Menganggap Suami Kurang Adil dan Kurang Memberi Nafkah ditulis oleh Jayadiningrat


"Kang, saya udah berumah tangga selama dua tahun dengan suami saya yang baru dan sudah punya anak satu perempuan, dari pernikahan saya sebelumnya saya juga sudah dikaruniai seorang anak perempuan. Ada yang ingin saya tanyakan bagaimana saya harus menyikapi sikap suami saya yang lebih mementingkan keluarganya ketimbang istri dan anak-anaknya, itu karena suami saya itu berjuang banget buat orang lain sampai berhutang demi membelikan kebutuhan ibunya seperti obat atau segala keperluannya tetapi untuk keperluan saya sebagai istri dan anak-anaknya itu selalu perhitungan."


Baik sebelum lanjut saya tanya apakah kebutuhan anda sebagai istri dan anak2 tercukupi atau tidak?. " Ya tercukupi walau hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja" Tapi tidak kurang kan spt misal harus masuk RS periksa trus beli obat, "Ya, masih dipenuhi".


Ok lanjut Teh, " Untuk kebutuhan sehari-hari sudah tercukupi Tapi suami saya perhitungan Mas, jadi hanya memberikan nafkah kebutuhan seperti untuk memasak yah kebutuhan untuk rumah saja gitu, tapi untuk kebutuhan pribadi saya dan anak-anak itu selalu diperhitungkan".


Perhitungannya gimana Teh, "Jadi diperhitungkan misalnya saya meminta untuk kebutuhan anak seperti susu atau mpasi, dia sudah hitung 1 bulan maka dia bilang harusnya segini cukup, tapi ternyata misal kurang kadang saya suka pingin minta tapi saya tidak berani karena selalu merasa bakal diperhitungkan gitu, jadi saya terpaksa meminta orangtua saya gitu".


Apakah suami Teteh marah kalau diminta?, "Enggak marah-marah sih, namun nadanya tinggi, udah gitu suami saya itu selalu menutupi jika dia tuh kalau ngasih uang ke ibunya selalu ditutupi, tanpa sepengetahuan saya. Saya taunya dari status-status mamanya di sosmed seperti baru ngasih kuota dll. Jadi saya merasa ada rasa cemburu tersendiri. Apakah itu termasuk adil antara sikap ke ibunya dibanding sikap suami ke istri dan anak". Maaf Teh mohon penjelasan apakah anak itu maksudnya ke anak kandungnya?, "Iya mas, anak kandungnya".


Baik akan saja beri masukan. Namun sebelumnya, semoga Allah senantiasa berikan keindahan dalam rumah tangga Anda. Aamiin. Teteh, masya Allah, jadi gini semestinya Teteh harus sangat bangga punya suami seperti itu yang peduli dengan ibundanya, hatinya ada kebaikan dan semoga suami anda penuh berkah. Dia bukan dholim kepada anda, bukan tidak memberi nafkah kepada anda, dia jelas memberi nafkah seperti pengakuan Anda cukup, bahkan jika Anda merasa kurang dan Anda minta juga ngasih.


Sebagai pria dia ada satu kelebihannya yaitu ikatan dirinya dan ibundanya sangat luar biasa dan wajar jika tidak bisa dipisah sampai kapan. Walau dengan datangnya siapapun termasuk Anda tetap tidak bisa dipisahkan. Nah ini yang harus Anda pahami makna ini. Jika saya amati Anda mungkin harus harus menata hati, karena kalau sifat itu berkembang itu bisa menjadi tabiat yang tidak terpuji. Harusnya sebagai seorang istri malah mendukung, kan diberikan ke ibundanya ya ibundanya suami Anda, masya Allah, yang kita bahas adalah seorang anak ya tetap anak sampai kapanpun. Jadi sebagai seorang anak yang mampu maka wajar dia ingin berbagi rezeki pada keluarga apalagi pada ibunya. Wajar jika pada istri bisa membatasi trus dengan anak bisa membatasi, tapi dengan permintaan ibunda mungkin dia tidak bisa karena begitu hormatnya dengan ibundanya. Saya sanjung laki-laki yang hebat itu. Jadi sebagai seorang istri , yah kepada istri2 siapapun dan dimanapun, jangan punya sikap seperti itu, itu hal yang tidak terpuji.


Maaf nasehat ini agak keras karena cinta saya kepada Anda. Sebenarnya wajar suami Anda tidak memberitahu kepada Anda saat memberi ibundanya karena Anda punya sifat seperti itu. Karena jika kasih tahupun Anda tidak mendukung kan, Anda malah gelisah, Anda malah tambah cemburu. Cemburu sebenarnya normal, namun cemburulah dengan berlomba. Mungkin Anda pernah liat seorang istri yah teman Anda, dia juga cemburu tapi kok dia baik sama ibunda suaminya. Itu karena dia ingin mengambil hati suaminya, caranya gampang dan sederhana kok caranya dengan Anda mengambil hati ibundanya secara lebih baik dari suami Anda. Nanti "Yakin" suami Anda akan jatuh cinta pada Anda untuk kesekian kalinya. Jadi teringat ibu mertua saya mengambil hati suami, beliau begitu tulus meng-entertain mertuanya sampai2 suaminya takluk seperti dicucuk hidungnya. Itu caranya orang cerdas hehe, saya sekedar mengingatkan kepada Anda ya. Jika Anda dengan ibundanya baik, maka suami akan terngiang2 istrinya suka memberi ibundanya, maka tidak dimintapun suami akan memberi lebih pada Anda. Maaf sengaja saya ingatkan agak keras begini karena demi kebahagiaan Anda. Toh level perasaan anda saat ini baru cemburu dan merasa tidak adil, bukan mau menggugat cerai hehe.


Kembali ke awal, intinya jika nafkah dari suami mencukupi, dan cukup itu sendiri bisa saja disesuaikan artinya bukan karena versi Anda menganggap tidak cukup. Karena tolak ukur Anda adalah orang lain yang bisa berlebihan, dimana orang lain itu bisa belanja di tempat yang mahal-mahal, keluar masuk salon kecantikan. Jadi kalau orang sekelas Anda dimasyarakat kemudian dianggap cukup ya sudah cukup. Titik. Adapun nanti masa depan gimana ya berdoa saja semoga rejeki suami ditambah terus, atau Anda juga mulai menabung walau receh istilahnya. Dan inget bahwa dia juga punya anak kandung dari Anda, setahu saya juarang bahkan mustahil seorang anak ditelantarkan seorang bapak yang baik sama ibunya. Saya yakin Anda dimasa depan juga berharap anak Anda memperlakukan Anda seperti suami Anda pada ibundanya. Jadi semoga Anda tidak merasa risih dengan perilaku suami Anda. Ayo mulai hari ini harus berani mendukung suami.


Terkait dengan pertanyaan yang anda ucapkan apakah suami anda adil? Maka saya jawab ADIL, hal ini tidak perlu dipertanyakan kecuali Anda tidak bisa makan dan anak Anda terlantar. Lain cerita jika suami Anda punya banyak istri, ya harus ada keadilannya hehe harus dibagi satu banding satu. Namun tidak dengan ibunya, seperti sahabat Nabi pernah bertanya siapa orang lain paling berhak untuk diperlakukan baik, Nabi menjawab ibumu, siapa lagi? ibumu sampai tiga kali. Sehingga wahai wanita semuanya, dukunglah suamimu untuk selalu berbuat baik kepada ibunda ayahandanya dan adik-adiknya, maka Insya Allah saat itu Allah akan titipkan cinta yang luar biasa kepada Anda, dan jangan sekali-kali mengganggu langkah mereka untuk mengabdi karena seorang laki-laki punya tanggung jawab lebih besar bukan hanya pada istri dan anaknya, bahkan jika pria punya adik perempuan enggak punya nafkah maka nafaqah jatuh ke saudara laki-laki termasuk bapak Ibunya juga jatuh pada anak laki-laki nya. Itu juga alasan mengapa warisan pria satu banding dua, ya karena tanggung jawab laki-laki lebih besar.


Islam Itu indah sekali maka jangan sampai Anda buat Islam menjadi tidak indah karena sifat Anda. Jangan katakan tidak adil lagi ya. Kalau Anda mau berubah sikap kemungkinan besar suami Anda bahkan mau memberi kepada ibundanya melalui tangan anda agar semakin cinta mertua kepada Anda. Sifat baik itu insya Allah, Allah akan bantu Anda karena telah menjalin silaturahmi dengan ibu mertua Anda.


Semoga Allah merubah sikap Anda menjadi wanita yang solehah, mendukung suami untuk berbuat baik kepada pada ibunda dan ayahandanya.


Dan kepada para suami, hendaknya senantiasa membantu istrinya agar dia bisa berbuat baik juga kepada bapak Ibunya dan saudara-saudaranya, karena ini adalah rayuan dahsyat pada istri Anda yang jarang dikalahkan oleh rayuan maut dengan teknik manapun, dan rayuan ini akan memberikan pertolongan tidak langsung pada Suami lho. Karena saat kita merayu istri/suami untuk menjalin silaturahmi ke orangtua dan keluarganya, maka itu adalah menjalankan perintah Allah tentang silaturahmi yang seperti lagi merayu Allah agar diberi kebahagiaan dunia akherat aamiin.


Semoga rejeki Anda dan suami Anda ditambah dan selalu merasa cukup dalam kebahagiaan. Aamiin.


Kang Jay


Post Sebelumnya     
     Next post
     Blog Home

Dinding Komentar

TulusAbadi VIP
Nov 3 '22
Ini yg dekatin saya,saya tanya, idola siapa dik, bunda Khadijah ra atau bunda Aisyah ra? Dia menjawab bunda Khadijah.a
TulusAbadi VIP
Nov 3 '22
kenapa? Karena beliau ikhlas hartanya habis untuk menopang dakwah Rasululloh. Menangis haru saya mendengarnya.
TulusAbadi VIP
Nov 3 '22
Tentang anak, ini yg sedikit sulit. Sebab secara fiqih, biaya kehidupan anak adalah tanggung jawab ayah atau klrg besar ayah, yg dalam pelaksanaannya sulit eksekusi di lapangan. Sebab itu, Allah memberi pahal lebih seorang yg mau mengayomi anak yatim, sebab memang anak butuh kasih sayang dan dana pula untik menyongsong hari depannya. Disini letak sulitnya, bagaimana jika ada friksi antara anak kandung dan anak bawaan pasangan, perlu hati yg bijak dan kompak antara suami istri dalam memperlakukan semua anak. Teori diatas kertas mudah, namun praktek di lapangan sulit, karena pasti ada conflict of interest di dalamnya. Adil tak harus sama, namun memperlakukan sama untuk semua anak adalah mencari berkah dari Sang Maha Adil.Tentang anak, ini yg sedikit sulit. Sebab secara fiqih, biaya kehidupan anak adalah tanggung jawab ayah atau klrg besar ayah, yg dalam pelaksanaannya sulit eksekusi di lapangan. Sebab itu, Allah membe...See more
TulusAbadi VIP
Nov 3 '22
#pahala
Astuti1985 VIP
Nov 3 '22
Blognya kek koran.. eh yg komen jg gak mau kalah, kek novel.. sweat_smile
Jayadiningrat VIP
Nov 3 '22
Neng Astut, katanya cewe suka yang panjang, ini saya buatkan yang panjang.
TulusAbadi VIP
Nov 3 '22
#edisidewasa, yg masih remaja jelas gak tertarik.lah. Bikin lah dik Tutik, biar update zaman now.
Astuti1985 VIP
Nov 3 '22
Bikin apa mksdnya? Anak? Udah sering.. sweat_smile
TulusAbadi VIP
Nov 3 '22
Bikin blog lah maksudnya. Yang sesuai kata hati, yg pendek padat ringkas tapi bermutu. Bisa kan?
Jayadiningrat VIP
Nov 5 '22
Kalau kang Tulus, anak ikut siapa kang...
You need to sign in to comment
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo