan," pujinya. Rumah sakit di AS bergegas menimbun kedua obat ini.Trump menambahkan:



Namun pesan saya, obat Kloroquin ini obat sintetis dan obat keras harus resep dokter dibanding obat Kina, jika anda bisa beli obat ini atau bisa dapat dari tenaga medis karena jutaan pil sudah didistribusikan ke seluruh RS di Indonesia, maka dalam penggunaannya harus hati-hati sekali. Pengalaman, tiga orang di Nigeria dilarikan kerumah sakit karena overdosis bahkan ada yang meninggal, dimana mengkonsumsi hanya untuk antisipasi virus Corona tanpa anjuran dokter. Bedakan juga kloroquin untuk obat dengan kloroquin untuk kuras aquarium atau kolam ikan ha ha, soalnya ada kasus keracunan parah sampai meninggal di AS karena salah pilih. Lucu sih. Lebih lucu lagi saya, mengapa serius amat yak bahas detail obat Corona, xixi maklum saya suka ngulik, analisa dan rekam di otak, kebetulan ada media disini saya bisa tulis kembali.


Kembali lagi ke awal tentang kesepian, kesepian pun juga bisa diobati, secara umun yaitu dengan aktif dalam berbagai kegiatan, membantu orang lain, tak mencari pelarian cepat seperti alkohol atau main game, menjaga komunikasi dengan keluarga, atau mengembangkan hubungan yang berkualitas bersama orang-orang yang punya minat atau ketertarikan sama.


Untuk mengusir kesepian di kota besar di antaranya ialah tinggal di kawasan pinggiran kota, berbagi tempat hunian dengan orang lain jika masih hidup sendiri, bergabung dengan komunitas, berkenalan dengan orang baru, hingga mencoba kopdar dari kenalan seperti dari AN ini.


Teknologi dapat menjadi bagian dari solusi penyelesaian masalah kesepian asalkan diiringi kontak nyata, dalam hal ini tatap muka.


Kesepian memang menyedihkan. Terlebih ketika hari-hari dihabiskan dengan menyelesaikan tenggat pekerjaan, jauh dari keluarga, teman dekat, dan hal-hal lain yang biasa dilakukan sebelum menginjakkan kaki di rimba urban. Tapi, itu bukan jadi alasan untuk terus-terusan mengeluh. Sudah saatnya segera bangkit dan mengubah kesepian jadi relasi-relasi yang bermakna.


Hasil WFH (Work from home) malam jumat:



Kadang, obat untuk mengatasi kesepian itu sederhana. Misalnya duduk santai bersama ibu kita sambil minum teh dan mengobrol soal kekhawatiran dan kegalauan kita saat ini. Meskipun setiap hari kita bertemu dengan anggota keluarga, mungkin yang kita butuhkan adalah waktu berkualitas bersama, tanpa gangguan sama sekali,


Untuk pengguna media sosial sebenarnya membuat kita malah merasa lebih kesepian. Media sosial menciptakan kesan seolah kita menjalin relasi, tetapi sebenarnya justru sebaliknya. seseorang menjadi lebih terasing satu sama lain dalam kehidupan nyata. Kontak langsung dan tatap muka jauh lebih baik dilakukan daripada kontak di media sosial karena pada dasarnya manusia butuh sentuhan fisik agar merasa terhibur dan terhubung.


Ayo saatnya bergerak untuk mengusir kesepian dengan cara seperti diatas atau dengan caramu sendiri. Jadikan hidup lebih berkualitas, sehat dan panjang umur.


Kang Jay


Walau tidak selalu, namun hubungan ini biasanya di dasari oleh pihak wanita, entah karena rumah tangganya yang sudah tidak harmonis, suaminya pemarah dan kdrt, suaminya tidak bertanggung jawab, suaminya pas-pasan atau pengangguran, atau sudah tidak mencintai suaminya lagi, dan lain sebagainya. Sehingga si istri mencoba mencari hiburan lain.


Untuk mendapat seorang kenalan di jaman online sekarang ini tentu cukup mudah bagi seorang wanita. Bagi seorang pria lajang mendapat kenalan wanita tentu saja tidak akan di sia-siakan, apalagi wanita tersebut cantik dan apalagi ditambah mapan. Berawal dari situ akhirnya mereka semakin akrab dan saling curhat.


Curhat..ya hati-hati dengan sebuah curhat. Biasanya benih cinta muncul berawal karena sering curhat. Tentu saja seorang pria akan mencoba bersifat manis, sok perhatian, sok mengayomi, merasa kasihan, dan bla bla bla,.. itu jurus alamiah pria untuk mengambil hati wanita. Karena tekanan rumah tangga yang sudah tidak harmonis inilah lalu sang istri mencurahkan uneg-uneg hatinya, namun sang istri salah memilih teman curhat yaitu seorang pria. Entahlah bagaimana awalnya namun akhirnya kedua orang tersebut saling mencintai dan menjalin hubungan spesial. Lalu apa salah seorang pria lajang mencintai dan menjalin hubungan dengan wanita yang telah bersuami?.


Bagi pria lajang yang telah terlanjur menjalin hubungan dan terlanjur mencintai seorang wanita yang telah bersuami pasti hatinya dilanda rasa gelisah dan tanda tanya besar, soalnya cinta dan hubungan yang dia jalani adalah hubungan cinta yang tidak wajar.


Dilihat dari sudut pandang mana aja mau agama mau norma mau keluarga, tentu saja hal ini salah.


Namun terkadang yang namanya orang sudah jatuh cinta pasti mereka mempuyai beribu alasan mengapa mereka tetap melakukan hubungan tersebut.


Sekarang dengan logika, sebagai seorang pria kita harus tahu mengapa kalau keluarganya tidak harmonis sang istri tidak minta cerai saja, mungkin karena alasan anaknya kah, takut nafkahnya hilang kah, atau jangan-jangan hanya cari hiburan. Kita sebagai orang luar sebenarnya tidak berhak mencampuri urusan rumah tangga seseorang.


Apa pun alasannya tentang masalah ketidakharmonisan seorang istri, entah itu suaminya apalah itulah, seharusnya itu bisa menyadarkan akang dari ketidakkonsistenan dia. Dia memilih untuk tetap bersama suaminya, tanpa minta cerai. Tapi dia berselingkuh dengan akang dan mengatakan kalau dia mencintai akang. Dan kalau seorang pria mempercayainya, saya cuma bisa bilang oh,.. betapa malangnya nasib pria tersebut. Dimana martabat dan harga diri sebagai seorang pria.


Sadarlah kang bahwa anda hanya dijadikan yang kedua, sehingga tidak bisa menuntut banyak. Hanya dijadikan pelarian disaat ada masalah atau kalau sedang bosan dengan suaminya.


Namun disaat akang sedang butuh, maka yang di dapat hanya tidak berani memulai menghubungi, entah itu Whatsapp atau Telefon. Sang wanita pasti jauh-jauh hari sudah berpesan "Kalau tidak aku hubungi, kamu jangan hubungi aku. Nanti ketahuan suami aku" sang pria cuma bisa menjawab iya, karena kalau nekat akibatnya hubungan mereka akan ketahuan. Dan hal itu yang ditakutkan.


Kalau saya bilang, akang tidak salah mencintai dia. tapi akang salah menjadi perongrong rumah tangganya. tak peduli apa pun alasannya, saya yakin akang mengharapkan kesetiaan. Tapi bagaimana akang bisa mempercayainya, kalau sekarang saja melihat bukti pengkhianatannya terhadap suaminya. Ok mungkin alasannya karena suaminya juga selingkuh, namun mengapa dia tidak menuntut cerai. Jangan mau dijadikan pelampiasan saja, akang hanya dijadikan balas dendam terhadap suaminya karena selingkuh. Apalagi jika akang dibawa-bawa didepan suaminya saat pertengkaran mereka sebagai pembalas dendam, maka akang bisa mati konyol beneran. Apes.


Sampai kapan akang ingin terus-terusan menjalin hubungan seperti itu. Ya karena alasan cinta, maka cinta itulah yang membutakan hati dan pikiran akang selama ini.


Kalau hubungan itu ketahuan, pasti terbayang resikonya apalagi ketahuan suaminya, akang bisa di tuntut, yaitu saat akang dan dia ketangkap basah misal berduaan dihotel atau dirumah akang, sesuai KUHP pasal 284 menghukum pelaku zinah dengan hukuman maksimal 9 bulan penjara. Zinah dipasal ini diartikan salah satu atau keduanya telah menikah. Resiko berikutnya jika suaminya gelap mata, bakalan di hajar bahkan di bunuh, tau sendiri bagaimana seorang pria marah.


Kalau dia menceraikan suaminyanya demi akang, bagaimana orang-orang memandang sebagai pria penghancur rumah tangga orang. apa mereka mau dekat denganmu kang? mungkin, untuk dihina. Dan akang pasti sudah memikirkan hal tersebut, akang pasti juga telah mempersiapkan pembelaan dengan dalih "biarlah orang berkata apa, yang pasti aku tidak mengusik mereka".


Ayolah kang, gapailah kebahagiaan untuk diri akang sendiri, jangan menghancurkan kebahagiaan orang lain, cuma karena keinginan akang seorang. Pikirlah dengan otak dan hati akang, jangan cuma terbawa perasaan dan nafsu.


Kalau seorang pria mencintai wanita yg telah bersuami, kalau menikah berarti poliandri. Dan kalau wanita tersebut hamil, janin dalam kandungannya anak siapa coba he he. Tidak jelas kan. Pusing, jadi tebak-tebak buah mangga. Makanya dalam Islam Haram hukumnya poliandri.


Akang seorang pria mencintai seorang wanita yang telah bersuami. Lalu maksud dan tujuan akang apa?

Mau menikahinya..poliandri dong..haram.

Atau akang ingin agar mereka cerai, jika hal ini yang akang harapkan ini sama artinya akang merendahkan diri sendiri. Akang memberikan gelar pada diri sendiri sebagai perusak rumah tangga orang.

Atau alasan akang karena sudah nyaman mendapat fasilitas mewah dari si wanita bersuami, ini juga merendahkan diri, jangan membalik kodrat, jadilah laki tulen yang giat bekerja menghasilkan kekayaan bukan numpang apalagi pada seorang wanita.


Sekarang coba akang memposisikan diri sebagai suami wanita tersebut kemudian ada laki-laki lain yang mencintai istri akang. Bagaimana perasaan akang. Walau misalnya akang jadi suami yang tidak bertanggung jawab tapi tentu akan tetap marah.


Masih banyak wanita lain yg berharap mendapatkan cinta dari akang. Mereka menunggumu. Mereka lebih layak diperjuangkan, mereka penting dan lebih penting, kayak lagunya Mawar de jongh. Ayo kang beralihlah ke wanita lain yang belum bersuami. Masih banyak wanita yang baik hati dan masih single termasuk janda, di AN banyak kok bahkan cantik-cantik dan manis-manis kayak gulali gak kalah dari Mawar de jongh yah kw supernya, tinggal dihalalin bisa dijilat sepuasnya, heh..


Kang Jay

Pages: « Previous ... 21 22 23 24 25 Next
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo