Apalah saiah inih, sekedar sisa-sisa bubuk kupi sesetarbabak doang.
Sekolah juga cuman sampai S5 perbacotan.
![]()
![]()
![]()
![]()
![]()
**tetiba turun sesosok dengan selendang mayang dari belahan langit tenggara untuk menghempaskan misteri disuatu desa terpencil ; mengggeeeerrrr, klean smuaaahhh**
twantweuuuhhh,.....selendang mayang bukannya ES ?
hooh
Saat di kantor saya pernah ditanya oleh rekan kerja saya yang sudah punya istri, "Saya bukannya mengeluh dan tidak bersyukur kang. Tapi saya rasa kurang nyaman dengan istri saya yang cerewet dan bawel. Bagaimana ya kang untuk mengatasi hal tersebut?”
Kalau ada pertanyaan seperti itu, saya suka sekali mengungkapkan tip jitu berikut. Ada 4 tip jitu dari seorang ustaz untuk menghadapi pasangan yang bawel dan cerewet: Dekati dia dengan penuh cinta. Tatap matanya dengan mesra. Pegang tangannya dengan romantis. Lalu bisikkan ke telinganya, “Lu bisa diem nggak?".
Hehe... itu jawaban candaan. Jangan dianggap serius, apalagi diamalin he he.
Yang perlu kita pahami bersama bahwa manusia itu satu paket. Memiliki kelebihan dan juga disertai dengan kekurangan. Maka tentu bukan tindakan bijak jika kita menerima kelebihannya, tapi tidak menerima kekurangannya.
Apalagi terkait dengan perempuan. Bahwa perempuan itu laksana tulang rusuk. Sudah dari sananya tulang rusuk itu bengkok. Kalau dibiarkan ia akan tetap bengkok, tapi kalau kau luruskan maka dia akan patah.
Lalu diapain dong? Ya tetap biarkan ia bengkok. Tulang rusuk yang lurus dan datar, bahaya bagi paru-paru.
Semua manusia itu memiliki karakter khas yang dibawanya semenjak lahir. Jangan pernah mengubah karakter khas itu, selagi ia tidak melanggar larangan Allah.
Mendengar kalimat itu ada lantas yang bertanya, "Kalau membiarkan wanita tetap bengkok, bukankah itu berarti kita membiarkannya dalam kesalahan dan kesesatan?”
Harap dibedakan antara 'kebengkokan' dengan ‘penyakit'. Karakter khas yang terbawa sejak lahir itu kebengkokan. Sedangkan kemaksiatan, dosa, dan perbuatan buruk, itu ibarat penyakit yang menyerang sang rusuk. Itu yang harus dibasmi dan diobati.
Contoh mudahnya, kita lihat saja Aisyah yang manja dan ceria. Ada Nusaibah binti Ka'ab yang keras dan jago karate. Ada Ummu Hani' binti Abu Thalib yang sangat pemberani. Ada yang selugas Hafshah, yang tertawanya lepas, tapi tetap bisa membentak dengan keras. Ada sosok yang lembut dan keibuan sebagaimana Khadijah.
Maka, terima itu sebagaimana karakter khas. Kalau kebiasaan-kebiasaan buruk, maka bantu mereka menghilangkannya secara perlahan.
Kang Jay
Pernah baca komentar seseorang, kalau cari jodoh itu yang MAU sama kamu.
Baiklah, akhirnya saya terapkan. Ada yang mau diajakin menikah, langsung gas. Meski di tengah pandemi dan ada pembatasan sosial, bisa berlangsung lancar acaranya.
Walaupun bertemu jodoh di luar situs AN dan kenapa saya tidak menulis ini di testimoni. Saya ingin megucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada AN. Di sini saya banyak belajar, mengenal berbagai karakter.
Dengan segala kerendahan hati, saya meminta maaf bila ada kata-kata saya baik di blog maupun chat/pesan yang kurang berkenan di hati member AN.
Kepada member AN yang belum mendapatkan jodoh, selamat berjuang!
Salam,
Arie Witantra
"Kang, saya dari Banjarmasin, saya keturunan sunda seperti kang Jay. Saat ini usia saya sudah menginjak 33 tahun, berkali-kali gagal ta'aruf bahkan saya dua tahun kemarin menyibukkan diri dengan pekerjaan sampai akhirnya awal tahun ini daftar AN. Kegagalan ta'aruf ini sempat membuat saya trauma karena saya tipe wanita yang jika sudah menjatuhkan hati susah move-on, namun saat ini ada salah seorang teman saya semasa SMA yang keukeh nunggu saya, tapi akhlaknya tidak bagus dan tidak patuh syariat, jarang bahkan boleh dibilang tidak pernah sholat. Terakhir dia menghubungi saya via WA satu bulan yang lalu. Bagaimana menurut kang Jay?”
Jujur, saya rada berat dan rada terbebani ketika harus menjawab pertanyaan seperti ini. Saya terus terang segan dan ingin menghindar untuk menjawab pertanyaan seperti ini. Tetapi karena pertanyaan ini sudah masuk inbox dan saya harus balas, maka saya akan jawab.
Mengapa saya merasa terbebani? Karena saya khawatir jawaban saya nantinya akan melukai perasaan wanita. Tentunya karena saya belum bisa merasakan bagaimana psikologis kaum wanita yang telah memiliki kerinduan yang amat besar untuk bisa segera berumah tangga, sementara belum memiliki kesempatan mendapat pendamping yang cocok.
Saya hanya bisa berasumsi bahwa saat wanita memiliki keinginan yang sangat besar dan telah memenuhi ruang jiwanya, pada akhirnya bisa menurunkan kualitas dari yang wanita targetkan, sehingga sekecil apapun peluang yang ada asal bisa mengarahkan pada pernikahan, pada akhirnya akan diambil juga.
Mungkin ada yang memutuskan untuk menikah dengan orang yang akhlaknya belum baik lalu dengan sikap optimis berpikir:
"Ah, bukankah itu bisa menjadi media dakwah bagiku. Siapa tahu diriku yang memang diutus oleh Allah untuk menyadarkan dan mengubahnya. Siapa tahu diriku yang dijadikan oleh Allah sebagai perantara hadirnya hidayah baginya."
Saya sangat menghargai sikap optimisme semacam itu. Mungkin sudah sangat familier bagi kita kisah tentang Ummu Sulaim, salah seorang wanita yang dijanjikan surga. Ketika Abu Thalhah laki-laki kafir melamar Ummu Sulaim, maka Ummu melakukan adu argumentasi tentang keislaman yang akhirnya Abu Thalhah masuk Islam, dan keislamannya itulah mahar pernikahannya dengan Ummu Sulaim.
Hanya saja teteh harus bisa mengukur kualitas diri teteh. Saya khawatir kekuatan iman teteh jangan-jangan masih Iemah, sehingga bukannya teteh yang berperan mengubahnya, justru teteh yang malah terseret dalam keburukan akhlak.
Kedua, pertimbangan kekuatan argumentasi teteh. Keterbatasan ilmu akan berpotensi membuat jalan dakwah akan terseok di hadapan objek dakwah. Maka ukurlah diri teteh, apakah teteh sudah memiliki kesiapan dalam pengetahuan, ilmu, dan pemahaman tentang Islam.
Jika teteh sudah merasa bisa mengubah dan menyadarkannya, silahkan keyakinan itu diuji dulu dengan sholat, berdoa dan memohon untuk mendapat petunjuk dari Allah. Hal ini bisa dirasakan saat rasa yakin itu benar-benar muncul didalam hati teteh dan sulit hilang. Namun jika kemudian yang muncul adalah meragu, maka sebaiknya tunda dulu niat teteh, dan kembali dalam kesendirian.
Jadikan kesendirian ini sebagai momentum untuk meningkatkan kedekatan teteh kepada Allah. Semakin kuat kesabaran teteh, semakin tekun doa teteh untuk dipertemukan dengan kekasih halal penggenap jiwa, insya Allah semakin dekat pula pertolongan Allah ke teteh. Aamiin.
Kang Jay
Akun gw asli apa palsu hayoooohhh
Fiktif apa nyata hayoooooohhh
Abal2 apa abil2 hayooooohhhhh
Duhai wanita muslimahku. Engkau memiliki akhlak yang luar biasa indah. Tak ada sekata pun dari lisanmu yang menyakiti sesama. Tak ada sekelebat pandangan pun yang mengarah pada yang tak dihalalkan.
Engkau jaga lisanmu, hingga tak ada seucap yang didengar yang mengandung kerusakan. Tak ada seucap kata pun yang mengandung kedustaan. Engkau sangat dicintai oleh sekitarmu. Engkau mampu menjaga raga dan jiwamu dari tindakan yang tak diridha oleh Tuhanmu.
Jangankan menyakiti sesama manusia, bahkan pada binatang saja benar benar Engkau juga tak sampai menyakitinya. Jangankan pada sesama manusia, bahkan pada tanaman saja sekuat tenaga Engkau jaga agar tidak sampai merusaknya.
Duhai wanita muslimahku. Engkau memiliki semangat belajar yang sangat baik. Terutama mendalami ilmu yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah ta'ala. Bukankah ilmu itu yang memang diutamakan?.
Keilmuan yang sangat diprioritaskan oleh islam adalah keilmuan yang bersangkutan dengan perintah agama. Engkau sangat cinta belajar. Engkau sangat cinta dengan ilmu. Engkau belajar agama kepada orang yang tepat, Engkau mengkaji agama dengan giat, Engkau berkomunitas dengan komunitas religi yang hebat.
Wajar jika saat ketika berjumpa denganmu, semua yang kau kerjakan, yang kau amalkan, semua memiliki dasar kuat dalam agama. Engkau tak pernah asal-asalan dalam beramal. Karena kau tahu, semua amalan seorang muslim memiliki panduan. Dan kau tak pernah berhenti mempelajari panduan itu.
Engkau tetaplah manusia biasa yang tak luput dari dosa. Engkau tetaplah manusia yang punya potensi melakukan salah dan lupa.
Hanya saja, kebaikan dan kelebihanmu yang terlampau besar, seolah 'menelan' kesalahan-kesalahan kecil yang pernah dilakukan. Engkau tetaplah manusia yang punya peluang berbuat dosa. Tapi ibadahmu, kontribusinya, amaI-amal kebaikanmu, tobatmu, sanggup menutupi secuil keburukan yang pernah kau lakukan.
Duhai wanita muslimahku. Engkau bukanlah malaikat yang tak pernah salah. Engkau tetaplah manusia biasa yang berusaha memaksimalkan seluruh kemampuanmu untuk memberikan yang terbaik bagi orang orang di sekeIiIingmu.
Engkau memang istimewa. Engkau belajar mengasah jiwa, engkau belajar mengasah rasa, engkau belajar mengasah karsa. Engkau terus melatih jiwamu agar peka pada kebaikan.
Engkau senantiasa meluhurkan pekertimu, hingga menjadi karakter yang mendarah daging dan tak lagi mudah untuk berubah. Engkau mengasah intelektualitasmu. Engkau bekerja keras untuk memandirikan hidupmu, agar tak tergantung dengan siapa pun.
Engkau melakukan banyak hal yang bisa membuat pengaruh baikmu meluas pada sekitarmu. Engkau terus berjuang menjadikan hidupmu bermanfaat bagi sebanyak mungkin sesama. Engkau mengasah jiwa sosialmu hingga kontribusimu diterima oleh sebanyak mungkin sesama. Ya, Engkau adalah manusia biasa, yang terus-menerus berjuang untuk menjadi, atau paling tidak mendekati sempurna.
Duhai wanita muslimahku. Engkau memiliki keimanan yang kuat dalam jiwamu. Keimanan yang ditempa dengan beragam pertanyaan, dengan beragam pencarian. Dengan semangat belajarmu yang tinggi, pada akhirnya kau menemukan cahaya melalui proses dan perjalanan yang panjang. Engkau terhidayahi karena upayamu menemukan kebenaran.
Engkau tafakkuri alam yang membentang luas tiada batas. Engkau tadabburi Firman Tuhan yang merupakan mukjizat terbesar pada Rasul-Nya. Kau renungkan segala peristiwa yang terjadi di sekitarmu. Sehingga pada akhirnya, Tuhan pun mengaruniakan petunjuk kebenaran padamu.
Keyakinanmu pada kebenaran agama yang diyakini sama sekali tak diragukan. Itu yang membuatmu tak enggan untuk mengabdikan diri di jalan kebaikan. Asalkan untuk kepentingan agama, kau tak pernah ragu untuk tampil pertama.
Maukah kau kupinang duhai wanita muslimahku.....
Aku paham bahwa engkau masihlah manusia biasa, namun percayalah aku memilihmu karena aku sadar bahwa kesempurnaan seorang manusia justru terletak pada ketidaķsempurnaannya. Ketika aku kagum pada dirimu, aku selalu menyisakan ruang dalam jiwa untuk menerima kekuranganmu. Paling tidak sebagai obat jika kelak ada rasa kecewa. Percayakanlah dirimu sebagai makmumku duhai wanita muslimahku.
Kang Jay
Belum lagi jika satu orang memiliki lebih dari satu akun.
unik.... Dan berasa aneh jg , kadang bingung jg apa motifnya yaaa
wajar bagi org bukan sang pemilik akun akan berpikir spt itu .
tapi bisa jd adh suatu hiburan tersendiri utk si pemilik akun krn bebas meng eksporlitasi menjadi Pribadi apa aja , Atau bisa jadi akun² itu adalah trik penyedia situs agar ramai dan gk terlihat monoton namanya jg strategi pemasaran yekaaan ![]()
![]()
Setidaknya yaa sbg pengguna alangkah baiknya bisa memahami model yg spt itu salah satunya yg memiliki karakter Model hiperpersonal dalam komunikasi secara daring (dalam jaringan) nah kencenderungan kita melebih2 kan imajinasi kita saat berkomunikasi dalam berkomunikasi dgn seseorang tanpa tatap muka Sebaiknya di hindarkan.
Btw.....
memang sih tidak jarang juga loh...yg sukses bertemu Jodoh melalui perantara OL , setelah croscek data , kecocokan , dan kenyamanan , dan faktor2 pendukung lainya pastinya
Mencari jodoh sama ibaratnya spt ikhtiar mencari rezeki segala cara di tempuh , tp anehnya gk bisa terlalu menggebu jg krn terkait perasaan klu ternyata gk sesuai ekspetasi misalnya foto gk sesuai kenyataan , kepribadianya atau kantong dari pasangan berbeda dr ekspetasi hehehe
Alternatif selain promosi pencarian jodoh via kOran atau aplikasi jodoh OL bisa juga Via spanduk loh, asal pede aja ![]()
