User blogs

Dwipa_Nusa VIP
Data seperti "pi", kecepatan cahaya (299.792.458 m/s), adalah contoh data yang tepat jika dideklarasikan sebagai konstanta daripada variabel, karena nilainya sudah pasti dan tidak berubah.

Tapi manusia bukan data, meski di dalamnya ada banyak data dan variabel. Jadi ketika kita menilai sesuatu jangan dari satu variabel, sehingga kita menganggap variabel itu sebuah konstanta.
ANDA SALAH BESAR.

Saya ambil contoh, meskipun yang keluar dari "maaf" (dubur) ayam, tapi kalau telur silahkan ambil.

Sering saya sowan ke Habib Riziq, ketika ketemu beliau saya cium tangannya saya peluk badannya, saya hormat pada beliau, saya takdzim sama beliau, karena dia adalah salah satu ahlul bait nya Nabi, tapi dengan cara berfikirnya, saya berbeda dan tidak mau ikuti. karena sayadiajarkan Khadratus syekh... bukan islam marah tetapi islam yang ramah.

Jadi kita di beri Tuhan mata ada dua, telinga ada dua, hakekatnya menyuruh kita untuk lebih sering memilah jangan terlalu menyudutkan atau menghina mahluk Tuhan, toh kita sama-sama mahluk Tuhan, atau maaf ...kamu bukan mahluk Tuhan, ya sudah kalau kamu bukan mahluknya Tuhan jangan numpang hidup di buminya Tuhan.

Berbagi itu Indah dan saling memaafkan itu damai.
Baldatun toyyibatun warobbun ghofur.





Dwipa_Nusa Aug 5 '21 · Komentar: 1 · Tags: dokar feodalis
eferel VIP
Lagi males memutar otak

Untuk sementara ditidurkan dulu otaknya

Smoga segera datang pangeran dg ciuman otak

Agar segera terbangun otaknya



eferel Aug 5 '21 · Komentar: 7
Jayadiningrat VIP


Berikut saya tuliskan kembali kisah seorang sahabat muslim, yang begitu indah proses bertemu jodohnya dan awet sampai sekarang hampir 6 tahun menjalani pernikahannya.


"Pada usia matang 26 tahun, dalam kesibukan kerja dan lagi mencoba menyelesaikan skripsi S1, saya bertemu dengan istri saya dengan usia sedikit dibawah saya —waktu itu masih berstatus calon istri— pada bulan Februari 2015 di Yogyakarta. Awal bertemu, saya langsung mengajak kedua orang tua dan kakak pertama saya, Mas Roni, kami pun saling menyapa. Waktu itu, istri saya mengajak mbaknya. Kami pun saling mengobrol. Saya merasa walau baru ketemu pertama, tapi hati saya bergetar. Kemudian, saya berkata kepadanya, “Besok, kami mau silaturahim ke rumahmu." Rumah calon istri saya ada di Klaten.

Akhirnya, keesokan hari, saya bersama orang tua dan kakak saya "lagi", datang ke rumah istri saya untuk bertemu dengan orang tuanya (bapak dan ibunya). Kami pun berinteraksi dan saling mengobrol. Saat saya berpamitan pulang dan menuju mobil, ternyata tas saya ketinggalan di rumah calon istri saya. Saya pun kembali, calon ibu mertua saya berkata, “Biasanya, kalau tasnya ketinggalan, itu berarti berjodoh.” “Ya, mudah-mudahan,” jawab saya.

Kemudian, saya pun pulang ke Jawa Timur. Selanjutnya, saya berinteraksi dengan calon istri saya via WhatsApp. Suatu ketika, calon istri saya mengatakan, “Mas, kalau serius, ya, menikah."

Dia tidak mau berlama lama. Intinya, dia tidak mau pacaran. Jadi, kalau serius, ya, menikah. Inilah kalimat luar biasa bagi saya. Akhirnya saya pun membalas, "Ya, sudah. Kapan kamu ada di Indonesia?” .

Kebetulan waktu itu, istri saya bercerita kalau dia sering keluar negeri karena tugas kantor atau tugas negara. Berikutnya, dia memberi kabar, “April, saya ada di Indonesia, Mas."

Akhirnya, pada bulan April, saya pun mengkhitbah istri saya. Rencananya, kami akan menikah sebelum bulan puasa (Ramadhan). Namun akhirnya, kami menikah setelah bulan puasa karena terkendala oleh persiapan dan lain lain. Pada bulan Oktober, kami pun menikah. Jadi, prosesnya termasuk cepat, mulai dari proses ta'aruf pada bulan Februari, proses khitbah pada tanggal 4 April, dan menikah pada tanggal 10 Oktober 2015."

Sebenarnya saya memiliki informasi lainnya tentang pasangan ini namun saya tidak mendeskripsinya di blog ini agar tidak terlalu panjang, bila ada pertanyaan bisa ditulis di kolom komentar. Semoga menginspirasi.

Kang Jay
Jayadiningrat Aug 5 '21
Jayadiningrat VIP


Saya akan bahas mengenai Tafakkur, maaf mungkin bahasan yang cenderung ngebosenin he he.


Agar amalan kita bernilai, kita harus mau namanya Tafakkur. Kenapa? Yo, kita itu manusia yang sok2 keliru, sok2 salah, kadang2 ndak pas. Biar pas gimana? Ya kita sering merenungi perbuatan kita sendiri. “Aku seharian Ta'aruf di kosan ngapain aja?, yang dilakukan apa?”, ta'aruf kok dikosan seharian pulak haha. “Dikantor tadi ngapain aja ya seharian? Padahal aku punya tugas apa, kok cuman ngobrol aja di kantor berjam2”. Itu namanya Tafakkur. Kalau malem sempatkan tafakkur, kata Syekh Abdul Qadir Jailani. Seorang Syeh dari Bagdad keturunan Rasulullah dari garis ayah maupun ibu, yang memperoleh gelar Sulthanul Auliya (Raja dari seluruh para wali).


Orang yang ndak pernah Tafakkur, itu ndak akan naik level. Kita diceramahi sama Ustadz tiap hari, itu ndak ada gunanya kalau isi ceramahnya ndak nyambung sama hidup kita sehari2. Nah, untuk bisa nyambung gimana? Ya, tafakkur. “Tadi pak Ustad bahas tentang ciri2 bully dan dosanya, saya pernah ngebully orang gak ya”. Tafakkur tuh kayak sistem komputer lagi nyocokin kompatibilitas software2nya biar nyambung.


Orang yang berilmu yang suka Tafakkur nilainya dibanyak Hadits disebut lebih tinggi dari Ibadah.


Menurut Syekh Abdul Qadir Jaelani, ada tiga jenis Tafakkur:


Pertama, Merenungi Sesuatu dan Mencari Sebabnya. Mencari bagian2nya sampai kemudian ketemu Allah. “Aku bisa begini karena siapa ya?”. Ada peristiwa, ditelusuri asal-usulnya. “Ya sih, semuanya memang skenarionya Allah.” Tafakkur yang seperti ini, kayak ibadah satu tahun, katanya Syekh Abdul Qadir Jaelani.


Kedua, Merenungi Perbuatannya, Terus Mencari Akarnya. “Apa saja yang telah aku lakukan? Cocok apa ndak ama kehendak Allah?” dan seterusnya. Nah, merenung semacam ini nilainya lebih dari 70 tahun ibadah. Padahal umur kita berapa tahun? Paling 70 tahun pas. Itu kayak seumur hidup ibadah.


Ketiga, Merenungi Hikmah kebijaksanaan Ilahi dalam segala hal. Bahwa apapun yang ditetapkan Allah, disitu ada ilmu, ada pelajaran, ada kebaikan. Jadi renungi segala peristiwa dan temukan hikmahnya. Ini bernilai lebih dari 1000 tahun ibadah.


Cuman ya kalau mau pahala 1 tahun, 70 tahun, 1000 tahun tuh jangan dihitung besarannya, karena kita suka pake kalkulator. Ya apa ya. “Wah sudah 70 tahun ibadah tah, kang, wah santai aku kang, berarti aku bisa ngapain aja sekarang kan aku udah Tafakkur bernilai 70 tahun ibadah.” Kita tuh mesti suka gitu deh he he. Itu sebenarnya simbolik, isyarat dari Syekh Abdul Kadir Jaelani, juga di ayat2 Al Qur’an maupun hadist2 shohih tidak secara explisit tidak disebutkan besarannya, bahwa segini lho besarnya pahala orang Tafakkur. Tapi intinya tuh ada yang pahalanya Biasa, ada yang Super, ada yang Istimewa. Yah kayak Martabak Bangka.


Jadi ada yang level biasa itu pahalanya seperti 1 tahun ibadah, ada yang pahalanya 70 tahun, ada yang pahalanya 1000 tahun. Itu tafakkur, maksudnya keutamaannya. Jangan dihitung matematikanya, jangan kita terikat pada hitungan2 itu, itu hanya untuk memotivasi kita melakukan Tafakkur, urusan pahala biar Allah yang ngitung. Jangan karena tahu berapa kali lipat pahala yang bakal didapat, langsung mikir kalau korupsi, “Kang, saya korupsi satu juta, dari satu juta itu tak shodaqoh-kan 100rb, kan nanti dapat pahala 70 ribu lipat. 70rb kali 100rb, wah…. hasilnya kan lumayan 70jt. Nah, dosanya sama pahalanya kan nanti menang pahalanya, kang. Berarti imbas kita, kang. Kan ngono.” Itu namanya matematika.


Itu yang kadang2 bikin para koruptor kalau habis korupsi langsung Umroh. Ya kan? Sebelum korupsi umroh, setelah korupsi umroh. Kenapa? Karena perbuatan diantara dua umroh itu diampuni 100%. Nah, ya itu kita sedang main matematika sama Gusti Allah. Emange Gusti Allah ndesit (Ndeso)? Ndak ngerti kalau mbok Apusi (Bohongi)?. Jadi itu tafakkur dasarnya.


Contoh lainnya, “Kang, saya sudah bisa shalat kok.” Ndak, harus tafakkur lagi. Padahal Shalatnya apa sudah benar apa nggak? Kualitas shalatnya dari zaman masih SMA sama sekarang kira2 semakin naik apa semakin drastis turunnya?. Nah itu kan tafakkur yang bisa menilai, “Iya ya, dulu saya shalat lama lho, kok sekarang kok bisa cepet, ya?. Kita mikir,”Apa ini gara2 aku semakin pinter karena sudah S3 apa ya, apa gara2 cepet itu karena waktunya mepet? Sibuk terus, apa gara2……?. Itu tafakkur. Terus terang kadang2 semakin pinter orang shalatnya semakin cepet. Masalahnya karena ilmunya banyak. Kita ngerti sela2nya mana yang cuman sunnah, mana yang mubah, mana yang wajib Karena shalat itu kalau diambil wajib2nya doang. Paling Takbiratul ihram, fatihah, ruku’, bahkan bacaannya aja kan sunnah, yang penting ruku’ terus sujud, cepeeet. Jadi nggak sampai 2 menit selesai empat rakaat. Wong diambil wajibnya saja. Apalagi fatehah kita suka agak di skip2, yo kan? Hehe. Tambah cuepet, express. Ya seprti kita nyetel video, di-fast forward, ada yang level dua, level tiga, tambah cepet tambah ceupet. Jadi, untuk memperbaiki yang gini2 ini, kita butuh Tafakkur.


Orang yang tidak mau menafakkuri dirinya, maka kualitas hidupnya ndak akan naik. Yo gitu2 aja terus, bahkan menurun mengikuti kemampuan otak kita yang menurun, suka lupa, akhirnya pikun. Maka, Tafakkur itu penting, selain juga berguna untuk mengasah otak kita. Yok mari kita sering2 Tafakkur.


Kang Jay

Jayadiningrat Aug 4 '21
eferel VIP
Sebaik-baiknya orang

Tetap bersikap baik

Pada orang yg memperlakukan tidak baik


Aku bersikap tidak baik

Pada orang yg memperlakukan tidak baik


Andai ku dianggap tidak baik

Adakah orang baik yg mau membantu memperbaiki ???

Atau orang yg tidak baik akan memancing ketidak baikanku trus muncul ???


Ku akan tetap baik-baik saja

Dg kebaikan dan ketidak baikanku

relaxedrelaxedrelaxedrelaxedrelaxed

eferel Aug 3 '21 · Komentar: 4
eferel VIP
Para laki yg pernah ku kenal,


Tenang saja....

Seburuk-buruknya kamu

Sejelek-jeleknya kamu

Yg ku ketahui dari interaksi kita

Tidak akan ku buka aibmu

Selama dirimu masih menghormati wanita


Tetapi....

Ketika kamu tidak mampu menghormati wanita

Jangan heran terlebih menyalahkan

Ketika ku membongkar-bongkar aibmu

Sebagai bentuk ketidak-hormatku padamu


Setiap laki punya kekurangan

Tapi belum tentu setiap laki mampu menghormati wanita



eferel Aug 3 '21 · Komentar: 4
widyahariati VIP
Lika liku perkenalan di dunia Maya yg akhirnya bertemu di dunia nyata. Beberapa x pernah dket dengan pria AN walau akhirnya harus kandas.

Kandasnya hubungan Krn ada hal2 yg tidak satu pemikiran dan ada jg yg terhalang restu orang tua.

Tapi bagi ku dan pria yg pernah dket dengan ku dulu kami punya komitmen apa pun itu baik dan buruknya kamu ckup aku yg tau.

Dan saat hubungan telah berakhir kita masih saling sapa walau hanya menanyakan kabar.

Semangat buat berbenah diri agar menemukan pasangan yg pantas buat mendampingiku.





widyahariati Aug 3 '21 · Komentar: 20
Ning272 VIP
joy
Ning272 Aug 3 '21 · Komentar: 21
Jayadiningrat VIP

"Dan kehidupan dunia tak lain adalah permainan dan senda gurau." (QS. Al-An’am: 32).

Hidup ini jangan tegang, bersenda gurau lah. Banyak tertawalah. Nabi itu banyak tertawa, bahkan beberapa hadist menyebutkan Allah pun tertawa. La kok manusia tidak bisa ketawa. Ya meskipun istilah Allah tertawa itupun ada beda pendapat. Ada kisah penghuni neraka yang besoknya menuju surga, nah dia hari itu melihat surga, permintaannya yang lucu mulai dari mendekat kemudian minta nongkrong2 trus minta lagi untuk jalan dipinggir2 surga membuat Allah ketawa. Ini ada kisahnya dan ada hadistnya.

Wajah Rasulullah jika dilihat itu menyenangkan, kalau dalam bahasa hadist disebut Bassam. Bassam itu artinya kalau orang melihatnya seolah-olah Nabi itu senyum terus, dilihatnya itu enak. Jadi sebelum Nabi ngomong, sekedar ketemu dan memandang wajahnya Nabi saja membuat orang rasanya enak kayak disenyumin terus.

Nah kalau kita kan banyak yang kebalikannya, memandang wajahnya aja malah pingin nonjok, la wajah gak ramah dan seperti nantang gelut ha ha ha. Cemberut, nesunan, ngamukan, itu kan ga enak. Beda dengan Nabi yang Bassam.

Makanya orang Islam harus bisa ketawa, jangan ngamuk terus. Mengapa mesti saling caci satu sama lain, saling hujat, saling memaki dan bully hanya karena merasa tersinggung sedikit atau melihat hal yang bikin kurang nyaman. Bsca kembali ayat diatas, bukankah hidup ini hanya bermain dan guyonan saja?.

Ada kutipan Kitab dari Ulama besar Abu Hayyan, "Jangan engkau jauhkan dirimu dari mendengar tentang kejadian sederhana yang lucu2". Jadi kalau kita nonton yang lucu2 tidak apa2. Termasuk juga yang lucu2 dalam hidup kita.

Hidup kita itu lucu lho. Buanyak yang lucu. Cuman kadang kita menjalaninya terlalu serius. Sebab jika kita terlalu serius maka pemahaman kita menjadi picik, watak kita menjadi kurang tanggap, dan kita kurang peka terhadap hidup kita sendiri. Padahal banyak yang bisa kita tanggap tentang lucunya hidup kita, kata Abu Hayyan.

Hidup kita itu lucu ngapain kita Stres. Ngapain kita sumpek. Itu lucu. Contohnya, diputus pacar itu lucu lho. La cuman pacaran aja diputus sudah nangis2 sambil marah2, la malah enak jadi bisa nyari lagi dan tambah pengalaman he he. Banyak lah kejadian sehari2 dalam hidup kita yang lucu.

Misal kita baca2 berita atau blog, kan harusnya lucu, la kok marah2, misuh2 cuk, lah kan jadinya lucu. Kata Abu Hayyan lagi, "Kalau kita tidak bisa menangkap atau menikmati segala kelucuan, maka awan kelabu kehidupan akan menghancurkanmu."
Wah jadi susah. Merengut terus juga membuat hidup akan hancur. Kelihatan kok, orang yang serius tuh wajahnya cepat tua, la umur baru 40an tapi udah mirip nenek lampir atau gerandong. Jadi tertawalah tersenyumlah, hidup ini indah.

Ingat kita oleh Allah di beri kesempatan hidup didunia untuk bahagia, untuk senang. Mosok Allah nyuruh kita merengut, sumpek, merasa hidup sengsara. Kan kagak. Kalau ada masalah itu sebenarnya kelucuan2 dalam hidup. Ketawain aja. Bergembiralah karena hidup ini menggembiraukan seperti serang bersendau gurau. Jadi tertawalah.

Kita lihat aja orang2 yang pemahaman agamanya tinggi. Ulama2 yang ilmunya sudah tuntas kan kalau ngomong enak didengarkan dan kadang dagelan2nya banyak yang membuat kita tertawa atau tersenyum.

Jadi orang yang sudah bisa mentertawakan hidupnya sendiri itu bukan orang sembarangan. Dia sudah paham mamaknai hidup, La hidup didunia hanya sendau gurau. Sendau gurau itu kan harusnya melahirkan ketawa dan dolanan, jangan serius2. Cuman kita suka tertipu kehidupan dunia padahal cuman sendau gurau kok kitanya serius. Sampai saling caci satu sama lain, saling hujat, saling menjatuhkan, bully berjamaah, bahkan pukul2an, tawuran, bunuh-bunuhan. Itu salah RUMUS berarti hidup kita. Ayo pakai rumus yang bener.

Terus terang, sekarang citra Islam kebanyakan orang menganggap memiliki citra keras. Ya meskipun itu citra salah, tapi ada indikator2 yang membuat orang menyimpulkan itu, image orang alim itu serius dan tegang. Maka ayo mari kita akhiri itu, tampilkan wajah Islam yang melahirkan senyum, melahirkan tawa riang gembira.

Kang Jay
Jayadiningrat Aug 3 '21
eferel VIP

Ada yg mencoba dg kiasan

Seolah-olah menjadi korban


Jadi teringat beberapa waktu lalu, ketika ada seseorang melempar sesuatu dan ada balasan, kemudian seseorang tsb justru triak-triak sbg korban....(bila ada kesamaan pelaku dan cerita, mungkin saja bisa terjadi)


Trik perlawanan berbeda

Dari sisi yg terang-terangan menjadi sisi yg samar-samar


Seperti setan yg bertingkah membangga-banggakan diri, tetap tidak terima melawan perintah Allah dg cara membantah, tapi perlawanan scara terang-terangan justru merugikannya, akhirnya gunakan perlawanan yg samar-samar dg cara menggoda


Woowwww.....tidak akan berkesudahan menghadapi orang yg punya tipikal seperti setan....sungguh berat menghadapi setan, bahkan dimasukkan dalam ritual ibadah haji dg simbol pelemparan jumroh


A’udzu billahi minasy syaithonir rojiim....saya berlindung pada Allah dari setan yg terkutuk....berlindung pada Allah dari hal-hal yg membuat setan horeee kegirangan....berlindung pada Allah dari orang yg berbantah-bantahan tanpa berkesudahan


Bagi saya, tidak masalah dan tidak mundur menghadapi orang ngeyel tp agama saya melarang dan menyuruh untuk meninggalkan orang yg berbantah-bantahan krn ada setan di dalamnya


Bukan tentang kalah menang atau mengalah tp berusaha menjadi lebih baik dg mengamalkan ilmu agama


Sudah cukup saya beri respon, selepas ini silahkan tristanto mau menghamparkan aset kekayaan yg lain atau mau menghamparkan perlawanan yg lain atau mungkin mau menghamparkan pencitraan yg lain.....atau.....atau yg lain....saya tidak akan merespon

eferel Aug 2 '21 · Nilai: 5 · Komentar: 47
Pages: « Previous ... 69 70 71 72 73 ... Next »
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo