User blogs

Mr_Mahmud VIP

stuck_out_tongue_winking_eye,Seiring dunia IT yg semakin terbuka, para pria sangat khawatir bila menikah kebebasannya hilang, kecepatan geraknya jadi terhambat karena istri, hubungan keluarga jadi terganggu krn istri milih2 suami boleh bergaul atau tidak dgn si ini dan si itu, istri ngambek mulu, banyak menuntut, nangis memaksakan kehendak, mempermalukan suami didepan tetangga...dll... dgn adanya gerakan #metoo, kaum pria semakin berhati hati..mikir 100x sebelum komitment, karena akibatnya bisa fatal bila salah memilih.

Kadangkala keraguannya agak berlebihan, ragu akan gadis yg sdh tidak asli, ragu dgn janda tp masih bersuami..., ragu dgn kemampuannya sebagai imam..?, ragu kalau akan disetujui ibunya..?

Mr_Mahmud Sep 14 '19 · Komentar: 3
Lis1981 VIP
jika anda pernah merasa nyaman berbicara dg seseorg kemudian tiba2 menjaga jarak pasti ad yg salah dg wanita itu.

sungguhnya anda mempunyai niat baik ingin mengangkat martabat wanita itu namun wanita itu enggan menerimanya percayalah jauh di luar sana masih banyak wanita yg lebih baik dari dia. anda laki2 yg baik yang bertanggungjawab carilah wanita yg baik pula yg mau berjuang bersama sama anda, wanita itu memang egois mengatakan siap namun jauh dilubuk hatinya dia belum siap. jk tdk dsatukan dlm ikatan semoga disatukan dlm persaudaraan dia mundur karena dia sadar banyak kekurangannya, anda berhak mendapatkan wanita terbaik yg telah allah siapkan untuk anda.

Lis1981 Sep 9 '19 · Komentar: 3 · Tags: intropeksi diri
Mr_Mahmud VIP
ATAU KETIKA DIA BANGKRUT...stuck_out_tongue_winking_eye....
Mr_Mahmud Sep 9 '19 · Komentar: 3
Sonia VIP
ya apa tidak .....hehehe
Sonia Sep 5 '19 · Komentar: 3
merry_andani VIP

Kalimat-kalimat yang populer, belum tentu benar.


Sering dianggap benar, padahal belum tentu benar.


Orang-orang menganggapnya benar karena mayoritas orang menyebut-nyebutnya dan melakukannya. Semacam ikut-ikutan. Boleh dibilang, ada Bandwagon Effect di sini.


"Terima aku apa adanya!" Ini sebenarnya kalimat yang salah dan berbahaya. Itu artinya kita nggak mau belajar, nggak mau bertumbuh.


Kalau Nabi Yusuf atau Nabi Sulaiman yang ngomong begitu, yah pantes. Wanita pun bisa menerima dengan senang hati. Wong prianya jelas-jelas ganteng, kaya, pinter, soleh, dan penuh wibawa.


Lha kalau kayak kita-kita ini? Yah nggak pantes ngomong begitu. Sama sekali nggak pantes. Banyak hal yang perlu kita perbaiki. Saran, carilah pasangan yang siap belajar dan siap bertumbuh.


"Saya nyari istri yang mau diajak hidup susah!" Ah, niat awalnya aja nggak bener. Udah susah, terus ngajak-ngajak orang lagi, hehehe.


Kalaupun sekian tahun kita hidup susah bersama pasangan, yah nggak apa-apa. Jalani. Tapi niat kita saat hendak menikahi adalah untuk membahagiakan. Bukan ngajak hidup susah. Hei, jangan main-main. Setiap kata adalah doa dan menjadi semacam rel yang mengarahkan langkah-langkah kita.


So, pilih kata-kata yang tepat dan memberdayakan. Siaaaap? ???


Ippho Santosa

12 Agustus 2019

merry_andani Sep 4 '19 · Komentar: 3
Jopriatna VIP
“ Jika cinta pada ilmu al-Qur’an, maka ke abadian cinta kita tak lekang oleh waktu dan tak pernah berubah sedikitpun oleh perubahan zaman, layaknya keontetikkan dan keabadian isi al-Qur’an. “


Jopriatna Sep 4 '19 · Komentar: 3
Shantypanjaitan14 VIP
?
Terkadang bukan sulit dalam memilih, tetapi sulit bertahan pada satu pilihan.
Shantypanjaitan14 Aug 27 '19 · Komentar: 3
AryoWibowo VIP
joyjoyjoy
AryoWibowo Aug 22 '19 · Komentar: 3
Dazikof VIP

Ketika di tengah perjalanan Sebuah kereta api tiba-tiba berhenti mendadak. Tidak biasanya kereta api itu tiba-tiba berhenti di kota kecamatan kecil. Para penumpang, yang sebelumnya tenang bahkan banyak yang terkantuk-kantuk jadi bertanya-tanya. Seorang anak muda, didorong keingintahuan yang besar, melongok ke luar pintu dan bertanya kepada seorang penjaja makanan yang kebetulan melintas. "Ada apa sih, Mbok?"

Si penjual makanan dengan cepat menjawab: "Ada nasi rames, ada pecel".

Masih di dalam kereta yang sama, akhirnya kereta tepat berada di sebuah jembatan. Seorang ibu, yang mungkin berasal dari Tegal, menjulurkan kepalanya melihat segerombolan angsa sedang berenang-renang di sungai.

"Wah! Banyak sekali" komentarnya dengan lafal yang medhok. Bapak-bapak
disebelahnya, dengan logat Betawinya yang kental menimpali: "Iye, ye, banyak sekali".

Anekdot yang pertama benar-benar 100% sebuah kesalahpahaman. Si pemuda
tentu berharap bahwa si Mbok penjual makanan setidaknya memberikan jawaban tentang apa yang ada di depan lokomotif sehingga membuat kereta api berhenti. Sementara si Mbok berpikir bahwa pemuda itu menanyakan jenis dagangannya.

Yang kedua adalah miskomunikasi yang kebetulan bermakna paralel. Si ibu
dari Tegal mengungkapkan rasa takjubnya bahwa ada "banyak", yang dalam
bahasa Jawa artinya angsa, sebanyak satu sungai. Atau dengan kata lain,
sungai itu penuh dengan angsa. Kata "se-kali" di situ berarti satu sungai.

Miskomunikasi yang menggelikan juga tergambar dalam anekdot orang-orang
yang antri di WC umum. Jika antrian orang-orang di luar sudah tidak
tahan untuk melepas hajat, maka yang di dalam WC masih tampak tenang-
tenang saja. Spontan seseorang yang seharusnya mendapat giliran selanjutnya tidak tahan lagi dan bertanya "Atos, Maaas?"

Teriaknya dalam bahasa Sunda. Merasa dihardik, orang Jawa yang di dalam
WC menongolkan kepalanya dan menyahut dengan ketus. "Atos ndasmu (Atos
kepalamu!) Orang jelas-jelas (maaf) mencret begini!" Miskomunikasi terjadi, karena atos yang dalam bahasa Sunda berarti "sudah", dan berarti "keras" dalam bahasa Jawa.

Selain faktor keragaman bahasa, miskomunikasi juga bisa terjadi karena tidak adanya kesamaan -field of experience- atau medan pengalaman dari komunikator kepada komunikannya.

Sangat menarik menyimak pendapat seorang pakar psikologi anak-anak ketika diajak oleh seseorang rekannya untuk membuat sebuah program anak-anak di televisi.

"Aku bersedia" sahutnya "asalkan dalam sebulan ini kita bergaul penuh dengan anak-anak. Bermain dengan mereka, bercanda dengan mereka, berjalan-jalan dengan mereka. Syaratnya, selama berada di tengah mereka kita harus merendahkan tubuh kita agar sejajar dengan anak-anak ini".

Mengapa? Ahli psikologi itu menekankan bahwa betapa sering kita memandang banyak hal dari sudut pandang kita, dan bukan dari sudut pandang lawan bicara kita. Contohnya, kita acapkali merasa gembira karena merasa telah mengajak anak-anak berkeliling kota mengendarai mobil. Padahal selama perjalanan yang dilihat anak-anak tidak lebih dari pada panel-panel dasbor yang membosankan. Mereka belum bisa menikmati asyiknya pemandangan di luar mobil.

Bagaimana terhadap hal mencari jodoh, apakah ada yang mengalami miskomunikasi antara member disini?

Oh ya...salam kenal buat semuanya dari saya member baru di AN ini raised_handrelaxed
Dazikof Aug 21 '19 · Komentar: 3 · Tags: dazikof
Ref2358 VIP
Hai para jomblowan jomblowati....
Ref2358 Aug 17 '19 · Komentar: 3 · Tags: jomblowan jomblowati
Pages: « Previous ... 173 174 175 176 177 ... Next »
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo