User blogs

Deewii VIP
Just to be friend...

Only friend...

Deewii Nov 9 '20 · Nilai: 5 · Komentar: 3
Restya VIP
Pagi, hari Sumpah Pemuda 2020.


Hari ini, besok, lusa, dan kelak, aku berharap mendapatkan hal yang menurut Allah SWT terbaik. Cita-cita untuk dekat dengan orang tua terkabul sudah. Alhamdulillah. Bisa sering sowan, membuat mereka tersenyum, itu kenikmatan yang tak bisa tertukar dengan apa pun. Soal rizqi, naik turun pernah kurasakan. Soal kegagalan beberapa kali di waktu lalu, sudah kuikhlaskan.
Waktunya bersiap menyambut fase kehidupan baru. Jika dari situs ini mendapatkan pasangan jiwa, harapanku semoga hanya yang terbaik di mata-Nya, yang mampu membimbingku menjadi perempuan taat dan muslimat yang baik.
Wanita kodratnya mengurus keluarga. Berkarirlah dengan baik namun tidak perlu ngoyo, asalkan kebutuhan rumah tangga telah dinafkahi dengan cukup. Apa pun, perempuan Jawa tak boleh melupakan kodrat sebagai 'konco wingking' dalam suatu hubungan suami-istri. Itu konsep sederhana orang desa jaman dulu, yang relevan dengan periode zaman mana pun, di lingkungan dan strata sosial yang wajar.


Kiranya Allah SWT memberikan hal-hal yang terbaik. Aamiin.


Restya Oct 28 '20 · Komentar: 3
Deewii VIP

*Tulisan dr. Abah*


Tahukah anda bahwa di tahun 60-an GDP per capita kita dan Korea tidak banyak berbeda. Kondisi politik pun mirip2,x mereka juga baru merdeka dari penjajahan. Bahkan dengan minimnya sumber daya alam mereka lebih parah lagi. 60 tahun kemudian, mereka menjadi negara industri. Samsung melibas banyak perusahaan Jepang di banyak lini. Industri semiconductor dengan proses produksi yg super modern merajai pasar dunia. Kita masih berkutat di industri padat karya, itu pun nggak pernah sepi dari demo buruh.


Ada banyak faktor yg menyebabkan beda ini. Salah satunya, pendidikan kita gagal utk mengajarkan cost & value of excellence. Pekerjaan dinilai dari "selesai" nya bukan "excellence"nya.


Saya beri satu contoh yg sederhana: tukang kebun yg diminta utk menyiran tananam. Tukang kebun yg asal kerja, akan merasa tugasnya sudah selasai kalau tanamannya basah tersiram. Dia tidak peduli akan mutu dan masa depan tanamannya, karena instruksinya adalah menyiram dan itu sudah dilakukannya. Tukang kebun yg peduli pada excellence, akan berpikir lebih dalam. Utk apa dia diperintah menyiram ? Dia diperintah menyiram bukan utk membasahi tanamannya tapi utk kesejahteraan tanamannya. Kalau itu pohon buah, ekspektasinya adalah di masa depan pohon itu akan produksif. Dia akan berpikir lebih jauh dari sekedar instruksinya. Dia tidak akan menyiram tanamnya sehabis hujan lebat, dia juga akan belajar waktu yg teroptimal utk menyiram tanamnya. Dia juga akan belajar bahwa jenis tanaman yg berbeda membutuhkan cara perawatan yg berbeda. Ini beda orang yg mempunyai pride dalam tugasnya dan yg tidak. Hasilnya tidak akan tampak secara instant, mungkin baru akan tampak beberapa tahun kedepan. Tapi pasti tampak. Ini beda kita dan Korea.


Contoh berikut, waktu kuliah saya bertemu dengan satu engineer di perusahaan elektronik besar di Jepang. Saat itu perusahaannya punya pabrik radio di Indonesia dan di Jepang. Saya tanya kenapa produk yg sama persis bentuknya harganya berbeda antara yg Made in Indonesia, dan yg Made in Japan. Dia balik bertanya, "apakah kamu pernah melihat dalamnya ?". Saat bertemu berikut dia membawa sampel, satu buatan Indonesia dan satu buatan Jepang, dan membukanya. Dia berkata dari luar sama persis, komponennya sama, instruksi utk buruhnya sama. Kerapian rangkain elektronik di dalamnya sangat jauh berbeda. Dia melanjutkan, satu akan tahan 5 tahun, satu akan akan tahan puluhan tahun. Beda harga itu adalah the value of excellence. Sudah lama sekali perusahaan itu menutup pabriknya di Indonesia.


Satu contoh terakhir, beberapa tahun ini, saya sering diminta mereview makalah ilmiah dari dosen dan peneliti Indonesia. Tentu tidak semua, tapi sering begitu melihat banyak rasa yg timbul, yg dominan ingin marah dan ingin muntah. Banyak yg menulis hanya utk memenuhi tugas menulisnya, pokoknya ada banyak huruf sepanjang 8 halaman, sukur2 masuk Scopus. Mungkin merekapun tidak membaca apa yg telah mereka tulis. Kertasnya lebih berharga utk dipakai sebagai bungkus kacang rebus. Tidak ada sense of pride dari mereka. Tidakkah mereka sadar, bahwa nama mereka ada di "makalah ilmiah" ini. Tidakkah mereka sadar bahwa tulisan mereka adalah representasi dari mereka ? Dan ini dilakukan oleh pendidik. Orang2 yg harusnya menjadi penilai, tidak mampu utk menilai diri sendiri. Mungkin mindsetnya: "kebobrokan OK kalau dilakukan bersama2". Ini harus berubah !


Problem ini semacam lingkaran setan. Sistem pendidikan kita tidak mau menanggung "cost of excellent" ini. Di Jepang ini dimulai dari usia sangat dini. Di SD di Jepang, murid2 dididik utk membersihkan kelasnya sendiri, dan tidak asal nyapu. Mereka dibiasakan utk tahu bahwa pekerjaan itu baru bernilai kalau ada standard of excellence yg tercapai. Ini dimulai dari membersihkan kelas, membersihkan WC, mengurus tanaman dan hewan2 peliharaan di sekolah. Karena di SD di Jepang makan siang disediakan, mereka juga dibiasakan utk bergantian melayani teman2 sekelasnya, membereskan perabotan makan. Suka atau tidak suka makanannya, mereka dididik utk menghabiskan sampai bersih apa yg sudah disajikan, ini utk menghormati orang yg sudah berusah payah menghasilkan bahan makanan, orang2 yg memasak, dan teman2 mereka yg menyajikan. Semuanya dimulai dari yg sangat sederhana sekali. Di Jepang ada seorang "superstar" yg cerita hidupnya dimuat dalam satu bab di pelajaran ttg moral. Dia bukan ilmuwan, militer, politikus, dia seorang petugas kebersihan di Haneda Airport di Tokyo. Berkat dedikasinya, Haneda menjadi salah satu airport terbersih di dunia. Pride orang ini pada pekerjaan luar biasa. Dia membersihkan sudut2 yg terlihatpun mungkin tidak. Utk dia pekerjaan selesai bukan waktu jam kerjanya selesai, tapi kalau pengguna bandara ini merasa nyaman. Ini excellence.


Di Indonesia, karena banyak yg tidak terdidik akan cost dan value dari excellence ini, banyak yg tidak mengerti akan nilai kerja keras orang lain. Bisa dilihat dari gampangnya para demonstran merusak milik umum dan milik orang lain.

Banyak orang di Indonesia yg tidak bisa menilai value dari excellence yg dikerjakan orang lain, karena tidak pernah merasakan membayar costnya. Cepatnya orang yg jarang berusaha akan susah melihat nilai usaha orang lain. Berapa kali seminggu ini anda mengucapkan "terimakasih" pada PRT anda ?


Ketidakpedulian pd nilai kerja keras juga menyebabkan banyak orang yg tidak mampu utk mengevaluasi diri sendiri. Segala masalah disebabkan oleh, asing, aseng, pki, america, yahudi, tri dharma perguruan tinggi atau siapapun kecuali diri sendiri.


Ini yg sering saya maksud dengan belum naik kelasnya kita sebagai bangsa. Revolusi mental setelah satu periode pemerintahan Jokowipun masih sebatas jargon. Perbaikan sistem pendidikan pun masih selevel "tukang kebun asal siram" seperti yg saya analogikan diatas.


Ini pilihan kita sebagai bangsa. Kita ingin jadi bangsa mediocre yg puas dengan pekerjaan asal (kelihatan) selesai, asal bisa hidup, atau kita ingin naik kelas dengan membayar cost of excellent dan menikmati value nya

Deewii Oct 23 '20 · Komentar: 3 · Tags: #copas
Deewii VIP
Alhamdulillah sdh Jumat lagi

Jangan lupa Al Kahfi yaa...

Deewii Oct 23 '20 · Komentar: 3
Deewii VIP
Hikmah terselubung dari wabah ini adalah, seolah kematian begitu sangat dekat dg diri kita, oleh karenanya, siapkan bekal utk perjalanan berikutnya sebaik2nya, karena kita tak tau kapan kita akan dijemput pulang...


Wabah ini memberikan pelajaran agar kita semakin mendekatkan diri pada ALLOH Subhanahu wa Ta'ala, sebelum masa kita habis...


Yaa ALLOH yaa Rohman yaa Rohim, Berilah yg terbaik utk kami...

Deewii Oct 21 '20 · Komentar: 3
Binda VIP

What is the best version of You?

(hasil copas lg dr Ust Harry Santosa)
#Noteforme

#Selfreminder

#justsharing


Apabila hal di atas ditanyakan kepada anda, tentu jawabannya bisa berbeda beda. Mungkin ada yang menjawab versi terbaik dirinya terkait capaian fisik, atau capaian materi, atau capaian status sosial atau jabatan kekuasaan, atau capaian terkait kompetensi, gelar, bakat, julukan, keunikan atau personal branding, atau capaian jumlah istri, anak dan menantu serta cucu, atau capaian keagamaan atau spiritual.


Jawaban jawaban kita umumnya adalah sekedar label atau titel semata, namun sebenarnya bukan diri kita yang sesungguhnya. Lalu sebenarnya apa yang disebut "you"? "Who are You?"


Lalu apa the best version of you?

______

Sejak ribuan tahun, manusia mencoba mendefinisikan siapa sesungguhnya manusia, karena dengan mengetahui hakekat manusia, maka manusia akan mengetahui hakekat makna kehadirannya di dunia, dan yang utama dan terpenting dari mengenal siapa sesungguhnya diri manusia maka ia akan mengenal hakekat Tuhannya.


Ucapan atau nasehat "jika mau sukses, maka jadilah dirimu sendiri" sesungguhnya bermakna kenali dan temukanlah hakekat dirimu, hakekat makna keberadaanmu, maka kesukesan dunia dan akhirat akan dicapai.


Namun sayangnya nasehat itu mengalami penyempitan makna, di alam sekular seolah kesuksesan itu adalah tentang kesukesan dunia, lalu menyempit lagi dengan kesuksesan dalam karir dan bisnis karena ini wujud materialisme yang dianggap paling nyata atau eksis.


Bagi pandangan sekular, apa yang disebut realitas atau eksistensi atau wujud adalah apa yang nampak, adapun Allah, Akhirat, bahkan jiwa manusia bukanlah realitas atau sesuatu yang wujud.


Sehingga kemudian ketika ditanya "Who Are You" atau "What is The Best Version of You" yang muncul adalah label label atau gelar gelar yang dianggap bisa digunakan dalam capaian dunia atau karir serta bisnis. Lalu kenudian agama di sisi lain dianggap sebagai moralitas semata.

_____

Lalu Who are You?


Sesungguhnya pengetahuan terbaik tentang pertanyaan "Who You Are" tentu merujuk kepada Kitabullah. Berita langit atau wahyulah yang bisa menjelaskan Hakekat Anda, serta hakekat makna kehadiran anda di dunia, bahkan hakekat manusia tidak bisa diperoleh dengan aqal manusia.


Ketahuilah bahwa sejak di alam ruh, ketika Yaumul Mitsaq, Allah memandang manusia sebagai Jiwa dan meminta persaksian kepada Jiwa "wa asyhadahum 'ala anfusihim" . Dan persaksian itu bukan sekedar persaksian namun peristiwa instalasi keberadaan Allah dalam jiwa manusia,


"Alastu biRobbikum", Bukankah Aku ini Robbmu? Lalu kita semua menjawab "Qoluu Balaa Syahidna" Benar, kami bersaksi Persaksian ini dilakukan agar kelak jiwa manusia tidak mengatakan, "maaf kami tak tahu"Para Ulama atau pakar menyebut peristiwa itu dengan The Day of Alastu.


So, You are a Soul, anda adalah Jiwa atau Nafs. Maka nasehat kenalilah dirimu, bermakna kenalilah jiwamu.

______

Maka pertanyaan "What is the best version of you?" Adalah sama dengan pertanyaan, "What is the best version of your soul?".


Dan Allah bersumpah,Demi Jiwa dan Penciptaannya Kami ilhamkan kepada jiwa, jalan fujur dan jalan taqwa Sungguh sukses atau bahagia mereka yang mampu mensucikan Jiwanya


Versi terbaik dari jiwa kita adalah seberapa kita mampu mensucikan jiwa, membawa jiwanya ke derajat Mahmudah (mulia) yaitu jiwa muthmainnah, jiwa yang ithminan atau tu'maninah, yaitu justru ketika tarikan dunia tidak lagi menjadi penghalang atau constraint dalam kehidupan.


Lihatlah betapa perbedaan yang jauh antara konsep mengenal diri dalam perspektif sekular materialistik dengan konsep mengenal diri (jiwa) dalam perspektif Wahyu.


Semua capaian jiwa itu adalah pada akhirnya menuju kepada kebahagiaan hakiki yang abadi, yaitu berjumpa dengan Allah SWT.


Karenanya ada kaidah bahwa Barangsiapa yang mengenal jiwanya, maka sesungguhnya pasti akan mengenal Robbnya. "Man arofa nafsahu, faqod arofa Robbahu.

_______

Bagaimana jiwa bisa mencapai derajat terbaiknya?

Bagaimana anda bisa mencapai the best version of your soul?


1. Orientasinya bukan dunia namun Allah SWTOrientasi Jiwa (nafs) harus dibawa ke orientasi kepada Allah dan Hari Akhir. Jiwa harus menyadari bahwa ia adalah HambaNya, Allah adalah majikannya, maka kualitas jiwa akan semakin mulia ditentukan dari kualitas penghambaan. Quality of life tergantung Quality of Servant


2. Tugas Khalifah di muka bumi

Jiwa kita berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah

Ketika jiwa itu hadir di dunia, maka ada rentang waktu untuk jiwa itu membuktikan penghambaannya kepada Allah, yaitu menjalankan

Tugas Khalifah di muka bumi.

Tugas Khalifah tentu beragam, maka setiap manusia punya tugas spesifiknya masing masing dan itu ada di dalam kadar kadar fitrahnya. Tugas spesifik inilah kebermaknaan manusia di dunia, tanpa ini maka kehadirannya tiada bermakna, penghambaannya akan tak berwujud.

Inti tugas spesifik itu tentulah terkait kadar fitrah keimanan, yaitu tugas dakwah atau menyeru kebenaran atau menolong agama Allah dalam suatu bidang spesifik, misalnya memberdayakan ekonomi ummat, memskmurkan masjid, mendampingi keluarga muslim dalsm mendidik, menebarkan ilmu, menyediakan makanan halal dan thayyieb dstnya.

Ada tugas tugas lainnya yang mendukung dan harus dipadukan menurut kadar fitrahnya, misalnya tugas keayahbundaan, tugas kepemimpinan dan kolaborasi, tugas intelektual dan inovasi, tugas membuat solusi dstnya.

Semakin ditunaikan tugas tugas itu secara terpadu (integration) semakin baguslah versi jiwa kita atau kualitas jiwa kita. Quality of Responsibility.


3. Hayatun Thoyyibah

Jiwa manusia juga akan semakin baik kualitasnya ketika berupaya menjalani kehidupan selaras fitrah, secara seimbang (life balance) dengan ukuran kecintaan dan kesadaran karena Allah semata dan dalam rangka menunaikan tugas khalifah, dalam semua dimensi kehidupan, yaitu dalam spiritual life, worklife atau business life, intelectual life, social life, family life, aesthetic life, health life dstnya.

Tentu ini memerlukan perancangan dan perencanaan juga konsistensi dan disiplin dalam manajemen fokus, manajemen waktu dan manajemen energi. _______

InsyaAllah, ketika kualitas dari ketiga hal di atas semakin membaik maka jiwa anda akan semakin menuju kebahagiaan hakiki, atau jiwa anda akan semakin menuju "the best version of your soul"


So, jika ditanya What is the best version of you?? Semoga bisa dengan pasti dan yakin menjawab. #fitrahbasedlife

Binda Oct 20 '20 · Komentar: 3
eferel VIP

032. QS. As Sajdah : 21


ولنذيقنهم من العذاب الأدنى دون العذاب الأكبر لعلهم يرجعون


Dan pasti Kami timpakan kepada mereka sebagian siksa yang dekat (di dunia) sebelum adzab yang lebih besar (di akhirat), agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

------------------------------------------------------------------------------------------

Pernah suatu saat saya berpikir, apakah saya belum menikah hingga saat ini sebagai bentuk teguran (adzab) dari Allah atas kelalaian kelalaian (kemungkaran) yang pernah saya lakukan ???....bisa iya sebagai bentuk teguran (adzab), bisa juga memang qadarullah-nya belum menikah....hanya Allah yang Maha Mengetahui.

Saya ambil hal positifnya, hal ini sebagai bentuk kasih sayang Allah dengan memberikan sedikit "cubitan" dari begitu banyak nikmat yang Allah berikan agar saya segera bertobat dan memperbaiki diri dari kelalaian kelalaian.

eferel Oct 9 '20 · Komentar: 3
Ziyya_Ali VIP
KUA
Cinta adalah kata yang indah dan penuh makna

namun dia mengandung dosa dan dusta

Apabila kehalalannya belum terbukti nyata

Ziyya_Ali Jun 20 '20 · Komentar: 3
dedisetiawan VIP
Di obral aja ga laku ???? apa lagi dibandrol ya,,,?????
dedisetiawan May 31 '20 · Komentar: 3
Pages: « Previous ... 169 170 171 172 173 ... Next »
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo