Mana Jodohku, Mengapa Kok Lama ditulis oleh Jayadiningrat


Silakan pilih salah satu, masalah mana yang selama ini membuatmu menunda atau tertunda nikah?


1. Belum ketemu jodoh

2. Belum siap finansial

3. Belum dapat izin dari orangtua

4. Ingin fokus nyelesaikann pendidikan dulu

5. Ingin fokus di karier dulu

6. Masih nyaman tinggal dengan orangtua

7. Masih ada kakak yang belum menikah

8. Punya orientasi sex berbeda

9. Aura ruwet pikiran mumet

10. Kena pelet atau guna-guna atau santet

11. Susah melupakan mantan alias gagal moveon

12. Trauma sehingga tidak percaya akan pernikahan

13. Gangguan Jiwa, masih rawat jalan

14. Gangguan Sex, sudah ke klinik Tong Fang namun belum sembuh.


Berdasarkan survey salah satu Motivator terkenal dari ribuan anggota fanspage nya, jawaban yang paling banyak dipilih oleh mereka adalah pilihan nomor 1, yakni belum ketemu jodoh.


Masalah jodoh ini selalu jadi pembahasan yang menarik. Hal ini mungkin karena kegalauan kita terkait siapa sebenarnya orang yang dicipta oleh Tuhan untuk menjadi pendamping kita kelak.


Ada banyak sekali persoalan yang membuat kita galau terkait dengan jodoh. Ada yang saling cinta, tapi keluarga tak setuju. Ada yang dijodohkan, tapi nggak saling cinta. Ada yang keluarga setuju, pasangan saling cinta tapi pas mau nikah hadir pihak ketiga yang jadi pemisah. Namun ada pula yang happy ending, yang saling cinta, keluarga setuju semua, mereka pun berhasil melangsungkan akad nikah dan membina keluarga yang bahagia.


Biasanya kita para jomblo mengkhawatirkan hal-hal seperti ini: Jangan-jangan jodohku tak sesuai dengan inginku. Jangan-jangan aku tak bisa bersama dengan orang yang selama ini kucinta. Kekhawatiran ini yang bikin hati para jomblo resah.


Apa lagi kaum wanita. Jodoh bagi mereka adalah hal yang sangat urgent. Keyakinan bahwa kaum pria punya kesempatan memilih yang jauh lebih tinggi dibanding kaum wanita menyebabkan para wanita punya kekhawatiran yang lebih. Mereka takut. jangan-jangan nggak kebagian.


"Ya Allah, Siapa Jodohku?”. Pertanyaan itu yang selalu terucap dari lisan orang yang galau dengan jodohnya kelak. Ada para gadis yang sudah mulai menua tapi kekasih yang didamba tak kunjung datang. Ada seorang jejaka yang tak juga menemukan tambatan hati sebagai ibu bagi anak-anaknya. Ada seorang yang berulang kali gagal merayakan cinta hingga depresi bahkan trauma membangun rumah tangga. Ya, ada bermacam fenomena.


Selalu percayalah bahwa seberapa pun besar rintangan yang hadir, sejauh apa pun jarak yang ada, sehebat apa pun ujian yang datang, kalau memang jodoh, pasti akan ketemu juga. Jangan terlalu risau. Tuhan lebih tahu kekasih seperti apa yang terbaik dan paling sesuai dengan kepribadianmu.


Jika kita punya masa lalu kelam, seperti trauma berkali-kali dibohongi pacar, trauma perceraian, trauma dari keluarga broken home dll. Percayalah bahwa masa depan tidak ditentukan oleh buruknya masa lalu. Kita harus lebih percaya bahwa perubahan hidupnya di masa yang akan datang justru sangat dipengaruhi oleh bagaimana kita membangun mimpi kita saat ini. Bagaimana kita berupaya keras serta menjauhkan diri dari segala penyakit yang bisa membuat hidup kita statis.


Sehingga cara terbaik untuk mengubah nasib adalah dengan mengubah tindakan kita. Einstein pernah berkata, "Melakukan hal yang sama, lalu mengharapkan hasil berbeda, itulah yang disebut sinting."


Teringat jaman saya masih muda, punya bos muda yang karirnya melesat, saya tanya resepnya apa?, dia menyarankan cara sederhana dulu yaitu lakukan merubah rute saat kekantor atau pulangnya dengan jalur berbeda-beda, sampai mentok tidak ada jalan tikus yg belum dilewati, dari situ dia bilang nantinya akan terpikir hal hal lain tentang pekerjaan di kantor dikerjakan dengan cara yang berbeda menemukan ide & alur berpikir seperti jalan tikus. Satu lagi saran lain, yaitu dari Pierre rekan perancis bilang berusahalah tidak pernah melewatkan satu haripun dikantor tanpa belajar 1 jam, belajar apapun. Saya mempraktekannya dan berhasil. La kok bahas kerjaan, tapi saya pikir dalam hal menjemput Jodoh akan mirip-mirip, putar otak pakai alur berbeda dalam ikhtiar sambil belajar untuk memperbaiki diri.


Bukan karena nasib jadi hidup begitu-begitu saja, mungkin action dan ilmu kita yang begitu-begitu saja, maka ayo berbenah.


Kang Jay


Post Sebelumnya     
     Next post
     Blog Home

Dinding Komentar

Belum ada komentar
You need to sign in to comment
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo