Istirahatlah ditulis oleh Jayadiningrat


Istirahatlah sejenak, kau terlalu keras kepada dirimu sendiri.

lstirahatlah sejenak, kau telah menciptakan mimpi-mimpi menjadi tekanan-tekanan baru.

lstirahatlah sejenak, sungguh, tak apa apa. Berbaringlah di teras rumahmu. Hiruplah udara pagi yang aromanya seperti tanah kering yang dibasahi hujan bercampur harum nasi yang baru saja ditanak. Dengarkan nyanyian kawanan burung dan perhatikan bagaimana mereka terbang bebas di langit, ibu-ibu yang sibuk berkumpul didagangan tukang sayur, suara sepeda motor yang dipanaskan. Lihatlah perpaduan merah muda, jingga, dan biru di langit pagi ini. Ikuti pergerakan awan-awan mendung yang berarak itu. Tutup matamu, biarkan udara pagi menyentuh wajahmu.

Hari ini, kau masih punya hak istimewa: kesempatan hidup. Kesempatan bernapas. Kesempatan melihat. Kesempatan merasa. Kesempatan memperbaiki. Kesempatan memulai lagi.

Hidup ini memang berat, tetapi ia tak buruk-buruk amat. Kita akan jatuh dan bangkit berulang kali. Orang-orang akan menilai ini-itu. Biarkan mereka dengan pikiran mereka terhadapmu, biarkan dirimu dengan prosesmu.

Yang Ialu, biarlah berlalu. Jika kita tak pernah jatuh cinta, kita tidak akan pernah sadar: bahwa sebetulnya, ada sesuatu yang Iebih penting daripada cinta di dunia ini.

Dan, seperti gerimis yang memulai hujan, segalanya butuh proses. Namun, jangan jadikan proses sebagai alasanmu masih bertahan di tempat yang sama. Kau harus bergerak meski lambat. Kau harus beranjak meski langkahmu pendek.

Cukupkan waktu istirahatmu, sekarang, bangunlah.

Kang Jay


Post Sebelumnya     
     Next post
     Blog Home

Dinding Komentar

Belum ada komentar
You need to sign in to comment
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo