BLOG TULISAN Jayadiningrat


Well gimana membahagiakan atau memikat hati wanita?, pria sering kali melupakan satu hal yang bisa menjadi ‘senjata’ ampuh: Makanan. Ya, makanan. Siapa sih yang tidak suka makan? Kini kita pria tidak harus memberinya hadiah bunga atau perhiasan demi memikat wanita yang bagi kita pria timur seakan ribet dan harus mengalahkan ego saat membawakan bunga, atau cincin yang emangnya mau ngajak tunangan. Cukup tanyakan saja apa makanan kesukaan dia dan belikan dia makanan tersebut. Dijamin 70%, dia klepek-klepek padamu. Sedang 30% nya anda belum beruntung, sambil ngaca yach jangan-jangan bidikanmu ketinggian.


Jika masuk dalam 70% kemudian akhirnya jadian atau bahkan jadi pasangan, jangan ragu membelikan si dia makanan dalam suasana apa saja. Dia sedang marah? Sogok saja dengan cokelat atau viennetta. Dia sedang sedih atau sakit? Bawakan makanan kesukaannya. Baru selesai bertengkar? Belikan dia lagi-lagi makanan kesukaannya sebagai simbol perdamaian. Kalau kurang ampuh, beralihlah ke makanan manis karena kebanyakan wanita suka yang manis-manis walau ada sih yang lebih suka pedas-pedas, mungkin bisa jadi si dia udah mulai bosen dengan makanan kesukaannya.



So selalu sedia es krim, cokelat, dan snack kesukaan dia di kulkas kita untuk menjauhkan

mood jelek si dia. Jadi inget, ada lho yang sukak Chitato dan You-C, murah kan. Ketika seseorang lapar, dia akan lebih mudah marah, suasana hati yang tidak stabil, bahkan menangis. Semoga si dia akan lebih mencintaimu ketika kita sudah menyiapkan pencegahan saat dia mulai terkena bad mood.

So Guys, segera rayu si dia dengan makanan lezat kesukaannya!. Menurut saya sih hampir selalu berhasil, namun sebaiknya, selain beli makanan kesukaannya juga beli suasana, alias sekalian hang out walau hanya diajak jalan ke trotoar depan kompleks sambil beli Cilok kesukaannya. Atau seakan kita kehilangan arah saat jalan bareng kemudian mendadak mampir ke warung yang jual Seblak enak. Little surprise. He he he.

Kang Jay

Dari berbagai sumber di internet dan opini penulis.


Kita suka mengagungkan Cinta sebagai karunia terindah yang penuh dengan kebahagiaan. Dengan Cinta, kita berharap hidup menjadi lebih mudah untuk dilalui.

Namun, mengapa cinta sering membuat kita tidak bahagia? Jika saling mencinta, mengapa kita suka terjebak dalam hubungan tidak sehat?.

Coba kita bandingkan saat mengejar karir, kita bekerja keras untuk meraih kesuksesan. Walau banyak intrik di kantor, banyak tugas, tekanan dari atasan namun kita ikhlas bekerja keras. Sayangnya kita suka berpikir cinta tidak membutuhkan kerja keras yang sama. Mengapa demikian? Karena kita masih menganggap cinta adalah pelarian untuk mencari kebahagiaan ketika hidup kita MENYEBALKAN.

Ada yang berkata cinta tidak akan memberikan rasa sakit dan cinta harus dirasakan melalui hati. Itu kata pujangga cinta. Kenyataannya? Kita tidak akan mendapatkan kehidupan cinta yang sukses tanpa melalui sekian banyak konflik dengan pasangan. Juga, tanpa logika, kita tidak akan bisa mendapatkan kesuksesan dalam percintaan. Rasa sakit hati adalah bagian dari cinta yang harus kita rasakan. Mengapa demikian? Agar kita dapat berkembang menjadi orang yang lebih baik.

Ada dari kita ketika menemukan konflik dalam hubungan dan berpikir pasangan telah berubah, kita enggan dan muales berjuang dan langsung mencari orang lain demi mendapatkan kenyamanan dan mengobati rasa sakit hati itu. Buru-buru menganggap dia "bukan" jodoh kita ha ha ha ha, lalu kumat deh kebiasaan cepet illfeel, lalu cuekin, blokir, bahkan putusin atau cerain seakan-akan kebahagiaan cinta datang ujug-ujug dari langit tanpa perlu kerja keras. Dimaklumi sih untuk sang mager atau pengangguran yang terbiasa terjebak dalam rutinitas menyebalkan tanpa pernah tau bahwa kerja keras dikehidupan ini diperlukan.

Kemudian nemu pasangan baru, kita pun terjebak ilusi bahwa sudah terobati. "Merasa" dia adalah pasangan paling sempurna. Kita tidak belajar dari hubungan sebelumnya yang gagal. Seiring waktu berjalan, ilusi itu akan hilang. Dan kita pun akan mengulang siklus KEJAM yang sama, kemudian mencari orang lain lagi untuk mendapatkan kebahagiaan semu. Lagi dan lagi.

Ayo kita ubah pemikiran kita tentang cinta. Cinta bukanlah obat untuk mengisi kekosongan atau sekadar menyembuhkan luka hati. Cinta membutuhkan KERJA KERAS.

Jangan langsung menyerah di tengah jalan ketika hubungan mulai terasa sulit. Cinta membuat kita berkembang jadi lebih baik. Hadapi dengan dewasa dan selesaikan dengan logika cinta.

Penutup. Pengalaman saya selama ini, carilah kebahagiaan dari diri sendiri bukan orang lain. Jika kita berharap orang lain dapat membahagiakan kita, jangan heran kalau hubungan kita tidak pernah awet.

Kang Jay

Dirangkum dari berbagai sumber dan opini penulis.


Perpisahan bukanlah akhir yang permanen. Perpisahan barulah menjadi permanen saat kita mengambil langkah yang salah setelah putus.
Banyak pria suka menghadapi perpisahan dengan negatif, misalnya dengan meneror mantan dgn berbagai pemaksaan, atau tindakan negatif lainnya.


Padahal pakai logika aja, sudah jelas hampir semua orang tidak suka dipaksa. Melakukan berbagai hal tersebut makin merusak image kita yang sudah rusak!.


Atau mungkin kita pria suka berpikir ada kesalahan pada diri kita, jadi kita mulai menghujani mantan dengan perhatian-perhatian yang kita pikir luput ditembakkan semasa jadian, atau hadiah-hadiah agar hatinya luluh kembali, dan beribu kata maaf untuk berbagai kesalahan yang tidak pernah kita ketahui.

STOP!!!
Sebenarnya, kita sendirilah yang menentukan apakah kita akan mematikan kesempatan untuk memperbaiki apa yang masih bisa diperbaiki.



Tunggulah beberapa waktu, dari survey diluar sono menyebutkan waktu tiga bulan cukup pas untuk memulai "lagi", tapi inget bukan pemaksaan ya he he. Selamat mencoba.


Kang Jay


Dari berbagai sumber di internet dan opini penulis.

Jangan terlalu percaya pepatah lama: “kumpulkan uang yang banyak, nanti jodoh bakal datang sendiri dan kamu bahagia selamanya.” Di tempo doeloe itu masih valid karena hubungan semuanya diatur dan diurus keluarga. Tugas kita hanya perlu mencari uang sebanyak-banyaknya, setelah itu keluarga yang turun tangan mencarikan jodoh kita, beres!

Ingat waktu itu kontrol sosial sangat ketat. Perceraian dianggap aib bagi keluarga. Jadi meskipun hubungan berjalan berat, ribet, dan penuh masalah, suami dan istri zaman dulu bakal BERUSAHA MEMPERBAIKI hubungan. Sangat berbeda dengan sekarang yang jika ada masalah, maka bisa dengan mudah mengajukan cerai dan beban sosialnya tidak seberat dulu. Ngapain malu? ama tetangga kanan kiri aja kagak kenal.

Orang-orang zaman doeloe tidak banyak tahu tentang cinta, tapi kontrol sosial MEMAKSA mereka untuk belajar dan beradaptasi, sekaligus “mengecam” perceraian. Mereka sebisa mungkin menghindari perceraian daripada harus mempermalukan diri dan keluarga. Sehingga cerai sama sekali bukan opsi. Opsinya menekankan bertahan, bertahan, dan bertahan bahkan sampai MATI.

Sementara orang-orang zaman now yang menitikberatkan pada kesuksesan finansial membuat orang-orang jadi manja. Susah sedikit, langsung menyerah, ajukan perceraian dan ganti pasangan lain yang lebih mapan!.

Jika dari kecil ditekankan hanya mencari uang saja supaya kaya, menikah, dan hubungan cinta otomatis bahagia, maka wajar ketika dewasa banyak yang tidak mengerti apa pun selain mencari uang. Jadi ketika ada masalah rumah tangga, apa yang bakal kita lakukan?. Tentu saja kita akan mencoba menyelesaikan, menutupi, mengalihkan masalah itu dengan uang. Pasangan marah karena Kita kurang perhatian? Jangan-jangan karena uang bulanannya kurang, jadi ayo kumpulkan uang yang banyak biar dia tidak marah lagi. Pasangan selingkuh? Pasti karena selingkuhannya lebih kaya, jadi ayo kumpulkan uang lebih banyak biar pasangan tidak selingkuh lagi.

Uang memang solusi dari banyak masalah, tapi uang bukan solusi semua masalah. Ibarat, parasetamol memang bisa meredakan banyak penyakit, tapi Anda tidak bisa menggunakannya untuk mengobati tumor dan kanker. Lalu kalau setelah dicekoki banyak uang ternyata masalah tidak juga selesai, ya tinggal cerai sajalah. Tidak ada aktivitas bekerja sama menyelesaikan masalah dan berdiskusi bersama pasangan. Akhirnya tidak ada pelajaran yang kita ambil dari hubungan yang rusak. Kalaupun kita menjalani hubungan yang baru, kita seperti memutar kembali roda masalah itu lagi dan lagi. Banyak saudara saya masuk dalam lingkaran setan ini.

Di zaman orangtua kita, kemapanan finansial itu jadi penonggak keharmonisan karena ada kontrol sosial yang memaksa mereka untuk tetap bersama. Perut kenyang semua bahagia, bahkan seperti ayah saya yang punya banyak istri. Namun, di zaman sekarang, kontrol sosial sudah banyak berubah menjadi tidak seketat dulu dan banyak perubahan di sana-sini.

Bukan berarti kita harus masa bodo dengan kemapanan dan menolak sukses finansial. Namun manajemen keuangan dan manajemen hubungan keduanya saling berhubungan. Yang pertama membiayai yang kedua, yang kedua memaknai yang pertama. Jika kita melalaikan keuangan, maka kita tidak akan bisa membiayai hubungan. Mau bagaimanapun, hubungan juga memakan biaya seperti biaya hidup berdua, rumah, pendidikan anak, dan sebagainya.

Hanya saja jika kita dan pasangan hanya mengerti soal kemapanan saja ketika menjalani hubungan cinta, maka siap-siap hubungan kita melangkah lebih dekat ke jurang perceraian.

Sehingga sedikit nasehat untuk pria, jangan terlalu menghambakan meraih kemapanan baru menikah, namun menyeimbangkannya dengan mencari pasangan yang pas. Tidak harus menjadi sukses dulu, yang tentu banyak wanita yang mau, namun tahukah kita pria tentang ketulusan wanita?. Sehingga jika mencarinya bersamaan dengan mencari kemapanan maka pada saat menemukan wanita yang pas, bukankah akan lebih menarik jika bersama-sama melanjutkan perjalanan meraih kemapanan. Bukankah itu salah satu penguat sebuah keluarga? baik saat susah maupun senang di kemudian hari.

Sedangkan nasehat untuk wanita, mendapatkan pria mapan memang menarik namun ada kalanya susah seperti mencari jarum ditumpukan jerami. Sedangkan mendapatkan pria yang berpotensi mapan lebih mudah didapat. Toh seperti dijelaskan diatas bahwa uang bukan sumber utama kebahagiaan. Namun berjuang bersama meraih keluarga samawa itulah sumber utama kebahagiaan.

Kang Jay

Dirangkum dari berbagai sumber di Internet dan opini penulis.
“Kang, kenapa sih saya sering didekati pria brengsek mulu sih?. Sedangkan yang saya suka itu selalu jauh, tapi yang tidak saya suka selalu dekat? Pun ada pria berkualitas yang mendekati saya namun sudah beristri? Kok saya selalu ketinggalan dan sial gini?”.

Well, ini pertanyaan umum wanita single yang mager he he.

Saya mulai dari satu prinsip "Seseorang yang berkualitas akan banyak menarik orang-orang yang berkualitas juga."

Kekeliruan banyak wanita adalah menyamakan berharga dengan berkualitas, padahal itu adalah dua hal yang berbeda. Setiap orang memang berharga sejak lahir tapi belum tentu berkualitas karena itu terkait banyak hal.

Kekeliruan itu yang tertanam di benak banyak wanita. Banyak wanita malah sibuk pasif, jutek, dan jaim agar terlihat mahal, bukannya sibuk proaktif menambah kualitas. Padahal sikap pasif itu yang menjadi magnet bagi pria-pria brengsek. Yang akan mengusik jiwa mereka untuk bisa menaklukkan "saja".

Banyak wanita jatuh ke prinsip “ada harga, ada kualitas” sehingga berlomba-lomba pamer kualitas dengan cara berlagak mahal. Tanpa sadar bertingkah bagai barang di etalase yang cuma bisa menunggu didekati dan “dibeli”. Kemudian mengeluh risih dikelilingi pria-pria yang tidak disukai bahkan kesal sampai ubun-ubun karena semua pria baik dan berkualitas tidak tersedia atau tidak peka mendekati mereka.

Pria yang berkualitas bukannya takut mendekati, tapi mereka tidak mau membuang-buang waktu dengan wanita yang cuma menunggu, kaku, dan tidak atraktif seperti patung kuburan.

So please be classy, be friendly!

Wanita berkualitas tahu apa yang dia mau dan maju berusaha mendapatkannya, dia tidak duduk diam sambil main gadget cekakak-cekikik bila ada orang yang comment tentang status atau fotonya di sosmed sambil menunggu bagai barang pajangan. Dia bukan cuma hangat, bersahabat, dan membuka diri terhadap pria, tapi juga terbiasa menggoda dan mendekati pria-pria yang menarik hati. Dia bekerja keras mengasah diri, mengemas penampilan, memodifikasi perilaku agar bisa mendekati dan didekati orang berkualitas lainnya.

Pria berkualitas mudah jatuh hati dengan wanita berkelas seperti itu, dia tidak ragu-ragu meninggalkan wanita yang kaku dan dingin seperti ganjalan pintu. Tidak herankan jika wanita yang pasif, minder, dan ribet biasanya dapat pria-pria aneh tukang menyakiti. Tidak heran jugakan jika wanita yang pasif, minder, ribet, jaim, jutek, dan sebagainya itulah yang biasanya ber-SABDA, “Halah semua laki mah brengsek!”.

Untuk jadi wanita berkualitas, Wanita bisa kuliah lagi, ambil kursus keterampilan, dorong bisnis atau karir lebih tinggi, perbanyak jumlah teman, gali lagi minat-minat baru, perbanyak gebetan dan kencan, dan sebagainya. Jangan mau dibodohi orang bahwa wanita berambisi tinggi itu tidak laku! Mereka yang bilang begitu adalah orang-orang yang berambisi rendah dan tidak tahu tujuan hidupnya.

Ingat bahwa semakin wanita berkualitas, maka semakin berkualitas pula pria-pria di sekeliling wanita karena pria bego dan payah akan takut sampai lari terbirit-birit. Ini adalah hal yang bagus karena secara otomatis menyingkirkan pria-pria kualitas rendah dan menyisakan pria berkualitas tinggi untuk Anda wanita.

Semangat Ladies.

Kang Jay

*Dirangkum dari berbagai sumber di Internet dan opini penulis.*
Banyak dari kita yang baru membina hubungan atau sudah lama ta'aruf atau bahkan sudah lama menikah kemudian kandas ditengah jalan, berawal dari suatu kegundahan hati, kemudian kita secara terbuka ataupun dalam hati mengatakan pada pasangan kita, “Aku tidak bahagia bersamamu.” Perlahan tapi pasti, pasangan kitapun mulai terimbas energi negatif itu dan mulai tidak berdaya mempertahankan sebuah hubungan. Kemudian kita coba ganti pasangan, namun kejadian itu berulang lagi dan lagi. Seakan-akan mencari the only one namun pada akhirnya zonk selamanya.

Padahal, kebahagiaan itu urusan yang berkaitan dengan hati kita sendiri. Sekeras apapun usaha pasangan kita membahagiakan kita, kalau kitanya sendiri tidak pandai bersabar dan bersyukur maka kita tidak akan menemukan kebahagiaan.

Memang saya pernah merasakannya, pada usia 40 tahunan, kita sudah mulai mencari makna kehidupan, dan wajar kita mulai mempertanyakan kebahagiaan bersama pasangan. Namun sebelum mempertanyakannya lebih baik tanyakan dulu pada hati sendiri apakah pasangan kita sudah bahagia bersama kita. Sudahkah kita membahagiakan pasangan?, jangan-jangan masalahnya ada didiri kita sendiri, sulit dibahagiakan tapi tuntutan buaaaanyaaaaak ha ha.

Coba kita bandingkan "Bahagia saat memberi kebahagiaan" atau "Bahagia saat dibahagiakan".

Percayalah, kita tidak akan pernah bahagia jika terus memintanya dari orang lain, karena manusia itu mahluk yang amat lemah dan tidak satu orang pun yang mampu membahagiakan diri kita. Ingat pasangan kita sebelumnya bukan siapa-siapa kita, diapun bersama kita untuk meraih kebahagiaannya juga.

Sehingga bahagia itu bukan pada diri orang lain, tapi pada diri kita sendiri.

Bahagia itu bukan dengan meminta, tetapi dengan memberikan. Itu makna bahagia sejati.

Saat kita yang single bisa bahagia tanpa berusaha menggantungkan kebahagiaan pada orang lain. Maka tinggal selangkah lagi kita menuju kepelaminan karena kita jadi lebih mudah memutuskan. Dan juga karena, saya selalu percaya, baik pria maupun wanita single sebenarnya memiliki pilihan yang banyak, tinggal kita mau bahagia atau tidak walau dengan pilihan yang jelek sekalipun. Percayalah, jelek itu bisa dipoles dengan bedak sabar dan syukur.

Menikah memang bukan main-main namun menikah juga bukan hanya soal mencari yang bisa membahagiakan, namun banyak hal lain yang bisa kita raih. Ya banyak. Kisi-kisi pertama, pernikahan adalah proses melengkapi diri dan kehidupan.

Akhir kata, pernikahan gak cuma berisi kebahagiaan, gak usah berekspektasi terlalu tinggi ah.

Kang Jay

Hidup adalah seni melukis tanpa penghapus.


Mari kita jadikan hidup ini sebagai mahakarya yang menciptakan kebahagiaan.Hanya ada satu hal yang akan menjauhkan Kita dari perubahan dan menjadi orang yang Kita dan Tuhan inginkan. Satu hal itu bukan setan, bukan orang lain, bukan pula keadaan. Melainkan penundaan!.


Kebahagiaan tidak berada jauh di sana, tetapi ia ada di sini. Ya, bukanlah jauh di sana, dan saat ini. Bahagia itu pilihan. Kita semua bisa memilihnya. Begitu pula derita. Keduanya bersumber dari diri kita sendiri, bukan dari siapa pun atau apa pun di luar diri kita.


Kebahagiaan akan tumbuh bila kita betul-betul menghargai dan memaknai setiap momen, hidup dengan jujur dan ramah, berupaya mencapai puncak potensi kita, dan membuat perbedaan dalam hidup.


Selamat memilih bahagia supaya hidup lebih sehat!.


Selamat memilih bahagia supaya cerdas dan baik.


Dan hanya orang bahagia yang bisa hidup produktif dan sukses sejati.


Kang Jay




Usia empat puluh tahunan, ibaratnya sudah menempuh perjalanan hidup duapertiganya. Tentu sudah banyak menjalani asam garam kehidupan.

Usia empat puluh tahunan, ibarat mesin kendaraan, sudah dipakai jauh berjalan dengan kilometer lebih dari 200rb. Pernah melewati jalan mulus, kampung, tanjakan, terjal, berkelok, atau bahkan terpersok dalam kubangan.

Namun, lepas dari semua situasi dan kondisi yang dihadapi. Modal sehat adalah lebih dari segala kepemilikan harta tahta ......... Nikmat dunia manalagi lebih berharga, dibanding kesehatan. Ditambah tabungan ibadah, serta kebaikan dan memberi manfaat bagi sesama. Komplit.

Sehat lahir dan batin adalah nikmat yang saling melengkapi. Kita yang berbadan sehat, maka lebih mudah mengelola batin yang sehat. Begitu juga saat kita memiliki batin sehat, maka lebih mudah menggerakkan raga untuk lebih sehat bahkan menjadi giat, rajin dan gesit mencari jodoh. Sebagai ikhtiar nyata, bukan mager alias berdiam diri membunuh waktu pada hal tidak berguna sambil berkhayal tentang "sudah ditakdirkan".

Ayo mari kita mengelola badan dan batin kita diusia empat puluh tahunan.

Kang Jay
Hati-hati memperistri seorang pedagang. Ketika malam pengantin, mungkin dia akan spontan menawar, "Mau nggak harga segini? Besok harga naik lho!"

Hati-hati memperistri seorang perawat. Pas malam pengantin, mungkin dia akan spontan mengarahkan, "Awas, jangan kebanyakan gerak. Coba istirahat dulu!"




Hati-hati memperistri seorang guru TK. Pas malam pengantin, mungkin dia akan spontan mengingatkan, “Yang depan, luruskan ya. Pinteeer, ayo ulangi lagi!"

Kang Jay

"Jaman sekarang makin susah aja deh nemu pria baik.. semuanya ada motif jelek, bahkan brengsek!”

Ini merupakan keluhan terpopuler yang wanita ungkapkan dalam banyak kesempatan saat saya membaca atau mendengar. Seolah populasi pria impian sudah semakin langka, bersembunyi di balik hutan rimbun yang penuh pohon dan semak belukar nun jauh di sana. Sehingga, muncul ledekan, “Pria itu seperti tempat parkir: yang bagus pasti udah diambil orang!”




Ladies, ijinkan memberi anda beberapa sudut pandang lain dari generalisasi yang sangat merusak itu. Saya akan beritahu di manakah para pria impian Anda berada, beraktivitas, dan menghabiskan hari-harinya.

"PRIA BAIK BERKELIARAN DI MANA-MANA"

Sebagai salah satu pria baik, (note:jangan ditimpuk apalagi di fitnah hwahaha), saya dengan tegas menyatakan bahwa kaum kami yang baik ada di mana-mana. Di lingkungan rumah, di mall, di kantor, di tempat ibadah, di komunitas hobi, bahkan juga di AN yang suka disebut sebagai kampung predator dan scammer.

Pria baik yang menghormati wanita, pengertian, menghargai, pengalah, lembut, penyayang, tulus dan selalu melindungi itu jumlahnya jauuuuh lebih banyak daripada para pria bajingan.

Alasan Anda jarang melihat mereka adalah karena Anda kurang bergaul dan sebagian besar dari mereka takut untuk mendekati Anda.

Rata-rata pria baik terjebak di antara Mati-Gaya-Tidak-Tahu-Apa-Yang-Harus-Dilakukan dan Tahu-Tapi-Kebanyakan-Analisa-Agar-Tidak-Salah-Langkah.

Mereka sangat menghargai, bahkan menyanjung wanita. Mereka juga sangat mendambakan hubungan cinta yang sekali-untuk-selamanya. Tapi mereka terlalu lembek, banyak mikir, dan takut mendekati. Kalau di AN contohnya, contoh aja, saat wanita menulis blog-blog atau comment-comment yang menyunat kejantanan kami berkali-kali. Akhirnya mereka mengkeret, bahkan hanya untuk say 'Hai' saja. Eehhmmm....

Wanita menyunat para pria baik lewat candaan populer, “Cowo itu cuma ada dua: kalo ga bajingan, ya homo!” Wanita menyunat para pria baik lewat kedok isu kesetaraan gender dengan cara mem-bully, membenci, mengkambinghitamkan maskulinitas. Wanita menyunat para pria baik dengan menuntut pria bekerja tiga kali lipat lebih keras demi membuktikan dirinya tidak seburuk yang diduga. Ada segudang pisau yang ditodongkan dan beban yang dipasungkan pada pria. Bener apa bener.

Kalau pria baik mendekati, Anda menganggap dia pasti ada maunya sehingga Anda memberi segudang tes yang mempersulit hidupnya. Tapi kalau tidak mendekati, Anda complain menganggap dia cupu, payah, dan aneh.

Kekacauan itu semua masih ditambah lagi dengan keyakinan pada beberapa wanita untuk pasif menahan diri, ‘jaga image’ dan ‘jual mahal’.. sebuah prinsip yang justru membuat Anda dipandang sebagai obyek untuk dibeli dan dimiliki. Dengan sikap seperti itu, wajar saja Anda jadi lebih sering melihat segelintir pria predator yang tidak tunduk gemetar akan akan datang untuk memerima tantangan permainan Anda. Dipikiran mereka, semakin sulit ditaklukkan semakin mengasyikkan. Sedangkan pria baik hanya bisa memandang Anda sebagai wanita jual mahal yang ada dirak-rak baju yang tidak perlu dicoba karena lihat harganya aja udah bikin gemetaran.

Sesungguhnya pria baik ada banyak sekali dan berkeliaran di sekeliling Anda. Mereka tumbuh dewasa dalam identitas yang membingungkan, kerap meragukan diri sendiri apakah dia memang cukup baik layak untuk mendapatkan Anda.

Sebagian memilih tidak melakukan apa-apa, menyerah berharap pada nasib saja, atau menunggu Anda dekati. Sebagian lainnya berhasil mengumpulkan secuil keberanian untuk mendekati Anda, tapi kemudian terperangkap di lingkaran yang Anda buat.

"PRIA BAIK BERKELIARAN DALAM FRIENDZONE"

Friendzone adalah tempat hangout para pria baik. “Kebaikan, kehangatan, kedewasaan!” adalah motto hidup yang dijunjung tinggi di sana. Mereka menghabiskan hari-harinya belajar dan bekerja keras menjadi orang baik yang selalu baik. Mereka berucap baik, bersikap baik, bermimpi baik, berkontribusi baik pada semua orang. Khususnya pada wanita, mereka juga menawarkan pertemanan yang sangat ekstra baik. Semua mereka lakukan demi menyakinkan diri sendiri dan orang lain bahwa dirinya bukan seorang bajingan seperti stempel yang dimiliki semua pria.

Jika seorang pria baik menyukai dan mendekati Anda, jelaslah dia akan menghujani Anda dengan seribu satu kebaikan demi memenuhi proses seleksi yang para wanita ciptakan. Sialnya adalah Anda bersahabat dengan banyak pria yang bersikap sama, sehingga segudang perlakuan baik itu jadi terasa biasa saja. Semua kebaikan bisa Anda dapatkan dengan mudah dan berlimpah, alhasil Anda tidak tertarik ataupun bergairah akan hal-hal tersebut. Seiring waktu, Anda menganggap semua kebaikan sebagai fasilitas wajar normal dalam persahabatan. Makanya Anda seringkali terkejut atau tidak menyadari bahwa seorang sahabat pria memiliki ekspektasi yang lebih dari sekedar teman.

“Tapi Bro, kamu ngga ngerti,” ucap banyak wanita, “Aku ga mungkin suka sama sahabat sendiri! Ga ada rasa sama sekali, beneran ga boong!”.

Saya sangat mengerti apa yang Anda maksud. Hubungan cinta memang perlu dimulai dari getaran rasa ketertarikan, dan hal itu sulit sekali muncul jika seorang pria baik sudah terlanjur Anda anggap sebagai sahabat.

Ladies, pria baik yang Anda cari sudah ada di antara sahabat-sahabat dekat pria Anda. Pria-pria baik yang bisa membahagiakan Anda sudah ada persis di depan Anda setiap hari. Mereka adalah sahabat setia yang mendengarkan curhatan Anda, menuntun Anda keluar dari masalah, menemani Anda yang merintih galau, sabar menyimak setiap keabsurdan ekspektasi cinta Anda, menahan emosi mendengar kisah kebajinganan kekasih/mantan Anda. Ketika Anda mengeluh sulit mencari pria baik, batin mereka berteriak lirih sunyi, “HEI AKU DI SINI!!! DI SINI!!! DIIIIIII SIIIIIINIIIIIIII!!!” tak terdengar karena mereka sekecil butiran debu.




"PRIA BAIK (JUGA) BERKELIARAN DALAM BAJINGAN-ZONE"

Dari sepuluh orang pria, 8 tergolong baik dan 2 tergolong bajingan. Dari delapan pria baik itu, 3 di antaranya tidak berani mendekati Anda (jadi Anda anggap tidak ada), 5 sisanya berani mendekati Anda. Dari lima pria baik yang berani mendekati Anda, 2 akan terkunci selamanya sebagai friendzone (jadi kembali Anda anggap tidak ada) dan 3 terkunci dalam friendzone tapi karena jenuh kesal berhasil memberontak keluar.

Tiga pria baik pemberontak-friendzone inilah yang kemudian belajar berbagai trik manipulatif dan akhirnya berubah jadi seperti sang 2 pria bajingan yang senang mempermainkan wanita. Pendek cerita, dari 10 pria itu Anda tidak pernah melihat 5 pria baik, tapi setiap hari melihat 5 pria bajingan yang mendekati Anda. Ha ha ha.

Anda melupakan 5 pria yang benar-benar baik, karena mereka takut mendekati Anda atau terjebak dalam Friendzone.

Itu hanya sekedar otak atik iseng saya aja. Jika Anda pusing baca otak atik diatas coba diulang 2-5x bacanya. Ada hadiah dari saya jika beruntung.

Sudah paham? Poin saya adalah banyak pria baik ikut berkeliaran di bajingan-zone bukan karena mereka bajingan, tapi mereka tersesat di sana karena pernah dikecewakan dan diperlakukan tidak adil. Mereka cuma bocah laki-laki yang sedang mencoba nakal. Kesalahan para pria baik tapi liar itu hanyalah berusaha meraih cinta sebelum memperbaiki luka hatinya sendiri.

Saya tidak sedikitpun mendukung dan membela para pria baik yang berubah jadi gelap itu. Tapi saya juga tidak mau menyangkali fakta bahwa para pria player-wannabe itu berada di sana karena ulah para wanita. Sebagian dari mereka terluka dan tertekan sehingga memilih untuk tidak lagi percaya nilai-nilai demikian. Jika kebaikan mereka dianggap remeh, disalahgunakan, dinikmati tanpa diakui ataupun dibalas.. untuk apa mereka melanjutkan?

Mau diakui atau tidak, wanita sering mengacuhkan para pria baik. Anda menggunakan mereka sebagai selimut kehangatan emosional tanpa peduli membalas dengan hidangan hangat bernama cinta. Anda menerima semua kebaikan hatinya, namun menolak mereka. Beberapa pria baik yang terjebak friendzone itu menyadari kesalahannya, berlari pada kesimpulan yang salah: wanita (baca Anda!) tidak tertarik pada KEBAIKAN. Jadi demi menarik hati Anda, mereka BANTING STIR alias alih profesi ha ha dan berkomitmen mengikuti sikap para kekasih/mantan Anda, yaitu menjadi BAJINGAN.




Ladies, pria baik itu banyak dan berkeliaran di mana-mana, bahkan sudah bertumpuk mengantri dalam contact list smarphone Anda saat ini. Anda hanya tidak mau melihat, mempedulikan, ataupun membalas aksi mereka. Akibatnya, persepsi kecut pahit yang Anda miliki tentang pria itu tertular pada sebagian mereka yang kemudian tersesat jadi bajingan-jejadian. Rusak sudah. Ketika pria dan wanita masing-masing menganggap negatif pihak lainnya, wajarlah hubungan cinta di jaman modern ini jadi penuh drama dan luka-luka.

Padahal seharusnya Anda tinggal maju saja mendekati para pria-pria baik itu. Tidak perlu bingung caranya, sikat aja dulu bleh baru bicara cinta kemudian, agar Anda segera menemukan sigaring raga a.k.a belahan jiwa. Sebelum kiamat.

Dirangkum dari berbagai sumber. Maafin sekali-kali blog panjang, lain-kali besok lagi, ealah.

Kang Jay

Pages: « Previous ... 14 15 16 17 18 ... Next »
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo