Assalamu'alaikum..
Mau ngoceh dulu ah sedikit..
Jadi, jangan bilang "cari yang tulus dan terima apa adanya". Karena ga akan dapet. Bicara ketulusan dan bisa terima apa adanya itu hanya waktu yang bisa menjawabnya, jadi untuk tahap mengenal itu realistis aja.
Secara umum dan mayoritas kriteria bagi seorang laki2 adalah hanya 1 atau disebut juga alasan tunggal yaitu "Cantik". Berbeda dengan wanita yang memiliki banyak kualifikasi. Contohnya:
1.Punya kerjaan tetap/mapan
2.Berpendidikan
3.Bertanggungjawab
4.Tidak kasar
5.Tidak merokok
6.Sudah punya apa aja bla bla bla
Tapi itu semua wajar ya guys dan itu realisis dan memang seperti itu keadaan dan kenyataannya.
Nah dari semua itu kebanyakan lupa akan tujuan dari pernikahan itu sendiri, tapi banyak juga yang pada akhirnya menyadari sehingga kriteria dan kualifikasi tersebut bukanlah jadi keharusan. Yang terpenting adalah rasa nyaman dan fakta bahwa do'i benar2 orang yang baik dan memang terbaik untuk dirinya.
Intinya kita jangan lupain siapa yang ciptain kita, siapa yang memberikan kita segala nikmat. Maka dari itu cobalah bangun malam kemudian dirikanlah sholat sunnah Tahajud dan Istikharah. Insya Allah akan mendapatkan yang terbaik menurut Allah untuk hamba-hambaNya yang ta'at dan tidak melupakan Tuhannya.
Wa'allahu a'lam bishawab
Sudah membuka segalanya.
by tqm
Didalamnya pasti ada aturan" dan itu mesti dijalani dengan bijak untuk bisa saling menyatu, karena apa jikalau ada satu anggota sakit sudah langsung sinkron ikut merasakan dan begitu sebaliknya.
Saling punya tanggung jawab, menjunjung tinggi martabat keluarga, bisa saling nyaman.
Tidak lepas dari itu, mayoritas fakta yg ada ego masih mendominasi di keluarga.
Kemasan dan hiasan tetangga masih jadi topik utama.
Hasutan sahabat yg menjadikan segita nafsu.
Kemewahan jadi kompetisi.
Seperti itulah dunia keluarga.
Pada kesimpulan ya.
Kembali kepribadian kita masing".
Manusia punya naluri yg masih mudah dihasut oleh pikiran. Jadi langkah keluarga ya dari hasil pondasi awal, seperti apa yg akan dibuat, yg kelak menentukan keturunan kita.
Suatu keluarga dibangun dengan hati bersih, tampak jelas keturunan kita hasilnya.
Kesel iya lucu juga iya. ![]()
Selamat istirahat buat semuanya.
Sungguh aku baru ngeh... bahwa matematika itu bisa di sederhanakan dengan bahasa sederhana.
1. Matematika Induk ; siapapun bisa bahkan tanpa sekolah bahkan (maaf) penyandang disabilitas pun bisa, kuncinya bisa karena terbiasa. Example; menghitung bibit benur > bisa karena terbiasa; menghitung uang, bahkan orang yang bodoh sekalipun bisa, cirinya cukup sering melihat maka bisa.
2. Matematika Murni ; yang diajarkan di sekolahan, kuncinya belajar, cirinya rumus permanent.
3. Matematika Terapan ; mengkolaborasikan matematika dengan teknologi, cirinya rumus bisa berubah menyesuaikan kebutuhan dan kondisi. otak atik atuk.
Masih bingung memahami nya..... maka saya ibaratkan saja rasa sayang
Rasa sayang Induk
Semua mahluk punya rasa itu, contoh yaitu sayang ibu ke anaknya, tanaman dan pohon berbunga/ berbuah. cirinya hanya memberi tiada berharap kembali.
Rasa sayang murni
Rasa sayang itu harus take and give atau memberi dan menerima cirinya monoton dan prosedural, bahkan sampai tercipta adat lampus/ bakar diri/ bunuh diri.
Rasa sayang Terapan
Kita selalu mengharapkan orang yang kita sayangi "sesuai" dengan selera atau keinginan kita cirinya ada penekanan/selalu di tekan tidak boleh begini begitu karena tidak sesuai dengan pandangan kita.
Saran: kalau menggunakan rasa sayang terapan, maka jangan pernah menekan pasaganmu biarkan dia seperti apa adanya jangan kebanyakan melarang ini dan itu, lama-lama dia akan pergi karena tertekan.
Iyah KAMU...
Udah makan belum,,,?
Makan dulu gihh nanti mati lohhh... ![]()
![]()
![]()
Becanda guyzz... Jangan baperan ahh nanti miskin lohhh ![]()
![]()
Kamu tau nggak..????
Ada yang baru lohh,,,
Sekarang kulit manggis ada ekstraknya..