BLOG TULISAN MuhsinP

1 + 1 = 1

2+2+1+1= 1

Mungkinkah itu bisa menjadi benar? Tetapi itu juga menjadi harapan.

Berjodoh itu sudah seharusnya menjadi satu hati dan berjuang mempertahankan.

Berjodoh menjadi suami/istri juga seharusnya menyatukan dua keluarga menjadi anggota keluarga yg mendapat kehormatan dan kemuliaan yg tidak diabaikan dan tidak dibeda-bedakan. Kata senior sih katanya harus begitu.


Ssst mohon maaf ... dari pada bengong bolehlah ngisi blog di sini.


Samudera kehidupan akan terlintasi dengan wajah damai dan ceria dalam bahtera yang tangguh krn saling percaya menahkodainya sampai ke pandang tepian cakrawala .... entahlah apa itu maksudnya, hanya asal ketik doang ...
Cari temen cewek spesialis di sini agak susah. Satu sisi utk serius butuh saling tahu dan menyelami calon pasangan scr langsung tatap muka, di sisi lain mediasi di AN ini blm terfasilitasi ... mungkin juga karena member merasa takut dengan "modus". Syukurlah jika foto dan profil member yg ditampilkan di AN ini tdk fiktif alih-alih membantu para jomblo yg suka lebih banyak melanglang buana(berkelana) di sosmed termasuk diriku. Tetaplah dalam harapan kpd AN utk memfasilitasi keinginan agar bs tatap muka antar member lokasi terdekat.

Menikahlah dengan “orang yang tepat” bukan “cepat menikah” karena menikah bukanlah sebuah perlombaan. Tak perlu kecil harapan, tak usah terlalu bangga dan tak usah terlalu merana jika belum menikah, karena masalahnya adalah bukan waktu, tetapi “menemukan” pasangan yang tepat.

Kata senior," kekuatan sebuah ikatan pernikahan(Rumah tangga) ditentukan oleh seberapa kuat menyatunya jiwa, rasa, dan cita-cita suami dan istri". Bagaimana dalam prakteknya ya? Kuatnya ikatan pernikahan tentu ini menjadi harapan semua pasangan.
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo