Ini Hera copas sekelumit paragraf dari blog itu :
"Kita klo belajar kan maunya ama org yg lbh pinter yah, mana ada murid skolahan mau belajar matematika ama tmnnya yg tiap ulangan dpt nilainya mentok2 angka 5 dr skala 0-10, biar sampe berbusa2 ngajarin tmnnya jg ga ada yg mo dengerin"
(mbak Neni sorry ye Hera copas blognya.)
Wahai pembaca yang budiman, menurut kalian apakah kalimat tersebut menuduh orang tertentu nilai matematikanya jelek?
Kalau kalian bijak dalam membaca, kalimat tersebut merupakan perumpamaan yang menyiratkan arti "BELAJARLAH DARI AHLINYA".
Tiada maksud dari kalimat itu menuduh orang tertentu nilai matematikanya jelek.
Hera kasih contoh perumpamaan yang lain yak, bukan belajar matematika, tapi belajar menerbangkan pesawat :
Coba bayangkan gaes! kalau Hera mau belajar menerbangkan pesawat alias menjadi pilot. kemanakah Hera harus belajar? ke Pramugara ganteng? atau Pramugari cantik dan sexy? atau ke teknisi pesawat? Atau ke petugas ATC? meski mereka tau ilmu penerbangan, tapi alangkah baiknya Hera belajar ke ahlinya, supaya penumpang di pesawat Hera selamat.
BERPIKIRLAH DENGAN BIJAK & JERNIH.
Be smart!
Kalau setiap hari kita di suguhi cerita kriminal, cerita buruk, pemerkosaan, skandal perampasan harta, selingkuh dan sejenisnya.
Apa yang terjadi?????
Hal2 buruk itu akan masuk ke alam bawah sadar kita dan sedikit banyak akan mempengaruhi kondisi psikologis kita.
Waspada boleh, tapi kalau kebanyakan memikirkan hal buruk, dampaknya akan berpengaruh pada kondisi psikologis.
Coba bandingkan kalau di pagi hari kita menghirup udara segar, menyapa matahari pagi dengan senyuman, sambil berafirmasi di alam bawah sadar "what a wonderful world! Tuhan memberikan rejeki yang begitu indah dan luar biasa"
Efek terhadap psikologis akan sangat berbeda, sehingga akan mempengaruhi ritme aktifitas sehari2.
Cobalah biasakan berafirmasi yang positif, demi kebaikan kondisi psikologis kita sendiri.
good luck
Have a fabulous weekend
Klo ak mah santuy ajah, mo dibilang ga laku2 jg bomat, drpd asal2an cari jodohnya
Biarpun di AN ga dpt2 jodoh, tp dpt bestie doongg
Belum nikah aja udah ribet dan rempong ngurusin harta.
Gitu kok katanya tulus ikhlas.
Berdakwah tiap hari.
Munafik! Plus licik!
Percuma berdakwah dan membangun citra tulus ikhlas kalau di dalam hatinya masih ada duri
Sungguh sayang anak masih kecil-kecil tapi suamimu gak begitu memperhatikanmu juga anak-anakmu. Yg jadi keprihatinan serta menyedihkan, kalau dengar suamimu ringan tangan.
Sy laki normal
Belum pernah menikah
Mendengar langsung kisah begini berulang kali,,, sudah sy dengar sendiri dengan mata kepala sendiri di berbagai tempat ...... jujur saja dalam hati sy "ngelos dodo (bhs.jawa)"
Bukan memihak sebelah,
Bukan mencampuri urusan rumah tangga orang laen,
Namun
dari beberapa kali (gegara seringnya sy dipertemukan secara tiba-tiba di jalan cerita begitu), terkadang sejenak muncul gambaran :
EEEE...ALAAHHHH terkadang wanita saat masih sendiri disukai laki-laki A malah gak diterima,,, yg dipilih dan di iyakan justru malah laki-laki B
giliran sudah dijalani berumah tangga cerita hidupnya menyedihkan orang lain.
Kemana hati nan jiwa itu bersandar supaya dapat terjauh dari duka lara menjalani hidup di kehidupan dunia ini.
"Saya seorang istri baru menikah 2 bulan ini dengan seorang duda beranak satu, sebelumnya saya adalah janda tanpa anak. Suami saya bekerja sebagai supir rental sedang saya sebagai resepsionis gedung, yang mau saya tanyakan adalah lebih berhak manakah Kang antara menafkahi istri atau anak kandung suami karena anak suami setiap minggu dikasih uang untuk sekolah dan semua keperluannya ditanggung oleh suami saya. Sedangkan suami makan dari uang saya, ya suami baru-baru ini aja memberikan nafkah kepada saya 1 juta sebulan, padahal keperluan suami seperti rokok dari dompet saya terkadang suami juga suka ngeluh tentang keperluan anaknya ke saya dan saya akhirnya membelikannya. Bagaimanakah saya bertindak Kang..."
Baik akan saya jawab, begini Teh, semuanya wajib harus diberi nafkah, anak harus diberi nafkah dan istri harus diberi nafkah. Nah sebaik-baik istri adalah membantu suaminya untuk melaksanakan kewajibannya, jangan dilarang suami untuk memberi nafkah anak-anaknya.
Namun seorang suami wajib berusaha bekerja keras mencari nafkah, tidak dibenarkan ongkang2 atau foya2 menghamburkan hasilnya. Seandainya memang suami mungkin tidak mampu dan menganggap anda sebagai istri mampu untuk berdiri sendiri, sementara anaknya masih sekolah dan tidak bisa makan kalau tidak diberi nafkah maka tidak ada salahnya jika anda dengan sukarela merelakan suami menafkahi anaknya. Bahkan anda bersyukur anda bisa membantu suami, maka itu akan menjadi amal baik. Seperti yang disebutkan dalam hadist Nabi bahwa seorang wanita yang memberi nafkah pada suaminya adalah hal yang baik. Lapangkan hati karena itu akan jadi pahala bagi anda, akan lebih baik anda menata hati semacam ini daripada anda terus dirundung kesedihan, capek, marah dan seterusnya.
Jangan sampai Anda malah menjadikan dia tidak baik. Misalnya Anda melarang dia ngasih anaknya, melarang sesuatu yang kewajiban adalah dosa.
Namun jika anda merasa tidak adil maka dalam Islam kan ada aturannya. Jika seorang istri tidak diberi nafkah oleh suami maka sang istri bisa mengajukan ke mahkamah untuk minta cerai. Karena kebutuhan seorang Istri yaitu makan kan gak bisa ditunda minggu depan bulan depan, juga kebutuhan pakaian dan tempat tinggal juga harus dipenuhi.
Kecuali, nah ada kecualinya nich, kecuali bagi seorang istri yang bisa memenuhinya sendiri dan sudah merelakannya ya itu indah.
Kadang nich seorang istri tuh mungkin hanya perlu pencerahan saja, anda bertanya mungkin anda sangat butuh perhatian suami anda bukan soal nafkah ke anak tapi nafkah perhatian ke anda yang dirasa anda belum cukup.
Tentu saya tidak menganjurkan perpisahan karena berpisah anda menjadi tidak punya suami. Coba dipikir lagi, punya suami masih lumayan anda mendapatkan walau 1jt perbulan. Daripada sudah tidak bisa suami tidak dapat 1jt perbulan. Sehingga sebagai wanita sebaiknya berpikir smart walau minus nafkah lahir namun dapat nafkah batin, masih lumayan daripada nggak punya suami enggak nafaqoh lahir dan bathin haha manyun kan. Tapi seorang suami jangan seenaknya naudzubillah ongkang2 tak ada tanggung jawab hanya memberi kebutuhan batin saja tanpa nafaqah dhohirnya ya haram kecuali suami adalah mencari nafkah lalu tidak mendapatkannya maka tidak dosa. Namun jika anda mentok juga artinya tanpa nafkah lahir maka anda tidak bisa makan dan anda tidak bisa mencari nafkah sendiri ya tentu seperti disuruh mati, ya silahkan mengajukan cerai.
Namun setahu saya, rezeki karena pernikahan itu luar biasa lho. Satu rezeki manusia digabung menjadi dua rezeki suami-istri itu perlahan2 meningkat. Mungkin karena baru 2bln, rezeki suami anda saat ini baru cukup untuk dia dan anaknya. Perlahan biasanya ada aja jalan rezeki, dimana rezeki anda akan masuk ke suami dan memberi jalan untuknya terus meningkat, dari nafkah 1jt jadi 2jt bahkan 5jt dst. Doa istri juga sangat mustajab, karena gaji saya naik 10x lipat lebih dalam kurun waktu 10th setelah nikah (1997-2007). Makanya sekarang terus terang rada merasa merugi, tanpa istri jadi kurang yang mendoakan, salahnya saya kagak nafaqoh anak yatim piatu, posisi stuck namun gaji naik sih ngikuti inflasi 5-7% hehe.
Semoga ini menjadi damai, setelah ini suami anda berusaha mencari nafkah dengan lebih baik, dan anda sebagai istri pun dengan penuh kelegaan bisa membantu suami. Subhanallah bertemu dalam cinta saling membantu dalam kebaikan, saling menolong dalam kebaikan. Semoga mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akherat. Aamiin.
Kang Jay