,Seiring dunia IT yg semakin terbuka, para pria sangat khawatir bila menikah kebebasannya hilang, kecepatan geraknya jadi terhambat karena istri, hubungan keluarga jadi terganggu krn istri milih2 suami boleh bergaul atau tidak dgn si ini dan si itu, istri ngambek mulu, banyak menuntut, nangis memaksakan kehendak, mempermalukan suami didepan tetangga...dll... dgn adanya gerakan #metoo, kaum pria semakin berhati hati..mikir 100x sebelum komitment, karena akibatnya bisa fatal bila salah memilih.
Kadangkala keraguannya agak berlebihan, ragu akan gadis yg sdh tidak asli, ragu dgn janda tp masih bersuami..., ragu dgn kemampuannya sebagai imam..?, ragu kalau akan disetujui ibunya..?
sungguhnya anda mempunyai niat baik ingin mengangkat martabat wanita itu namun wanita itu enggan menerimanya percayalah jauh di luar sana masih banyak wanita yg lebih baik dari dia. anda laki2 yg baik yang bertanggungjawab carilah wanita yg baik pula yg mau berjuang bersama sama anda, wanita itu memang egois mengatakan siap namun jauh dilubuk hatinya dia belum siap. jk tdk dsatukan dlm ikatan semoga disatukan dlm persaudaraan dia mundur karena dia sadar banyak kekurangannya, anda berhak mendapatkan wanita terbaik yg telah allah siapkan untuk anda.
Kalimat-kalimat yang populer, belum tentu benar.
Sering dianggap benar, padahal belum tentu benar.
Orang-orang menganggapnya benar karena mayoritas orang menyebut-nyebutnya dan melakukannya. Semacam ikut-ikutan. Boleh dibilang, ada Bandwagon Effect di sini.
"Terima aku apa adanya!" Ini sebenarnya kalimat yang salah dan berbahaya. Itu artinya kita nggak mau belajar, nggak mau bertumbuh.
Kalau Nabi Yusuf atau Nabi Sulaiman yang ngomong begitu, yah pantes. Wanita pun bisa menerima dengan senang hati. Wong prianya jelas-jelas ganteng, kaya, pinter, soleh, dan penuh wibawa.
Lha kalau kayak kita-kita ini? Yah nggak pantes ngomong begitu. Sama sekali nggak pantes. Banyak hal yang perlu kita perbaiki. Saran, carilah pasangan yang siap belajar dan siap bertumbuh.
"Saya nyari istri yang mau diajak hidup susah!" Ah, niat awalnya aja nggak bener. Udah susah, terus ngajak-ngajak orang lagi, hehehe.
Kalaupun sekian tahun kita hidup susah bersama pasangan, yah nggak apa-apa. Jalani. Tapi niat kita saat hendak menikahi adalah untuk membahagiakan. Bukan ngajak hidup susah. Hei, jangan main-main. Setiap kata adalah doa dan menjadi semacam rel yang mengarahkan langkah-langkah kita.
So, pilih kata-kata yang tepat dan memberdayakan. Siaaaap? ???
Ippho Santosa
12 Agustus 2019
