BLOG TULISAN nkholish

Menikah merupakan sunnah yang menjadi tuntunan yang diajarkan Rasulullah Saw, begitu pula dalam hal berumah tangga. Wujud rumah tangga sakinah, mawaddah dan rahmah hanya bisa terwujud apabila kita mengikuti perintah Allah SWT dan mengikuti tuntunan yang di ajarkan oleh Rasulullah Saw.

Sudah seharusnya bagi kita sebagai seorang muslim mengetahui bagaimana kehidupan rumah tangga Rasullullah Saw, untuk mendapatkan gambaran yang benar dalam menerapkannya didalam rumah tangga kita. Agar kehidupan rumah tangga yang kita jalani tidak jauh dari perikehidupan beliau.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ‏ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأََهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأََهْلِي

Artinya :“sebaik-baik diantara kamu adalah yang terbaik kepada keluarganya, dan aku adalah sebaik-baik diantara kamu terhadap keluargaku” (H.R. Tirmidzi)

Maka menjadi suatu kewajiban bagi kita menapaki bagaimana rumah tangga Rasullullah Saw yang dihiasi dengan akhlaknya yang mulia.

Berikut gambaran rumah tangga Rasullullah Saw:

1. Rumah Rasulullah Saw dihiasi dengan ibadah.

Tujuan menikah adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Maka hiasilah rumah tangga kita dengan memperbanyak taqarub kepada Allah SWT, seperti qiyamullail dan membaca Al Qur’an.
Suami hendaklah mengajak istrinya untuk beribadah bersama, shaum sunnah bersama, dan beberapa ibadah lainnya yang bisa dilakukan bersama-sama.

Rasulullah Saw telah mencontohkan hal itu. Beliau senantiasa menganjurkan istri-istri beliau untuk giat dalam beribadah kepada Allah serta membantu mereka dalam melaksanakan ibadah, sebagaimana firman Allah SWT:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

“ Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu , kamilah yang memberi rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa “. (QS.Athaha: 132)

Aisyah ra menceritakan: ” Rasulullah Saw biasa mengerjakan shalat malam sementara aku tidur melintang di hadapan beliau. Beliau akan membangunkanku bila hendak mengerjakan shalat witir “. (H.R. Mutafaq Alaih)

Suami memiliki peran sangat besar dalam meningkatkan keimanan dalam keluarganya sehingga keimanan akan selalu tumbuh dan terjaga. Ketenangan jiwa akan datang dalam sebuah keluarga karena dekatnya dengan Allah SWT.

2. Rumah tangga Rasullullah Saw jauh dari kemarahan dan kebencian.

Suami yang temperamental bisa jadi pemicu konflik dalam sebuah keluarga. Banyak kasus terjadi seperti kekerasan dalam rumah tangga akibat suami yang mudah marah, sering mengeluarkan perkataan kasar dan ringan tangan terhadap istrinya. Hal ini sangat bertolak belakang dengan sikap Rasulullah Saw yang santun dan penyabar.

Pernah suatu ketika Rasulullah Saw pulang larut malam, kondisi Aisyah yang sudah tidur karena kelelahan menjadikan Rasulullah Saw tidak dapat masuk pada saat itu. Beliau tidak marah pada Aisyah karena tidak dapat masuk akan tetapi Rasulullah Saw dengan amat tenang tidur didepan pintu rumah.

3. Rumah tangga Rasullullah Saw dihiasi dengan sikap lemah lembut dan kasih sayang

Seorang suami dituntut untuk dapat bersikap lembut dan penuh kasih sayang terhadap istrinya. Sebagaimana sifat Rasulullah Saw terhadap para istri-istrinya. Rasulullah Saw mengibaratkan seorang istri (wanita) diibaratkan seperti tulang rusuk. Jika diluruskan dengan paksa, tulang itu akan patah. Sebaliknya, jika dibiarkan akan tetap bengkok.

Suami adalah nakhoda dalam bahtera rumah tangga, demikian syariat telah menetapkan. Dengan kesempurnaan hikmah-Nya, Allah SWT menjadikan suami sebagai qawwam (pemimpin).

ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ

“Kaum pria adalah qawwam bagi kaum wanita….” (an-Nisa: 34)

Suamilah yang kelak akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT tentang keluarga nya, sebagaimana sabda Rasulullah Saw:

اَلرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْؤُوْلٌ عَنْهُمْ

“Laki-laki (suami) adalah pemimpin bagi keluarganya dan kelak ia akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang mereka.” (H.R. Bukhari Muslim)

Seorang suami harus mengenakan perhiasan akhlak yang mulia, penuh kelembutan, dan kasih sayang.Dalam menjalankan fungsinya ini, seorang suami tidak boleh bersikap masa bodoh, keras, kaku, dan kasar terhadap istri dan anak-anaknya.

4. Rasulullah Saw pandai menyenangkan hati istri-istrinya.

Para suami, harus menyadari bahwa tugas istri di rumah itu sudah begitu berat. Apalagi menjadi seorang ibu rumah tangga dan mengurus anak-anak. Tentunya seorang istri sangat butuh akan hiburan.

Janganlah beranggapan bahwa kehidupan rumah tangga itu harus selalu diisi dengan ibadah tanpa ada kegiatan yang menyenangkan bersama istri dan anak-anak.

Rasulullah SAW adalah figur teladan yang sangat mencintai istri-istrinya dan berusaha menyenangkan hati istrinya. Dalam sebuah riwayat diceritakan bagaimana Rasulullah yang saat itu sudah berumur meladeni istrinya Sayidina Aisyah r.a. yang masih belia untuk lomba lari. Rasulullah pun memanggil Sayidina Aisyah dengan panggilan sayang “Humairah” yang artinya kemerah-merahan, karena pipi Sayidina Aisyah yang selalu memerah.

Seorang suami harus bisa menyenangkan hati istrinya. Misalkan membantu pekerjaan rumah, mengajak jalan-jalan, menemani bepergian, memujinya dan cara romantis lainnya yang bisa menyenangkan istri.

Itulah gambaran rumah tangga Rasullullah Saw. Semoga kita bisa membangun rumah tangga laksana surga yang dipenuhi rahmat dan kasih sayang. Rumah tangga yang bahagia, saling menyayangi dan di ridhoi Allah SWT.

Saudara2ku, bagaimana menurut njenengan2 cara cepat menemukan jodoh yang tepat dan akurat sesuai kriteria? relaxed


Darah dan air mata kita mungkin tak akan sebanding dengan darah dan air mata engkau, Ibu...


Terima kasih telah menjaga, merawat dan mendidik kami selama ini. Kami tidak akan bisa membalas semua pengorbananmu ibu... walau nyawa kami jadi taruhannya...

Hanya doa yg bisa kami panjatkan untukmu ibu...

Semoga Allah membalas semua kebaikanmu.. Ibu


"Robbighfirlii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiran"


"Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah serta ibuku, kasihanilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil"

Aamiin...


Selamat hari ibu

Mari kita renungkan dan terapkan Nasihat Shbt Ali bin Abi Thalib ini,
"Hndaklah kamu sll brsikap merendahkan diri, jngan mncari kmasyhuran, dan jangan mmbanggakan kpintaran. Tapi biasakanlah hidup tenang dan suka brdiam diri niscaya kamu akan selamat dan disukai kaum shalihin."
"Sungguh, tiada kehormatan diri lbh baik drpd tawadhu'. Maka bahagialah orang yg rendah hatinya, halal pnghasilannya, dan mulia akhlaknya.

Jangan meninggalkan amal karena takut tidak ikhlas.
Beramal sambil meluruskan niat lebih baik daripada tidak beramal sama sekali.

˚• Jangan meninggalkan dzikir karena ketidakhadiran hati.
Meninggalkan dzikir lebih buruk daripada kelalaian ki
ta saat berdzikir.

˚• Jangan meninggalkan tilawah karena tak tahu maknanya.
Ketidaktahuan makna masih lebih baik daripada ketidakmauan membaca firman-Nya.

˚• Jangan meninggalkan amanah karena berat.
Beratnya amanah yang kita emban sebanding dengan beratnya timbangan amal yang akan kita dapatkan.

˚• Jangan meninggalkan kesantunan tatkala orang lain arogan.
Tiada kebaikan yang sia-sia, kesantunan akan menambah kemuliaan dan mengundang simpati.

Jangan meninggalkan sholat karena kesibukan.
Meluangkan waktu sejenak untuk Allah lebih utama daripada mengejar urusan duniawi yang tiada bertepi..

˚• Sungguh beruntunglah orang yang beriman, hidupnya selalu diliputi kebaikan.
Tiada kata menyerah atas kesulitan yang mendera.

˚• Bersabar tatkala ujian datang melanda karena sebuah keyakinan bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar.

advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo