BLOG TULISAN Jayadiningrat



Di malam minggu ini, lagi-lagi kau bertanya-tanya, “Kapan ya, dia datang menjemputku atau bercengkerama denganku?” Dan, pemikiran-pemikiran semacam ini selalu mengkhawatirkanmu.


Adakah yang mau denganku? Tetapi, siapa? Kapan aku akan menikah? Mengapa belum ada tanda-tanda dia akan datang?.


Jika kau bisa melihat dunia ini dari ketinggian dan matamu dapat menembus dinding-dinding rumah, kau akan melihat: di sebuah rumah, di sudut kamar yang sepi, pada pukul tiga pagi, ada seseorang yang tengah mendoakanmu di atas sajadahnya, begitu khusyuk.


Dia tak tahu namamu. Kau tak tahu namanya. Kalian tak pernah bertemu. Tetapi, dia berharap dipertemukan denganmu.




Pertemukan aku dengan jodoh yang baik. Pertemukan aku dengan jodoh yang baik. Setiap malam minggu kau bertanya, bahkan setiap malam dia mendoakanmu.


Setiap malam minggu kau bertanya, bahkan setiap hari alam bekerja sama untuk mempertemukanmu dengannya.


Setiap malam minggu kau gelisah, bahkan setiap hari waktu mendekatkan pertemuanmu dengannya, di waktu yang tepat.


Lebih dari itu, sudah ada Tuhan Pencipta Alam Semesta, yang Maha Mengetahui lagi Bijaksana, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah menuliskan skenario kehidupanmu dengan sebaik-baiknya, seadil-adilnya, seindah-indahnya, dengan porsi dan waktu yang tepat.


Untukmu yang merasa sendiri. Saat kerinduan hadir di malam minggu ini, gunakan dzikir sebagai media untuk menenangkan diri. Sesungguhnya hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. Mudah-mudahan dengan itu Allah akan melapangkan dadamu, mengikis kerinduanmu, dan memberi kemudahan menemukan jodohmu dengan jalan yang tak disangka-sangka.


Untukmu yang merasa sendiri dimalam minggu ini. Jangan pernah merasa sendiri karena sesungguhnya Allah selalu bersamamu. Nikmati untuk sementara kesendirianmu. Percayalah, ketika kita menikmati kesendirian itu dengan upaya pemantasan diri, insya Allah, Allah akan mempersiapkan seseorang yang benar-benar tepat untukmu.


Jangan pernah merasa sendiri dimalam minggu ini, karena Dia selalu mengawasimu, melihat upaya dan kerja kerasmu dalam mempersiapkan diri menuju jenjang yang lebih mulia bahkan dari sekadar pacaran. Allah senantiasa melihatmu, menilai persiapan yang kau lakukan untuk menggapai masa depan yang lebih cerah.


Kau hanya perlu menunggu waktu yang tepat sampai ia datang pada jalan hidupmu. Berjiwa besarlah. Bukankah Tuhan selalu bersama orang yang sabar?




Apa lagi yang kau ragukan?


Kang Jay


... more


Saat di kantor saya pernah ditanya oleh rekan kerja saya yang sudah punya istri, "Saya bukannya mengeluh dan tidak bersyukur kang. Tapi saya rasa kurang nyaman dengan istri saya yang cerewet dan bawel. Bagaimana ya kang untuk mengatasi hal tersebut?”


Kalau ada pertanyaan seperti itu, saya suka sekali mengungkapkan tip jitu berikut. Ada 4 tip jitu dari seorang ustaz untuk menghadapi pasangan yang bawel dan cerewet: Dekati dia dengan penuh cinta. Tatap matanya dengan mesra. Pegang tangannya dengan romantis. Lalu bisikkan ke telinganya, “Lu bisa diem nggak?". Hehe... itu jawaban candaan. Jangan dianggap serius, apalagi diamalin he he.




Yang perlu kita pahami bersama bahwa manusia itu satu paket. Memiliki kelebihan dan juga disertai dengan kekurangan. Maka tentu bukan tindakan bijak jika kita menerima kelebihannya, tapi tidak menerima kekurangannya.


Apalagi terkait dengan perempuan. Bahwa perempuan itu laksana tulang rusuk. Sudah dari sananya tulang rusuk itu bengkok. Kalau dibiarkan ia akan tetap bengkok, tapi kalau kau luruskan maka dia akan patah.

Lalu diapain dong? Ya tetap biarkan ia bengkok. Tulang rusuk yang lurus dan datar, bahaya bagi paru-paru.


Semua manusia itu memiliki karakter khas yang dibawanya semenjak lahir. Jangan pernah mengubah karakter khas itu, selagi ia tidak melanggar larangan Allah.


Mendengar kalimat itu ada lantas yang bertanya, "Kalau membiarkan wanita tetap bengkok, bukankah itu berarti kita membiarkannya dalam kesalahan dan kesesatan?”
Harap dibedakan antara 'kebengkokan' dengan ‘penyakit'. Karakter khas yang terbawa sejak lahir itu kebengkokan. Sedangkan kemaksiatan, dosa, dan perbuatan buruk, itu ibarat penyakit yang menyerang sang rusuk. Itu yang harus dibasmi dan diobati.


Contoh mudahnya, kita lihat saja Aisyah yang manja dan ceria. Ada Nusaibah binti Ka'ab yang keras dan jago karate. Ada Ummu Hani' binti Abu Thalib yang sangat pemberani. Ada yang selugas Hafshah, yang tertawanya lepas, tapi tetap bisa membentak dengan keras. Ada sosok yang lembut dan keibuan sebagaimana Khadijah.


Maka, terima itu sebagaimana karakter khas. Kalau kebiasaan-kebiasaan buruk, maka bantu mereka menghilangkannya secara perlahan.


Kang Jay


"Kang, saya dari Banjarmasin, saya keturunan sunda seperti kang Jay. Saat ini usia saya sudah menginjak 33 tahun, berkali-kali gagal ta'aruf bahkan saya dua tahun kemarin menyibukkan diri dengan pekerjaan sampai akhirnya awal tahun ini daftar AN. Kegagalan ta'aruf ini sempat membuat saya trauma karena saya tipe wanita yang jika sudah menjatuhkan hati susah move-on, namun saat ini ada salah seorang teman saya semasa SMA yang keukeh nunggu saya, tapi akhlaknya tidak bagus dan tidak patuh syariat, jarang bahkan boleh dibilang tidak pernah sholat. Terakhir dia menghubungi saya via WA satu bulan yang lalu. Bagaimana menurut kang Jay?”




Jujur, saya rada berat dan rada terbebani ketika harus menjawab pertanyaan seperti ini. Saya terus terang segan dan ingin menghindar untuk menjawab pertanyaan seperti ini. Tetapi karena pertanyaan ini sudah masuk inbox dan saya harus balas, maka saya akan jawab.


Mengapa saya merasa terbebani? Karena saya khawatir jawaban saya nantinya akan melukai perasaan wanita. Tentunya karena saya belum bisa merasakan bagaimana psikologis kaum wanita yang telah memiliki kerinduan yang amat besar untuk bisa segera berumah tangga, sementara belum memiliki kesempatan mendapat pendamping yang cocok.


Saya hanya bisa berasumsi bahwa saat wanita memiliki keinginan yang sangat besar dan telah memenuhi ruang jiwanya, pada akhirnya bisa menurunkan kualitas dari yang wanita targetkan, sehingga sekecil apapun peluang yang ada asal bisa mengarahkan pada pernikahan, pada akhirnya akan diambil juga.


Mungkin ada yang memutuskan untuk menikah dengan orang yang akhlaknya belum baik lalu dengan sikap optimis berpikir:


"Ah, bukankah itu bisa menjadi media dakwah bagiku. Siapa tahu diriku yang memang diutus oleh Allah untuk menyadarkan dan mengubahnya. Siapa tahu diriku yang dijadikan oleh Allah sebagai perantara hadirnya hidayah baginya."


Saya sangat menghargai sikap optimisme semacam itu. Mungkin sudah sangat familier bagi kita kisah tentang Ummu Sulaim, salah seorang wanita yang dijanjikan surga. Ketika Abu Thalhah laki-laki kafir melamar Ummu Sulaim, maka Ummu melakukan adu argumentasi tentang keislaman yang akhirnya Abu Thalhah masuk Islam, dan keislamannya itulah mahar pernikahannya dengan Ummu Sulaim.


Hanya saja teteh harus bisa mengukur kualitas diri teteh. Saya khawatir kekuatan iman teteh jangan-jangan masih Iemah, sehingga bukannya teteh yang berperan mengubahnya, justru teteh yang malah terseret dalam keburukan akhlak.


Kedua, pertimbangan kekuatan argumentasi teteh. Keterbatasan ilmu akan berpotensi membuat jalan dakwah akan terseok di hadapan objek dakwah. Maka ukurlah diri teteh, apakah teteh sudah memiliki kesiapan dalam pengetahuan, ilmu, dan pemahaman tentang Islam.


Jika teteh sudah merasa bisa mengubah dan menyadarkannya, silahkan keyakinan itu diuji dulu dengan sholat, berdoa dan memohon untuk mendapat petunjuk dari Allah. Hal ini bisa dirasakan saat rasa yakin itu benar-benar muncul didalam hati teteh dan sulit hilang. Namun jika kemudian yang muncul adalah meragu, maka sebaiknya tunda dulu niat teteh, dan kembali dalam kesendirian.


Jadikan kesendirian ini sebagai momentum untuk meningkatkan kedekatan teteh kepada Allah. Semakin kuat kesabaran teteh, semakin tekun doa teteh untuk dipertemukan dengan kekasih halal penggenap jiwa, insya Allah semakin dekat pula pertolongan Allah ke teteh. Aamiin.


Kang Jay



Duhai wanita muslimahku. Engkau memiliki akhlak yang luar biasa indah. Tak ada sekata pun dari lisanmu yang menyakiti sesama. Tak ada sekelebat pandangan pun yang mengarah pada yang tak dihalalkan.


Engkau jaga lisanmu, hingga tak ada seucap yang didengar yang mengandung kerusakan. Tak ada seucap kata pun yang mengandung kedustaan. Engkau sangat dicintai oleh sekitarmu. Engkau mampu menjaga raga dan jiwamu dari tindakan yang tak diridha oleh Tuhanmu.


Jangankan menyakiti sesama manusia, bahkan pada binatang saja benar benar Engkau juga tak sampai menyakitinya. Jangankan pada sesama manusia, bahkan pada tanaman saja sekuat tenaga Engkau jaga agar tidak sampai merusaknya.


Duhai wanita muslimahku. Engkau memiliki semangat belajar yang sangat baik. Terutama mendalami ilmu yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah ta'ala. Bukankah ilmu itu yang memang diutamakan?.


Keilmuan yang sangat diprioritaskan oleh islam adalah keilmuan yang bersangkutan dengan perintah agama. Engkau sangat cinta belajar. Engkau sangat cinta dengan ilmu. Engkau belajar agama kepada orang yang tepat, Engkau mengkaji agama dengan giat, Engkau berkomunitas dengan komunitas religi yang hebat.


Wajar jika saat ketika berjumpa denganmu, semua yang kau kerjakan, yang kau amalkan, semua memiliki dasar kuat dalam agama. Engkau tak pernah asal-asalan dalam beramal. Karena kau tahu, semua amalan seorang muslim memiliki panduan. Dan kau tak pernah berhenti mempelajari panduan itu.


Engkau tetaplah manusia biasa yang tak luput dari dosa. Engkau tetaplah manusia yang punya potensi melakukan salah dan lupa.


Hanya saja, kebaikan dan kelebihanmu yang terlampau besar, seolah 'menelan' kesalahan-kesalahan kecil yang pernah dilakukan. Engkau tetaplah manusia yang punya peluang berbuat dosa. Tapi ibadahmu, kontribusinya, amaI-amal kebaikanmu, tobatmu, sanggup menutupi secuil keburukan yang pernah kau lakukan.


Duhai wanita muslimahku. Engkau bukanlah malaikat yang tak pernah salah. Engkau tetaplah manusia biasa yang berusaha memaksimalkan seluruh kemampuanmu untuk memberikan yang terbaik bagi orang orang di sekeIiIingmu.


Engkau memang istimewa. Engkau belajar mengasah jiwa, engkau belajar mengasah rasa, engkau belajar mengasah karsa. Engkau terus melatih jiwamu agar peka pada kebaikan.


Engkau senantiasa meluhurkan pekertimu, hingga menjadi karakter yang mendarah daging dan tak lagi mudah untuk berubah. Engkau mengasah intelektualitasmu. Engkau bekerja keras untuk memandirikan hidupmu, agar tak tergantung dengan siapa pun.


Engkau melakukan banyak hal yang bisa membuat pengaruh baikmu meluas pada sekitarmu. Engkau terus berjuang menjadikan hidupmu bermanfaat bagi sebanyak mungkin sesama. Engkau mengasah jiwa sosialmu hingga kontribusimu diterima oleh sebanyak mungkin sesama. Ya, Engkau adalah manusia biasa, yang terus-menerus berjuang untuk menjadi, atau paling tidak mendekati sempurna.


Duhai wanita muslimahku. Engkau memiliki keimanan yang kuat dalam jiwamu. Keimanan yang ditempa dengan beragam pertanyaan, dengan beragam pencarian. Dengan semangat belajarmu yang tinggi, pada akhirnya kau menemukan cahaya melalui proses dan perjalanan yang panjang. Engkau terhidayahi karena upayamu menemukan kebenaran.


Engkau tafakkuri alam yang membentang luas tiada batas. Engkau tadabburi Firman Tuhan yang merupakan mukjizat terbesar pada Rasul-Nya. Kau renungkan segala peristiwa yang terjadi di sekitarmu. Sehingga pada akhirnya, Tuhan pun mengaruniakan petunjuk kebenaran padamu.


Keyakinanmu pada kebenaran agama yang diyakini sama sekali tak diragukan. Itu yang membuatmu tak enggan untuk mengabdikan diri di jalan kebaikan. Asalkan untuk kepentingan agama, kau tak pernah ragu untuk tampil pertama.


Maukah kau kupinang duhai wanita muslimahku.....


Aku paham bahwa engkau masihlah manusia biasa, namun percayalah aku memilihmu karena aku sadar bahwa kesempurnaan seorang manusia justru terletak pada ketidaķsempurnaannya. Ketika aku kagum pada dirimu, aku selalu menyisakan ruang dalam jiwa untuk menerima kekuranganmu. Paling tidak sebagai obat jika kelak ada rasa kecewa. Percayakanlah dirimu sebagai makmumku duhai wanita muslimahku.


Kang Jay



Tiba-tiba ada yang chat ke saya, "Kang, makasih masukannya tentang dua blog manajemen sebelumnya, kalau boleh, lanjut dong kang tentang Manajemen Tubuh. Terus terang saat ini saya merasa gemuk dan sepertinya itu penghambat jodoh saya".


Baik teteh, saya akan coba bahas di blog ini dan maaf jika modelnya sementara hanya saya saja, jadi jangan bosen lagi2 tentang saya. Bingung cari model lain seperti sepupu, malah sepupu saya yang seumuran saya 2 bulan kemarin meninggal. Kan ga lucu jadi model heh.


Saya teringat 4 tahun lalu setelah mendiang istri tiada, saya terpuruk, berbulan-bulan saya menjerumuskan diri dengan makan sembarangan, banyak minum soda, menonton siaran bola sambil bermalas-malasan disofa dan bukannya berpartisipasi didalamnya ha ha ha.
Saya memiliki alasan klasik untuk tidak olahraga, seperti cidera bahu, sibuk di kantor, atau alasan "saya akan mulai olahraga minggu depan", sampai suatu hari saya terbangun dan melihat kecermin menyadari bahwa saya begitu tua dan gemuk.


Saya sebenarnya sadar, ini tidak terjadi dalam waktu semalam. Saya bukannya terbangun dan tiba-tiba berat saya 118kg. Saya akhirnya membuka mata dan sadar telah menjadi bukan diri saya sendiri. Hal ini mungkin saya biarkan pada tubuh saya, tapi tidak akan biarkan berpengaruh pada karir dan tanggung jawab saya pada anak. Lalai dan malas bukanlah cara saya menghadapi hidup. Yang terjadi saat itu, tubuh saya terabaikan, lunak dan gemuk.


Akhirnya saya berpikir tidak bisa terus hidup seperti ini, dengan berat tubuh 118kg, saya bukannya sedang hidup melainkan sedang sekarat. Mulailah saya membuat keputusan sadar untuk mengubah hidup saya. Akhirnya saya menyerah dengan pola makan saya yang terus menerus, makan, makan, dan makan lagi.


Saya mengambil keputusan untuk menantang diri memperbaiki tubuh saya dalam 12 minggu. Saya fokus untuk menyelesaikan tantangan ini. Lebih baik selesai atau orang menemukan saya mati diruang fitness yang saya buat dirumah, hehe istilah saja.


Alhamdulillah banyak perubahan yang terjadi dalam waktu singkat. Justru orang lainlah seperti anak gadis saya yang menyadarkan saya. Karena saya terlalu fokus melakukan usaha dibanding melihat hal-hal menakjubkan. Seperti anak saya bilang, "tuh celana ayah melorot", saya sendiri bahkan tidak menyadari lingkar pinggang saya berkurang banyak. Hebat.


Saya begitu semangat saat melihat otot-otot saya mulai tumbuh dan lemak menghilang. Saya merasa ketika melihat cermin seperti bertemu teman lama yang saya sukai, setelah lama tak jumpa.


Beberapa tips-tips yang saya pelajari dan saya praktekkan selama ini:


- Untuk mengubah fisik, selain aerobik kita juga harus latihan beban. Berjalan seputar kompleks lebih baik dari duduk diam, tapi latihan beban masih latihan terbaik. Karena bisa membakar lemak dan membentuk tubuh.


- Jika kita sudah berolahraga, apapun yang kita makan menjadi penting. Tanpa asupan optimal zat gizi, maka kita tidak akan mendapatkan hasil yg diinginkan. Malah beresiko mencederai diri sendiri ketika berolahraga dengan tubuh kekurangan asupan nutrisi.


- Semua usia harus latihan beban. Biasanya kita pikir anak-anak muda saja yang boleh latihan beban. Padahal pada usia tua, kita bertambah gemuk dan kehilangan massa otot, juga kehilangan kekuatan. Sehingga saat tua kita menjadi rentan, lemah, cepat lelah dan mudah mengalami ketidakmampuan fisik. Bahkan ada penelitian diusia 60-72 tahun progran latihan beban 3x seminggu meningkatkan flesibilitas dan kekuatan hingga 200%. Maka semakin tua ada baiknya tetap latihan beban.


- Jangan terlalu banyak olahraga, justru menghambat hasil yang diinginkan. Olahraga yang efektif dan efisien untuk pembakaran lemak dan merangsang otot itu hanya butuh 4,5 jam seminggu.


- Otot akan tumbuh saat kita beristirahat dan menyembuhkan diri. Saat latihan kita berusaha merusak otot, lalu tubuh memperbaikinya, perbaikan ini membutuhkan nutrisi yang tepat yang tidak didapat dari simpanan lemak, nutrisi ini seperti asam amino, vitamin, kreatin, dll. Pastikan asupan nutrisi kita bagus. Pastikan juga waktu istirahat dan relaksasi cukup agar penyembuhan otot sempurna.


- Untuk membentuk tubuh yang sehat tak berlemak, kita harus makan!!!! Mengapa? Jika tidak makan ada mekanisme perlawanan tubuh untuk menurunkan laju metabolisme ketika kelaparan, bahkan kita akan kehilangan jaringan otot. Kita merasa lelah, lemah dan cepat marah. Sistem kekebalan tubuh kita akan menderita. Kekurangan nutris ini bahkan menyebabkan proses metabolisme mengalami kegagalan. Nah tubuh akan kirim sinyal "darurat" "darurat"..."makan" "makan" akhirnya karena kita merasa bersalah jika makan besar, sasarannya kita pada kue, snack, es krim, seblak dll yang dikira kita makanan ringan padahal karena kalap akhirnya sama saja. Ini banyak terjadi pada wanita, sehingga muncul istilah ngemil karena merasa bersalah makan besar. Diet dengan mengurangi makan, lebih ke kehilangan lemak tapi yang paling mengerikan adalah kehilangan massa otot, pada akhinya saat normal makan lagi maka lemak kembali bahkan lebih berlemak karena massa otot sudah berkurang. Kita juga bisa lihat Diet model begini masih cocok untuk gadis muda karena massa otot masih banyak sehingga tubuh masih bisa semelohai, namun pada wanita yang usia maka Diet ini berbahaya bagi penampilan karena lemak yang biasa tersimpan di misal pinggul pantat tergerus untuk memenuhi kekurangan metabolisme diseluruh tubuh sehingga sering kita liat wanita menjadi kurus segalanya pinggul kecil pantat tepos payudara kecil dll sehingga boro-boro semelohai tapi malah rata bak pohon, ini tentu tidak diharapkan. Jadi makan itu penting, namun berolahragalah agar lemak dibakar dan massa otot ditambah, lebih awet kurus dan semelohainya jika tujuannya untuk jangka panjang.


- Makan enam porsi bergizi setiap hari merupakan cara terbaik. Dulu nenek moyang kita makan lebih sering dan tidak asal-asalan, tapi gak tau mitos dari mana kita sekarang makan 3x sehari. Mengapa? Dengan sering makan porsi yang tepat, akan menjaga sinyal makan tubuh kita akan merasa terus kenyang bukan merasa kelaparan, sehingga tidak menurunkan aktifitas metabolisme untuk membakar lemak. Tubuh akan terus membakar lemak. Selain itu dengan makan teratur enam porsi yang bergizi dalam jumlah kecil, maka makanan tsb akan lebih efisien diserap dan diproses oleh tubuh. Intinya sering makan dalam porsi kecil bisa menciptakan lingkungan metabolik yang mendukung penurunan lemak dan penambahan otot sehat.


- Studi menunjukkan kita masih benar-benar membutuhkan asupan suplemen.


- Tubuh kita membutuhkan lebih banyak air daripada yang sanggup dikatakan tubuh kepada kita saat haus. Otot sehat mengandung 70% air. Air penting terutana untuk mengirim zat gizi dll. Minum air juga dapat mengontrol dorongan makan kita. Jika kita merasa porsi makanan yang kita santap tidak cukup, minumlah segelas air sebelum gigitan pertama, lalu minum air segelas lagi bersamaan dengan makanan kita, jadi total 2 gelas air. Minumlah saat makan dan diantara waktu makan semakin banyak semakin bagus, tentu tubuh kita tau kira-kira kapan terlalu banyak air.


Terkait dengan latihan selama 12 minggu yang saya jalani, saya selalu selang seling, misal seperti ini:


1. Senin : Latihan tubuh bagian atas, sekitar 1 jam.

2. Selasa : Aerobik 30 menit.

3. Rabu : Latihan tubuh bagian bawah, 1 jam.

4. Kamis : Aerobik 30 menit

5. Jumat : Latihan tubuh bagian atas, 1 jam

6. Sabtu : Aerobik 30 menit

7. Minggu : Libur


Untuk latihan tubuh bagian atas: Dada, Bahu, Punggung, Trisep, Bisep. Tiap bagian 4x intensitas sedang dan 2x high point (beban berat). Total 6x intensitas dengan 12,10,8,6,12,12x pengulangan.


Untuk latihan tubuh bagian bawah: Paha Depan, Paha Belakang, Betis, Perut. Tiap bagian 4x intensitas sedang dan 2x high point (beban berat). Total 6x intensitas dengan 12,10,8,6,12,12x pengulangan.


Terus berulang sampai minggu ke 12. Untuk latihan diatas selalu saya tambahkan beban setiap minggu, misal treadmill yang makin berat, atau latihan tubuh maka barbel akan saya tambah. Jadi makin lama makin berat sampai maksimal saya tidak bisa angkat atau dorong. High point ini penting untuk merusak otot dan membentuknya kembali saat istirahat, sehingga masaa otot kita makin besar dan lemak luntur.


Saya lebih suka melakukan exercise dipagi hari, sekitar jam 06.00 sehabis subuhan dan melakukan beberapa aktifitas kecil, sebelum memulai exercise minum dua gelas air putih dulu. Kalau exercise malam saya takut, soalnya enam teman saya meninggal karena olahraga malam, temasuk artis2 pria yang meninggal abis olga seperti aji masaid, suami bcl dll. Padahal usianya 40an seperti saya.


Untuk aerobik saya selang seling antara treadmill dan sepeda statis, jika tidak punya bisa dengan lari ditempat atau lompat tali, atau juga bisa dengan lari atau sepedaan keliling kompleks jadi selain olahraga juga refreshing.


Untuk latihan tubuh dengan beban saya pake alat paket exercise, namun jika tidak punya bisa dengan kombinasi barbel dan bangku panjang cukup kok, banyak tutorial di youtube dengan dua alat sederhana ini. Jika beli barbel mahal, bisa bikin dari semen dan kayu. Pokoknya gak harus mahal, apalagi sampai menunda demi punya uang untuk ikut di fitness center 500rb/bln.


Saya balik ke awal, setelah dua belas minggu, saya berhasil menurunkan berat badan saya sebanyak 25kg jadi 93kg dan memiliki massa otot yang baik. (Alhamdulillah sampai sekarang stabil dikisaran 90an ini). Saat itu, saya merasa memiliki kekuatan dan energi lebih banyak daripada yang pernah saya miliki sepanjang hidup. Dan lebih baik lagi, saya mendapatkan kembali diri saya sebenarnya.


Saya tahu kebiasaan jelek selalu menanti kita selamanya, susah pergi, menunggu kesempatan lengah kita saat kita berhenti menyiapkan tujuan masa depan atau kembali ke masa lalu. Pria usia 45th ini harus kuat godaan, begitu juga anda jika sudah sukses melewati tantangan 12 minggu. Kuat kuat kuat.


Ayo siapapun pasti bisa. Jangan menunggu sampai kita mendapat serangan jantung baru berpikir "oh saya harus berubah". Karena kita bertanggung jawab pada tubuh kita sendiri.


Semoga dengan tubuh yang sehat dan kuat, maka kita jadi punya energi lebih untuk giat dan semangat berikhtiar mendapatkan calon jodoh, dan kita bisa berharap tubuh ini akan terlihat lebih menarik yaitu kekar (pria) atau semelohai (wanita) yang bisa merangsang ealah menarik (maksud saya) calon jodoh kita setelah berkenalan hehe. Kita pasti bisa.


Ayo raih kekuatan fisik dan mental. Caio...........


Kang Jay


Tolong dijaga sedekah subuh!


Kang, mengapa sedekah subuh?

Pertama, karena waktu subuh ada doa para malaikat yang mendoakan orang yang bersedekah, " Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang berinfak atau bersedekah dengan yang lebih besar!".

Kedua, doa Rasulullah yang mendoakan ibadah kita diwaktu subuh. Diantaranya adalah sedekah.


Jadi masing-masing kita harus memiliki kotak amal, yah boleh kita namakan Tabungan Subuh. Jika sudah banyak bisa kita setorkan ke badan amil zakat, masjid, panti asuhan, atau langsung ke orang yang benar-benar membutuhkan.




Biasakan pula anak-anak kita dilatih juga walaupun dia masih bayi, kita buatkan tabungan subuh khusus atas nama anak kita. Tentu kita ayah atau ibunya yang mengisinya disaat waktu subuh. Sehingga saat nanti sudah besar atau bahkan sudah baligh, biar mereka yang mengisi sendiri menyisihkan dari uang jajannya. Selain melatih anak juga semoga mereka jadi anak sholeh-sholehah.


Sedekah subuh sungguh-sungguh sangat dahsyat!
Apapun masalah kita, baik utang, jodoh, rumah tangga, pekerjaan, anak, dan masalah lainnya insya Allah teratasi. Cobalah sedekah subuh, sungguh ini luar biasa.


Selama saya sampaikan sedekah subuh ini kepada orang lain baik saudara teman dll, sungguh subhanallah, hampir 80 - 90% dari mereka ketika menghubungi saya atau ketemu saya, alhamdulillah masalahnya sudah selesai. TUNTAS!!! Ini kehebatan dan keberkahan sedekah subuh!. Tentunya dengan ijin Allah.


Selain saat punya masalah, tabungan sedekah ini juga bisa kita manfaatkan setelah kita berbuat dosa. Nah kalau ini bukan hanya saat waktu subuh saja, tapi kapan saja saat kita berbuat dosa bisa langsung diisi sedekah. Atau baru niat saja mau berbuat dosa, bisa diisi juga heh.


Nah ini akan melatih kita. Tabungan kita akan makin banyak karena sering dosa heh. Tak usah banyak-banyak misal Rp 5000 untuk satu dosa.


Ketika mencaci maki atau ghibah seseorang, isi tabungan sedekah.

Ketika chat di grup nyinyirin atau comment jahat ke temen, isi tabungan sedekah.

Ngomong kotor atau ngumpat saat liat story IG atau FB temen/artis, isi tabungan sedekah.

Berkata kasar pada saudara, suami, istri, atau anak misal "bodoh" dll, isi tabungan sedekah.

Apalagi berkata kasar pada orang tua, wah isi tabungan sedekahnya harus berlipat-lipat Rp 100rb ya no nego heh.


Nanti kita akan tahu sendiri bahwa ternyata banyak sekali dosa kita. Terutama dosa mulut dan jari jemari kita yang lemes bermain comment atau chit-chat syantik.


Bagus juga diterapkan pada anak, walau dia usia balita. Saat misal dia berkata kasar, kita isi tabungan sedekah. "Kenapa ayah isi uang ke situ?", "Karena adek tadi bilang apa ayo, jadi ayah isi ini buat Allah". " Maaf ya yah, adek salah". Dengan keluguannya mulai belajar. Duh jadi pingin main dengan cucu.

Tapi sebaiknya jangan keras pada anak, seperti Rasullah lemah lembut didik anak. Karena lemah lembut adalah kunci keberhasilan pendidikan pada anak.


Banyak hikmah tabungan sedekah ini sebenarnya:

Pertama, terutama untuk sedekah subuh yaitu terselesaikan masalah kita tentunya dengan ijin Allah.


Hikmah kedua, dengan menjaga sedekah akan menjamin ampunan dosa. Bahkan terjamin husnul khatimah. Terjamin dari kematian buruk bahkan jauh dari kematian mendadak. Musim kan sekarang orang mati mendadak, nonton tv koit eh meninggal, lagi batuk meninggal, duduk jongkok meninggal, nyruput kopi meninggal eh ada gak ya. Ya sukur-sukur pas baca Al Qur'an, lagi sholat, lagi zoom majelis taklim, atau ibadah lainnya trus meninggal.


Hikmah ketiga, mendidik diri agar terlatih menahan hawa nafsu, dalam hati mikir "Kalau berbuat dosa lagi, kena denda Rp 5000 lho!". Kebayang sehari 10x berbuat dosa, 50.000, se-uang rokok bagi perokok berat, ga banyak sih. La kok ga banyak? Ya udah naikkan jadi Rp 20.000 heh, heeh ah. Kenapa 'heh' terus, kalau bahas serius ga boleh cekikikan.


Hikmat keempat, seakan kita sedang Tawassul, agar kita tidak terjerumus pada dosa itu lagi dan semoga Allah jauhkan dari dosa itu lagi.


Ya mungkin dari kita ada yang menganggap ibadah ini remeh temeh, kurang greget, kurang nendang, kurang pol, gak gue banget, ga gaul, ga online, ibadah anak kecil ngisi celengan. Dibanding semalaman sholat sunnah, puasa daud, tiap adzan lima waktu kemasjid pake jubah putih jenggot panjang jidad item pake sorban wangi2an bawa sajadah tasbeh siwak, atau sedekah besar seperti turut bangun masjid dengan sedekah puluhan juta.


Tapi kita tidak tahu amal sholeh mana yang yang menjamin husnul khatimah dan masuk surga. Bisa jadi amal sholeh yang remeh, yang kecil, ringan tapi nilainya sangat luar biasa disisi Allah. Sehingga melalui amal itu kita terjamin masuk surga dan terjamin husnul khatimah. Tentunya ibadah wajib ya tetap wajib ya, tauhid sholat puasa zakat, gak cuman ingin enak dan ringannya saja, khas orang Indonesia banget deh, heh.


Semoga kita dimudahkan menjadi manusia sholeh dan sholehah. Aamiin.


Kang Jay


Sedikit ketik-ketik request dari neng Fit.


Bagi keluarga muda uang adalah hal sensitif untuk dibicarakan, ego seperti saat single belum sepenuhnya hilang. Sehingga perlu ada komunikasi. Kita dan pasangan kita bisa duduk berdua sambil menyeruput kopi atau teh dan berbincang-bincang masalah keuangan saat ini dan masa depan.


Keluarga muda ini bukan berarti muda dalam usia, namun muda dari kapan pernikahannya. Walau misal saya menikah lagi, maka itu juga keluarga muda, apalagi mulai dari nol banget. Itu parah sih jika mulai dari nol untuk seumuran saya, selama 20 tahun kemana aja, tidur@#$%& what the f@#$%^. Tapi tenang walau mulai dari nol, ingat ada pepatah bilang life begin at forty ha ha ha.


Kadang keseganan untuk membicarakan keuangan bisa jadi bom waktu dimasa depan. Lebih baik saat masih baru menikah buatlah kesepakatan awal tentang pentingnya perencanaan keuangan. Tentukan siapa bendahara yang bertugas mengelola keuangan, yang bertanggung jawab membayar tagihan listrik, telepon, cicilan dan lainnya. Tentukan juga uang siapa atau uang darimana yang akan digunakan untuk apa.


Biaya yang cukup besar yang umumnya dihadapi keluarga muda misalnya persiapan DP untuk KPR, biaya persalinan, biaya anak masuk playgroup, kredit motor/mobil, biaya liburan, dan lain sebagainya.


Pastikan setelah 1 tahun menikah ada dana darurat untuk antisipasi hal-hal yang tidak terduga. Untuk keluarga muda, sediakan dana darurat setelah tahun pertama minimal 2 kali pengeluaran rutin bulanan termasuk cicilan apapun. Ditahun kedua minimal 4x, dan ditahun kelima dan seterusnya minimal 6x. Kalau saya lebih suka bentuknya emas batangan dan disimpan di brangkas rumah, pertimbangannya lebih tahan terhadap inflasi bahkan nilainya selalu naik. Kita harus konsisten, pakailah dana darurat untuk hal tak terduga, seperti jika terkena PHK, biaya pengobatan karena kecelakaan, atau terjadi musibah yang menyebabkan tidak bisa bekerja. Contoh dimasa Covid ini, sangat lumayan kan bisa bertahan dalam 6 bulan sambil rebahan karena nasib misal kena PHK atau usaha sulit.


Sebenarnya ada pengaman lainnya yaitu memiliki Asuransi. Namun pengalaman saya ikut Asuransi itu mubazir jika kantor juga mengcover Asuransi, bahkan 20th saya ikut asuransi plus embel-embel investasi namun yang didapat tidak seberapa. Berpuluh tahun cuman dapat beberapa puluh juta jika dicairkan, padahal dulu promosinya ratusan juta. Bahkan asuransi kesehatan dari kantor yang lebih sering saya gunakan. Apalagi sekarang ada BPJS Kesehatan yang wajib di ikuti, sehingga jika sudah ada Asuransi BPJS dan dari kantor maka saya sangat sarankan jangan tergiur ikut Asuransi lain dengan embel-embel investasi miliaran. Bikin sakit hati @#$%&* ha ha. Itu fakta, gara-gara dulu agen asuransinya neng geulis dan imut pisan euy.


Setelah lima tahun pernikahan, biasanya sudah mulai stabil tuh. Mungkin sudah punya anak, sudah mulai mencicil KPR bahkan mencicil Mobil. Gaji juga sudah naik sehingga sebelumnya cicilan 35% gaji sudah menjadi 20%. Saatnya mulai memikirkan investasi masa depan. Saat ini banyak instrumen investasi yang memberi keuntungan lebih dari inflasi. Seperti deposito, reksadana, saham, obligasi, hingga emas.


Kalau saya sebagai orang old, suka pusing jika harus mikir tentang saham, reksadana, obligasi apalagi trading online jadi saya tidak pernah mencoba itu semua. Deposito sudah saya coba tapi paling lemah terhadap inflasi, cuman setara saja. Nah pilihan terampuh yang selalu saya buktikan tangguh berpuluh tahun adalah investasi Emas. Jadi jika punya uang lebih (istri) buru-buru beli emas di Butik Antam, jika sudah kekumpul misal 100 gram maka akan disimpan dideposit box di Pegadaian. Ingat!!! Emas baru berkilau setelah disimpan minimal 2 tahun, sebelum itu jangan dijual. Kasih target untuk anda investasi, percaya tidak percaya alias ajaib alias aneh ada aja uang datang untuk di investasikan, si Emas seperti bisa manggil temannya Emas lain lagi dan lagi. Bingung aing. Oiya, Butik Antam tersebar dimana-mana, eh kalau di Jakarta area sih he he.


Kemudian setelah beberapa ratus gram, misal setelah 5 tahun, maka akan saya cairkan dan saya belikan rumah untuk dikontrakkan. Jadi dari investasi Emas jadi investasi Rumah. Tekun aja nabung emas, saya (eh istri) dulu menabung dari 2 gram, kemudian 5 gram. Saya pandang-pandang itu emas ditaruh dibawah bantal agar berbuah, kemudian paginya saya ambil dan pandang-pandang lagi, ee tidak terasa kekumpul ratusan gram. Mulai takut disimpen dimana, awalnya saya simpan dibrangkas dan ditempatkan di bawah atap rumah ha ha. Tapi kemudian saya memilih Pegadaian walau ada uang sewa deposit, tapi masih seimbang dengan kenaikan harga emas.


Oiya ada tips dari pengalaman hidup, saya tidak menyarankan gonta-ganti mobil. Itu pemborosan banget nget. Memang terlihat prestasi jika pulang kampung bawa mobil bagus, namun percayalah mending ngakali sewa mobil mewah ha ha, itu benar-benar saya lakukan dan berlangsung berpuluh tahun ha ha. Sampai istri dulu suka pilih sendiri tahun depan mudik pakai mobil apa ha ha. Sedangkan di rumah, punya sih mobil sekelas Kijang tapi itu-itu saja yang dipakai berpuluh tahun, nyicil mobil dari gress jadi tau sejarah perawatannya, itu mobil tidak pernah rewel dan tangguh kemana-mana, walau rada boros sih. Mengapa kagak gonta ganti, karena tau rasanya nyesek nyicil misal mobil 100jt dicicil dengan bunga jadi 160jt, udah gitu pas masa itu sempet kena phk pula jadi makin nyesek nyicilnya. Kapok nyicil. Tapi saya masih suka nyicil motor sih ha ha, praktis dan simpel soalnya tinggal gesek visa 2jt trus tanda tangan gak jelas ee sehari kemudian motor dianter, ee gak kerasa 2th motor lunas. Mikir lagi deh nyicil motor apa, asyik uhuy, padahal itu motor sebelumnya dua tahun kilometer dibawah 500 saking cuman jadi pajangan. Yah itulah sifat orang yang susah direm, yaitu konsumtif, puas dari beli barang padahal dipakai juga kagak. Jadi inget artis-artis beli tas branded puluhan dengan harga fantastis, terus pakenya kapan, kalau dari jauh sih mirip tas beli di mangdu.


Teman kantor saya yang selevel ada yang uangnya seakan dihamburkan hanya untuk sebuah mobil, saya inget sekali dulu mobil yang dia beli starlet dari hasil uang pensiun kena phk, setelah kerja kemudian kredit yaris 4jt perbln, jual lagi kredit kijang 5,5jt perbln, jual lagi kredit pajero sport 10jt perbln, sekarang jual lagi kredit crv turbo 12jt perbln dan istrinya kredit jazz rs 5jt perbln. Tapi rumah cuman satu, dan satu-satunya. Ya tiap orang beda-beda sih, kepuasan dia mungkin di mobil. Toh harta juga tidak dibawa mati. Tapi ini kan lagi bahas keuangan, bukan bahas cara ngumpulin pahala bekal akherat, nanti dibahas blog beda tentang tujuan akhir hidup menuju surga ya neng.


Lanjut, bagi yang suka bisnis mungkin bisa diputar tabungan atau investasi tersebut. Namun saya tidak terlalu suka bisnis, soalnya gampang kasihan dan mudah ditipu. Intinya sih masih fokus jadi pegawai dan pengajar. Saking gampang ditipu, sampai-sampai istri saya dulu bilang kesaya, "Bang klo abang gak nikah ama aye nih ye bang, abang bakal miskin kaga punye ape-ape". Emang sih yang suka beli emas bukan saya tapi istri hwahaha. Hemat mat mat bin kopet pet pet. Tapi hasilnya fantastis, yah bagi saya yang cuman buruh biasa dengan penghasilan biasa, bukan direktur, pengusaha apalagi sultan. Saya sering terngiang2 kata-kata istri kalau ngatain saudara2nya dibelakang, "orang kalau mau kaye ye nabung, gaji berapepun besarnye kalau kaga nabung ye miskin aje terus, miskin kok dipiara, mending piara kambing trus bunting bisa dijual anaknye". Ngablak dah, mangapppp.


Untuk semacam bisnis kecil2an yang dijalani, saya paling jual beli rumah, yah rumah yang saya beli dan sudah direnovasi jika harganya makin bagus maka saya jual untuk kemudian beli rumah ditempat lain dan jika bagus juga maka saya jual lagi. Begitu seterusnya. Bisnis kontrakan kalau saya rasa tidak seberapa menjanjikan, yah cuman buat bulanan, namun sayapun punya rumah sekedar untuk investasi masa depan untuk anak cucu, atau suatu saat diusia tua butuh uang untuk biaya hidup kan tinggal jual salah satu rumah kemudian simpan dalam bentuk emas yang dijual tiap bulan misal 10 gram bisa lah buat 10 tahun, kemudian 10th kedepannya begitu lagi, maklum bukan ASN yang punya pensiunan bulanan. Tapi nanti habis dong rumahnya? Ya kan emang investasi itu untuk jaring pengaman hari tua. Ya udah bukan 10 gram tapi 5 gram buat sebulan, hemat saat pensiun. Akhir-akhir ini ada Asuransi menawarkan ke saya program pensiun, tapi saya tolak mentah-mentah, kapok.


Begitu sekelumit nasehat ya neng Fit dari orang tua ini yang sudah pernah menjalani rumah tangga selama hampir 20 tahun, yang pernah jatuh bangun seperti kena PHK namun selalu berusaha bangkit lagi. Bukan sombong, karena saya juga cuman buruh biasa saja dikelas menengah, namun saya sekedar menceritakan pengalaman tentang manajemen keuangan keluarga yang pernah saya jalani, barangkali menginspirasi. Jika pun tidak sekedar bacaan sambil makan kwaci.


Ingat nasehat utama manajemen keuangan keluarga dari om: selalu punya tabungan 6x gaji MINIMAL, kalau kagak kelar idup kita he he.


Kang Jay





"Woi Kang, kami disini lagi pusing mikirin cari pasangan halal, bukan pusing mikirin rumah tangga". Ha ha ayolah ditengah kesibukan mencari pasangan disambi mempelajari bagaimana memanage keluarga kita dimasa depan menjadi baik.


Walau berkesan sederhana namun management rumah tangga ada baiknya dipelajari juga.


Memang model suami-istri sama sama bekerja ini bukan model yang umum ditemui dalam cerita dongeng, seperti cinderella dengan sang pangeran, sehingga tidak mudah mencari model panutan. Panduan keilmuan untuk model ini pun belum banyak bahkan juarang. Walau kenyataannya buanyak terjadi.


Bahkan banyak pria yang sebelumnya saklek bilang ke wanita ta'arufnya, "Saya ingin istri seorang ibu rumah tangga". Titik tidak pake koma. Si wanita karena sudah suka dan kagum, mengiyakan sambil ngomong dalam hati, "Yah gimana entar aja, cari cowok model 'dapuran' ginian yang baik dan mapan itu susah, bodo amat", ha ha ha. Ee setelah berjalannya waktu ternyata benar dibenak sang wanita tentang "gimana entar", akhirnya si pria menyadari bahwa istri bekerja ada baiknya juga. What next setelah dapat lampu hijau?.


Memang kalau saya, dulu, menerapkan model konvensional suami bekerja istri ibu rumah tangga. Karena istri memang tidak suka bekerja diluar. Namun saat ini saat saya jomblo mulai memikirkan model suami-istri bekerja, dengan simulasi jika saya mendapatkan istri bekerja atau istri yang ingin bekerja setelah nikah. Walau terdengar aneh, istri ingin bekerja setelah nikah, tapi kan bisa saja terjadi ha ha ha.


Lalu pemikiran berikutnya, untuk suami-istri bekerja apakah bisa urusan keluarga dan pekerjaan dibalance?.


Saat ini semakin banyak suami istri sama-sama bekerja. Sebabnya bisa macam-macam. Seperti: si istri sudah terlanjur bekerja sejak sebelum menikah, terlanjur punya karir bagus di tempat kerja. Atau dari keluarga yang sangat concern dengan pendidikan sehingga saat dewasa, dia terinspirasi perempuan-perempuan yang berkiprah di wilayah publik seperti Sri Mulyani, Marie Elka Pangestu, dll.


Sementara, si suami biasanya memberi ijin istrinya untuk bekerja, karena: memahami harapan tinggi orang tua istri yang menyekolahkan anaknya sampai tingkat tinggi, memahami bahwa istrinya punya potensi untuk berkembang dalam karir, memahami istrinya ingin independen secara finansial, atau untuk menghindari kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi di kemudian hari misal suami meninggal atau kena PHK.


Jadi, istri bekerja itu bukan semata-mata masalah aktualisasi, gengsi atau sekedar masalah finansial. Barangkali ada cerita panjang di balik itu semua.


Meski suami-istri sama-sama bekerja, seringkali tipe manajemen yang diterapkan masih tipe manajemen model istri di rumah-bapak bekerja, di mana suami berharap mendapat pelayanan seperti suami yang lain yang istrinya IRT. Suami memfokuskan diri mencari nafkah dan menyerahkan sepenuhnya urusan rumah tangga pada istrinya. Si istri pasrah saja dengan keputusan suami, karena memang biasanya keluarga lain juga begitu.


Namun karena si istri bekerja, tidak banyak waktu yang dia miliki untuk mengurus pekerjaan rumah yang seabrek itu; mulai urusan baju kotor, masak, bersih-bersih, halaman, sepeda rusak, rekening listrik, acara arisan RT, antar jemput anak, dsb. Akhirnya istri membutuhkan “perpanjangan tangan”, yaitu pembantu atau orangtuanya.


Jika menilik soal mempunyai anak, dengan kemajuan teknologi sekarang ini, tidak perlu lagi seorang ibu yang melahirkan untuk istirahat berlama-lama. Luka Operasi Caesar bisa kering dalam hitungan hari. Tak jarang seorang ibu sudah bisa bekerja seminggu setelah melahirkan. Namun bagaimana dengan mengasuh anak?.


Mencari pembantu yang pintar, cekatan, jujur, tanggung jawab dan bisa dipercaya tidaklah mudah. Kalaupun ada yang seperti itu, dia akan berpikir 100x untuk jadi pembantu. Akhirnya yang jadi pembantu itu biasanya yang sulit diterima kerja di mana-mana.


Alternatif lain yaitu orangtua istri/suami yang turun membantu. Namun bagaimana pun juga, gaya didik antar generasi bisa jadi berbeda. Belum lagi sindrom nenek/kakek terlalu sayang atau tidak tegaan sehingga cenderung memanjakan cucu. Bantuan ini adalah bantuan luar biasa yang harus dihargai, kasihan sebenarnya, bahkan saya pernah dengar ceramah dengan KH Anwar Zahid, beliau selalu mewanti-wanti jamaatnya untuk balikin cucumu ke orang tuanya, itu tanggung jawab mereka, kakek neneknya saatnya istirahat.


Kalau kedua alternative diatas susah atau kasihan, maka terpaksa pasrah bawa ke lembaga profesional seperti child care atau tempat penitipan anak. Kelebihan di lembaga seperti ini yaitu komplain bisa diterima, karena memang ada biaya yang dibayar untuk harapan pelayanan yang profesional. Coba bayangkan jika complain ke orang tua yang tentu segan, atau complain ke pembantu dengan kapasitas kemampuannya yang terbatas.


Kerepotan urusan rumah tangga ini menyebabkan waktu istri untuk bekerja berkurang secara signifikan dibanding saat sebelum menikah atau sebelum punya anak. Jika sebelumnya si istri bisa bekerja sepuas hati dan sebebas merpati, kini waktunya menjadi terbatasi waktu untuk keluarga. Istri tak lagi bisa kerja lembur. Banyak kesempatan yang lewat di depan mata, tidak bisa diraih karena keterbatasan waktu. Kualitas kerja jadi terasa kurang maksimal. Kondisi ini semakin menyulut stress saat menyadari rekan kerja yang lain melesat jauh lebih cepat.


Situasi seperti ini bisa menyebabkan istri pekerja mudah uring-uringan. Biasanya tergelitik untuk menyalahkan suami bahkab anak. Bahkan bukannya kebahagiaan rumah tangga yang didapat, namun percekcokan2 antara suami istri yang sama sama merasa bekerja. Ini semua karena manajemen yang amburadul, istri seakan merasa semua pekerjaan rumah di dia. Bahkan jika tidak dimanage maka bisa terjadi perceraian, karena istri merasa toh tidak ada suami juga semua bisa dihandle sendiri baik mencari nafkah maupun mengurus rumah.


Saya jadi ingat, adik perempuan saya yang pekerja keras, suatu saat ketika emosinya di puncak karena stres dengan semua kesibukan, menyuruh suaminya pergi membawa sekalian anak-anak dari rumah, tentu efek stres akut ini tidak diharapkan.


Memang jika terjadi ketidak-seimbangan dalam keluarga seperti ini, saran yang paling sering muncul adalah himbauan pada Istri untuk keluar dari pekerjaannya dan berkonsentrasi mengurus rumah tangga. Bahkan ada yang menyarankan: “Jangan pernah berusaha menyeimbangkan urusan rumah tangga dan karir. Karena itu tidak mungkin. Pilih salah satu.”


Herannya, tidak banyak yang menyarankan agar Suami lebih banyak meluangkan waktu untuk turun membantu membereskan masalah rumah tangga. Konsep suami adalah ‘pemimpin’ istri rawan disalah tafsirkan sebagai suami bebas mengatur istri semaunya, tanpa perlu mendengarkan pendapat istri dan berempati terhadap keadaannya. Pemimpin yang baik seharusnya pemimpin yang bisa berempati, dan tidak hanya menggunakan dalil agama sebagai tameng egoisme.


Pada model istri-suami bekerja ini, baik suami atau istri seharusnya paham betul akan keterbatasan masing-masing. Suami memahami bahwa istrinya bekerja, sehingga waktu untuk keluarga terbatas, maka tidak seharusnya menerapkan standar pelayanan ibu rumah tangga pada istrinya. Sebaliknya, suami perlu membantu istri mengurus pekerjaan rumah tangga. Sayangnya dimasyarakat kita, masih banyak yang berkomentar “iba” saat ada suami yang memasak, mencuci baju, atau memandikan anak. Biasanya yang berkomentar iba ini ibu si suami, saudara si suami, teman si suami, atau rekan kerja suami. Komentar iba pada situasi ini rawan menjadi komentar yang kurang semestinya, karena bisa jadi si istri juga tak kalah capeknya.


Adalah hal yang sangat rasional jika tugas-tugas kerumahtanggaan perlu didiskusikan dan didistribusikan. Ritual pagi suami untuk “sruput kopi plus baca koran pagi-pagi” boleh-boleh saja dilakukan jika tugas pagi sudah ditunaikan, dan istri sudah memastikan tidak ada lagi yang perlu dibantu. Sungguh kurang adil jika di satu sisi si istri multi tasking; kerepotan masak, memandikan anak, menyuapi anak, menyiapkan bekal ke kantor dan sekolah… sementara si suami enjoy ngopi-ngopi sambil baca koran yah peaceful life he he… Walau mungkin tidak salah-salah banget suami, tapi berempatilah sedikit.


Saran saya, tugas kerumahtanggaan suami ini sebaiknya MENGIKAT. Bukan tugas yang boleh dikerjakan boleh tidak, tergantung kelonggaran waktu dan mood. Karena kalau demikian, beban pikiran akan pekerjaan itu tetap ada di pundak istri. Padahal meski belum dikerjakan, jika ada kepastian bahwa istri tidak perlu mengerjakan tugas A,B,C,… karena tugas itu akan dikerjakan suami, hal itu sudah sangat mengurangi beban stress sang istri. Semisal mencuci dan menjemur baju dikerjakan suami, namun men-setrika dikerjakan istri. Artinya jika suami tidak mencuci maka baju tetap teronggok kotor menumpuk, bukan berarti istri mengambil alih perkerjaan itu.


Konsep ini sebenarnya bisa juga diterapkan ke anak yang sudah remaja, saya inget ibu saya membagi tugas kami anak-anaknya. Pekerjaan saya adalah mencuci piring dan perkakas dapur lainnya, terserah piring atau gelas kotor banyak maka tugas itu tetap disaya. Saya tidak mencuci piring = piring bersih sedikit, anggota keluarga lain bisa marah ke saya karena itu tanggung jawab saya.


Lanjut, di sisi lain, istri juga harus bisa menghargai bahwa suaminya sudah berkorban dengan tidak mematok standar ibu rumah tangga padanya. Istri-bekerja perlu merasionalisasi target karir atau pekerjaannya, disesuaikan dengan alokasi waktu untuk keluarga. Istri–bekerja tidak perlu merasa karirnya terlalu lambat saat tidak bisa mencapai target setinggi rekan yang lain. Istri-bekerja tidak sepatutnya membandingkan diri dengan pencapaian rekan kerja pria-nya dimana istrinya IRT, atau rekannya yang single, di mana dia mungkin bisa bekerja lembur semaunya. Masa depan keluarga dan anak-anak akan menjadi satu pencapaian tersendiri yang tak kalah pentingnya.


Hidup ini harus balance, termasuk antara keluarga dan pekerjaan. Baik istri atau suami bekerja, seharusnya tidak perlu merasa bersalah jika tidak bisa mengikuti rapat mendadak yang diadakan seusai jam kerja. Asalkan tugas sudah dipenuhi sesuai standar, masalah keluarga lebih penting. Jika ternyata suami atau istri berbaik hati mengijinkan pasangannya bekerja overtime, maka ia harus berjanji memberi hadiah setimpal. Hargai pengorbanannya. Jangan kemudian egois karena bekerja overtime maka mengabaikan tugas masing-masing yang sudah disepakati. Jikapun harus melimpahkan tugas itu, maka memintalah kepasangan kita dengan baik-baik.


Jika suami-istri bisa menghargai posisi masing-masing, ada pembagian tugas kerumah tanggaan yang jelas, plus lingkungan kerja mendukung; maka model suami-istri sama-sama bekerja ini pun bisa menjadi model ideal. Baik suami maupun istri perlu sedikit berkorban untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ini. Namun, tidak ada yang perlu jadi martir. Istri tidak perlu berhenti bekerja, jika di situ ia bisa berkarya untuk dunia. Tidak ada yang tahu kan bisa jadi sang istri bisa mengubah dunia dan suaminya pasti laki-laki hebat nan bijaksana.


Maaf ini blog terpanjang ya he he. Saya paham pembaca suka melihat judul, awal dan akhir bacaan. Maka mangga bagi yang kuat baca, dibaca pelan-pelan. Jika tidak, bisa baca paragraf akhir diatas sebagai kesimpulannya.


Ketikan diatas diramu dari berbagai sumber dan literatur.


Kang Jay.


Saya teringat nasehat kyai langitan yang sudah meninggal, kyai yang sangat dihormati oleh pak Jokowi dan pak Prabowo, yaitu nasehat tentang mahar:


“Nak, kalau kamu menikah, usahakan mahar istrimu kasih yang banyak walaupun calon istrimu hanya minta mahar seperangkat alat sholat. Jika tidak punya uang, kalau bisa ya cari-cari dulu, karena uang mahar itu berkah jika dipakai usaha. Nanti, setelah menikah kamu minta izin ke istrimu uang mahar itu akan dipinjam dan dipakai untuk modal usaha, insya Allah usahamu akan berkah dan sukses.”




Nasehat ini dipraktekkan oleh santrinya, dan banyak santrinya yang benar-benar berkah dan sukses. Eehhmmm.......


Kang Jay


Pages: 1 2 Next
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo