Setidaknya sampai saat ini impianku kurang lebih seperti ini:
Rumahku nanti luas. Halamannya akan ditutupi rumput hias hijau. Trus ada 3 gundukan tanah bersusun yang ditanami tanaman palem. Di bagian depan itu nanti akan kutanami tanaman2 hias yang indah, termasuk bunga matahari mini (sunflower hopi) kesukaanku. Mungkin aku lebih suka yang berpagar tinggi. Nanti di sana juga ada kursi ayun taman, tempat aku menulis, mencari inspirasi, menyendiri, menghibur diri saat betmut, atau romantis2an dengan suamiku.
Rumahku nanti bentuknya seperti istana. Nggak kaku. Ada runcing2 atau lengkung2nya. Aku ga suka model yg kotak2, banyak seginya, atau abu2. Banyak jendelanya dan bisa dibuka kanan kiri (ala desa/jadul) jadi sirkulasi udara baik. Seger. Di bagian belakang rumah ada kebunnya. Nanti akan kutanami tanaman2 yg tidak indah, seperti sayur2an dan buah2an. Dapurku menghadap ke kebun tersebut melalui krepyak (apa bahasa indonesianya?). Di kebun belakang rumah ada kanopi2an hias, sama buat duduk2 juga.
Jangan lupa, tempat salat wajib ada. Tempat wudu juga khusus dan nyaman. Wastafel juga wajib ada cz kakiku sensitif sabun (dan mudah rangen kalo kebanyakan kena air), kecuali kalo yang nyuci bukan aku ya gpp. Ada ruang baca/perpustakaan pribadi. Dan pengen juga punya ruang bawah tanah atau ruang rahasia kayak di film2 (entah muter guci, ndorong lemari, ndorong 1 bata di tembok atau semacamnya) tempat aku bersembunyi atau menyendiri.
Untuk lantai 2-nya setidaknya mengandung 2, yaitu jendela yang dibuka ke kanan dan kiri (yg aku bisa melihat luar dengan bebas tetapi luar ga bisa melihat aku) dan balkon yang indah (ada tempat duduknya juga).
Kalau mobil, ga tau kenapa sejak dulu aku suka lihat Honda Jazz warna biru muda metalik.
Rumahku tanpa AC dan pasti segar alami.
Mau dikasih kolam2an juga sama jembatan2an tapi kok kayaknya perawatannya susah. Pernah juga ada yang nyuruh hati2 ntar ada ularnya.
Oh ya aku juga ga suka model rumah yang ruangannya tembus/gabung. Misalnya ruang tamu gabung sama ruang makan/ruang keluarga atau terlihat gitu. Ga privasi banget rasanya.
Setidaknya itu aja sementara, ga terlalu detail sih. Cuma memang ada beberapa bagian yang kuinginkan seperti di atas. Impian dan rancanganku sih seperti itu. Ntar bisa disesuaikan lagi kalo ada yg dipengenin/ada perubahan. Namanya cewek kan kadang ikut suami. Kadang suami udah bangun rumah atau beli rumah sebelum nikah dengan kita. Mungkin juga udah punya rumah warisan. Ada juga yg beli rumah baru atau beli rumah punya orang, yang kadang sulit dikondisikan. Atau hal2 lain.
Namun, ini adalah tentang impian pribadi kita. Gpp, tulis aja tanpa ada batasnya. Gitu.
Nah, boleh dong tau tempat tinggal impian kamu seperti apa?
Kalau jujur, begitu terbuka apa adanya dianya langsung kabur.....
kalau gak jujur.... sama saja belakangan ketahuan aslinya jelek dia akan kabur juga...
Sedikit perbedaan terjadi pada, bila jujur sejak awal dia akan lebih cepat kaburnya.............
contohnya, bila naruh foto yg jujur dgn kulit wajah yg nampak tidak rata...maka yg mampir pun turun drastis....atau sama sekali tidak dilirik..
Bagi Pria yg sejak awal berkata jujur bahwa dia masih menganggur...akibatnya akan sama....
Tak ada seorang pun dari kita yang tak pernah terluka
Ada barisan para mantan
Ada hasrat yang tak kesampaian
Ada cinta yang tak diharapkan
Ada pula buaya2 darat dan kucing2 garong jalanan
Betapa jiwa akhirnya lelah
Lalu menjadi sedih, marah, atau patah
Namun begitulah hidup, tidak lurus2 saja
Untuk bertemu orang yang tepat, kita akan melalui beberapa orang yang salah
Seringkali itu juga mensyaratkan kita harus berubah
Pencarian ini bukan hanya tentang menikah,
tetapi tentang menemukan pasangan sejiwa
Harus ada 2 kata "iya" agar terbentuk apa yang dinamakan cinta
Penolakan itu biasa, kita bukan jodoh semua orang
Jodoh kita hanya yang "satu"
Hanya orang tertentu
Tak mungkin kita menikahi/dinikahi oleh semuanya
Jika "iya" ku dan "iya" mu tidak bertemu, maka sudahilah, jangan memaksa
Kita mengenal untuk mencari kecocokan, bukan sekadar pernikahan
Sampaikan saja dengan lembut, walau tetap saja rasanya tidak indah
Tak perlu mengubah, tak perlu memaksa
Mungkin dia memang bukan jodohmu
Lanjut saja ke kandidat selanjutnya
Barangkali, apa yang kau sedihkan di hari ini
Akan menjadi hal yang kau syukuri di esok hari
Siapa tahu, bukan?
Tak ada yang mengerti