BLOG TULISAN Jopriatna

Ingat bahwa anak anda tetap anak anda, sekalipun anda bercerai dengan ibunya. Dia bagian dari darah daging anda. Jangan sia-siakan dia, karena semua akan anda pertanggung jawabkan kelak di hari kiamat.

Ketika anda tidak memberikan nafkah kepada anak anda, sehingga dia dinafkahi orang lain, ini tanda bahwa anda tipe lelaki yang tidak bertanggung jawab, yang merepotkan orang lain.

Dan status harta orang lain yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan anak anda, adalah utang bagi anda. Jika tidak sekarang diselesaikan, bisa jadi akan berlanjut di akhirat.

Jangan karena perceraian dan kebencian anda terhadap mantan istri, kemudian anda tularkan ke anak anda, yang bisa jadi, dia sama sekali tidak memahami masalah anda..




Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berbuat baik dan mempunyai perangai yang sangat baik dan mulia pula. Karena itu merupakan cerminan dari sifat iman dan keataqwaan seorang muslmi yang sesungguhnya, termasuk dalam urusan bertutur kata.


Baik buruk ucapan akan kembali lagi pada pengucapnya,jika bernilai ibadah ia mendapatkan ganjaran serta pahalanya , jika bernilai ma’shiyat ia mendapat siksa/bala. Artinya seorang yang mukallaf akan menanggung penuh kemanfaatan dan resiko ats apa yang ia kerjakan , ia dengar , ia i’tikadkan dan ia ucapkan.


Ada beberapa perkara yang sengaja Allah sembunyikan waktunya,diantaranya : Ajal/maut dalam hidupnya, jodoh, Lailatul qodar dalam romadhon , waktu ijabah dalam siang dan malam. ini dimaksudkan agar senantiasa manusia selalu bersiap-siap ditiap waktunya dan tidak mengerjakan sesuatu kecuali yang bermanfaat baginya,baik untuk dunia ataupun akhiratnya.

Seraya dgn itu kita dapat merujuk Pada kajian tafsir thobary dijelaskan dan disebutkan dengan redaksinya sebagai berikut:


Rosululullah SAW bersabda:


“Dari Abu Hurairah, bersabda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam: “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka muliakanlah tamunya. Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka berbicaralah yang baik atau diamlah.”


Dan diterangkan pula pada syarah kitab Jami’ul ‘Ulumi wal Hikam ibni rojab


"Orang disebut baik kalau kebiasaan-kebiasaannya baik, termasuk di dalam berbicara. Kebiasaannya berbicara baik sudah masuk ke dalam memori tersirat (otak bawah sadar), sehingga tanpa dipikir-pikir panjangpun, yang keluar dari lisannya selalu baik. Keadaan ini merupakan hasil proses pembinaan diri jangka panjang."

Allah sangat menghargai perjuangan seseorang membiasakan berbicara baik yang tentunya diridhai-Nya dengan senantiasa meningkatkan derajatnya.Sebaliknya, orang yang memiliki kebiasaan berbicara buruk, misalnya suka mencaci, mencela, mengutuk, berghibah, membicarakan aib sahabatnya, dan berkata-kata kotor kata-kata yang membuat murka Allah- ia telah melakukannya dengan kendali otak bawah sadar.


Semoga kita semua terjaga dari hal buruk yang berdampak pada perkataan dari lisan yang tidak terjaga, sehingga jauh dari keridhoannya. Dan hanya kepadaNYA kita semua memohon ampunan dan bimbingannya.


Wallohu A’lamu Bishowaab

Semoga Bermanfaat..






Pages: Previous 1 2 3 4 5
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo