kisah nyata seorang teman ditulis oleh linaquen

Jodoh Itu Memang Penuh Misteri...


Sudah sekian lama aku menanti Mas Irwan mengajakku ke pelaminan, tapi sepertinya begitu berat untuk diucap. Apa karena biaya atau kesiapan lainnya, aku tak paham. Karena kalau aku sendiri sudah sangat siap.


Kami sudah kenal satu sama lain selama kurang lebih 7 tahun. Dan aku rasa itu sudah sangat cukup, bahkan terlalu lama bagi orang yang ingin menuju ke arah serius. Kapan dan kapan aku akan dinikahi Mas Irwan? Sepertinya hanya angan-angan belaka.


Banyak alasan yang Mas Irwan ungkapkan, dari mulai ingin adiknya lulus kuliah dulu, ingin orang tuanya umroh dulu, dan selalu ada saja alasannya, hingga kata nikah itu seakan jauh dari kenyataan.


Sampai menginjak tahun ke 8, aku pun sudah tak sabar lagi. Aku memutuskan untuk menerima pinangan laki-laki lain, Mas Deni. Meski belum terlalu kenal, aku beranikan diri untuk membuka hati. Demi aku bisa menikah di usiaku yang kini menginjak usia 27 tahun. Sudah sangat rawan memang. Usia-usia seperti ini.


Mas Irwan tampak kecewa dan tak terima ketika aku memutuskan untuk memilih laki-laki lain yang lebih serius. Dan aku pun memberikan pilihan, jika Mas Irwan memang tak mau kehilangan aku, maka nikahi aku, dan aku tak akan jadi menerima pinangan Mas Deni.


Tapi, Mas Irwan tetap bilang tak bisa menikah dekat-dekat ini. Baiklah, aku tak bisa menunggu lagi. Aku sudah semakin yakin dengan keputusanku untuk menerima pinangan Mas Deni.


Aku dan Mas Deni menikah. Hingga kami dikaruiniai 3 orang anak. Dan setahun dari aku menikah, Mas Irwan pun kabarnya menikah. Dan dikaruniai 2 orang anak.


Kami menjalani kehidupan rumah tangga masing-masing. Dan kini usia pernikahanku dengan Mas Deni sudah memasuki tahun ke 13, sungguh tak terasa.


Di saat kehidupan kami semakin tenang dan mapan. Tiba-tiba Mas Deni menderita sakit kanker tenggorokan. Akibat dari rokok yang dikonsumsinya setiap hari.


Aku merasa syok. Karena mendapati suami yang makin hari makin menderita dengan sakitnya. Tak jarang, aku seperti gembel yang tidur di pelataran rumah sakit bersama ketiga anakku demi menunggui Mas Deni. Agar tak bolak balik rumah dan rumah sakit. Efeknya anak-anak sering juga sakit terutama yang kecil, akibat angin malam dan kecapean. Aku pun pasti kurang intens merawatnya karena tenaga terbagi-bagi.


Lalu, kemana saudara-saudara dan keluargaku? Mereka ada. Tapi, aku tak enak hati jika selamanya merepotkan keluarga, karena sakit Mas Deni ini sudah hampir 2 tahun. Dan selama itu, aku menjalani segala proses penyembuhannya.


Apa dosaku hingga diberi ujian seberat ini? Kadang sering terbersit pemikiran seperti itu. Menginjak tahun ke 3 dari lamanya sakit, Mas Deni pun tak kunjung ada kemajuan, badannya semakin drop dan kurus kecil. Rupanya, Allah ingin mencabut segala penderitaan Mas Deni dan segala lelahku, akhirnya Mas Deni mengembuskan napas terakhirnya. Suara rintihan itu telah lenyap selama 3 tahun ini yang kerapkali kudengar. Dan riak tenang menyelimuti wajah Mas Deni.


" Mas, selamat beristirahat dengan tenang ya." Hanya itu kata yang sanggup terucap, karena jiwa dan raga ini telah lelah sangat. Batin pun sudah beku dan kaku, sepertinya air mata pun sudah habis, karena selama 3 tahun ini selalu tertumpah tanpa henti. Sedih melihat penderitaan suami yang tak kunjung reda.


Tak lama dari suamiku meninggal. Kabarnya istri Mas Irwan pun kecelakaan dan tak tertolong lagi. Kini status kami sama-sama sendiri.


Setahun kemudian ....


Mas Irwan datang ke rumah. Tiada lain dan tiada bukan, ia ingin mengajakku menikah. Apa benar ini? Kata nikah itu akhirnya terucap di saat aku berusia 44 tahun, dengan status janda dan anak 3. Aku pun menerima lamarannya. Dan kini aku memiliki 5 anak sekaligus. Anakku 3 dan anak dari Mas Irwan 2.


Mungkin Mas Irwan berjodoh denganku di usia ke 44 tahun, bukan saat aku masih muda dan single, tapi di saat kami sudah sama-sama bijak secara pemikiran, sudah mengalami pahit manis asam garamnya hidup berumah tangga. Kini, tinggal merenda kehidupan yang lebih indah lagi, dengan lebih mendekatkan diri pada sang ilahi.


Jodoh memang penuh misteri, tak bisa ditebak. Tapi itulah suratan takdir yang harus tetap kita jalani. Kita tak akan pernah tahu rencana Allah untuk kehidupan kita ke depan. Yang pasti semua itu adalah jalan terindah dari yang kuasa.


Jodoh pun kadang datangnya harus melalui lika liku kerikil tajam. Ada pula yang mudah jalannya. Dan kita tak mesti membanding-bandingkan dengan kehidupan orang lain. Jodoh kita sudah tertulis dengan siapa-siapanya, kapan bertemunya dan dengan cara bagaimana prosesnya. Tak usah banyak dirisaukan. Tetap lakukan yang terbaik dan upgrade diri menjadi terus semakin baik.


Post Sebelumnya     
     Next post
     Blog Home

Dinding Komentar

linaquen VIP
Oct 15 '19
untung akun sy sdh vip mba cahaya smiley
Jopriatna VIP
Oct 15 '19
sy mo upgrade ke VVIP tapi di AN ga bisa..stuck_out_tongue_winking_eye
Sonia VIP
Oct 15 '19
mantap mba lina .... kdg aku juga berpikiran begitu .. skrg aku teringat trs cowok pertama ku yg sangat perhatian wkt aku umur 15thn ..org jogja polisi ...dulu dia slalu menemui aku di kerjaanku ..aku kan krj di toko dulu.... kdg aku pikir apa dia jodohku gitumantap mba lina .... kdg aku juga berpikiran begitu .. skrg aku teringat trs cowok pertama ku yg sangat perhatian wkt aku umur 15thn ..org jogja polisi ...dulu dia slalu menemui aku di kerjaanku ..aku...See more
achyee VIP
Oct 15 '19
eh jupriiii...apa elo yg mo d upgrade ke VVIP ? status kejombloan elo ???
Rina1981 VIP
Oct 15 '19
De'Lin, bacain dong grin
linaquen VIP
Oct 15 '19
mba sonia.. bisa jd mba.. coba d kontak aja, jalin komunikasi lagi relaxed
linaquen VIP
Oct 15 '19
tante achyee.. terlalu pulgar grin
linaquen VIP
Oct 15 '19
kaka rina manja deh ah .. kena sindrom calon mempelai ini keknya stuck_out_tongue_closed_eyes
linaquen VIP
Oct 15 '19
aamiin de nana. doa yg baik juga buat kamu huggingblush
Ganterbaindo VIP
Oct 16 '19
Dimana kejadiannya?
You need to sign in to comment
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo