User blogs

Tag search results for: "jodoh"
Jayadiningrat VIP


Sebenarnya sampai saat ini pun banyak ustadz dan kyai masih mempertanyakan apakah jodoh adalah takdir, melihat bahwa jodoh juga mengikuti sebab-akibat seperti usaha dan doa.


Saya pernah mengikuti ceramah jum'at, sang Habib berapi-api bilang Jodoh Bukan Takdir, saya cukup lama mencernanya sambil garuk-garuk kepala tanda bingung he he he.


Kalau saya sendiri sih cenderung melihat jodoh adalah takdir seperti ajaran dibuku-buku agama saat sekolah, namun ketika saya cerna dari ceramah itu maka saya juga ikut heran karena banyak diantara kita terlalu saklek menganggap bahwa jika jodoh adalah takdir maka jodoh itu harus SEMPURNA, padahal kesempurnaan sangat mustahil didapatkan dalam hubungan asmara.


NAH POLA BERPIKIR seperti ini yang bisa membahayakan hubungan rumah tangga, kata sang Habib. Jodoh Tidak Sempurna = Jodoh Bukan Takdir, padahal takdir adalah ghoib. Ketika sampai rumah, saya merasa berhasil mencerna apa yang disampaikan sang Habib, masuk akal juga sih. Masih sangsi sih, ya sudahlah. Mungkin yang ingin disasar oleh sang Habib adalah Pola Berpikir nya.


Coba saya ulas.


Jika kita terlalu percaya hubungan sukses adalah hasil dari takdir jodoh, maka kita akan cenderung malas menyelesaikan masalah hubungan karena kita pikir pasangan kita harusnya sempurna dan hubungan seharusnya selalu lancar. Misal kita kenalan dengan cowok atau cewek kemudian kita merasa banyak kekurangan didiri dia dan banyak masalah terjadi, dengan mudah kita langsung menjudge "Oh dia bukan jodohku, karena jodoh yang disiapkan Tuhan untukku adalah jodoh sempurna dan lancar seperti yang aku idam-idamkan". "Aku tuh cowok atau cewek baik-baik lho (versi dia) jadi harus dapat yang baik-baik juga (lagi-lagi versi dia juga)". Hellooooooo...any body home.... Padahal sesuatu yang kita anggap baik belum tentu baik disisi Allah.


Kalau kita terlalu percaya pasangan hidup kita (misal sudah nemu) adalah jodoh sempurna yang ditakdirkan untuk kita, maka kita akan menyalahkan pasangan jika terjadi masalah. Kita akan mengkritik pasangan jika dia melakukan kesalahan. Kita akan menuntut pasangan untuk berubah demi kita. Akibatnya jika tidak, maka kita akan dengan mudah meninggalkan hubungan dan mencari orang lain yang kita anggap sempurna. Padahal kesempurnaan tersebut hanya ekspektasi yang membutakan kita untuk menjalani hubungan secara realistis dan sehat.


Sedangkan jika pasangan lain yang tidak terlalu memusingkan bahwa jodoh yang dia dapat saat itu adalah takdir sempurna namun berfikir yang REALISTIS, maka saat menghadapi konflik akan lebih sehat. Mereka memberikan ruang terbuka untuk mengungkapkan perasaan dan keinginan satu sama lain demi memperbaiki konflik. Mereka tidak menahan uneg-uneg karena mereka tahu hubungan mereka tidak sempurna, sehingga mereka akan terus berusaha demi satu sama lain.


Hal ini berbeda dengan orang yang percaya dengan jodoh adalah takdir sempurna. Ketika menghadapi konflik, konflik tersebut justru dianggap sebagai tanda pasangan mereka bukanlah jodoh yang ditakdirkan untuk mereka. Alih-alih memperbaiki konflik, malah langsung menjudge itu bukan jodoh dia, jadi harus secepatnya bercerai dan mencari jodoh sebenarnya yang ditakdirkan Tuhan, ha ha ha pikiran sesat.


Jadi silakan saja kita percaya dengan jodoh adalah takdir yang tidak bisa diubah. Namun tetap selalu berpikir bahwa jodoh kita adalah orang yang tepat menurut standar kita sendiri, bukan artinya sempurna. Setelah bertemu orang yang tepat, kita tetap harus berusaha membangun hubungan yang sehat dan sudah pasti akan ada konflik yang harus dihadapi.


Sekali lagi walau itu takdir, namun jodoh jangan hanya ditunggu dan didoakan, jodoh juga harus tetap dicari dan diusahakan dengan tingkatkan terus kualitas diri dan standar kita dalam mencari pasangan. Kita harus selalu bersikap realistis untuk terus berusaha agar hubungan berjalan mulus dan sukses.


Kang Jay

Jayadiningrat Jun 10 '20 · Tags: jodoh, takdir
Jayadiningrat VIP


Diusianya yang sudah menginjak tiga puluh lima tahun telah membuat gundah gulana. Apalagi adiknya telah lebih dulu menikah tiga tahun yang lalu.




Sebenarnya secara fisik, Allah telah memberikan anugerah cantik dan juga cerdas, sehingga banyak orang yang mempertanyakan tentang kesendiriannya. Bahkan mereka berpikir dirinya terlalu banyak memilih.


Terkadang dia ingin menangis setiap kali ibundanya melihat dirinya seolah berkata "Kapan kamu menikah anakku?" Hatinya terasa perih. Setiap malam selalu berdoa dan berharap agar segera hadir laki-laki sholeh datang untuk melamarnya.


Bahkan ikhtiarpun telah dilakukan untuk menjemput jodohnya dengan rajin mengikuti majelis ilmu, menjadi pengurus yayasan amil zakat, bershodaqoh ke panti asuhan dan menjadi kakak asuh dari beberapa balita di panti asuhan tersebut. Pekerjaannya sebagai pendidik disalah satu SMP Swasta dijalan Patuha Bandung membuatnya terbiasa dengan anak-anak.


Haripun berlalu begitu cepat. Suatu hari tiba-tiba dirinya merasakan sakit pada perutnya. Mual yang dahsyat, muntah-muntah hebat. Sampai harus ditangani di IGD. Entah apa yang terjadi, langsung tak sadarkan diri. Ketika membuka mata terlihat wajah ibunda, bapak dan adiknya telah berada disampingnya. Terdengar isak tangis, namun kemudian dia tertidur lelap.


Terdengar suara lembut menyapanya, "Sudah bangun Teh?" Dia hanya bisa tersenyum kepada dokter yang merawatnya. Samar-samar sambil berusaha fokus terlihat wajah dokter yang seolah tidak asing. "Sepertinya saya mengenal, dimana ya?" gumamnya terdengar lirih. "Benar, kita memang saling mengenal Teh, saya adalah teman sekolah sewaktu di SMA 5 Bandung.." jawab dokter itu. "Ya Allah," teriaknya dalam hati. Dia ingat, dokter yang merawatnya adalah temannya yang cupu sewaktu duduk dibangku SMA, dia dulu pernah "menembaknya". Menyatakan cinta kepada dirinya dengan menyelipkan surat di bukunya dan semua itu berlalu begitu saja tanpa dia indahkan. Surat cinta yang tak terbalas.




Dengan semangat, dokter itu bercerita tentang dirinya, setamat SMA melanjutkan kuliah di Kedokteran Unpad, lulus sebagai sarjana lalu menyelesaikan koass, lanjut mengabdikan diri di salah satu puskesmas dipedesaan Pendeglang sampai perjalanannya menjadi seorang dokter umum pns di RS Hasan Sadikin Bandung. Saat itu dirinya hampir menyelesaikan pendidikan spesialis bedah vaskular di Unpad, sebelumnya dia sudah mendapat gelar MARS yang ilmunya dia manfaatkan sebagai kepala instalasi gawat darurat. Sang gadis juga menceritakan perjalanan hidupnya dan keluarganya. Seperti tak mau kalah, sang dokter juga bercerita banyak tentang keluarganya, ibunya meninggal saat masih kuliah yang membuatnya sempat down, ayahnya sakit-sakitan tinggal dirumah adiknya seorang arsitek lajang, dan kakak-kakaknya yang telah sukses dan tinggal dirantau.


Dia juga bercerita tentang kekagumannya dulu pada sang gadis, hal ini membuat sang gadis tersipu malu sambil merasa bersalah mengapa dulu begitu tidak peka dan dengan mudah mengabaikannya. Perlahan komunikasi keduanya terjalin lebih dekat. Sebagai seorang dokter umum yang mengawasi kesehatan pasiennya membuat banyak waktu untuk berbincang. Keduanya saling menaruh hati seolah sudah saling mengetahui isi hatinya. Menceritakan masa SMA dari dua sudut pandang yang berbeda namun memiliki kesamaan waktu dan lokasi. Menggidik bersama saat membahas hantu Nancy di jendela SMA 5.


Seminggu di RS tibalah waktu sang gadis pulang. Dokter yang merawatnya itu tidak tinggal diam, beberapa hari kemudian dia datang bertamu dan bertemu dengan orang tua sang gadis di rumahnya daerah Lengkong Kecil. Tiap malam minggu dokter itu selalu datang, tidak sampai sebulan, dokter itu mendadak bilang ingin melamar. Dengan mantap dia bilang akan membahagiakan gadis itu, bahkan jauh sebelumnya dia telah memendam rasa cinta. Orang tua sang gadis pun sujud syukur, demikian indah kuasa Allah mempertemukan jodoh anaknya disaat tak terduga.


Pernikahan dilangsungkan dengan sederhana dengan adat sunda yang kental di gedung Seskoad, menyebar sekitar 250 undangan. Saya suka dengan mobil moris mini sang dokter yang dipakainya sebagai mobil pengantin:



Sang gadis sangat bersyukur telah mendapat jodoh yang diidam-idamkannya, sosok laki-laki yang insya Allah akan membuat hidupnya bahagia.


"Ya Allah, aku bersyukur pada-Mu telah memberikan aku kesabaran untuk bertemu dengan belahan jiwaku. Ternyata sakitku membawa keberkahan yang mempertemukan aku dengan jodohku. Alhamdulillah, Terima kasih Ya Allah atas semua takdir-Mu."


Air matanya bergulir membasahi pipinya bersyukur bertemu dengan jodohnya yang tak diduga.


Kang Jay

Jayadiningrat May 20 '20 · Nilai: 5 · Tags: ikhtiar, jodoh, takdir, ikhtiar
Jayadiningrat VIP


Mencari jodoh atau pasangan hidup, sebenarnya bagi laki-laki itu mudah, tinggal tunjuk jari saja untuk dapatkan jodoh. Tidak seribet wanita. Tinggal penuhi syaratnya, melamar, lalu menikah.


Syaratnya cuma 1 yaitu kemapanan. Ha ha ha ini yang bikin tidak mudah. Eehh.


Yah secara umum kemapanan dibagi menjadi tiga :

1. Mapan Mental : Dewasa, berilmu, jujur dan bertanggung jawab.

2. Mapan Spiritual : Beriman, rajin ibadah, banyak beramal kebajikan..

3. Mapan Lahiriah : Punya pekerjaan atau penghasilan, rajin bekerja, jikapun tampang pas-pasan tidak masalah yang penting sehat, rapi, bersih, wangi. Dan jangan lupakan yaitu Perkasa.


Mapan lahiriyah, biasanya sih lebih berfokus pada punya penghasilan tetap, sudah punya kendaraan, minimal motor. Syukur-syukur sudah punya cicilan KPR rumah, bagusnya lagi sudah punya rumah sendiri.


Jika modal dasar kemapanan itu sudah terpenuhi pada diri seorang laki-laki, maka tidak perlu susah hati buat segera menikah.


Namun jika syarat di atas belum terpenuhi, harap bersabar, kalau perlu rajin puasa sunnah, penuhi dulu syaratnya, usaha yang gigih, hingga terpenuhi syarat di atas. Insya Allah kita bisa. Setidaknya sudah punya tabungan untuk acara pernikahan walau sederhana, ini dalam artian si wanita bersedia mulai dari NOL, yah kalau usia kita dibawah 30 tahun masih mungkin sih, dalam artian mungkin sang wanita melihat prospek masa depan kita atau sang wanita sudah suayang banget atau sang wanita sudah kepepet ha ha ha..


Setelah syarat terpenuhi atau dimiliki, maka meskipun kita pria kuper, alias tidak memiliki bakat melakukan pendekatan pada wanita, atau minder karena punya wajah pas-pasan, maka kita tidak perlu khawatir, ikuti tahapannya.


Empat tahapan yang bisa dilakukan oleh pria dalam mendapatkan pasangan halal, sebagai berikut :


1. Gerilya dulu mencari wanita sholehah, baik, berakhlak, dan sebagainya sesuai kriteria kita. Terserahlah menurut selera kita saja, wanita seperti apa yang disuka, bahkan jika ingin yang cantik silahkan saja. Kalau sudah melihat, menemukan, entah itu di jalan, di pasar, di tempat kondangan, di AN, facebook, sosmed atau di seberang jalan depan rumah, tinggal tunjuk saja orangnya, kunci pilihan kita ke dia yang dituju.


2. Setelah menemukan wanita yang layak dijadikan istri maka langkah berikutnya adalah melakukan pendekatan. Kirim pesan kalau di AN. Atau kalau lihat di jalan, coba cari dimana biasa dia singgah atau rumahnya, kenali keluarga atau saudaranya, dan dapatkan nomer teleponnya, tidak usah telepon namun bisa kirim WA dulu, ajak ketemuan. Jika masih tidak memiliki keberanian, langsung ke tahap selanjutnya yaitu melamarnya, namun ini biasanya sih dikampung, dalam artian kita sudah tahu rumahnya bahkan sudah kenal keluarganya.


3. Tahap berikutnya setelah rada akrab atau mau langsung tabrak, yaitu melamar wanita yang kita suka, dengan mendatangi orang tuanya. Jika tidak berani, minta bantuan sama orang tua kita, kakak, atau saudara dekat, bahkan tokoh masyarakat atau pak Lurah untuk datang ke rumah orang tua wanita tersebut, melamar anaknya buat kita.


Untuk laki-laki yang sedikit kuper ada dua tahap ketakutan saat berhubungan dengan wanita;

a. Saat mau menyatakan cinta, takut ditolak.

b. Saat melamar pada orang tuanya, takut tidak diterima.


Saya teringat sepupu saya. Btw, kok banyak cerita tentang sepupu sih? Maklum ya pemirsah, ibu saya 12 bersaudara dan ayah saya 8 bersaudara. Lanjut cerita, jadi sepupu saya ini lebih tua dari saya 6 tahun, anaknya memang rada kuper tapi giat bekerja. Sejak STM dia menyukai gadis tetangga kampung. Kemudian setelah dia bekerja di Jakarta sebagai karyawan pabrik elektronika maka dia mulai pede dengan penghasilannya dan sudah mampu ngontrak rumah petak di Jakarta. Saat Lebaran, diungkapkanlah ke ayahnya bahwa ia suka gadis itu dan ingin menikah dengannya. Menanggapi keinginan anaknya, sang ayah berembuk dengan pak Lurah yang masih saudara. Dua hari kemudian, sepupu saya, ayahnya dan pak Lurah mendatangi rumah orang tua si gadis. Shocklah si gadis sampai menangis, secara, tidak ada kabar eee mendadak dilamar. Maklum sepupu saya tipe cinta dalam diam. Maka sang ayah si gadis menyerahkan segala keputusan ke anaknya. Saya kenal gadis itu karena masih satu kampung, adiknya teman satu kelas saya di SD, terus terang saya rada sangsi si gadis menerima lamaran itu, si gadis punya wajah lumayan cantik semampai sehingga saya pikir dia sudah ada pacar atau calon. Sehari, dua hari, tiga hari tidak ada kabar, namun dihari kelima sebelum sepupu saya balik ke Jakarta, si gadis mengiyakan. Maka menikahlah dan mereka tinggal di Jakarta. Walau saat ini di Jakarta masih ngontrak, namun dikampungnya sudah punya rumah sendiri lunas. Mobil Agya selalu menemani mereka pulang kampung.


4. Oiya kembali lagi ke tahapan berikutnya, yaitu perkenalan atau tanpa perkenalan tapi langsung menentukan hari pernikahan. Jika orang tua sang wanita menyerahkan keputusan pada anaknya, dan anak perempuannya mengajukan syarat untuk mengenal kita lebih dahulu, ya kenapa tidak untuk perkenalan [ta'aruf] dulu, ngobrol dulu, jangan sering-sering, cukup lah 2-3 x pertemuan. Setelah sudah saling mengenal, merasa saling cocok dan deal, maka segera tentukan hari pernikahan. Get Married!


NAMUN jika setelah pertemuan itu si wanita tidak menerima alias menolak lamaran kita dengan berbagai alasan, maka ikhlaskan saja, tentu dia punya alasan sangat kuat untuk menolak kita. Ingatlah bahwa bagi wanita baik biasanya punya dasar keyakinan bahwa jika ada yang melamar maka jangan langsung ditolak, dipikir masak-masak, karena jika ditolak langsung maka sama saja dengan menolak jodoh yang Allah sajikan. Wanita dan orang tuanya pasti hati-hati sekali.


Namun jika kita ditolak dengan baik-baik, ya sudah kita terima dengan lapang dada, ingatlah wanita didunia ini masih banyak, cinta memang penting namun kita sebagai pria harus rasional dan realistis, yah lupakan si dia dan kita cari lagi yang lain. Karena laki-laki itu kodratnya mencari, memilih, dan melamar. Sama seperti waktu kita melamar pekerjaan, kalau ditolak, ya cari kerja tempat lain lagi, jangan putus asa, karena putus asa itu tidak baik dan itu bukan sifat Laki Tulen.


Semoga langkah-langkah diatas bisa mempermudah kita pria dalam pencarian jodoh.


Pada umumnya, masalah yang ada pada diri pria saat mencari jodoh adalah ketidaksiapan di diri pria itu sendiri, yaitu belum memenuhi syarat kemapanan, bukan sulitnya mencari wanita yang mau dinikahi.


Yah istilahnya kita nikah sih mau banget, tapi oh tapi modal ga punya ha ha. Modal dulu penuhi, yah setidaknya biaya acara nikah lah, baru usaha mencari pasangan hidup. Kita sebagai pria harus maklum bahwa kemapanan jadi poin utama seorang pria disukai oleh umumnya wanita. Jangan pernah bilang wanita matre jika kita sendiri tidak punya modal apa-apa. Wanita juga bingung, bolak-balik lihat kita dari segala sisi, tampan kagak, perhatian juga kagak, maka jangan kaget jika sampai dibilang mokondo.


Akhirnya jika kita pria sudah menemukan wanita calon pasangan hidup yang pas, yah yang sesuai dengan yang kita inginkan. Maka pesta pernikahan tidak perlu harus yang mewah dan meriah, sesuaikanlah dengan budget kita, yang penting khidmat, penuh keceriaan, kekeluargaan, dan kebahagiaan dari kedua mempelai.


Jikapun punya modal buat biaya pernikahan yang meriah dan mewah, mending disaving untuk tahap selanjutnya seperti punya rumah, punya anak dll.


Saya ada tips ketahanan ekonomi keluarga, yaitu tabungan minimal 2x gaji atau penghasilan kita. Pastikan ada minimal 2x ditabungan atau ujud barang berharga seperti emas, pengalaman saya sih jadi aman jaya dan punya efek jadi lebih hemat. Mungkin setan suka menggoda rumah tangga kita saat tongpes terutama istri, bahkan sampai bertengkar hebat, tapi saat punya tabungan ini maka saya perhatikan godaan ada tapi sedikit. Dua kali ini juga saya pikir lumayan jika kita sampai kena cut gaji atau bahkan PHK, seperti di zaman Covid ini. Saya lihat teman yang tanpa persiapan ini, ampe jual-jualin isi rumah, over kredit mobil dll. Dua kali ini memang sedikit, tapi jika hemat bisa buat empat bulan nafkah.


Sebelum melamar anak orang, ayo kita mulai mengumpulkan modal kemapanan terutama finansial. Mulai bekerja, jangan malas-malasan, jangan malu punya usaha kecil atau pekerjaan biasa, jika dirintis dengan kemauan keras insya Allah akan menghasilkan kemapanan. Namun jika ada wanita baik yang tidak mensyaratkan kemapanan finansial alias mau mulai dari NOL, berarti anda pria beruntung ha ha ha. Selamat berjuang kaumku.


Kang Jay.

Jayadiningrat May 18 '20 · Nilai: 5 · Tags: jodoh, pria
Jayadiningrat VIP



Alkisah, sepupu perempuan saya. Saya akui dia sangat cerdas sekali. Semasa SD SMP SMA selalu rangking-1 dikampung, kemudian dia kuliah, IPK-nya pun cum laude. Pokoknya TOP! Dengan potensi yang luar biasa tersebut, saya dulu memprediksi ia bakal dapat beasiswa S-2, atau paling tidak akan melanjutkan ke jenjang selanjutnya dengan jangka waktu yang tidak akan lama.



Namun jauh sebelum saudara saya mengajukan keinginannya untuk melanjutkan S-2, ibunya sudah mewanti-wanti dia untuk menunda harapannya. Setelah lulus, kerja sebentar, kemudian nikah. Titik. Urusan pendidikan tinggi itu belakangan, begitu nasihat beliau.


Apa daya, hampir 8 tahun setelah lulus dari S-1 yaitu diusia 31 tahun, jodohnya tak kunjung tiba. Selain karena ibunya hanya mempertimbangkan laki-laki yang tinggal di satu kota, bahkan sekitaran kampungnya saja. Profesi tentara, polisi, pegawai bank juga tidak masuk kriteria.


Padahal pria-pria lajang yang tinggal di kampungnya rata-rata hanya tamatan SMA. Kalaupun ada yang belum menikah, itu pun usianya terpaut jauh, empat puluh tahun dan ketika diajaknya mengobrol, jangankan tersambung, mau dihubungkan pun kabelnya sudah ruwet duluan. Kemudian pria-pria itu mundur teratur.


Sudah sering ia dijodohkan ibunya dengan orang didaerahnya, namun sayangnya tidak ada yang memahami dia lagi. Sempat ia bertanya pada saya, "Apa perlu aku pura-pura bodoh dan iya-iya saja Kang dan menerima siapapun yang datang?. Agar mereka tidak mundur teratur."


Di tengah putus asanya, saya mencoba untuk membuatnya sedikit agak tenang, "Teh jodoh itu baiknya sekufu. Kalau memang Teteh belum bisa S-2 demi menuruti keinginan ibu. Pergilah ke luar, cari komunitas. Bisa cari hobi yang lingkungan yang buat Teteh merasa nyaman. Atau ikut seminar! Siapa tahu jumpa orang yang nyambung disana. Kalau Teteh hanya pasrah, menjalani apa yang ibu inginkan. Teteh akan menderita sendiri lho. You are responsible for your own happiness, not your mom."


Dia hanya menarik napas panjang. Saya menambahkan, "Okelah, Teteh bisa aja nikah, hanya untuk menuruti keinginan orangtua. Beban mereka memang hilang ketika Teteh menikah. Tapi siapa yang kemudian menjalani dan merasakan lika-liku kehidupan rumah tangga? Bukan mereka, kan?!. Memang tidak ada salahnya Teteh menurunkan kriteria namun itu benar-benar dari hati nurani Teteh."


Dari kisah ini, saya pun jadi agak mengelus dada kalau kecerdasan perempuan sering diidentikkan menjadi ancaman laki-laki. Bahkan beberapa orangtua sering melarang anaknya untuk sekolah tinggi-tinggi dan merantau karena takut nanti tidak dapat jodoh. Memang kenapa kalau perempuan cerdas? Bukankah ketika perempuan cerdas, ia justru punya potensi untuk melahirkan generasi yang cerdas juga?.


Apa perlu wanita menyembunyikan angka di rapor dan ijazah agar mengamankan insekuritas laki-laki yang merasa takut harga dirinya jatuh hanya karena mendapatkan pasangan yang lebih pintar? Tentu tidak, bukan?


Saya akui, dulu sayapun ada ketakutan dekat dengan wanita pintar. Saya ingat saat STM ada teman wanita satu Lab, saya merasakan dia ingin dekat dengan saya sehingga minta diajari mengoperasikan mesin di Lab. Dalam hati saya mikir bukannya dia lebih pintar dari saya?, berikutnya saya segan ngajari dia dan pada akhirnya kita jaga jarak.


Namun setelah beberapa tahun punya pengalaman hidup diluaran, pemikiran saya pun berubah, alangkah baiknya kecerdasan perempuan itu dihargai. Bukannya berpikir bahwa kepintaran wanita akan membuat laki-laki terlihat inferior.


Adik kandung saya juga cerdas, SD SMP SMA selalu tiga besar dikelasnya, kemudian menikah dengan pria biasa aja. Walau terlihat janggal dari luar dimana adik saya yang terkesan jadi 'otak' keluarga. Namun saya lihat mereka rukun dan bahagia aja, si suami terlihat suka dan manut aja dimanjakan dengan service 'otak' sang istri.


Semoga pria-pria jomblo yang sedang mencari calon istri bisa berpikir ulang tentang wanita yang 'lebih' cerdas. Sedangkan untuk wanita-wanita cerdas, sedikit menurunkan ekspektasi untuk mendapatkan pria cerdas juga, jika ada pria biasa yang ingin melamar maka tidak ada salahkan dipertimbangkan.


Saya selalu ingat wanti-wanti ibu saya untuk adik-adik perempuan saya, dan ini saya teruskan ke anak perempuan saya: "Wanita yang menunggu jodoh itu, ibarat anak sekolah yang sedang menunggu angkot. Kadang, ada angkot yang bagus, tapi isinya penuh. Kadang pula ada angkot yang banyak kursi kosong, tapi agak jelek. Maka segeralah mengambil keputusan memilih angkot yang dirasa pas, dibanding terus berharap ada angkot bagus tapi kosong. Pada akhirnya malah jadi takut telat sampai sekolah, sehingga terburu-buru naik angkot yang seadanya saja."


Kang Jay.




Jayadiningrat May 16 '20 · Nilai: 5 · Tags: jodoh, cerdas
Rahayuajah VIP
a
A
Rahayuajah Apr 1 '20 · Komentar: 3 · Tags: jodoh
ivan_ligt VIP

Indahnya berkeluarga


Cium anak Dapat pahala, Cium Suami Gugur Dosa...................... more

ivan_ligt Feb 7 '20 · Komentar: 6 · Tags: islam, istri, jodoh, nikah, suami, pasutri, anak
nkholish VIP
Saudara2ku, bagaimana menurut njenengan2 cara cepat menemukan jodoh yang tepat dan akurat sesuai kriteria? relaxed


nkholish Dec 25 '19 · Komentar: 1 · Tags: jodoh
Dhewi4na VIP

Tadi, sempet baca profil seorang lelaki yang dikriteria calon pendamping dia tertulis yg penting nyambung.

Dan ini mengingatkan aku sama perbincangan di grup WA dengan sekumpulan teman sekerjaan lama tentang apa yang bikin kamu naksir sama seseorang. Naksir disini kearah yg romansa lho yah. Sebagian besar mengatakan hal yg sama, yang penting ngobrolnya nyambung. Intinya mah yg penting nyambung!


Terus aku mikir, emang nyambung itu gimana sih ?


Apakah yg bisa diajak ngomongin apa aja?

Apakah bikin betah ngobrol berjam-jam sampai berbusa karena kamu merasa dia bisa menyahuti topik-topik yg lagi dibicarakan. Tapi bisa aja kan krn wawasannya luas atw kebetulan dianya tertarik dg isu yg sama dg mu.


Apakah tektok'an ngobrolnya lancar alias ngga ada jeda awkward?

lancar bener kayak jalan tol tanpa macet, ngga ada dead space atau awkward silence? Bisa aja krn dia biasa ngobrol sm orang, karakternya supel atau kerjaan sehari-harinya emang ya ngehandle manusia pake komunikasi verbal.

Apakah bisa mendengarkan dg baik? Bisa aja krn km ngomong mulu ngga ngasih dia kesempatan atw dianya ngga ngerti km ngomong apaan jadi dia he-eh,he eh aja biar cepet. Wow maruk,


Ati-ati lho kalo km tipe orang yg gampang naksir sama orang yg ngobrolnya nyambung. Bisa kejebak ntar. Kalo udah keburu naksir padahal karakternya dia complicated terus kamunya ngga bisa keep up ya selamat. Iya, bener, in the end of time saat kamu tua dan udah ngga bisa ngapa-ngapain, kamu cuma bisa ngobrol sehingga punya pasangan yg nyambung ngobrolnya is a thing, sebagai teman diskusi. Ya tapi,'nyambungnya' harus yg gimana dulu. Sekedar bisa nyautin kamu ngomong apa mah, bot google assistant juga bisa.


Meskipun ya emang sih, buat aku pribadi indikasi tepat atau tidaknya seseorang menjadi pendamping hidup bisa dilihat dari cara ngobrolnya dg kita.


Tapi skill 'Enak diajak ngobrol' tuh bisa dipelajari kok. I mean, bisa diusahakan. Aku meyakini bahwa seseorang yang diajak ngobrol nyambung tuh bisa dibuat asalkan ada faktor lain yg sejak awal sudah membuat orang lain tertarik sampai mau ngajak ngobrol.


Well, FYI, aku pernah berada bersama orang yg kalo ngobrol sama aku tuh dia ngga ada nyambung-nyambungnya. Hobi dan interest kita udah beda jauh, sudut pandang memandang sesuatu juga udah beda banget. Dia ngga suka apa yg aku suka dan aku juga ngga suka apa yg dia suka. Kami kalo ngobrol kebanyakan bahas hal-hal yang umum, terkesan receh atau bahkan kadang isinya curhatan dia soal pacarnya yang ku iya-iyain aja, atau pas aku ngeluh dianya iya-iyain aja. Atau seputar yes-no-question about crisis life. Boring ? Sometimes.


Tapi, aku betah-betah aja berada disekitar dia. Karena apa? karena dia bikin aku damai dan nyaman bener, kayak balkon rumah sore-sore. Semilir sepoi-sepoi, hening dan lembut. It makes you know it feels to be hold dearly, not that kind of insecure one, not lustful one or in hurry one. Damai aja gitu, merasa dibutuhkan, merasa jadi orang paling penting yang dihubungi pertama kali saat dia galau ada permasalahan.


Apakah aku naksir? Maybe not in romantic way, but i still sometimes long for that conversation. Dalam banyak hal kami emang blass gak nyambung, tapi ada dua hal persamaan kami, yaitu selera musik dan sesama penyuka anime.


Aku menceritakan ini untuk menjelaskan bahwa nyambung ngobrolnya tuh bisa bias kalo dijadiin patokan utama penyebab suka. Akan sangat banyak faktor yg kemudian terintegrasi sampai bisa membuat kamu jatuh cinta sama seseorang. Dan kadang faktor-faktor ini ada di luar prediksi, lalu berubah seiring berjalannya waktu. Pada akhirnya, kita tertarik ketika kita ingin tertarik aja gitu, yang kita juga seringnya juga ga tau kenapa dan ngga bisa ngejelasin kenapa kita bisa tertarik atau cinta. Aku udah sampe di masa aku males mencari pola, yg seperti apa yg membuat orang lain tertarik atau naksir in romantic way. Karena emang belum ada rumusan pastinya. Bisa aja kamu naksir orang hari ini, besoknya ilfeel. Atau suka hari ini, besoknya bosen. So for me, just let whatever your interest want to express. Selama itu tidak bersifat mesum, melecehkan atau pun merendahkan.


Perlu diingat bahwa naksir tidak harus berlaku 'saling'. Jadi bisa aja kamu merasa nyambung sama orang, tapi orangnya penuh usaha demi nyambung sama omongan kamu, atau sebenarnya ngga nyambung tapi iya-iya aja demi menghargai kamu. Kalo ngobrol aja bisa ngabisin banyak energi terus udahannya kesel sendiri mah, aduh kasihan kesehatan mentalmu lho.


Gak harus nyambung kok untuk jadi orang yang disukai.


Tapi ya udahlah, preferensi masing-masing aja deh, bebas!


Dhewi4na Dec 20 '19 · Komentar: 26 · Tags: jodoh
Alfikri VIP
Berprasangka baiklh utk sesuatu hal yg baek.
Alfikri Nov 17 '19 · Tags: jodoh
linaquen VIP

Jodoh Itu Memang Penuh Misteri...


Sudah sekian lama aku menanti Mas Irwan mengajakku ke pelaminan, tapi sepertinya begitu berat untuk diucap. Apa karena biaya atau kesiapan lainnya, aku tak paham. Karena kalau aku sendiri sudah sangat siap.


Kami sudah kenal satu sama lain selama kurang lebih 7 tahun. Dan aku rasa itu sudah sangat cukup, bahkan terlalu lama bagi orang yang ingin menuju ke arah serius. Kapan dan kapan aku akan dinikahi Mas Irwan? Sepertinya hanya angan-angan belaka.


Banyak alasan yang Mas Irwan ungkapkan, dari mulai ingin adiknya lulus kuliah dulu, ingin orang tuanya umroh dulu, dan selalu ada saja alasannya, hingga kata nikah itu seakan jauh dari kenyataan.


Sampai menginjak tahun ke 8, aku pun sudah tak sabar lagi. Aku memutuskan untuk menerima pinangan laki-laki lain, Mas Deni. Meski belum terlalu kenal, aku beranikan diri untuk membuka hati. Demi aku bisa menikah di usiaku yang kini menginjak usia 27 tahun. Sudah sangat rawan memang. Usia-usia seperti ini.


Mas Irwan tampak kecewa dan tak terima ketika aku memutuskan untuk memilih laki-laki lain yang lebih serius. Dan aku pun memberikan pilihan, jika Mas Irwan memang tak mau kehilangan aku, maka nikahi aku, dan aku tak akan jadi menerima pinangan Mas Deni.


Tapi, Mas Irwan tetap bilang tak bisa menikah dekat-dekat ini. Baiklah, aku tak bisa menunggu lagi. Aku sudah semakin yakin dengan keputusanku untuk menerima pinangan Mas Deni.


Aku dan Mas Deni menikah. Hingga kami dikaruiniai 3 orang anak. Dan setahun dari aku menikah, Mas Irwan pun kabarnya menikah. Dan dikaruniai 2 orang anak.


Kami menjalani kehidupan rumah tangga masing-masing. Dan kini usia pernikahanku dengan Mas Deni sudah memasuki tahun ke 13, sungguh tak terasa.


Di saat kehidupan kami semakin tenang dan mapan. Tiba-tiba Mas Deni menderita sakit kanker tenggorokan. Akibat dari rokok yang dikonsumsinya setiap hari.


Aku merasa syok. Karena mendapati suami yang makin hari makin menderita dengan sakitnya. Tak jarang, aku seperti gembel yang tidur di pelataran rumah sakit bersama ketiga anakku demi menunggui Mas Deni. Agar tak bolak balik rumah dan rumah sakit. Efeknya anak-anak sering juga sakit terutama yang kecil, akibat angin malam dan kecapean. Aku pun pasti kurang intens merawatnya karena tenaga terbagi-bagi.


Lalu, kemana saudara-saudara dan keluargaku? Mereka ada. Tapi, aku tak enak hati jika selamanya merepotkan keluarga, karena sakit Mas Deni ini sudah hampir 2 tahun. Dan selama itu, aku menjalani segala proses penyembuhannya.


Apa dosaku hingga diberi ujian seberat ini? Kadang sering terbersit pemikiran seperti itu. Menginjak tahun ke 3 dari lamanya sakit, Mas Deni pun tak kunjung ada kemajuan, badannya semakin drop dan kurus kecil. Rupanya, Allah ingin mencabut segala penderitaan Mas Deni dan segala lelahku, akhirnya Mas Deni mengembuskan napas terakhirnya. Suara rintihan itu telah lenyap selama 3 tahun ini yang kerapkali kudengar. Dan riak tenang menyelimuti wajah Mas Deni.


" Mas, selamat beristirahat dengan tenang ya." Hanya itu kata yang sanggup terucap, karena jiwa dan raga ini telah lelah sangat. Batin pun sudah beku dan kaku, sepertinya air mata pun sudah habis, karena selama 3 tahun ini selalu tertumpah tanpa henti. Sedih melihat penderitaan suami yang tak kunjung reda.


Tak lama dari suamiku meninggal. Kabarnya istri Mas Irwan pun kecelakaan dan tak tertolong lagi. Kini status kami sama-sama sendiri.


Setahun kemudian ....


Mas Irwan datang ke rumah. Tiada lain dan tiada bukan, ia ingin mengajakku menikah. Apa benar ini? Kata nikah itu akhirnya terucap di saat aku berusia 44 tahun, dengan status janda dan anak 3. Aku pun menerima lamarannya. Dan kini aku memiliki 5 anak sekaligus. Anakku 3 dan anak dari Mas Irwan 2.


Mungkin Mas Irwan berjodoh denganku di usia ke 44 tahun, bukan saat aku masih muda dan single, tapi di saat kami sudah sama-sama bijak secara pemikiran, sudah mengalami pahit manis asam garamnya hidup berumah tangga. Kini, tinggal merenda kehidupan yang lebih indah lagi, dengan lebih mendekatkan diri pada sang ilahi.


Jodoh memang penuh misteri, tak bisa ditebak. Tapi itulah suratan takdir yang harus tetap kita jalani. Kita tak akan pernah tahu rencana Allah untuk kehidupan kita ke depan. Yang pasti semua itu adalah jalan terindah dari yang kuasa.


Jodoh pun kadang datangnya harus melalui lika liku kerikil tajam. Ada pula yang mudah jalannya. Dan kita tak mesti membanding-bandingkan dengan kehidupan orang lain. Jodoh kita sudah tertulis dengan siapa-siapanya, kapan bertemunya dan dengan cara bagaimana prosesnya. Tak usah banyak dirisaukan. Tetap lakukan yang terbaik dan upgrade diri menjadi terus semakin baik.

linaquen Oct 15 '19 · Komentar: 18 · Tags: jodoh
Pages: Previous 1 2 3 Next
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo