Selalu Semangat pada Apapun Pengalaman Percintaan ditulis oleh Jayadiningrat


Apakah kita pria selalu bersemangat memberikan apresiasi secara proaktif atas pengalaman percintaan apapun yang didapatkan?.


Namun sayangnya, saya jarang sekali melihat pria yang antusias mengenang tentang hubungan cintanya dengan seorang wanita yang tidak sesuai dengan seleranya atau yang menolak cintanya.


Jika kita ingin memiliki kehidupan percintaan yang memuaskan, maka kita perlu selalu mengikutsertakan strategi apresiasi dalam tindakan dan kondisi yang kita alami.


Daripada kita mengeluh tentang sebuah kondisi yang negatif, lebih baik kita berteriak bahagia akan kondisi tersebut.


Coba kita ambil beberapa contoh sederhana, langsung praktek ya guys:


Misalkan kita pria selama ini jomblo, belum pacaran sama sekali. Strategi apresiasi yang perlu kita terapkan adalah berteriak dan melompat kegirangan sambil berteriak-teriak, “Luarbiasa, saya jomblo bertahun-tahun! Ini berarti saya bisa mendekati wanita mana saja, kapan saja, tidak ada yang membatasi. Saya akan menjalani malam minggu sendirian saja, atau keliling seenak jidat, hore! Sahabat saya yang sudah berpasangan akan iri melihat kebebasan yang saya miliki ini, fantastis!”.


Misalkan kita sedang berpacaran dengan wanita yang kurang menarik dihati, alias kita merasa terpaksa daripada jomblo ngenes ha ha, maka kita bisa berfokus pada pikiran, “Pacar yang sekarang tidak sebaik dan seramah wanita-wanita lain, berarti saya tidak perlu takut akan direbut oleh pria lain, hahaha! Kalaupun nanti putus juga saya pasti tidak akan merasa terpuruk berbulan-bulan, hore!”


Misalkan kita ditolak ketika nembak seorang wanita yang baru kita kenal, kita dapat langsung berbahagia, “Alhamdulillah, saya sangat beruntung! Satu lagi wanita yang bisa saya coret dari alam semesta ini, hore..”


Misalkan kita sulit untuk ngobrol ngalor-ngidul santai dengan wanita. Maka kita bisa membayangkan dengan bahagia, “Ajaib sekali kalau orang sulit berbicara asyik dengan saya. Rasanya menyenangkan saat saya kaku dan tergagap-gagap. Oh Tuhan, saya selalu merasa geli setiap kali melihat wajah mereka yang kebingungan berusaha menangkap apa maksud saya!”.


Misalkan kita mendadak menerima WA berisi pembatalan janji kencan satu jam sebelum pertemuan padahal kita sudah di cafe tempat janjian, maka rasakan kepuasan ketika kita berseru, “Ealah, dia membatalkan seenaknya.. ini hebat sekali, benar-benar di luar dugaan! Pasti dia sangat grogi, ya dia saaaaangat grogi sampai gak mau datang, ahahaha!”


Semakin sering kita melakukan hal-hal tersebut, memperlakukan kejadian negatif sama seperti memperlakukan kejadian positif, maka saya jamin kita akan terkejut melihat semakin bertambahnya kualitas pengalaman-pengalaman percintaan kita.


Mengapa?


Karena kepuasan hidup percintaan kita tidak didapat dari keberhasilan-keberhasilan yang terjadi, melainkan dari kemampuan kita untuk mengapresiasi pengalaman APAPUN yang ada.


Ya kita tahu, budaya masa kini terlalu banyak penekanan pada keberhasilan dan kesuksesan. Akibatnya, keberhasilan memiliki efek motivasi yang sangat memuaskan, sementara kegagalan memberikan efek demotivasi yang sangat menghanguskan alias bikin ambyar ajur bubar pasar modaaaarrrrrrr cuk.


Jika kita ingin hidup keluar dari kondisi seperti tersebut diatas, maka berhentilah menilai:


Keberhasilan sebagai Keberhasilan

atau

Kegagalan sebagai Kegagalan.


Biasakan melihat keduanya hanya sebagai pengalaman yang wajib diapresiasi dengan penuh semangat.


Satu contoh praktis lagi, bayangkan betapa cepatnya kita menguasai diri kembali jika sewaktu mendengar penolakan wanita, kita berteriak pada diri sendiri sambil tertawa, “Ditolak itu enaaaaaak gila!”

daripada berbisik lirik,

“Aduh, rese tuh cewek…”


Kunci dari strategi ini bukanlah pada kalimat-kalimat positif yang kita tanamkan. Ini tidak ada hubungannya dengan POSITIVE THINKING dan omong kosong tetek bengeknya! Kunci yang sebenarnya terletak pada apa yang saya sebut semangat apresiasi yang proaktif.


Kebiasaan ini memang bertentangan dengan respon reaktif seperti yang dibiasakan oleh banyak orang dalam hidupnya sehari-hari. Reaktif adalah respon logis yang dilakukan semua orang. Namun ini merusak mood bahkan jiwa kita jika terjadi gagal dan gagal lagi.


Maka ayo guys kita wajib berhenti bersikap reaktif, dan mulai menjadi proaktif dalam mengeluarkan respon apresiasi. Saya tahu ini sangat berlawanan dengan kebiasaan kita sehari-hari.


Saya pun mengalami kesulitan yang besar ketika pertama kali berusaha merevolusi kebiasaan buruk itu. Namun paksa diri kita untuk belajar keahlian baru ini, maka dalam waktu dua tiga bulan akan terlihat banyak keajaiban dalam petualangan percintaan kita he he. Tapi nanti kalau sudah sukses, fokuskan cintamu pada yang kau suka dan tentunya pada yang memberi balasan cintamu. Asyik kan. Salam perjuangan guys.


Kang Jay


Post Sebelumnya     
     Next post
     Blog Home

Dinding Komentar

Belum ada komentar
You need to sign in to comment
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo