Tak Mau Jatuh Cinta Lagi ditulis oleh Jayadiningrat


Mungkin, mungkin saja, beginilah cinta di dunia ini.


la menempamu dengan kenyamanan yang membuatmu khawatir itu akan berakhir; kebahagiaan yang begitu dalam sampai-sampai kau takut kehilangan, lalu tersiksa dalam perasaan itu; cemburu yang mengiris hati; penolakan-penolakan kecil yang membuatmu sedih; perubahan tiba-tiba yang menghancurkan seluruh ekspektasimu; happy ending yang terasa seperti fatamorgana; kepergian dan rindu yang tak pernah diharapkan.


Cinta mengujimu, mengguncangkanmu, menjatuhkanmu sampai ke titik terendah. Hingga akhirnya kau bergumam, “Nggak ada yang sempurna ya, di dunia ini.”


Sejak ucapan itu, kau mulai berhati-hati. Setiap melangkah, kau ingatkan dirimu, “Nggak ada yang sempurna. Nggak ada yang sempurna.”


Jadi, kau mengurangi kadar harapmu, tak lagi mau tergila-gila pada apa pun di dunia ini. “Dunia ini fana, dunia ini fana,” batinmu.


Lalu, setiap kali cinta mengetuk pintu hatimu, kau berusaha tepis itu. Kau memblokade seluruh jalur agar cinta itu tidak menyelinap ke hatimu. Kau kurangi percakapan dengannya. Kau hapus pesan-pesannya. Kau balas pesannya, sedikit lebih lama. Kau hindari pertemuan dengannya. Kau hapus nomernya segera saat dia mulai jarang menghubungimu. Agar engkau lupa. Sampai dia meninggalkanmu. Meski berat, meski menyedihkan, kau tetap ingatkan dirimu, “Toh, kita hidup sendiri. Lahir sendiri. Mati sendiri. Mana bisa bergantung sama orang lain? Kalau udah dapat, lalu gimana kalau dia meninggal? Sama aja nggak bisa benar benar memiliki, kan? Pada akhirnya, aku tetap berjuang sendiri, kan?”.


Sejak hari itu, kau melangkah lebih mantap. Tak lagi menatap ke belakang. Mengabaikan gombalan-gombalan murahan. Berlari dari berbagai peluang cinta. Menganggap semua pria adalah madesu, mokondo, bahkan scammer. Mengira-ira tentang kejahatan cinta. Mencari-cari berita tentang laki-laki yang jahat dan tidak bertanggung jawab, diantara berjuta pria baik dan family man yang hari ini dibuai kebahagian ditengah keluarganya, seperti juga ayahmu seorang pria tua yang bahagia. Sadarlah, itu hanya angan-anganmu yang akan menjerumuskan dirimu kedalam lembah fantasi bahwa semua pria itu madesu dan jahat agar dirimu makin mantap menata hati tanpa cinta. Bahkan, engkau tambah makin semangat saat tahu bahwa ternyata banyak wanita yang senasib denganmu, yang bersama mereka makin menggiring jiwamu menyalahkan cinta yang fana.


Sayangnya, oh sayangnya, aku tahu hatimu begitu lemah dan rentan.


Melangkah sendiri melelahkanmu. Kedua kakimu seolah menjelma jadi kayu-kayu rapuh yang hanya butuh sepuluh langkah untuk patah.


Hatimu selalu cenderung untuk berharap. Namun, hatimu juga lelah berharap. Maka, yang bisa kukatakan kepadamu adalah...


Jangan lawan perasaanmu apalagi melawan dunia. Perasaan itu normal. Namun, arahkan harapanmu pada hal-hal yang kekal, yang tak akan mengecewakanmu.
Manusia dan kehidupan duniawi ini... tak ada yang kekal; tak ada yang sempurna.


Adakah yang bisa kau harapkan dari mereka... jika kau ingin kebahagiaan sempurna?.


Ayo cintaku, mulai cari atau beli sajadah dan hamparkanlah, malam ini juga duhai kasihku sayangku.


Kang Jay.


Post Sebelumnya     
     Next post
     Blog Home

Dinding Komentar

Belum ada komentar
You need to sign in to comment
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo