BLOG TULISAN Jayadiningrat


Justru mereka yang mudah memaafkan yang hidupnya akan selalu bahagia


Justru mereka yang mau hidup susah yang hidupnya akan mudah.


Justru mereka yang suka berbagi yang akan banyak di beri.


Yah begitulah seni kehidupan, semua orang juga tahu tapi banyak yang sulit mengamalkannya.




Saya doakan semua orang yang baca blog ini diberikan saldo seperti Rekening ini. Aamiin.


Kang Jay

Di sebuah desa, berembuslah berita tentang sebuah batu permata berharga milik seorang petapa. Seorang pemuda mendatanginya, dan meminta batu tersebut."Ini, ambil untukmu," kata petapa itu tanpa beban.

Sang pemuda pulang dengan senang, tetapi ada sesuatu yang mengusik pikirannya.

Hingga keesokan harinya dia kembali ke tempat petapa. "Hai, orang suci, ambillah permata ini kembali, tetapi berikan hati penuh ikhlas yang mampu memberikan permata ini."

Sebuah analogi yang menggambarkan seseorang yang telah menemukan makna KEBAHAGIAAN.

Ya, demi kebahagiaan kita berusaha memenuhi diri dengan berbagai macam fasilitas: harta melimpah, rumah mewah, mobil mewah, kekuasaan, dan lain sebagainya. Bahkan berusaha mendapatkan pasangan yang cantik, kaya dan tampan, atau anak-anak yang imut dan pintar. Tetapi benarkah kita sudah bahagia? Ataukah kita masih merasa bahwa kebahagiaan itu masih begitu jauh dari genggaman?

Banyak dari kita yang belum juga menemukan kebahagian namun malah menemukan kekosongan dalam menjalani hidup.

Ada jalan keluar yang sederhana tapi kerap terlupakan. Jalan keluar yang sebenarnya membimbing kita melihat ke dalam, ke diri kita, dan menemukan kebahagiaan sejati.



Ya kebahagiaan sejati datang dari diri kita sendiri. Hargailah yang sederhana kadangkala itulah yang membuat kita bahagia. Kebahagiaan tidak hanya terletak pada atau pun rupa, tapi terletak pada hati yang ikhlas menerima baik buruk kita, memang bukan untuk seketika, namun untuk selamanya. Bersyukur adalah kunci kebahagiaan sejati.

Mari kita berbahagia pada apa yang kita miliki. Bersemangatlah pada apa yang kita ingini. Sukses bukanlah kunci kebahagiaan, namun kebahagiaan adalah kunci kesuksesan.

Kang Jay

Ada suatu ceramah dari seorang ustadz kondang, menarik untuk kita simak. Nasehat ini sudah saya share buat teman yang sedang pada kondisi ini, mungkin ada baiknya saya share di AN juga. Berikut saya tuangkan dalam tulisan dari ceramah tersebut.


"Saya mau curhat, dimasa pandemi ini sudah 11 bulan saya tidak punya pekerjaan tetap, nafkah yang saya berikan sangat minim sekali. Keluarga istri meminta saya untuk pisah. Akhir-akhir ini istri juga sudah tidak tahan, istri saya bekerja. Sebenarnya kami masih saling menyayangi, istri saya bilang masih cinta sama saya. Saat ini istri saya sedang didekati pria lain yang lebih mapan dan kaya, istri saya bahkan mengumbar kedekatan itu dan membanding-bandingkannya dengan saya. Salahkah kalau saya memukul pria tersebut? Karena pria tersebut telah mengambil kesempatan dalam kesempitan. Bagaimana saya menyingkapinya?".


Yang pertama sekali, saran dari laki-laki ke laki-laki. Berprinsiplah dan jangan merendahkan dihadapan wanita. Maksudnya begini, pada saat seorang wanita yang menjadi istri kita membutuhkan kita, maka tunjukkan kebutuhan yang bisa kita beri 1000x daripada yang dia inginkan. Dia sayang, dia perhatian, dia siap berkorban maka kita sebagai pria harus 1000x lebih hebat dari dia. Laki-laki itu penaung.

Namun jika dibalik, kalau saya pribadi, kapan dia tidak butuhkan kita, maka saya 1000x tidak butuh dia. Untuk apa Anda merendahkan diri pada seorang istri yang tidak bisa menjadi seorang istri. Karena kapan wanita sudah menyombongkan diri dihadapan laki-laki maka tidak ada akan ada wibawa sama sekali.

Saya tidak menyuruh Anda menjadi keras, bukan, tapi saya mengajak Anda untuk punya prinsip dalam hidup. Wibawa, pemimpin rumah tangga. Jika kita dibutuhkan ya kita tunjukan lebih, tidak dibutuhkan ya sudah. Masih banyak gantinya, dia mau ganti laki-laki lain silahkan. Ahlan wasahlan, silahkan. Allah akan gantikan penggantinya yang lebih baik. Percaya itu saja. Dan itu harus bisa kita sebagai pria punya prinsip. Memang begitu. Kalau hal ini kita terapkan dalam hidup kita, kita akan sangat mudah hidup. Terkadang, subhanallah, ada yang pengorbanan lebih berat dari suami2 lain yaitu berpisah dengan meninggal, hiks.

Istri selingkuh, sangat jelas Haram. Seorang istri mau berhubungan dengan pria lain hanya karena suaminya kekurangan ekonomi, waduh wanita apa itu. Cinta itu adalah pengorbanan, kasih sayang, bukan saat mampu disayang, pada saat tidak mampu lalu ditinggal. Subhanallah. Hati-hati hukum Allah subhanahuwata'ala berlaku. Kita harus ingat bahwa pasangan kita punya Tuhan yang sama dengan Tuhan kita. Dan Allah itu maha adil. Memang dalam kehidupan kita ada naik turunnya, namun ingat bahwa makna Cinta adalah Pengorbanan. Itu sebenernya. Kalau kita hanya disayang istri saat kantong kita penuh. Kemudian saat lagi tipis lagi masalah lalu berhubungan dengan pria lain. Naudzubillahimindzalik, wanita apa itu. Kalau saya tidak akan saya naungin, kalau saya ya, "Kamu mau sama dia silahkan, ahlan wasahlan silahkan jalan". Dulu istri saya tau prinsip saya, "Kalau kamu merasa ada pria lain lebih baik, atau kamu mau memasukkan pendapat keluargamu dalam rumah tangga saya sehingga kedudukan saya sebagai suami tidak didengar lagi, silahkan pilih pria itu atau pilih keluarga kamu, tidak ada masalah bagi saya, selesai". Jadi simple aja, jangan jadikan sebagai beban, oh nanti kalau pisah hidupnya bagaimana. Ayolah kenapa emang. Lalu bilang, saya mati kalau tidak sama dia, ya mati bener lho nanti. Atau, gila kalau tidak nikah sama dia, gila kalau...... Hello, siapa ini, kenapa ini ayooooo keluar dari bingkai hidup itu.

Ingat seorang muslim itu hidupnya mulia. Jika dia dihormati, maka dia lebih menghormati. Jika dia dihina, maka tinggalkan. Allah subhanahuwata'ala tidak menyuruh kita menghinakan diri, tidak boleh.

Kalau wanita, ya misalnya seorang istri yang masih mencintai suaminya, dia kemudian bilang ke suaminya meminta kerja untuk membantu ekonomi keluarga maka alhanwasahlan Jempol, gak ada masalah. Bagus itu. Misal sampai suaminya mapan, baru berhenti kerja. Itu baik. Maka tanya baik-baik "Apakah kamu mau bekerja hanya karena ingin membantu nafkah keluarga", jika dijawab iya. Selama pekerjaan halal dan dia ingin kita antar maka antar dia ketempat kerja. Muliakan dia, jaga dia, jemput dia saat pulang, Anda adalah pembela.

Tapi dalam kondisi masih status istri tapi ada hubungan dengan laki-laki lain maka subhanallah, naudzubillahimindzalik. Atau misal didepan suaminya sang istri telepon selingkuhannya, dan si suami menerima itu. Aduh suami macam apa, mana Ghirah, mana kecemburuan positif yang telah Allah pelihara dalam diri kita, gak boleh sebagai suami. Dalam agama itu jelas-jelas haram, wallah haram, dalam Islam disebut dayyuts. Nabi mengatakan Allah melaknat dayyuts, sahabat bertanya siapa dayyuts, dayyuts adalah laki-laki yang tidak punya cemburu pada pelanggaran agama yang terjadi pada istrinya.

Ada kisah sahabat Nabi, pada saat seorang sahabat pulang kerumahnya mendapati istrinya selingkuh dengan pria lain. Dia bingung mau melakukan apa, akhirnya dia pergi ke Rasullullah lalu berkata "Ya Rasulullah, saya pulang kerumah tapi istri saya lagi sama laki-laki lain, pandu saya harus berbuat apa.." Disaat itu ada sahabat lain, Saad ra langsung menghunus pedang bilang "Kalau itu terjadi pada keluarga saya maka saya akan penggal kedua2nya dengan pedang ini untuk menjaga kemuliaan Islam". Tanpa banyak berkata Rasullullah membiarkan Saad ra, kemudian dipersilahkan ke sahabat yang bertanya tentang apa yang ingin dia perbuat pada istrinya sambil titip pesan untuk menegakkan Islam.

Jadi seorang istri yang mau tinggal dibawah naungan kita pria, sementara kita sudah berkorban dibawah terik sinar matahari, sudah bekerja siang malam, sudah memilih dia dari sekian banyak wanita kemudian dia mau berkorban, hormati dia, junjung dia, lindungi dia, rangkul dia, sayangi dia, bela dia, memang harus begitu. Tapi kalau masih dalam naungan kita kemudian hanya karena sedikit terhimpit ekonomi lalu berhubungan sama laki-laki lain. Naudzubillah, jangan dipertahankan istri seperti itu, berbahaya sekali, jangan Anda menjadi laki-laki lemah.

Balik ke awal, pertanyaan dari Anda, seperti pertanyaan teman saya. Dia bercerita, istri dia pulang ke kampung halamannya ya ke rumah orang tuanya karena alasan mau mengurus ayah dan ibunya. Teman melanjutkan ceritanya, "Akhirnya saya sama anak-anak ditinggal dirumah sendiri, setiap saya telpon atau saya datangi untuk saya pulang selalu bilang 'Sudahlah saya gak mau pulang, kalau mau nikah lagi silahkan'" Lalu dia bertanya, tentang bagaimana saran dari saya, saya jawab simple "Nikah lagi". Dengan tegas saya bilang "Nikah lagi". Karena kalau tidak maka akan terbuka pintu fitnah, terbaca jelas seorang istri pilih orang tuanya, ini secara syar'i tidak boleh. Ingat janji suci, saat pria bilang "Saya terima nikahnya...." didepan wali (ayah) wanita maka berarti seorang wanita sudah menerima akad nikahnya seorang laki-laki, maka laki-laki itu yang dinomor satukan diatas orang tuanya dan ayahnya harus sadar itu. Gak ada alasan. Kalau suaminya izinkan maka boleh kalau tidak diizinkan ya TIDAK boleh secara agama. Bahkan saya bilang bila dia dia tidak menceraikan istrinya maka hukum poligami sudah wajib bagi dia. Namun si suami itu masih ragu seakan-akan poligami itu dosa, padahal dia jelas-jelas ditinggal oleh istrinya. Sebagai seorang laki-laki harus punya prinsip. Harus melangkah maju. Saya bilang ke dia, jangan kamu dikit-dikit menangis, apaan cengeng, ditinggal wanita nangis, subhanallah. Orang menangis itu karena ditinggal Rasulullah. Atau ketinggalan sholat subuh berjamaah. Itu nangis. Ditinggal perempuan kok nangis. Lailahaillallah. Allah ciptakan perempuan lebih banyak, ini bukan menurunkan martabat perempuan ya. Artinya, seorang pemimpin harus punya wibawa, kalau gak akan dianggap remeh. Istri itu dinaungi, dilindungi, dididik, diberikan haknya iya. Berikan berlipat-lipat penghormatan, sebagaimana dia berikan satu penghormatan, ndak papa. Tapi jangan sampai menginjak kehormatan seorang pemimpin.

Akhirnya saya perlu bilang, bro ambil keputusan dan saran saya bilang ke istrimu "Kamu mau balik sama saya berumah tangga disini gak?, atau kamu mau sama orang tua kamu". Kalau dia jawab, "Oh, saya pilih sama orang tua saya". Jawab aja "Saya ceraikan kamu sekarang, Assalamualaikum". Tutup telepon. Selesai, simple. Jangan lama-lama, cengeng sekali. Setelah itu sujud sama Allah "Ya Allah saya masih cinta sekali sama istri saya". Ya minta kepada Allah, gampang itu untuk dihilangkan dari hati. Sebagaimana cinta itu datang dan kemudian keluar, gampang itu. Subhanallah ya, jangan terlalu mencintai dunia berlebihan.

Sebagai penutup, yuk mari kita cinta kepada Allah, bukan cinta kepada manusia. Mencintai istri karena Allah yang perintahkan. Mencintai suami karena Allah yang perintahkan. Jadi semua karena Allah. Tidak ada kata-kata hilang, tidak ada rugi, kalau kita meninggalkan manusia. Gunakan momen musibah ini untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jika kelak Anda mendapat istri baru, sering berdoalah agar dicukupkan rezeki, istri sholehah dan anak yang berbakti. Begitu sekelumit saran yang saya tahu, wallahualam.


Setelah saya scrol ke atas maaf panjang kali lebar ternyata ceramah dari ustadz ini jika dituangkan dalam tulisan. Semoga ada manfaatnya.

Kang Jay


Mau bilang cewek itu kejam? Nggak juga bro, sebenarnya mereka itu realiatis, udah jadi insting dari jaman nenek moyang kita kalau wanita lebih memilih menikahi pria yang paling kuat yang bisa melindungi mereka dari bahaya dimasa purba.

Ada suatu teori disebut Hypergami. Hyper artinya lebih, gami artinya pernikahan. Artinya dalam memilih pasangan terutama untuk pernikahan, cewek gak akan milih cowok yang levelnya dibawahnya. Terutama dalam tiga hal : Fisik, Harta dan Status. Fisik artinya kekuatan badan pria atau jaman modern ini kegantengan juga. Harta, gaji jumlah duit dan aset yang pria punya. Status, seberapa terhormatnya pria di masyarakat, ada hubungannya sama profesi maupun ketaatan beribadah (Ustadz). Ketiganya adalah insting wanita untuk mendapat perlindungan dalam zaman Modern ini.



Cewek yang cantik akan sulit menjalin hubungan serius sama cowok yang lebih "jelek" kecuali cowok itu punya status dan harta lebih tinggi. Makanya kita sering lihat cewek muda 19 tahun nikah sama kakek2 Jutawan. Dan sebaliknya, harta dan status lebih rendah tpi ganteng dan berotot

Intinya cewek selalu melihat tiga hal Fisik, Harta dan Status. Dan akan selalu berusaha mendapatkan pria dengan level diatas mereka baik Fisik, Harta atau Status, setidaknya satu dari tiga hal tersebut. Makanya ada kisah Cinderella dan sang Pangeran. Walau ada Beauty & The Beast, namun tetap saja si The Beast berubah jadi Pangeran.

Tapi kalau dibandingkan dengan cara cowok memilih pasangan. Memang teori Hypergami cewek ini seperti lebih kejam. Cowok kalau udah suka udah cinta cenderung gak pandang harta dan status lagi. Bahkan tidak lagi memandang fisik. Mau level cewek dibawah mereka, kalau udah cinta maka cowok gak akan ragu menjalin hubungan. Dibanding cewek, hati cowok lebih lemah dalam relationship.

Kabar buruknya kalau cowok gak sadar hal ini, maka cowok akan dimanfaatin habis-habisan oleh cewek. Atau jadi Bucin seumur hidup.

Kabar baiknya buat Cowok, dari tiga hal tadi, mulai dari Fisik, Harta maupun Status, semua bisa dinaikkan levelnya. Fisik bisa diperkuat dengan olah raga atau body building. Tampang, bikin cowok kelihatan ganteng itu lebih gampang dibanding bikin wanita kelihatan cantik, asal mau rubah gaya rambut dan pakai baju maskulin dan mahal maka cowo bakal terlihat menarik dimata cewek.


Harta bisa banget dicari. Status bakal naik bila cowok punya karya yang bermanfaat. Ini artinya cowok gak perlu jadi Bucin, kalau cowok bisa naikin di tiga level tadi maka kita akan jadi pria yang berkelas dimata cewek.

Saya gak bilang naikin levelnya gampang ya, tapi masih bisa diusaain kok. Daripada seumur hidup ngejar cewek gak dapet-dapet lebih baik tahan dulu keinginan ngejar cewek. Fokusin dulu waktu kita untuk memperbaiki diri. Semangat bro.....

Kang Jay


Kalau Suami kehilangan Istri.

Suami sibuk cari pengganti.

Kalau Istri kehilangan Suami.

Istri sibuk cari pekerjaan atau usaha untuk membiayai anak-anaknya.


Mitos atau Fakta ??


Pihak ketiga bukan pihak yang merusak hubungan Anda dan pasangan. Sebuah perselingkuhan berarti ada sesuatu yang tidak beres dalam hubungan Anda. Ada sesuatu yang perlu diperbaiki dan ada sesutu yang perlu dibicarakan dengan baik-baik.


Tapi banyak orang tidak bisa melakukan hal tersebut. Tidak bisa ngobrol baik-baik dan bertanya, "Sayang, kenapa kamu selingkuh?", "Apakah ada ketidakpuasan dalam hubungan ini?". Banyak orang yang tidak bisa mengevaluasi ini karena kalau duduk ngobrol berarti itu sama saja membuka borok-borok, berarti akan membuka kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan. Berarti akan ada komplain, akan ada keluhan dari pasangan tentang diri kita yang sebenarnya kita juga tahu bahwa kita ini juga kurang, kita ini juga selama ini belum menjadi pasangan yang terbaik buat pasangan kita. Jadi lebih mudah untuk menyalahkan pihak ketiga, lebih mudah untuk membuat si pihak ketiga itu sebagai sumber, sebagai penjahat yang merusak hubungan ini. Bahkan nyamperin langsung, untuk langsung mengkonfrontasi. "Kenapa kamu merusak hubungan saya dengan pasangan?", "Kenapa kamu mengganggu hubungan saya?", "Kenapa kamu merebut pacar saya?". Dengan begitu kita jadi lepas tanggung jawab, dengan begitu kita jadi terlihat BERSIH, dengan begitu kita jadi terlihat bahwa bukan saya yang salah tapi salah pihak yang ketiga itu.

Ingat, yang merusak hubungan adalah Anda dan pasangan Anda. Jadi hubungan Anda sebenarnya memang sudah rusak sebelumnya makanya pihak yang ketiga bisa dengan mudah masuk ke dalam CELAH dan mengambil kesempatan. Kalau misalnya hubungan Anda dan pasangan tidak ada masalah bahkan bahagia dan harmonis, maka tidak akan ada celah yang bisa dimasuki oleh pihak ketiga.

Jadi istilah seperti ditikung atau direbut itu sebenarnya salah kaprah. Karena kita tidak mungkin bisa direbut orang lain kalau kita tidak MENGIZINKAN diri kita direbut. Pasangan Anda tidak akan mungkin bisa direbut oleh orang lain, tidak akan mungkin bisa ditikung oleh orang lain kalau dirinya sendiri tidak mengizinkan dia direbut atau ditikung.

Jadi dengan kata lain jika terjadi perselingkuhan maka pasangan Anda juga GATEL. Pasangan Anda juga NIAT melakukan perselingkuhan tersebut. Justru ketika terjadi sebuah perselingkuhan yang harus disalahkan bukannya pihak ketiga melainkan pasangan Anda sendiri dan diri Anda sendiri. Labrak pasangan Anda, labrak diri Anda sendiri juga. Duduk bersama dan diskusikan kenapa hal itu bisa terjadi. Setelah itu buat KESEPAKATAN, apakah ingin lanjut, apakah ingin stop sampai disini, ataukah ada kesepakatan yang lain. Itu semua bisa dibicarakan, yang paling penting Anda harus mengerti bahwa pihak ketiga bukanlah pihak yang merusak hubungan ini. Karena rusak atau bagusnya hubungan itu semua ada ditangan Anda dan pasangan Anda. Berdua saja.

Kang Jay


Apakah kalian mengalami hal yang sama?

Atau sudah ditahap nambah kucing....

Pendaftaran Lomba 17 Agustusan

1. Lomba panjat yang belum di pinang
2. Lomba mewarnai hati yang kelam
3. Lomba menari diatas penderitaan orang lain
4. Lomba memasukkan mantan ke dalam botol
5. Lomba rebut pacar orang
6. Lomba bawa pacar pakai sendok
7. Lomba lari dari kenyataan
8. Lomba cepat-cepat moveon
9. Lomba balap nikah
10. Lomba makan hati
11. Lomba tarik ulur hubungan
12. Lomba teman makan teman

13. Lomba nikung pacar temen

14. Lomba ninggalin pacar pas lg sayang-sayangnya
15. Lomba php in pacar
16. Lomba modus padahal gak serius
17. Lomba Ghosting
18. Lomba puisi cinta abal abal.
19. Lomba nyanyi seriosa ketika ditingalin pacar
20. Lomba cuci & setrika baju pacar
21. Lomba mencuci hati dari kenangan mantan
22. Lomba bersih2 body dari bekas mantan

23. Lomba bertahan hidup sepeninggal mantan

Silahkan dipilih dan dipersiapkan, peserta terbatas. Pendaftaran di www.jomblo-nikah.com. Gratiiiiissss.


Berikut saya tuliskan kembali kisah seorang sahabat muslim, yang begitu indah proses bertemu jodohnya dan awet sampai sekarang hampir 6 tahun menjalani pernikahannya.


"Pada usia matang 26 tahun, dalam kesibukan kerja dan lagi mencoba menyelesaikan skripsi S1, saya bertemu dengan istri saya dengan usia sedikit dibawah saya —waktu itu masih berstatus calon istri— pada bulan Februari 2015 di Yogyakarta. Awal bertemu, saya langsung mengajak kedua orang tua dan kakak pertama saya, Mas Roni, kami pun saling menyapa. Waktu itu, istri saya mengajak mbaknya. Kami pun saling mengobrol. Saya merasa walau baru ketemu pertama, tapi hati saya bergetar. Kemudian, saya berkata kepadanya, “Besok, kami mau silaturahim ke rumahmu." Rumah calon istri saya ada di Klaten.

Akhirnya, keesokan hari, saya bersama orang tua dan kakak saya "lagi", datang ke rumah istri saya untuk bertemu dengan orang tuanya (bapak dan ibunya). Kami pun berinteraksi dan saling mengobrol. Saat saya berpamitan pulang dan menuju mobil, ternyata tas saya ketinggalan di rumah calon istri saya. Saya pun kembali, calon ibu mertua saya berkata, “Biasanya, kalau tasnya ketinggalan, itu berarti berjodoh.” “Ya, mudah-mudahan,” jawab saya.

Kemudian, saya pun pulang ke Jawa Timur. Selanjutnya, saya berinteraksi dengan calon istri saya via WhatsApp. Suatu ketika, calon istri saya mengatakan, “Mas, kalau serius, ya, menikah."

Dia tidak mau berlama lama. Intinya, dia tidak mau pacaran. Jadi, kalau serius, ya, menikah. Inilah kalimat luar biasa bagi saya. Akhirnya saya pun membalas, "Ya, sudah. Kapan kamu ada di Indonesia?” .

Kebetulan waktu itu, istri saya bercerita kalau dia sering keluar negeri karena tugas kantor atau tugas negara. Berikutnya, dia memberi kabar, “April, saya ada di Indonesia, Mas."

Akhirnya, pada bulan April, saya pun mengkhitbah istri saya. Rencananya, kami akan menikah sebelum bulan puasa (Ramadhan). Namun akhirnya, kami menikah setelah bulan puasa karena terkendala oleh persiapan dan lain lain. Pada bulan Oktober, kami pun menikah. Jadi, prosesnya termasuk cepat, mulai dari proses ta'aruf pada bulan Februari, proses khitbah pada tanggal 4 April, dan menikah pada tanggal 10 Oktober 2015."

Sebenarnya saya memiliki informasi lainnya tentang pasangan ini namun saya tidak mendeskripsinya di blog ini agar tidak terlalu panjang, bila ada pertanyaan bisa ditulis di kolom komentar. Semoga menginspirasi.

Kang Jay


Saya akan bahas mengenai Tafakkur, maaf mungkin bahasan yang cenderung ngebosenin he he.


Agar amalan kita bernilai, kita harus mau namanya Tafakkur. Kenapa? Yo, kita itu manusia yang sok2 keliru, sok2 salah, kadang2 ndak pas. Biar pas gimana? Ya kita sering merenungi perbuatan kita sendiri. “Aku seharian Ta'aruf di kosan ngapain aja?, yang dilakukan apa?”, ta'aruf kok dikosan seharian pulak haha. “Dikantor tadi ngapain aja ya seharian? Padahal aku punya tugas apa, kok cuman ngobrol aja di kantor berjam2”. Itu namanya Tafakkur. Kalau malem sempatkan tafakkur, kata Syekh Abdul Qadir Jailani. Seorang Syeh dari Bagdad keturunan Rasulullah dari garis ayah maupun ibu, yang memperoleh gelar Sulthanul Auliya (Raja dari seluruh para wali).


Orang yang ndak pernah Tafakkur, itu ndak akan naik level. Kita diceramahi sama Ustadz tiap hari, itu ndak ada gunanya kalau isi ceramahnya ndak nyambung sama hidup kita sehari2. Nah, untuk bisa nyambung gimana? Ya, tafakkur. “Tadi pak Ustad bahas tentang ciri2 bully dan dosanya, saya pernah ngebully orang gak ya”. Tafakkur tuh kayak sistem komputer lagi nyocokin kompatibilitas software2nya biar nyambung.


Orang yang berilmu yang suka Tafakkur nilainya dibanyak Hadits disebut lebih tinggi dari Ibadah.


Menurut Syekh Abdul Qadir Jaelani, ada tiga jenis Tafakkur:


Pertama, Merenungi Sesuatu dan Mencari Sebabnya. Mencari bagian2nya sampai kemudian ketemu Allah. “Aku bisa begini karena siapa ya?”. Ada peristiwa, ditelusuri asal-usulnya. “Ya sih, semuanya memang skenarionya Allah.” Tafakkur yang seperti ini, kayak ibadah satu tahun, katanya Syekh Abdul Qadir Jaelani.


Kedua, Merenungi Perbuatannya, Terus Mencari Akarnya. “Apa saja yang telah aku lakukan? Cocok apa ndak ama kehendak Allah?” dan seterusnya. Nah, merenung semacam ini nilainya lebih dari 70 tahun ibadah. Padahal umur kita berapa tahun? Paling 70 tahun pas. Itu kayak seumur hidup ibadah.


Ketiga, Merenungi Hikmah kebijaksanaan Ilahi dalam segala hal. Bahwa apapun yang ditetapkan Allah, disitu ada ilmu, ada pelajaran, ada kebaikan. Jadi renungi segala peristiwa dan temukan hikmahnya. Ini bernilai lebih dari 1000 tahun ibadah.


Cuman ya kalau mau pahala 1 tahun, 70 tahun, 1000 tahun tuh jangan dihitung besarannya, karena kita suka pake kalkulator. Ya apa ya. “Wah sudah 70 tahun ibadah tah, kang, wah santai aku kang, berarti aku bisa ngapain aja sekarang kan aku udah Tafakkur bernilai 70 tahun ibadah.” Kita tuh mesti suka gitu deh he he. Itu sebenarnya simbolik, isyarat dari Syekh Abdul Kadir Jaelani, juga di ayat2 Al Qur’an maupun hadist2 shohih tidak secara explisit tidak disebutkan besarannya, bahwa segini lho besarnya pahala orang Tafakkur. Tapi intinya tuh ada yang pahalanya Biasa, ada yang Super, ada yang Istimewa. Yah kayak Martabak Bangka.


Jadi ada yang level biasa itu pahalanya seperti 1 tahun ibadah, ada yang pahalanya 70 tahun, ada yang pahalanya 1000 tahun. Itu tafakkur, maksudnya keutamaannya. Jangan dihitung matematikanya, jangan kita terikat pada hitungan2 itu, itu hanya untuk memotivasi kita melakukan Tafakkur, urusan pahala biar Allah yang ngitung. Jangan karena tahu berapa kali lipat pahala yang bakal didapat, langsung mikir kalau korupsi, “Kang, saya korupsi satu juta, dari satu juta itu tak shodaqoh-kan 100rb, kan nanti dapat pahala 70 ribu lipat. 70rb kali 100rb, wah…. hasilnya kan lumayan 70jt. Nah, dosanya sama pahalanya kan nanti menang pahalanya, kang. Berarti imbas kita, kang. Kan ngono.” Itu namanya matematika.


Itu yang kadang2 bikin para koruptor kalau habis korupsi langsung Umroh. Ya kan? Sebelum korupsi umroh, setelah korupsi umroh. Kenapa? Karena perbuatan diantara dua umroh itu diampuni 100%. Nah, ya itu kita sedang main matematika sama Gusti Allah. Emange Gusti Allah ndesit (Ndeso)? Ndak ngerti kalau mbok Apusi (Bohongi)?. Jadi itu tafakkur dasarnya.


Contoh lainnya, “Kang, saya sudah bisa shalat kok.” Ndak, harus tafakkur lagi. Padahal Shalatnya apa sudah benar apa nggak? Kualitas shalatnya dari zaman masih SMA sama sekarang kira2 semakin naik apa semakin drastis turunnya?. Nah itu kan tafakkur yang bisa menilai, “Iya ya, dulu saya shalat lama lho, kok sekarang kok bisa cepet, ya?. Kita mikir,”Apa ini gara2 aku semakin pinter karena sudah S3 apa ya, apa gara2 cepet itu karena waktunya mepet? Sibuk terus, apa gara2……?. Itu tafakkur. Terus terang kadang2 semakin pinter orang shalatnya semakin cepet. Masalahnya karena ilmunya banyak. Kita ngerti sela2nya mana yang cuman sunnah, mana yang mubah, mana yang wajib Karena shalat itu kalau diambil wajib2nya doang. Paling Takbiratul ihram, fatihah, ruku’, bahkan bacaannya aja kan sunnah, yang penting ruku’ terus sujud, cepeeet. Jadi nggak sampai 2 menit selesai empat rakaat. Wong diambil wajibnya saja. Apalagi fatehah kita suka agak di skip2, yo kan? Hehe. Tambah cuepet, express. Ya seprti kita nyetel video, di-fast forward, ada yang level dua, level tiga, tambah cepet tambah ceupet. Jadi, untuk memperbaiki yang gini2 ini, kita butuh Tafakkur.


Orang yang tidak mau menafakkuri dirinya, maka kualitas hidupnya ndak akan naik. Yo gitu2 aja terus, bahkan menurun mengikuti kemampuan otak kita yang menurun, suka lupa, akhirnya pikun. Maka, Tafakkur itu penting, selain juga berguna untuk mengasah otak kita. Yok mari kita sering2 Tafakkur.


Kang Jay

Pages: « Previous ... 9 10 11 12 13 ... Next »
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo