Merantau ditulis oleh Jayadiningrat


Tak terasa sudah setahun tidak pulang kampung, baik saat Idul Fitri dan Idul Adha ini. Ada kerinduan tersendiri saat mengingat moment hari raya di tahun2 sebelumnya.


Namun ada dirasa oleh banyak kawan-kawan di rantau yang belum bisa membuktikan kesuksesan diri, bahkan sudah beberapa Idul Adha tidak pulang. Pulang malu tak pulang rindu.

Tetaplah percaya, bahwa merantau adalah tradisi orang orang besar dalam sejarah. Orang Sukses kebanyakan berasal dari kampung. Mereka punya semboyan yang membangkitkan semangat juangnya, “Pantang pulang sebelum menang. Pantang pulang Sebelum Sukses".

Bagi temen-temen yang sedang merantau, bersabarlah. Jika kau meyakini bahwa di perantauan itu kau bisa menemukan jalan yang potensial untuk menjadi orang besar, maka bertahanlah sejenak. Tahan dulu rindumu.

Konon kerinduan yang makin bertumpuk, justru menjadikan momentum pertemuan makin berkesan. Percayalah, bahwa akan ada saat di mana kerinduan pada keluarga dekat akan tersalurkan.

Jadikan kalimat ini sebagai petuah, “Pantang pulang sebelum menang, Pantang memyerah sebelum sukses."

Buktikan bahwa kalian di perantauan bekerja keras, berjuang, bertarung dengan beragam peluang, untuk membahagiakan keluargamu.

Kelak jika kau telah menjadi orang besar, kembalilah dari perantauan untuk membangun kampung asalmu. Tanah kelahiranmu.

Saat membaca biografi orang-orang besar, sering kali kita menemukan bahwa sebagian besar mereka bukanlah orang yang merasa nyaman tinggal di tempat mereka di besarkan. Kebanyakan mereka adalah perantau.

Dalam bahasa Purdi E. Chandra, merantau adalah media agar kita bisa belajar hidup mandiri, karena di medan dan lingkungan yang jauh dari orang-orang dekat kreativitas dan keberanian kita dituntut untuk berkembang.

Selain itu dengan merantau kita bisa belajar untuk lebih mendewasakan sikap. Dan hal itu sangat Sulit dilakukan jika kita berada di lingkungan keluarga yang Sedari kecil tahu watak kita. Berdasarkan curhat beberapa kawan, setua apa pun usia kita, kalau masih di rumah seringnya masih dianggap sebagai anak keci yang masih terus diawasi dan butuh bimbingan.

Kang Jay

Post Sebelumnya     
     Next post
     Blog Home

Dinding Komentar

Belum ada komentar
You need to sign in to comment
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo