Teteh dengan Dilema Hidupnya ditulis oleh Jayadiningrat

"Kang, saya join AN bukan karena saya sudah bercerai, namun saya pada posisi dilematis, ingin bercerai namun ada ketakutan apakah saya masih laku dan saya sudah benar dengan keputusan itu. Saya ingin menceritakan kondisi saya, kami menikah muda, awalnya sebenarnya ditentang orang tua namun darah muda saya ngotot. Setelah menikah suami saya merasa minder karena keluarga saya iebih kaya. Suami saya kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi, sehingga keluarga saya membantu memberi modal membuka usaha yang dijalankan oleh saya. Suami malah marah-marah merasa direndahkan dan menyiksa saya. Anak-anak menjadi brutal dan memberontak ke ayahnya karena membela saya. Suami saya bertambah parah dengan malas berdagang bersama saya, sehingga saya yang banting tulang sendiri untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Saya merasa tersiksa, baik secara fisik di aniaya, lebih lagi secara batin. Suami bertahun tahun tidak berubah dan saya mau minta cerai saja, karena saya merasa suami tidak bisa memberi apa-apa. Uang tidak, kasih sayang tidak. Terakhir yang membuat saya tidak kuat, suami saya juga bertengkar melawan orang tua saya, hingga orang tua saya memaksa saya “Ceraikan Saja Suami Seperti itu".

Baik saya akan memberi masukan untuk Teteh, usia kita tidak jauh beda ya. Berarti Teteh sudah menikah cukup lama.

Maaf sebelumnya, saya adalah laki-laki dengan paham anti cerai dan belum pernah punya pengalaman bercerai, jadi mungkin akan lebih menekankan sisi positif dari berkeluarga sampai ajal menjemput. Susah bersama didunia namun bahagia bersama kemudian di akherat eaaaaaaa.

Kita mulai. Perceraian itu dihalalkan dalam sebab tertentu namun dibenci Allah, sehingga tidak dengan mudah diijinkan hanya alasan pertengkaran, aniaya dalam batas tertentu dan ketidakcocokan, karena seperti di hadist bahwa kemurkaan Allah sampai menggetarkan Arrashi dan bahkan mengharamkan bau surga. Makanya penghargaan terbaik dari Iblis kepada anak buahnya saat bisa memisahkan suami istri karena itu membuat murka Allah, bahkan dibanding pemurtadan. Mungkin bagi banyak orang, ah hal sederhana sajalah cerai itu, namanya juga cari kecocokan, namun dalam Islam itu adalah hal luar biasa selain murtad. Berbeda dengan menikah lagi, banyak nabi yang menikah lagi direstuai Allah seperti Nabi Ibrahim, Nabi Yaqub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman dan Nabi Muhammad. Sebelumnya boleh memiliki banyak istri bahkan Nabi Sulaiman memiliki ribuan istri, namun di atur setelah Nabi Muhammad maksimal 4 istri.

Namun saya paham untuk kasus Teteh memang sangat berat, dan bisa dipahami betapa menderitanya Teteh karena mendapat suami pemalas, pemarah dan kurang ajar terhadap mertua.

Namun menurut saya suami pemalas, pemarah dan kurang ajar itu karena dia belum bertobat saja. Justru seharusnya bukan minta cerai, tetapi jadikan dia obyek yang harus "dimenangkan' atau 'diselamatkan'.

Buanglah ide atau pikiran ingin bercerai, karena itu bukan jalan keluar. Perkawinan yang sakit sebenarnya masih bisa diusahakan dibuat sehat dengan cara Islami bukan dibunuh dengan bercerai. Selamatkan suami Teteh.

Saya sendiri suka bertanya kepada 'korban', kenapa dipukuli? Jika dipukuli karena menghina, tidak melayani sex, cerewet, pergi keluar rumah terlalu sering, terlalu sering melawan atau berdebat dengan suami, maka bukan hanya suami yang bertobat saja namun istri juga perlu bertobat.

Namun jika sudah benar benaaaaarrrrr tidak kuat, saran dari saya adalah bukan sesegera mungkin bercerai, tetapi 'pisah sementara', memberi waktu ke masing-masing untuk instrospeksi diri. Jangan mengumbar emosi sesaat, berpikir jauh kedepan terutama nasib anak-anak Teteh tanpa ayahnya.

Kepada suami Teteh, katakan dengan tegas, bahwa 'pisah sementara' tanpa perceraian tersebut terpaksa ditempuh karena Teteh tidak kuat dengan perilakunya selama ini. Janjikan, jika dia berubah dengan sungguh-sungguh maka Teteh akan menerimanya kembali, dan Teteh ingin perbaikan signifikan.

Dengan 'pisah sementara' tanpa perceraian, saya harapkan emosi keluarga Teteh juga reda dan tidak terus menerus menekan Teteh untuk menceraikan suami, karena berkeluarga adalah fitrah manusia yang harus dipertahankan sesuai sunnah Rosulullah.

Kepada orang tua Teteh, beri pengertian bahwa yang lebih menderita bukan orang tua Teteh, tetapi Teteh sendiri dan biarkan Teteh yang mengambil keputusan.

Dalam masa 'pisah sementara' tersebut, isi dengan kegiatan yang baik, tetap mencari rezeki, menghidupi anak-anak dan terutama kegiatan seperti perbanyak ibadah sunnah, perbanyak doa dan terutama doakan suami Teteh dengan sungguh-sungguh supaya dia bertobat. Jika mau lebih sungguh-sungguh dalam berdoa, ajak anak-anak untuk ikut berdoa, karena mereka adalah darah daging ayahnya, doa mereka semoga menggetarkan langit sehingga ribuan malaikat turut mendoakan.

Dalam masa 'pisah sementara', isi hati Teteh dengan kasih sayang, lepaskan kekecewaan, buang kepahitan, beri pengampunan dan ucapkan kata-kata baik dipikiran untuk suami Teteh, ratapi suami agar Allah selamatkan, kasihani dia dengan sunggih-sungguh dengan kelemahlembutan. Teruslah berdoa, beri kesempatan suami Teteh bertobat dan semoga Allah membalikkan hati suami Teteh. Percayalah, bahwa masih ada mujizat dari Allah. Tunggulah dengan sabar sampai Allah menjawab doa kita.

Saya teringat paman saya seorang bajingan, tukang menghamili anak orang, bolak balik masuk penjara baik karena narkoba atau berkelahi, kawin cerai, namun saat dia Tobat bahkan ibadahnya melebihi ustadz, setianya pada istri terakhirnya bukan main, anak2nya dididik agama dengan baik bahkan dia kumpulkan anak-anaknya dari ibu lain yang keberatan mengasuhnya, dan saya dinasehati untuk segera menikah haha. Terpancar kharisma kebapakan. Kuasa Allah. Semoga suami Teteh disadarkan agar giat bekerja toh usaha Teteh sudah ada tinggal dia turut giat bekerja saja, tidak main fisik dan menghormati orang tua. Saya doakan yang terbaik untuk Teteh dan keluarga.

Kang Jay

Post Sebelumnya     
     Next post
     Blog Home

Dinding Komentar

Belum ada komentar
You need to sign in to comment
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo