BLOG TULISAN eferel

Kisah wafi yg punya niat ingin poligami tapi niatan tsb tdk di sampaikan sebelum nikah, buat saya jadi kepikiran.


Bagaimana kalo rumah tangga saya sprt yg di alami rumah tangga wafi (na'udzubillaah min dzaalik) ???


Si istri menyangka menjadi istri yg pertama dan terakhir tp d perjalanan rumahtangga, wafi ingin menikah lagi dg bermodalkan punya 2 rumah dan 2 mobil, mungkin dg crita sprt itu dan menyodorkan rumah/mobil, ada wanita yg mau (hmmmm...pemikiran yg naif pamer kekayaan sbg bukti kemampuan adil).


Yaa....belakangan ini saya berpikir untuk jadikan "suami ikrar tidak poligami" sbg mahar.


Ketika suami ikrar tidak poligami sbg mahar, mk mahar tsb slamanya menjadi hak istri yg tdk bisa di ambil kembali oleh suami.


Tdk perlu ada rasa was-was.....tdk ada beban ketika suami berulang-ulang meminta (blom lagi faktor gatel tdk puas dg satu istri)


Untuk melindungi miliknya (suami), calon istri berstrategi dg 'mahar' ini, bolehkan???


Menurut saya 'mahar' sprt ini ringan, benarkan calon suami???


Karena seorang wanita yg baik akan meringankan (bukan memurahkan) maharnya pada calon suaminya.

Bbrp hari lalu akun WAFI buat blog berjudul poligami, isinya ttg keinginannya mencari istri kedua.


Ketika seseorang membuat blog, scara otomatis byk yg membaca dan berkomentar.


Tetapi ketika ada yg berkomentar tdk sesuai, komentar tsb di hapus dg alasan tdk beretika/tdk penting.


Hmmm....mas wafi, kl mas wafi sdh share suatu hal d ruang publik, mas wafi harus siap mental ketika di hadapkan pada pro/kontra. Ketika mas wafi blom sanggup menerima yg kontra, yaa bicarakan hal tsb di ruang privacy (mungkin dg inbox satu2).


2x terliat cara mas wafi yg tdk trima komentar kontra :


1. Ada bbrp teman wanita AN tdk setuju ttg poligami dan mas wafi membalas "yang nggak mau poligami, tidak usah komen, karena yg sy tanyakan adalah wanita yg mau poligami"


2. Saya berkomentar agar istri barunya atas pilihan istrinya (sesuai pengakuannya bs berbuat adil), krn istri pertama atas pilihan ortu dan komentar saya ini di hapus.


Memang hak mas wafi untuk lakukan apapun di blog pribadi, tp sikap mas wafi ini terliat kesannya tdk menerima perbedaan. Bukankah lebih bijak ketika ada suatu hal menjadi bahan pembicaraan dan pembicaraan (pendapat) di sampaikan dr dua arah bukan satu arah ???


Tdk ada komentar saya yg mengatakan (kritik) tidak setuju hal POLIGAMI, tp yg saya katakan (kritik) kepada PELAKU POLIGAMI yaitu mas wafi (mengaku bisa adil).


Ketika mas wafi menikah dg istri pertama, mas wafi dijodohkan (mas tdk memilih dan kemungkinan tdk ada rasa cinta)....tp untuk istri kedua mas wafi cari sendiri (mas memilih dan kemungkinan ada rasa cinta)....apakah ini bentuk adil ???....menurut saya tdk adil, krn berbeda cara proses taarufnya sebelum menjadi istri.


Ketika tdk sama (tdk adil) proses taarufnya sebelum pernikahan...apa mungkin sama (adil) setelah menjadi istri???


Terlebih istri tdk mau memilihkan krn mas wafi ingin dapatkan yg lebih dari istri. Apa mas wafi tdk ikhlas ketika dijodohkan ortu hingga ada keinginan mencari yg lebih dr istri ???


Silahkan mas wafi berpoligami tp jangan mengaku2 bisa adil.


Ini bbrp komentar saya yg di hapus mas wafi,


Kl boleh saran ya mas....cobalah istri yg memilihkannya....biar kedudukannya sama/adil (sama2 mas menikahinya bukan krn pilihan hati).


Ketika mendapatkannya sama/adil (bukan berdasarkan pilihan hati)....mk perlakuannya pun kan sama (cinta tumbuh stlh menikah)


Kl saat ini istri hanya ijinkan poligami, yaa mas usahakan lg agar istri yg memilihkannya. Kl butuh waktu lama yaa mas bersabar aja.


Kl istri mengijinkan dan memilihkan istri baru untuk mas, berarti istri benar2 ridho....dan ketika mas pun ridho di pilihkan istri baru atas pilihan istri, mk akan ada saling mengikhlaskan.


Saya menulis hal ini di blog saya agar tdk ada yg menghapus dan silahkan komentar pro/kontra atas tulisan saya, kita diskusi yaa.....

Pages: « Previous ... 19 20 21 22 23
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo