Allaahumma shalli alaa sayyidinaa Muhammadin Addurril azhar wal yaquutil ahmar wan nuuril adhhar wa sirrilllahil akbar
"Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Sayyidina Muhammad, Sang mutiara yang paling indah, berlian merah, cahaya yang paling terang, dan rahasia Allah yang paling besar".
Kata Abah Guru Sekumpul, "Barang siapa yang mengamalkannya setiap hari 15 kali, maka tidak sampai seminggu orang itu sudah bertemu Rasulullah SAW". In Syaa Allah.
Lingsir wengi
Sepi durung bisa nendra
Kagodha mring wewayang
Ngerindhu ati
Kawitane
Mung sembrana njur kulina
Ra ngira yen bakal nuwuhke tresna
Nanging duh tibane
Aku dhewe kang nemahi
Nandang branta
Kadung lara
Sambat sambat sapa
Rina wengi
Sing tak puji ojo lali
Janjine muga bisa tak ugemi
Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan dugaan bahwa makam diktator Jerman Adolf Hitler ada di kompleks pemakaman Islam Ngagel Rejo, Surabaya, Jawa Timur.
Warga sekitar makam sudah lama mendengar desas-desus itu. Namun, makam dimaksud beratas nama dr AG Poch. Dari pantauan Liputan6.com, makam itu berada di Blok CC 258. Di batu nisannya tertulis nama tersebut dan tanggal kematiannya, yaitu 16-1-1970. Hanya tanggal kelahirannya dikosongkan.
Makam seukuran 2 x 1 meter tersebut kondisinya sudah rapi dan bersih. Dengan dilapisi batu granit hitam, makam tersebut dikelilingi pagar besi. Sayangnya, pagar tersebut saat ini sudah mulai berkarat.
Menurut Kepala Cabang Makam Umum Islam Ngagel Rejo Surabaya, Edi Suherman, ia tidak bisa memastikan dokter Poch ini adalah Hitler. Berdasarkan data dari buku registrasi atau buku keterangan kematian, dokter Poch meninggal pada 1970 di Rumah Sakit Dr Sutomo, Surabaya.
"Dia meninggal pada usia 74 tahun karena penyakit tua. Dalam buku ini juga tertulis nama ahli waris atas nama Nyonya dokter GA Poch yang beralamat di Masjid Dharmawangsa dengan pelapor atas nama Mochamad," kata Edi saat ditemui Liputan6.com di ruang kerjanya, Kamis (2/4/2015).
Dia menambahkan, sejak dirinya menjabat sebagai Kepala Cabang Makam Umum Islam Ngagel Rejo pada 2011 hingga 2015, tidak pernah sekalipun menerima tamu dari keluarga dokter Poch.
"Yang datang ke sini cuma wartawan dari media lokal, nasional dan bahkan wartawan dari luar negeri. Selain itu juga ada para mahasiswa dari Universitas Indonesia, universitas dari Medan dan Bogor. Dan juga ada anggota dari Mabes Polri yang hanya ingin tahu makam dokter Poch," imbuh Edi.
Sahabat dari Jerman
Namun pada saat dia menjabat, di dalam buku registrasi tersebut ada selembar kertas keterangan yang ditempel di buku itu. Kertas tersebut bertuliskan nama teman dokter Poch dari Jerman yang pernah berkunjung ke makam.
"Namanya Anin atau Avin, dan dia juga mencantumkan nomor teleponnya," lanjut Edi.
Dia juga mengakui arsip persyaratan pemakaman dokter Poch seperti surat keterangan kematian dari dokter atau rumah sakit yang menangani, surat pengantar dari RT/RW setempat, fotokopi kartu keluarga serta fotokopi KTP atas nama pelapor dan yang meninggal tidak ada di kantornya.
"Sebenarnya sejak zaman dulu hingga sekarang persyaratan pemakaman masih sama. Namun sejak saya menjabat di sini arsip persyaratan kematian dokter Poch tidak pernah saya temukan. Saya tidak tahu arsipnya ada di mana," ujar dia.
Dan saat ditanya mengenai status kewarganegaraan dan agamanya dokter Poch kok bisa dimakamkan di sini, ia juga mengatakan hal yang sama, tidak mengetahuinya.
"Saya benar-benar tidak tahu, Mas. Tapi yang jelas di sini ini kan makam umum Islam, kemungkinan dokter Poch juga beragama Islam dan dimakamkan secara Islam," pungkasnya.
Informasi dari Cak Nun
Sebelumnya, Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku mendapatkan informasi tentang keberadaan makam diduga milik diktator Jerman, Adolf Hitler di kotanya. Tepatnya di pemakaman Ngagel.
Bu Walikota mengaku mendapat informasi tersebut dari Cak Nun, nama akrab Emha Ainun Nadjib.
"Dia ngasih tahu, apa ada dokter asal Jerman yang meninggal dan dimakamkan di Ngagel. Kalau betul, itu (mungkin) Hitler. Dia hanya mengganti namanya saja," tutur dia, Rabu 1 April silam.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, Risma menambahkan, pihaknya langsung menuju lokasi yang dimaksud untuk mencari keberadaan makam yang dimaksud. "Ternyata memang ada, dia dokter di Rumah Sakit dr Soetomo," tambah Risma.
Meski telah memastikan memang ada makam dokter Jerman di sana, Risma tak berani membenarkan bahwa itu adalah makam Hitler. "Data catatan kematian makam itu sudah ada, tapi saya belum menelitinya. Apa benar makam itu benar-benar makam Hitler," pungkas Risma.
Sudah Lama Terdengar
Pada tahun 1983, harian Pikiran Rakyat memuat artikel yang ditulis dr Sosrohusodo, dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar.
Dia menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di pulau tersebut.
Klaim yang diajukan dr Sosrohusodo jadi polemik. Dia mengatakan dokter tua asal Jerman yang dia temui dan ajak bicara adalah Hitler di masa tuanya.
Sosro juga mengaku memperoleh informasi dr Poch meninggal di Surabaya pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 WIB di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel.
Akoh terkejoottt pas klik fitur blog lalu scroll down.
Kaget sumpah !
Untung ga jantungan....
Ada yang samaan terkejot kek akoh ?
Yok kumpul yok, kita satu server.
*buat yang paham aja*
Saat ini sy berada di tahap sudah sangat lelah untuk mulai berkenalan, saling faham, untuk mulai mengenal lagi, menyesuaikan diri dengan orang baru lagi. Sangat-sangat melelahkan bagi sy..
Proses awal yang sering dilakukan namun berakhir sia-sia.
Karena ujung-ujungnya tidak pernah ada komunikasi lagi.
Jangankan untuk menjadi sahabat, keluarga baru, untuk menjadi teman pun tidak.
Dari yang tadinya orang asing, singgah hanya utk bertamu, lalu kembali menjadi orang asing.
Jangankan untuk menikah, untuk bertemu pasangan yang cocok sj butuh kerja keras dan perjuangan.
Kata orang "jangan pilih2 pasangan, ada yg mau aja alhamdulillah, tinggal syukuri"
Entah kenapa orang bisa dengan mudah berkata seperti itu,
nyatanya, baik saya atau mereka sendiri pun jika membeli baju pasti pilih-pilih. dari yg 1 brand, 1 model, 1 warna pun dari sekian banyaknya pasti ttp dipilih, memilih ukuran yg pas, jahitan yang rapih, tidak ada cacat atau noda apapun di bajunya.. yg dipilih tentu yg sempurna,
begitu jg dengan pasangan..
Jika ingin rumah tangga baik, berkah, menghasilkan keturunan yg baik dan cerdas semua itu ditentukan pasangan.
Makananpun begitu, jika bahan2nya segar, kualitasnya bagus, maka hasil masakanpun akan lezat.
Berbeda jika bahan2nya layu, bumbu masakannya ada yg kurang, hasilnya tidak akan bs sempurna, jangankan utk mencapai rasa yg lezat bisa untuk dinikmati sj pun sangat diragukan berhasil atau tidak..
"kan semua itu bisa dilalui dengan cinta, dengan keikhlasan, ridho terhadap ketentuan Allah"
ayolah belajar realistis, bukankah kita diajarkan dalam islam harus usaha dulu baru tawakal? usaha dulu semaksimal mungkin, sampai titik darah penghabisan baru bicara seperti itu.
Apalagi di zaman sekarang, hidup di kota, gak punya mental yg kuat dan gak punya mental perang siap-siap tergilas oleh langkah orang lain.
Ini adalah prinsip utk semua hal, semua bidang.
"Lalu bagaimana jika pasanganmu sempurna lantas kau sendiri ternyata tidak sempurna"
yg jelas sy sdh berupaya untuk menjadi sempurna, semaksimal mungkin, berbagai cara, ihtiar, doa dan semua peluang yg memungkinkan sdh dilakukan, kita sdh upayakan utk merubah diri kita supaya Allah meridhoi perubahan kita, (Allah tidak akan merubah suatu kaum jika kaum tsb tidak merubahnya) maka tinggal ikhlas, tapi sy yakin tidak ada usaha yg sia-sia.. semua pasti akan berbuah manis.
"Kamu bisa menemaninya dari 0 jika memiliki prinsip demikian"
Sayangnya waktuku sdh lewat untuk itu semua. Skrg bkn lagi saatnya untuk menemani dari 0, tapi saatnya menemani pasangan dengan apa yg dia miliki lalu menata masa depan dengan lebih baik bersama.
Bukankah akan lebih efisien jika membeli tempat tinggal, yg diatas tanahnya sdh terbangun rumah, maka yg diperlukan hanya renovasi sedikit2 dan dekorasi rumah yg estetik sehingga nyaman untuk ditinggali ketimbang membeli tanah kosong, dimana butuh waktu, tenaga dan fikiran untuk membangun rumah diatasnya.
"Bukankah pemikiran seperti itu terkesan egois"
Itu bukan egois tapi realistis..
Banyak diawal saling mencintai tapi krn masalah ekonomi lalu berpisah begitu sj.
Ini bukan zaman dimana dengan cinta makan sepiring berdua terasa nikmat, romantis, tapi zaman dimana makan sepiring berdua adalah proses penghematan ekonomi yg luar biasa yang bisa diartikan "keadaan ekonomi kalian sdg tidak baik-baik sj"
Dari 10 orang hanya 1 orang yg bertahan dengan pasangan dalam keadaan ekonomi sulit, karena apa? karena mereka tidak punya pilihan lain, karena faktor pendidikan mereka, sehingga mereka terkungkung dalam penjara kehidupan dimana mereka terpaksa menjalaninya. Bahagiakah mereka? tentu mereka akan menjawab bahagia tapi sambil bercucur air mata, akan berbeda rasanya jika mereka menyebutkan bahagia sambil tersenyum. dan ucapan bahagia itu harus diucapkan oleh kedua pasangan bukan sendri-sendiri. Bukankah rumah tangga dijalani berdua? lalu apa artinya jika yg bahagia hanya 1 orang sj?