Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَاِ ذْ قَا لَ اللّٰهُ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ ءَاَنْتَ قُلْتَ لِلنَّا سِ اتَّخِذُوْنِيْ وَاُ مِّيَ اِلٰهَيْنِ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗ قَا لَ سُبْحٰنَكَ مَا يَكُوْنُ لِيْۤ اَنْ اَقُوْلَ مَا لَـيْسَ لِيْ بِحَقٍّ ۗ اِنْ كُنْتُ قُلْتُهٗ فَقَدْ عَلِمْتَهٗ ۗ تَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ وَلَاۤ اَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِكَ ۗ اِنَّكَ اَنْتَ عَلَّا مُ الْغُيُوْبِ
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, Wahai 'Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah? ('Isa) menjawab, Maha Suci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 116)
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com
Harga Keadilan
Hanya emas yang akan dibakar, sebab itu cara menghilangkan kotorannya, agar ia keluar dalam keadaan yang paling murni, agar ia makin bernilai, agar kilaunya makin memesona
Kayu gaharu pun tak ada bedanya dengan ranting kayu lainnya. Saat dibakar, barulah wanginya menyebar, sebabkan ia jauh lebih dihargai ketimbang onggokan kayu lainnya
Sering kita menilai kemenangan dengan cara kita, padahal yang kita harapkan adalah ridha dari Allah. Sesekali kita harus bertanya, apa makna kemenangan yang dijelaskan Allah?
Sering kita mendikte pertolongan Allah itu harus datang dalam bentuk yang kita suka. Jangan-jangan, pertolongan Allah itu malah hadir dalam bentuk-bentuk yang tidak kita duga
Sebagaimana iblis berputus asa, maka ia ingin kita semua juga berputus asa dari pertolongan Allah. Dan putus asa itu teman kedzaliman, yang menutupi keadilan untuk terlihat
Sebaliknya, yakin adalah kunci pertolongan. Sebab keyakinan kita itu akan terus mendorong kita menyatakan kebenaran yang dibiaskan oleh mereka yang punya kekuatan
Melihat pada keadaan kita yang sekarang, bukankah ini saat yang paling tepat bagi kita untuk mengapresiasi mereka yang berjuang lebih dulu sebelum kita? Sudahkah kita rasakan perasaan mereka?
Rasulullah Muhammad, para sahabat, para penerus Islam. Para ulama sebelum kita semisal Muhammad Natsir dan Buya HAMKA. Padahal yang kita rasa tak ada apa-apanya dibanding mereka
Sabarlah dan shalatlah. Sebagaimana mereka yang terdahulu bisa melewati ini, kita pun pasti bisa melewati ini, dengan izin Allah. Tak ada jalan lain menuju keridhaan Allah kecuali dengan bukti cinta
Sebagaimana Allah tak perlu apapun dari dunia yang Dia cipta, maka kita hanya perlu bergantung pada Allah. Bersungguh-sungguh setia mensyiar kebenaran, hingga keadilan nyata bertahta
Dunia masa kanak-kanak saya, tidak lepas dari aktivitas.., bangun pagi, berangkat sekolah jalan kaki menyusuri jalan sawah.., mau anak orang kaya atau orang miskin fix jaman tersebut pasti pada jalan kaki bedanya sepatu saya warri*or merk mereka2 merk ternama..
Belajar..
Pulang sekolah, siapin radio-transistor, siap2 mendengar drama2 radio sunda..
Habis itu, maen dah sampe sore..
Main tok-lele, petak-umpet, dll...dll..dll..
Menjelang magrib anak2 tetangga dekat, tetangga jauh..,sudah terbiasa masuk mushola..
Waktu malam, ya saatnya belajar, mengerjakan PR..
Acara buat nonton tv adalah acara selingan, bukan utama..
#Sekedar review..