User blogs

Jayadiningrat VIP

Hai hai hai,


Ini teman-teman AN akhir minggu depan kan udah mau Idul Adha, pada mau Korban apa kalau boleh tahu?


1. Kambing

2. Korban Perasaan

3. Sapi

4. Korban Janji Manismu

5. Unta

6. Korban Mantan

7. Naga

8. Korbanin Temen Makan Temen

9. Buaya




Salam.


Jayadiningrat Jun 29 '22 · Tags: korban
Jayadiningrat VIP

Saya tergelitik baca caption cewek di IG:

"Tingkat tertinggi keseriusan pria adalah melamar dan menikahi, jadi kalau pacarmu belum melamar dan ada pria lain yang melamar, ya terima aja..."


Well, membaca ini saya jadi mikir, dipikiran saya sebagai cowok jawabannya NO. Menurut saya tingkat keseriusan tertinggi seorang cowok bukan melamar atau menikahi, namun tingkat keseriusan cowok adalah ketika dia konsisten selalu ada disamping pasangannya membahagiakan terus dan terus. Jadi meski dia belum nikahin tapi dia selalu ada terus disamping kamu, bulan demi bulan, itu namanya cinta namanya komitmen pria, dibanding cepet nikah kemudian cerai, itu yang banyak terjadi kan. Ya tentunya gak sampai bertahun tahun juga pacarannya hehe.


Jadi menurut saya, pelan2 buang jauh2 mindset kalau nikah itu lambang keseriusan pria. Justru kalau seseorang pria yang pingin nikahi wanita buru2 malah itu tandanya dia tidak serius. Dia malah seperti menyepelekan karena pernikahan adalah sebuah hal yang penuh tanggung jawab yang besar tapi dia dengan begitu mudahnya bilang "Ayo aku nikah sama kamu" padahal belum lama kenal, itu artinya dia seperti meremehkan sesuatu yang sakral.


#lagitemaringandilidah


Kang Jay

Jayadiningrat Jun 29 '22 · Nilai: 2.67 · Tags: duarius
dewapro VIP
Yang laki2 ingin cari perempuan yamg cantik

Yang perempuan ingin cari laki2 kaya

dewapro Jun 29 '22 · Nilai: 2.50
Ived VIP
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh


Semangat Subuh


CINTA BERSUJUD DI MIHRAB TAAT


Bagian 1


Julaibib, begitu dia biasa dipanggil. Sebutan ini sendiri mungkin sudah menunjukkan ciri jasmani serta kedudukannya di antara manusia, kerdil dan rendahan.


Julaibib.. Nama yang tak biasa dan tak lengkap. Nama ini, tentu bukan dia sendiri yang menghendaki. Tidak pula orangtuanya. Julaibib hadir ke dunia tanpa mengetahui siapa ayah dan yang mana bundanya. Demikian pula orang-orang, semua tak tahu, atau tak mau tahu tentang nasab Julaibib. Tak dikenal pula, termasuk suku apakah dia. Celakanya, bagi masyarakat Yatsrib, tak bernasab dan tak bersuku adalah cacat kemasyarakatan yang tak terampunkan.


Julaibib yang tersisih. Tampilan jasmani dan kesehariannya juga menggenapkan sulitnya manusia berdekat-dekat dengannya.

Wajahnya yang jelek terkesan sangar. Pendek. Bungkuk. Hitam. Fakir. Kainnya usang. Pakaiannya lusuh. Kakinya pecah-pecah tak beralas. Tak ada rumah untuk berteduh.


Tidur sembarangan berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil. Tak ada perabotan. Minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapak.


Abu Barzah, seorang pemimpin Bani Aslam, sampai-sampai berkata tentang Julaibib:


”Jangan pernah biarkan Julaibib masuk di antara kalian! Demi ALLAH jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya!”


Demikianlah Julaibib..


Namun jika ALLAH berkehendak menurunkan rahmatNya, tak satu makhlukpun bisa menghalangi. Julaibib berbinar menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaff terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski hampir semua orang tetap memperlakukannya seolah dia tiada.

Tidak begitu dengan Sang Rasul, Sang rahmat bagi semesta alam.

Julaibib yang tinggal di shuffah Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh Sang Nabi ﷺ.


”Ya Julaibib”, begitu lembut Beliau ﷺ memanggil, ”Tidakkah engkau menikah?”


”Siapakah orangnya Ya Rasulallah”, kata Julaibib, ”Yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?”


Julaibib menjawab dengan tetap tersenyum.

Tak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir ALLAH pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah juga tersenyum.

Mungkin memang tak ada orangtua yang berkenan pada Julaibib. Tapi hari berikutnya, ketika bertemu dengan Julaibib, Rasulullah ﷺ menanyakan hal yang sama :


”Wahai Julaibib, tidakkah engkau menikah?”


Dan Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama. Begitu, begitu, begitu. Tiga kali. Tiga hari berturut-turut.


Dan di hari ketiga itulah, Sang Nabi ﷺ mengapit lengan Julaibib kemudian membawanya ke salah satu rumah seorang pemimpin Anshar.


”Aku ingin”, kata Rasulullah pada si empunya rumah,

”Menikahkan puteri kalian.”


”Betapa indahnya dan betapa berkahnya”, begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa Sang Nabi lah calon menantunya.


”Ooh.. Ya Rasulallah, ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaram dari rumah kami.”


”Tetapi bukan untukku”, kata Rasulullah.

”Kupinang puteri kalian untuk Julaibib.”


”Julaibib?”, nyaris terpekik ayah sang gadis.


”Ya.. Untuk Julaibib.”


”Ya Rasulullah”, terdengar helaan nafas berat.

”Saya harus meminta pertimbangan isteri saya tentang hal ini.”


”Dengan Julaibib?”, isterinya berseru. ”Bagaimana bisa? Julaibib yang berwajah lecak, tak bernasab, tak berkabilah, tak berpangkat, dan tak berharta? Demi ALLAH tidak. Tidak akan pernah puteri kita menikah dengan Julaibib. Padahal kita telah menolak berbagai lamaran..”


Perdebatan itu tak berlangsung lama. Sang puteri dari balik tirai berkata anggun :


”Siapakah yang meminta?”


Sang ayah dan sang ibu menjelaskan.


”Apakah kalian hendak menolak permintaan Rasulullah? Demi ALLAH, kirim aku padanya. Dan demi ALLAH, karena Rasulullah lah yang meminta, maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku.”


Bersambung ke bagian 2


https://t.me/semangatsubuh


Selamat menjalankan ibadah sholat subuh, semoga Allah menerima amal ibadah kita Aamiin

Ived Jun 28 '22 · Nilai: 4 · Komentar: 2
Ived VIP
Cerita Inspirasi:


*CERBUNG*

*Dibaca disaat santai*


*SUAMIKU JADUL*


_Part 1_


Namamya kuno, Parlindungan, biasa dipanggil Parlin. Tak punya akun FB, apalagi IG. Nomor kontak di HP-nya hanya lima belas, semuanya keluarga. Itulah suamiku. Kakakku menyebutnya suami jadul yang hidup di tahun delapan puluhan.


"Enak juga punya suami jadul ya, orang sibuk dengan HP-nya masing-masing, dia justru cabut rumput," kata kakakku seraya menunjuk suamiku yang lagi cabut rumput. Perkataan kakakku itu justru seperti hinaan untukku.


Saat itu kami seperti biasa berkumpul, semacam arisan tak resmi, kami satu keluarga selalu berkumpul setiap bulan di rumah orang tua. Ya, memang begitu, ketika semua orang sibuk dengan hp-nya, suamiku justru membersihkan halaman rumah orang tua. Kadang aku malu juga, entah apa kelebihan suamiku ini, sehingga ayah dulu ngotot menjodohkan kami.


"Maklumi aja, orang kampung memang keahliannya cabut rumput," kata kakak iparku seraya tertawa.


Kami keluarga besar berjumlah enam orang, aku nomor tiga, akan tetapi akulah yang terakhir menikah. Ketika adik paling bungsu sudah punya anak, aku baru dapat jodoh, itupun dijodohkan ayah. Orang kampung, pengangguran pula. Aku bilang pengangguran karena memang dia tak kerja, seharian hanya di rumah. Akan tetapi dia rutin kasih uang belanja. Entah dia dapat dari mana aku tak tahu. Kami baru tiga bulan menikah. Aku bahkan belum tahu dia kerja apa?


Penampilannya juga memang kuno, masih setia dengan rambut gobel, masih setia dengan celana keeper. Di rumah seharian justru hanya pakai sarung.


"Gaul dikit napa, Bang?" kataku pada suami, ketika dia lagi sibuk membersihkan halaman. Kudatangi dia, karena tak tahan cibiran saudaraku sendiri.


"Gak percaya diri abang, Dek, cerita mereka urusan kantor terus, aku hanya tau rumput," jawab suami seraya terus mencabuti rumput.


"Udah kalau gitu aku ikut cabuti rumput," jawabku seraya duduk dan mulai kerja.


Perkenalan kami dulu sangat singkat sebelum menikah, hanya kenalan sepuluh hari baru akad nikah.


"Kau percaya pada Ayah, Nia?" begitu kata Ayah sewaktu mengenalkan kami.


"Tentu saja percaya, Ayah," jawabku.


"Menikahlah dengannya," kata Ayah lagi, seraya menunjuk pria jadul itu.


Saat itu aku hanya diberi waktu berpikir satu hari, kuterima dengan pertimbangan umur yang sudah kepala tiga, karena aku juga percaya pada Ayah, tak mungkin dia menjerumuskan putrinya sendiri. Kami menikah sepuluh hari kemudian. Aku bahkan belum pernah dibawa ke rumah mertua. Kenal mertua hanya ketika resepsi saja. Aneh kan? akan tetapi itulah hidupku.


Kami kumpul ketika makan siang, enam anak dan enam menantu semua berkumpul di meja makan. Ayah mulai bicara.


"Ayah berencana mau umroh, tapi uangnya tak ada, bersediakah kalian membantu Ayah?" tanya Ayah.


Semua kami terdiam dan saling berpandangan, belum pernah Ayah minta bantuan begini, selama ini beliaulah yang membantu kami, hampir semua anaknya diberi modal untuk usaha sendiri.


"Ayah tahu usaha lagi sepi, tapi kubantu juga satu juta," kata abangku yang tertua.


Satu juta? dia yang paling lumayan hidupnya hanya bantu satu juta, bagaimana yang lain.


"Aku juga satu juta," kata kakak yang nomor dua. Dan disambung saudara yang lain hanya bisa bantu lima ratus ribu.


Tinggal aku, kulihat suamiku yang seperti biasanya hanya diam saja.


"Batalkan saja, Ayah, hanya dapat empat juta, biaya umroh dah berapa?" kata abangku yang tertua.


"Sisanya aku yang talangi," kata suami tiba-tiba.


Semua mata mengarah ke suami, aku juga ikut melihat suamiku itu, bagaimana dia bisa bicara begitu, sedangkan rumah kami saja masih ngontrak, beli HP saja dia tak mampu?


"Bang?" kataku pada suami lebih tepatnya bertanya, ingin melihat kesungguhan.


"Iya, aku bayar semua," kata suami, nada suaranya kedengeran yakin sekali.


Ayah menutup pembicaraan dengan mengucapkan "Alhamdulillah" lalu beliau masuk kee kamarnya.


"Aku yakin Ayah prank ini," kata adik bungsuku.


"Kok kau bilang gitu?"


"Dia hanya menguji kita, aku yakin sekali, makanya si Parlin berani talangi semua, pasti ayah sudah bicara duluan dengan Parlin, Ayah kan akrab sama dia," kata abangku yang tertua.


"Beli bedakmu saja dia gak mampu, mau berangkatkan Ayah umroh lagi?" sambung kakakku yang nomor dua.


Kulirik suami, dia hanya diam seperti biasa. Ini suami macam apa, orang membicarakan dia di dekatnya sendiri dia diam.


"Andaipun benar, aku yakin itu uang ayah juga, pengangguran gitu dari mana dapat uang banyak?" sambung Adikku.


Segera kutarik tangan suami dari orang ramai, kuajak dia bicara berdua. Aku tak habis pikir, HP-nya saja masih HP Nokia jadul.


"Bang, apa benar?" tanyaku setelah kami berduaan.


"Iya, Dek, benar."


"Bang, kalau memang ada uang abang segitu, lebih baik beli motor baru, HP baru aja," kataku lagi.


"Lo, kok adek gitu? itu orang tuamu, Dek, mungkin ini keinginan terakhirnya."


"Baik, dari mana Abang ambil uang segitu?"


"Itu hanya satu sapi, Dek,"

Untuk

"Satu sapi?"


"Iya, Dek, hanya seharga satu sapi."


Bersambung...

Copas

Ived Jun 27 '22 · Nilai: 4.50 · Komentar: 2
Kha1 VIP
Setalah 'melanglang buana' beberapa minggu di aplikasi AN. Menemukan beberapa profile yang 'aneh'. Kebanyakan mereka tidak ada foto profile dan 'menyembunyikan' mukanya dengan cara pakai masker, hadap belakang, muka di blur dan sejenisnya. Apakah mereka 'malu' jika ketahuan oleh orang yang mereka kenal? Sebenarnya apa tujuan mereka join AN jika foto mereka di profile pun tidak ada atau tidak jelas? Mencari jodoh atau hanya bersenang-senang?
Kha1 Jun 27 '22 · Nilai: 3 · Komentar: 7 · Tags: kenapa
siniku202 VIP
4 sifat perempuan;

1. Perempuan itu spt anak², tak bs mendengar janji, dia langsung percaya & sll menagihnya

2. Perempuan tak suka menjelaskan apa yg dia mau. Tp mengharuskan laki² mengerti

3. Perempuan itu ahli sejarah. Dia ingat semua kesalahan laki². Walaupun sdh berlalu ckp lama

4. Perempuan tak suka dibentak. Krn dia mdh rapuh

siniku202 Jun 26 '22 · Nilai: 5 · Komentar: 6
Jayadiningrat VIP

Saya suka heran kenapa cowok takut banget sama cewek matre.


Padahal, gak perlu takut sama cewek matre , kenapa? Karena kita yang pegang PIN nya kan selama kita kagak kasih tahu dia PIN ATM atau PIN KK/eBanking yaaa semua aman karena segala keputusan kan masih ada di tangan kita, kan duit kita yang pegang. Kalau misal dia minta yang gak masuk akal, ya ga usah kasih, simple, dia bisa apa, tinggal tolak aja.


Justru kalau kita gak punya duit, kagak usah takut sama cewek matre. Emang kan kita kagak punya duit untuk di matrein ha ha ha.


Terus kalau kita tajir anak sultan ya kagak perlu takut juga karena kita bisa kasih, ya tentunya kalau kita mau he he he. Tapi kalau kagak mau ya ga usah kasih.


Intinya jangan takut kehilangan si dia bila dia terbukti matre. Rasa takut kehilangan dia itu yang bikin kita jadi insecure, "kalau dia matre gimana ya"....


Ee barangkali dia matre ada sebab mulianya, misal punya beberapa anak asuh dipanti asuhan hwahaha. Atau adiknya buanyak, ada lho.


Ya kalau kita tidak nyaman karena terbukti matre ya udah ya tinggalin aja. Good bye dengan baik-baik tentunya, karena dia tetap wanita yang pernah engkau traktir dan transfer ehe he.


#temaringangaring


Kang Jay

Jayadiningrat Jun 26 '22
sy4roh VIP

Jangan suka mengeluh ...

Karena mengeluh itu menarik ujian ...

Seperti bangkai mengundang lalat ...

Makin sering mengeluh, makin banyak bencana menimpa ...


Mengeluh itu kepuasan sesaat ...

Tapi dampaknya derita ujian hidup yg ber saat saat ...

Mengeluh itu cuma nikmat sejenak ...

Tapi resikonya derita hati yg ber jenak jenak ...


Tidak ada larangan mengeluh ...

Yang ada itu petunjuk cara mengeluh ...

Mengeluhlah hanya pada Allah di penghujung malam ...

Allah itu maha mendengar, Dia mendengar keluhanmu ...

Allah itu maha bicara, Dia akan jawab keluhanmu lewat hatimu ...

Mengeluh pd Allah itu solusi, mengeluh pada manusia itu bencana ....


Robby, angkatlah semua beban ujian hidup kami ...

Kau yg turunkan ujian, dan hanya Kau yg bisa angkat ... amin ....

sy4roh Jun 24 '22 · Nilai: 5 · Komentar: 1 · Tags: doa, harapan, ujian hidup
Kha1 VIP
Sempat chat di aplikasi AN dengan initial R. Di aplikasi ngakunya tinggal di pulau Sumatera. Setelah di chat rada nyambung, akhirnya tukeran no HP. Setelah chat dan voice WA, ngakunya baru pindah dari sumatra dan sekarang tinggal di pulau Jawa. Bekerja di pemerintahan, duda beranak 1. Yang bikin ilfil, tiba-tiba tanya masih perawan atau tidak. Jawabannya : saya gak mau jawab. Dengan sok taunya ngomong artinya udah gak. Rasanya pengen garuk pakai garpu mulut tuh orang. Setelah itu mencari info ttg orang ini. Yang bikin kaget, ternyata nomor HPnya tercatat bukan sebagai pegawai di pemerintahan. Dan langsung block samsek.


Saya bukan tipe wanita yang mencari suami yang pekerjaannya pegawai di pemerintahan atau swasta. Yang penting jujur dari awal apa pekerjaannya. Saya juga bekerja, Tapi jika dari awal sudah jujur tentang apapun. Jika sama sama sreg, kemungkinan hubungan akan lebih serius hingga pernikahan.


Mohon para lelaki, gak usah lah berbohong ketika mulai berkenalan dengan wanita. Terutama yang berniat serius untuk menikah. Dan jika wanita yang kalian kenal belum menikah, gak usahlah tanya masih perawan atau tidak.

Kha1 Jun 23 '22 · Nilai: 5 · Komentar: 7 · Tags: jujur
Pages: « Previous ... 39 40 41 42 43 ... Next »
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo