Kabut Kedamaian ditulis oleh Rudi_Handoko

Ya itulah nuansa yang aku rindukan yang membawa ketenangan dan kedamaian. mendengarkan suara nyaring hewan gunung yang khas.
Suasana yang membuat kita melihat betapa indahnya ciptaan Allah. Mendorong kita untuk selalu bersyukur atas nikmat hidup yang tanpa kita sadari begitu luar biasa.

Aku ingin hidup sederhana yang diselimuti kabut edamaian.
Pagi pergi ke kebun untuk bercocok tanam sayur2an, tomat, wortel dan sebagainya. Agak siang pulang ke rumah disambut senyuman istri, ngobrol bersama sambil makan siang, aku cerita kebun, istri cerita anak2, cerita masakan dia dan sebagainya. saling berbagi cerita dan saling mendengarkan. Sore kembali ke kebun lagi.

Sepertinya damai banget, hidup sederhana di rumah sederhana tanpa dikejar ambisi duniawi.

Aku teringat kakakku, aku melihat dulu kakakku sangat semangat dalam bekerja, dia tak mengenal lelah dan tak mengenal waktu, karirnya begitu cemerlang, etos kerjanya begitu luar biasa, komitmennya sangat tinggi. Hingga akhirnya dia mendapatkan tawaran beasiswa untuk kuliah di luar negeri.
Tapi apa yang dia lakukan? dia lebih memilih untuk hidup damai dekat dengat alam, dia bilang dia menemukan kedamaian dan arti hidup disana, dia bisa mengagumi sang maha pencipta alam dan jauh lebih bersyukur.

Akankah aku menyusul kakakku? Dia justru selalu menyemangati aku untuk tetap berjuang dalam hidup selama aku masih punya tenaga. Segala rintangan dengan seijin Allah bisa dilalui, aku jadi teringat ayat yang intinya menyampaikan bahwa Allah tidak menurunkan suatu ujian jika kita tidak mampu melewatinya.

Kita semua Insya Allah mampu melewati segala ujian. Yang kita perlukan saat ini hanyalah bersabar.
Jangan melihat saat ini kita seperti apa, tapi yakinlah bahwa dengan konsistensi dan kesabaran, Insya Allah kesejahteraan dan kedamaian menanti kita di hari tua nantinya. Aamin