BLOG TULISAN Jayadiningrat

Malming pada kemana ya.......
Hey, I am back. Bisa jadi ini adalah pertanyaan yang sering muncul dipikiran banyak pria di dunia. Tapi kalo kita tanya ke wanita, suka gak sih ngedrama? Pasti dijawab 'gak suka lah ngedrama, gak suka, laki2 tuh suka gini gini gini'. Jadi saat ditanya mengapa ngedrama?, jawabannya ya lagi ngedrama ha ha bahwa kalau laki2 begini begitu ini itu bla bla bla. Sehingga laki2 ngerasa 'heeem bener2 deh perempuan gak bisa diajak ngomong, kerjaannya perempuan itu cuman untuk ngedrama doang' he he.

Nah ada beberapa alasan mengapa wanita suka ngedrama, dan dibagian akhir blog ini saya menjelaskan mengapa pria ternyata juga suka ngedrama.

Alasan pertama wanita suka ngedrama karena pengen ngerasa dirinya dianggap penting, terutama oleh pasangannya yang dirasa mulai kurang perhatian 'lagi'.

Saat hubungan udah berjalan cukup lama, pria biasanya suka sibuk di pekerjaan, hobi, atau bersama temen2nya. Jadilah pria tak punya banyak waktu bersama pasangannya. Kegiatan atau hal2 romantis yang sering dilakukan dulu berangsur2 jarang dilakukan lagi. Jadi wanita pingin menarik perhatian laki2 dengan cara bikin2 masalah. Pasti kita pria biasa mendenger omongan wanita (eh saya jarang lho, maksudnya sejak jomblo hehe) kalau wanita nyambung-nyambungin kesalahan kita dimasa lalu, ngungkit2 kesalahan kecil, atau sok kode2an seperti diem, menghilang, gak mau diajak ngomong, atau gak mau diajak makan, atau dijawab terserah terserah dan terserah. Itu sebenarnya cara mereka menarik perhatian laki2. Dibikin gara2, hal kecil aja dibikin besar bahkan kadang2 dibikin misterius, sampai si laki2 perlu nanya 'kamu kenapa, belakangan kamu berubah', jawabannye 'nggak kok'. Nah itu drama lain yang membuat laki2 kayak tambah gerah. Padahal dipikiran pria hehe, kalau ada masalah, kalau merasa kurang perhatian kan tinggal ngomong aja 'baby, lately kamu lebih banyak main sama temen2mu, aku ngerasa kamu kurang perhatian, tolong dong kalau jemput aku lebih cepat lagi, tolong ngobrol sama aku saat waktu senggangmu, tolong ding........', jadi tinggal minta aja bukannya sok diem sok menghilang, sok ngebales, sok2 gak ada apa2 hehe. Namun kita pria juga harus instrospeksi, mungkin ya, mungkin si pria memang sering mengabaikannya, mungkin aja si laki2nya sibuk sampai kebawa emosi krn tekanan dikantor, tapi mungkin juga si perempuannya sendiri yang ngerasa insecure.

Yah kita semua tahu lah:
Woman's problem's is her insecurity.
Man's problem is his immaturity.
Ya yang satu ngerasa tidak aman, sedang satunya tidak dewasa.

Jadi ketika perempuan takut ini, takut itu biasanya mereka cenderung mudah sekali untuk mengungkit-ngungkit semuanya, menyambung2kan segala sesuatu dan meraciknya menjadi sebuah drama. Maka pria akan bertanya 'kamu maunya apa sih', perempuan jawab 'kamu gak ngerti', ya gak ngerti kalau gak diomongin selama ini. Jadi drama itu kayak sebuah kabut kayak ada petir gludug brrrmmmm yang tidak ketahuan sebenarnya masalahnya apa. Sedangkan laki2 pinginnya problem solving, 'masalahnya apa langsung gue kelarin deh'. Tapi perempuan itu suka bawa kesana kemari, bukan salah perempuan sebenernya, karena kadang memang laki2nya aja yang terlalu sibuk gak punya waktu nganggap remeh jadi pengen main cepat aja.

Yes. Laki2 pengen main cepet, perempuan pengen main ribet. Jadi kacau gak nyambung alasannya kenapa hehehehe.

Alasan kedua wanita suka drama, yang ini menurut saya lebih penting sebenarnya, karena wanita ketika sedang ngalamin tekanan atau kekecewaan atau kebingungan atau apapun kejadian dalam hidupnya yang tidak mengenakkan maka perempuan kayak kusut gitu, kayak benang kusut yang tidak ngerti gimana cara ngutarainnya, gak ngerti gimana cara ngomongnya. Kenapa? Karena perempuan itu kalau menurut ilmu biologisnya, yang pernah saya baca disalah satu buku kuliah saya tapi lupa deh bukunya saya naruh dimana, tapi intinya ada 2 hemisphere dikepala manusia ada kanan dan kiri yang kalau diperempuan dua2nya itu bertanggung jawab untuk ngobrol. Jadi kalau ngobrol maka perempuan pake dua hemisphere itu. Kalau laki2, katanya, kata reference yang pernah saya baca, kalau pria hanya menggunakan salah satu saja. Jadi perempuan ngomongnya bisa pake dua itu, dua belah otak itu dipakai untuk mengolah informasi dan mengeluarkan kata2 maka kadang2 wanita malah jadi ribet mulai dari mana, fakta yang mana antara kanan dan kiri, apa langsung kemasalahnya atau cerita latar belakang dulu. Belum lagi ngomong masalah perasaan. Ruwet bin kusut. Perempuan itu kalau ngerasa takut, itu tidak akan langsung bilang takut, awalnya ada prolog nya dulu. Kalau dia kecewa maka dia tidak akan bilang 'aku kecewa' dia akan diem dulu. Ketika pria tanya 'kenapa kamu', 'aku sedih', ditanya lagi 'sedih kenapa', dijawab ' sedih karena kamu tidak punya waktu buat aku', 'emang kamu pengennya gimana', 'aku sih sebenarnya karena kecewa', hey jadi ada semacam lapisan2nya gitu. Jadi wanita tenggelam didalam masalahnya tenggelam didalam pikirannya alam bawah sadarnya yang berkecamuk akibatnya gak bisa keluar langsung namun butuh waktu ya butuh ketenangan. Sementara laki2 seperti dibilang diatas tuh pinginnya cepet sehingga makin memburu2 wanita 'jadi intinya apa?, intinya apa?, intinya apa?'. Maka perempuan ngerasa makin tertekan, makin tidak berani mengungkapkan isi hatinya. Semakin dia mengurung dirinya dalam perasaan seperti itu semakin kesulitan dia buat ngomong.

Oke kita sudahi bagian perempuan, intinya kalau dari alasan kedua, kalau wanita ada masalah atau kalau dia ada kekecewaan maka susah mengeluarkan dari dua sisi otaknya.

Nah lanjut yang unik nih. Laki2 sebenarnya juga suka ngedrama. Dramanya tapi lebih kearah MALES. Males ngomongin. Males ngungkapin. Misalnya laki2 kecewa karena perempuannya seperti ini. Laki2 marah kalau pasangannya seperti itu. Tapi gak diomongin karena ngerasa 'ah itu remeh' 'ah gak usah diomongin lah' ah biarin aja' tapi itu ditumpuk dan tumpuk gitu aja sampai disuatu titik ketika pasangannya ngelakuin sesuatu yang fatal maka si laki2 baru ngomong "eh lu tu ya emang gak pernah punya waktu buat gue, eh lu tu ga punya respect ke gua, eh lu gini gini gini'. Jadi males ngomong karena dianggap remeh remeh remeh ditunggu sampai nanti ada masalah yang gedhe.........BAMMMM!!! Meleduk. Itu kalau ngomong, kadang2 laki2 langsung menghukum aja karena berharap pasangannya mengerti contohnya kalau lagi kesel sama pasangannya tiba2 gak jemput lagi, pulangnya malaman aja, tiba2 sibuk ama temen2nya aja, atau tiba2 membatalkan janji aja sebagai Hukuman. Jadi laki2 sebenarnya juga sama suka ngedrama. Namun memiliki alasan yang berbeda, kalau perempuan ngedrama karena pikirannya kusut kalut, kalau laki2 karena kemalesannya untuk menyelesaikan masalah didirinya, ya mungkin karena menganggap perempuannya itu bodoh gak bisa diajak ngomong jadi makanya kayak langsung ngedrama gitu aja diemin diemin diemin lama2 muak dan akhirnya 'ya udah kalau kayak gini terus kita PUTUS aja'. Atau bagi pria penderita muntaber (mundur tanpa berita) yang tidak punya keberanian ngomong langsung ya menghilang gitu aja, ditelpon gak bisa, diajak ngomong gak jawab, seakan sudah mengambil keputusan Final nal nal alias Putus. Laki2 ngerasa harus melakukan ini langsung karena kayak ngerasa dirinya harus ngambil keputusan dengan cepat untuk mengakhiri semua masalah atau ketidaknyamanannya. Itu contoh drama yang sering dilakukan laki2 karena kemalesannya.

Jadi seperti dibilang diawal blog bahwa perempuan lebih banyak drama dibanding laki2 namun sebenarnya laki2 juga banyak drama sebagai bentuk ketidakdewasaannya. Inget bahwa Woman's problem's is her insecurity sedang Man's problem is his immaturity. Jadi masing2 punya kebiasaan melakukan drama yang harus disadari dan harus dimengerti gimana cara mengatasinya. Pola komunikasi itu harus dipelajari, nggak semua orang ngobrol dengan gampang, kadang2 kita kalau sudah kebawa sama emosi akibatnya masalah yang sebenarnya malah tidak kebahas. Semoga kita semua paham dan memakluminya. Eh sudah banyak ketikan, editnya ntar siang ya, maaf belum dirapikan.

Kang Jay
“Siapa namamu?” ya itu pertanyaan saat pertama kali kenalan, entah mau jadi teman atau jadi pasangan kita kelak.

Nama kita, tentu dibuat oleh Orang tua kita. Ada yang dibuatkan singkat, ada pula yang dibuatkan cukup panjang. Bagaimanapun, Orang tua kita tentunya memiliki harapan dan doa saat membuatkan identitas diri kita itu.

Berbicara tentang nama, ternyata identitas kita ini memberi pengaruh dalam masalah percintaan loh. Kok bisa. Penasaran?

Menurut Geniusbeauty.com, para ahli menyimpulkan bahwa versi nama pendek seseorang dapat membuat lawan jenis tertarik dengan kita. Nama singkat membuat seseorang terkesan lebih ramah dan mudah diingat. Eemm diingat dihati Eaaaa.

Berdasarkan sebuah survei yang dilakukan terhadap 1620 pasang nama penuh (full name) dan nama pendek, ditemukan bahwa 75% dari mereka yang melakukan pertemanan dan hubungan online dengan nama pendek lebih sukses menarik hati orang lain. Temuan ini bisa menjadi salah satu kunci sukses kita ketika mengikuti dating online (seperti di AN hehe) atau ingin mendapatkan teman sebanyak-banyaknya, yakni dengan menggunakan nama singkat.

Seorang psikolog bernama Jo Hemmings mengatakan bahwa orang-orang yang memiliki nama pendek dianggap lebih ramah, imut dan mudah diingat. Nama-nama seperti Mia, Nia atau Dion dianggap lebih menarik dan seksi daripada Mirawati, Nadiati, atau Ngadiono.

Hmm, jadi apa kita perlu mengubah nama menjadi lebih pendek? Nggak perlu sih. Terlebih jika ingin mengubah nama secara hukum, susaaah. Yang perlu kita lakukan adalah dengan membuat nama pendek atau nama singkat dari nama panjang kita. Misalnya saja Rahmania, mungkin bisa dipersingkat menjadi Rara.Terserah bagaimana bentuknya, asal tetap memiliki arti bagus sehingga tetap bisa kita banggakan ya? Bagaimanapun, nama mencerminkan kepribadian diri kita loh. Jangan jadi malah membingungkan seperti teman saya nama pendeknya, eli dan dona, orang sering kira cewek padahal cowok.

#Blog ringan

Kang Jay

.

Kalau bagi kita pria, wanita yang mengenakan lingerie terlihat seksi dan sangat menggairahkan. Berdasarkan survey, pria yang mengenakan jas terlihat menggairahkan di mata wanita. Setidaknya sudah saya buktikan pada mahasiswi-mahasiswi saya, kurang kerjaan maliiihhh.

Ya, kita pria tidak perlu mengenakan jas seperti yang dikenakan untuk acara formal, zaman sekarang jas pria sudah dimodifikasi menjadi banyak sekali model untuk suasana kasual dan semi-formal layaknya jaket biasa seperti yang bisa kita lihat pada gambar ini. Kalau saya sendiri suka beli di Zalora, yah banyak outlet lain baik online maupun offline, sebaiknya beli offline agar pas dengan tubuh kita apalagi seperti saya yang tambun rada susah cari yang pas, sekalinya kedodoran seperti bebegig sawah.



Kenakan kemeja rapi atau kaus kesukaan kita yang menurut kita bisa menambah kepercayaan diri kita, lalu tambahkan jas sebagai luarannya. Tingkat keseksian kita langsung naik secara drastis!.


Ditambah tatanan rambut dengan styling gel, plus aroma harum parfum bakal membuat wanita betah dekat-dekat dengan kita. Nempel kayak perangko.


Bagaimana menurut kalian?.

Kang Jay

Tiap hari berbalas pesan, tiap minggu diajak jalan, tapi suatu hari pesan mu yang isinya “Selamat pagi” atau “Kamu lagi apa?” atau "Sudah makan belum?" yang biasanya berujung pembicaraan panjang sampai tengah malam, tidak dibalas sama sekali.

Tunggu sejam, dua jam, semalaman, lalu seharian. Awalnya kita masih berpikiran positif. “Mungkin dia lagi sibuk” atau “Mungkin hp atau nomornya rusak”. Tapi setelah berhari-hari, kita masih tidak mendapat balasan meskipun sudah mengirimkan puluhan pesan khawatir yang isinya pertanyaan apakah dia baik-baik saja.

Akhirnya kita mau-nggak-mau harus menerima kalau kita sedang jadi korban ghosting. Sesuai namanya, korban hantu!. Karena cuman hantu yang menghilang di udara begitu saja he he. Karena juga hanya hantu yang tidak bisa kembali untuk memberikan penjelasan kenapa dia pergi. Kecuali anda punya indera ke enam atau ketujuh, atau punya kemampuan mengundang hantu.

Ini bukan cerita hantu, tapi ini cerita betulan. Dan sering terjadi huahaha.

Fenomena ghosting alias mengakhiri sebuah hubungan dengan memotong semua komunikasi tanpa penjelasan ternyata dirasakan banyak orang lho. Dari salah satu tabloid katanya sih hampir 25% manusia pernah menjadi pelaku/korban ghosting saat tahap mencari pasangan.

Alasan umum pelaku ghosting: dibanding ngasih penjelasan, lebih baik ngeghosting aja. Artinya, daripada melakukan konfrontasi terhadap pasangan, mereka lebih suka cari aman dengan menghilang dan menunggu orangnya sadar dan menerima kalau kita ingin meninggalkan dia. He he he bikin nyaman pelaku ghosting, tapi bikin kikuk korbannya.

Berikut summary alasan pelaku ghosting ataupun comment dari korban ghosting.
1. Pelaku ghosting:
- Nge-ghosting karena ngindari konflik. Gebetannya seram kalo marah je apalagi kalau bilang alasannya karena bosan, pamannya reserse je . (hadehhh, surem).
- Nggak nyaman kalau mengungkapkan perasaannya secara langsung. (Terus qm mikirin perasaan pasangan qm nga??? Hem??).
- Nggak cocok dengan gebetan. (Kalau ga cocok ngapain deketin, Maliiiiih).
- Sadar bukan yang terbaik buat dia. (Duh kok ga percaya diri sih, emang gak layak dipertahankan gaesss).
- Trauma dengan hubungan sebelumnya, jadi belum siap untuk commitment saat si dia nagih terus. (Move on dong ah agar supaya.... eh ga tau agar supaya apa ya he he).
- Belum jadian, jadi asyik2 saja ngilang, ngomong putus kan buat yang udah jadian. (Aseem bener, emang perasaan orang bisa ditinggal begitu saja, emang jemuran).

2. Korban ghosting
- Ngerasa seperti orang idiot, orang yang tidak dihargai. Sebelumnya merasa punya hubungan kuat mendadak seperti tidak pernah terjadi apa2.
- Serasa seperti kena pukulan di dada. Bisa sih cepat move on tapi kepercayaan terhadap orang lain jauh berkurang. Seakan tak layak dicintai. (Ingat kalau kena ghosting, yang bermasalah itu dia bukan anda).
- Mendadak hampa, dari yang sebelumnya rajin chatingan, rajin jalan bareng, rajin ngamar (ealah jangan ya saudara2 beriman hehe) mendadak ilang.
- Sebenarnya sering sih kena ghosting. Udah juga bangun pertahanan kokoh. Tapi saat serangan demi serangan dengan serangkaian janji manis dan cahaya pertolongan, lalu pondasi runtuh dan pertahanan roboh. Mendadak ilang, kena ghosting deh, maka cuman bisa bilang "bangke, aing katipu deuy".

Namun dari kejadian ghosting ini bagi korban cukup ambil hikmah dan berpikir positif saja, mungkin Anda sedang diuji sebelum mendapatkan pasangan terbaik. Ingat, ada temen saya yang berkata begini "boro-boro ngilang, ada yang datang juga kagak, kalau ada mau saya aji-aji semar mesem atau jaran goyang, cobain kalau bisa ngilang yang ada mendem (kesurupan)" ha ha ha.

Untuk pelaku ghosting hati-hati lho bisa-bisa kena azab seumur hidup kagak bisa pesan gofood karena setiap setelah ngechat “Sesuai aplikasi ya, kak? Mohon ditunggu”, setelah ditunggu lama gak dateng-dateng karena sama abang gojeknya orderannya dibawa kabur. Kira-kira dongkol dan kesel gak he he.

#dari berbagai sumber dan opini penulis

Kang Jay
Sekedar saran terutama untuk para single ladies sebaiknya nggak usah khawatir soal kuliah setinggi mungkin. Banyak gadis yang justru menemukan jodoh mereka saat sedang kuliah. Sebagai dosen dan juga mahasiswa, saya banyak menyaksikan kenyataan itu, ya saya melihat banyak kebahagiaan seperti itu. Ada banyak mahasiswi yang berjodoh dengan sesama mahasiswa teman kuliah, atau dengan seseorang yang mereka temukan saat tengah studi di negeri nun jauh.

Kita hanya perlu menyakini satu hal, bahwa jodoh pasti bertemu dengan cara yang ajaib. Daripada pusing mikirin jodoh yang nggak kunjung datang kan mending sekolah, menambah teman, ilmu dan pengalaman. Yakinlah, menunggu dengan segudang aktivitas bermanfaat akan mendatangkan keajaiban. Orang bilang segala sesuatu akan indah pada waktunya, kalau belum indah maka belum waktunya hehehe. Selama menunggu, kita bisa melakukan banyak persiapan mulai dari mental, fiskal, sampai spriritual. Sebab menjalani pernikahan nggak segampang dan sependek menjalani perkuliahan yang paling lama 3 tahun untuk level master.

Untuk saya sendiri yang sedang menjalani program kuliah doktoral, selagi masih sendiri maka saya akan belajar dan mengembangkan minat sepuas-puasnya. Saya juga bekerja, banyak membaca buku-buku, menulis, mengumpulkan sebanyak mungkin pengalaman, dan bertemu dengan teman-teman baru.

Bagi saya, menikah bukan sekadar 'yang penting nikah, udah laku' agar tak mendapat predikat duren eh duda tua ealah duda nakal apalah apalah eaaa. Karena menikah adalah menemukan pasangan untuk membangun kehidupan yang happily ever after. Bukan untuk memuaskan rasa penasaran orang he he.

Kang Jay
Mindset pria kebanyakan seperti itu, pada saat masih tahap ta'aruf si dia sudah itung-itungan seperti ngatur-atur makan dimana dengan uang siapa dll. Maka menikahi wanita yang jago itung-itungan ini seakan dibenak kita pria akan membuat kita miskin dan stres karena bakal dijatah seperti bocah SD yang mau berangkat sekolah he he dan susah kalau mau beli ini itu apalagi terkait hobby-hobby kita pria yang suka dipandang wanita menghambur-hamburkan uang seperti modifikasi motor, atau Golf eh he he. Bisa-bisa kita pria berpikir bakal stres berat karena terhambat untuk menyalurkan hobby yang sebenarnya lumrah-lumrah saja bagi pria.

Padahal sebenarnya selalu ada alasan kenapa wanita melakukan itu dan hal tersebut adalah untuk keluarga juga, kalau kita pria sadar hehe.
Wanita yang jago me-maintain uang maka mereka bisa mengkalkulasi apa pun dan kemudian menyesuaikan hidup dengan itu.

Percayalah saya pernah mengalami sendiri, suatu saat nanti tiba-tiba si istri menunjukkan jumlah uang yang terkumpul selama ini dengan jumlahnya yang sangat banyak. Bahkan kadang bisa juga mereka diam-diam akan mengelola uang tersebut untuk sebuah usaha dan akhirnya sukses. Makin membesar dan akhirnya bisa membuat keluarga sejahtera seperti cepat melunasi KPR, bahkan membeli ruko. Aamiin he he.

Namun kita pria tetap harus awasi dan waspadai, pernah ada teman mempunyai istri itung-itungan namun tidak punya apa-apa karena istrinya main belakang, dimana hemat pada keluarganya sendiri demi mengurusi keluarga lainnya, seperti ayahnya yang hobby judi dan adik-adiknya yang pengangguran. Ini tentu menyimpang dari tujuan berkeluarga untuk kesejahteraan keluarga inti baru sekitar jika ada kelebihan rezeki.

Kang Jay


Keinginan manusia itu banyak, terlalu banyak. Untuk itu, mungkin akan sulit bagi kita jika harus merealisasikan semua keinginan tersebut. Akan lebih mudah kalau kita membuat bahkan menulis batasnya dengan jelas, agar kita tahu, harus seperti apa dan sampai mana perjuangan yang kita lakukan. Agar kita juga tahu, sampai mana batas berjuangnya. Agar kita juga lebih mudah dalam mengambil keputusan.


Tapi, kita seringkali tidak pernah membuat batas yang jelas. Kita bahkan seringkali melewati batas akal orang normal.

Memang pengalaman akan membuat kita jadi paham apa akar masalah kita selama ini, kebingungan kita dalam mengambil keputusan dan pilihan dalam hidup. Termasuk juga dalam hal memilih pasangan, tentang kriteria apa yang sudah dirasa cukup. Tapi sadarlah, itu sebenarnya bisa disetting sejak dulu.

Jika hidup ini tidak dikelola dengan baik menganggapnya seperti air mengalir tanpa tahu muaranya, pada akhirnya muncul ketidakmampuan kita mengelola masalah hidup, bertumpuk-tumpuk masalah karena kita tidak membuat batas dalam hidup kita sendiri.

Kang Jay

Pada suatu hari, seorang murid bertanya kepada gurunya, “Guru, bagaimana caranya agar kita memperoleh JODOH yang paling sempurna dalam hidup ini?”.

Sang guru mengajaknya ke taman, lalu mengatakan kepada sang murid, “Berjalanlah lurus ke depan. Lalu petiklah satu bunga yang terindah di taman ini. Syaratnya kamu tidak boleh kembali ke belakang.”

Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, sang murid tidak membawa satu bunga pun. Gurunya bertanya, "Mengapa kau tidak memetik satu bunga pun?”.

Sang murid menjawab, “Saat aku berjalan, aku bertemu dengan bunga yang indah, tetapi tidak kupetik, karena aku mengira di depan nanti akan ada bunga yang lebih indah dari bunga yang kulihat tadi. Begitu seterusnya, hingga ketika sudah sampai di ujung taman, aku baru tersadar yang kulihat tadi adalah bunga terindah. Tetapi, aku tidak bisa kembali ke belakang."

Sang guru lantas menasihati, “Begitulah JODOH. Kau tak butuh mencari yang sempurna, tetapi temukan satu yang baik. Lalu, terima dengan rasa syukur.”



Pages: « Previous ... 13 14 15 16 17 ... Next »
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo