⁣Masih Mau Nembak Cewek? ditulis oleh Jayadiningrat

Saya pernah bertanya kepada para bule tentang budaya nembak apakah ada dinegara mereka, kemudian mereka geleng-geleng. Ya, boleh dibilang budaya menembak lebih banyak adanya di Indonesia. Entah dari mana asalnya. Coba ingat-ingat, kapan pertama kali kita mendengar bahwa bila seorang pria ingin menjadi kekasih seorang wanita, maka ia harus bertanya dan meminta ijin dahulu pada sang wanita.


"Aku suka kamu.. mau gak kamu jadi pacarku?".


Bila kita saat ini masih duduk di bangku sekolah dan memakai seragam SMP/SMA, maka silakan saja kita lakukan hal ini. Silakan saja menembak. Karena hanya itu metode yang kita ketahui. Karena toh, kita juga belum berpengalaman.


Pria nembak disini juga bukan ala-ala sosmed atau gaya beberapa pria di AN:

- Belum kenal, ujug-ujug inbox bilang "Akhti maukah menikah dengan Ana". Padahal setidaknya ada tahap ta'aruf untuk mengenal dulu kemudian menembak, yah minimal satu kali pertemuan.

- Belum pernah bertemu atau vicall hanya ngobrol bentar lewat WA, ujug-ujug bilang di WA "Dinda maukah engkau jadi pacarku".

Gaya-gaya ini kalau diotak pria biasa tipe C/D (bukan pria playboy tipe A/B) adalah untuk tes pasar aja, apakah mereka masih laku dan mampu menaklukkan cewek, ini akibat meraka kurang PD dikehidupan nyata. Ya, hanya untuk pengakuan diri bukan untuk serius. Pria playboy tipe A/B biasanya malah lebih elegan, mereka pilih wanita cantik baik-baik dan merencanakan hubungan pacaran namun untuk hiburan saja, tidak lebih. Saya yakin wanita punya insting mana pria yang niat serius mana yang mau main-main atau playboy he he.


Saya pernah mendapat curhat dari wanita AN usia 30 tahunan, "Kang, saking seringnya saya dapat inbox pria ngajak nikah, saya iseng iyain terus bertukar no WA, setelah saya add kok diam seribu bahasa kagak seperti di inbox ngebet ngajak nikah. Jadi sebenarnya pria AN serius tidak, atau sedang main di Sosmed aja?". Saya tidak bisa berkata apa-apa. Pria serius tentu tidak semudah itu menembak di awal sekali.


Jadi yang saya bahas disini adalah pria dewasa yang serius nembak bukan main-main, dan setidaknya pernah sekali tatap muka. Nah bila kita pria adalah seorang pria dewasa yang menginginkan wanita dewasa untuk menjalin sebuah hubungan percintaan yang dewasa pula, maka menembak jelas bukan cara yang tepat.


Ada dua alasan utama mengapa menembak itu sebuah KESALAHAN BESAR:


Pertama. Ketika kita pria menembak, maka kita sedang menyerahkan seluruh kebahagiaan diri dan nasib kehidupan percintaan kita dalam tangan sang wanita. Bila sang wanita berbaik hati, maka dia akan menerima kita dan kita akan bahagia. Bila tidak, maka dia menolak kita dan membuat kita menderita. Ini membuat kita berada pada posisi yang lemah dan kurang menguntungkan. Kita menaruh kebahagiaan kita dalam kendali tangan sang wanita. Berarti kita yang lebih membutuhkannya. Ini jelas bukan sebuah hubungan yang mutualisme dan seimbang.


Kedua. Ketika kita menembak, kita menaruh sebuah tanggung jawab yang besar pada pundak sang wanita. Kita memaksanya untuk mengambil keputusan yang penting bagi hidupnya. Ketika ditembak, wanita menjadi ragu dan dilema. Banyak hal yang harus dia pertimbangkan. Bila dia menerima kita, tapi ternyata nanti hubungan tersebut tidak berjalan baik maka berarti itu adalah kesalahannya.


Dengan kata lain, kita lepas tanggung jawab. Kita memberikan sebuah beban pada sang wanita, sebuah beban yang seharusnya menjadi tanggung jawab kita sebagai seorang pria.


Dan jelas, tidak ada orang yang ingin disalahkan. Karena itu, wanita cenderung menolak. Itu adalah pilihan yang lebih mudah baginya!.


Kebanyakan pria tidak mengetahui bahwa ada banyak cara lain untuk memulai dan menjalin sebuah hubungan spesial dengan wanita TANPA HARUS MENEMBAK!


Cara yang lebih dewasa, elegan, dan romantis. Cara yang tidak membuat wanita jadi terbebani dan bingung, tapi justru menunjukkan tanggung jawab dan kepemimpinan sebagai seorang pria sejati.


Kita mungkin sering mendengar bahkan mengalaminya: "Awalnya sudah lumayan bagus, dia mau di ajak jalan, sering WA dan vicall, dll. Tapi setelah saya nembak, dia langsung berubah 180 derajat. Tidak mau lagi di ajak keluar dan sering tidak membalas WA saya apalagi mengangkat vicall saya.."


Sobat, kita ditolak karena kita menembak! Bila kita tidak menembak, maka kita tidak akan ditolak, bukan?


Ini pernyataan yang sangat logis.


Tidak paham? Coba saya jelaskan sedikit.


Bayangkan kita adalah seorang pria mapan, sukses dan memiliki pergaulan yang luas. Kita tidak mempunyai masalah baik dalam percintaan ataupun sosialisasi. Kita di kelilingi oleh banyak teman baik wanita maupun pria. Kita adalah sosok pria yang berkualitas. Sosok pria yang memiliki nilai tinggi.


Apakah pria berkualitas tersebut akan mengumbar perasaannya pada wanita dan meminta ijin untuk menjadi kekasihnya?


Apakah Nicholas Saputra atau Afghan akan menembak wanita? Apakah kita pikir Ardi Bakrie menembak Nia Ramadhani ketika memulai hubungan mereka?


Saya rasa tidak.


Seorang pria berkualitas MEMILIH wanita mana yang dapat masuk dalam hidupnya. Pria berkualitas tidak mencari validasi dan pengakuan dari wanita yang disukainya. Dia tahu wanita tersebut MEMANG dan SUDAH menyukai dia.


Mungkin ada yang janggal dari cerita di atas. Bagaimana caranya si wanita dapat menjadi tertarik pada pria itu jika si pria tidak menyatakan/menunjukkan perasaannya?


Jawabannya adalah dengan kualitas yang dia miliki. Dengan sikapnya. Dengan kepribadiannya. Kita tidak harus menunjukkan ketertarikan lewat kata-kata. Yang seperti itu justru lebih powerful dan bernilai.


Simplenya seperti ini, sebuah produk berkualitas tidak akan meminta kita untuk membeli produknya secara gamblang. Kita tidak pernah melihat sebuah iklan yang tagline nya "BELI, DONG" khan?.


Instead, mereka menunjukkan seberapa berkualitas produknya, dengan cara, mungkin mencantumkan Nutrition Facts jika produk tersebut adalah food & beverages, sudah berapa lama produk tersebut beredar, direkomendasikan oleh para pakar, dan lain-lain.


Jika kita menunjukkan perasaan kita (menembak) atau dalam kasus sebuah produk, menyuruh konsumen untuk membeli produk kita, mungkin kita akan menghadapi penolakan.


Hal yang sama berlaku pada pria. Kita harus memiliki kualitas tersebut terlebih dahulu untuk dapat membuat wanita tertarik.


Jadi, daripada menembak, lebih baik kita berfokus pada kualitas diri kita dan jika saatnya sudah tiba, kita hanya perlu menyeleksi dan menentukan wanita beruntung mana yang akan menjadi pendamping Anda di pelaminan nanti :)


Namun ingat, hari itu tidak akan datang sebelum kita memperkaya diri kita dengan kualitas-kualitas yang membuat wanita tertarik.


Masih mau menembak?.


Kang Jay


Post Sebelumnya     
     Next post
     Blog Home

Dinding Komentar

Belum ada komentar
You need to sign in to comment
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo