BLOG TULISAN RifdaIhsan

Karena kebanyakan orang-orang yang mengalami putus asa pasti disebabkan oleh dua hal pokok yaitu :

  1. Ketika ia ditimpa musibah dalam hal dunia, seperti sakit, gagal dalam pekerjaan, dan berbagai cobaan lainnya yang tak lain merupakan ujian dari Allah SWT dalam kehidupan.
  2. Ketika ia terjerumus ke dalam dosa-dosa yang membinasakan. Artinya ia sudah terbiasa melakukan maksiat-maksiat yang di luar batas sehingga menimbulkan anggapan bahwa dosanya akan sulit diampuni oleh Allah SWT. Padahal sebagaimana kita tahu bahwa Allah SWT adalah Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengampun. Sebesar atau seberat apapun dosa kita, selama kita mau berusaha bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat (taubat nashuha), maka niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa tersebut.

Itulah kedua hal pokok yang seringkali dialami kebanyakan orang sehingga mereka mengalami putus asa. Padahal apabila kita tahu bahwa sebenarnya putus asa tersebut dilarang di dalam ajaran Islam. Hal ini dikarenakan sikap putus asa justru akan menimbulkan bahaya apabila dibiarkan terus-menerus tumbuh di dalam diri seseorang.

Sebagaima firman Allah SWT dalam surat Al Hijr ayat 56 dansurah Az – Zumar ayat 53, yang artinya:


“Ibrahim berkata, “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”.”(Q.S. Al Hijr: 56).

“Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.”(Q.S. Az Zumar: 53)


Dari kedua ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah melarang kita untuk berputus asa, di mana sesungguhnya putus asa itu hanya ada bagi orang-orang sesat. Jadi, sebagai orang Islam kita harusnya tidaklah berputus asa karena kita bukan termasuk orang-orang yang tersesat selama masih mengaku Islam dan beriman kepada Allah SWT serta Rasul-Nya, Muhammad SAW.


Semoga bermanfaat untuk kita semua..Aamiin Allahumma Aamiin

Ali bin Abi Thalib radliallahu ‘anhu berkata,


ارْتَحَلَتْ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً


“Dunia telah berjalan menjauhi, sedangkan akhirat telah berjalan mendekati.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari)


" Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa :" Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau Ridhai ; berilah kebaikan kepadaku dengan ( memberi kebaikan ) kepada anak cucuku. Sesunggunya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."

( Q.S Al-Ahqaf : 15 )


Renungan Diri :

Jika kita ingin sukses apapun di dunia, maka sayangi dan muliakan dulu kedua orang tua kita

" Janganlah kamu mengira bahwa dirimulah yang membuat kamu beramal kebaikan..Tetapi sesungguhnya kamu hanyalah seorang hamba yang sedang Allah cintai.., Maka jangan sia-siakan cinta ini supaya Allah tidak melupakanmu.. ( Ibnu Qoyyim )
" Mereka merencanakan dan Allah ( Tuhan ) merencanakan. Sesungguhnya Allah ( Tuhan adalah perencana terbaik ". Dan Allah ( Tuhan ) menguji kita dengan apa yang kita cintai ".
Tabi'in Al Hasan Al Bashri Rahimahullah pernah menuturkan ( Artinya ) : " Janganlah engkau membenci musibah yang terjadi, betapa banyak perkara yang engkau benci, tapi ternyata didalamnya tersimpan kunci kebahagiaan. Dan betapa banyaknya perkara yang engkau senangi, padahal didalamnya adalah kehancuran bagimu " ( Lihat Tafsir Al-Qurthubi, 3/39 )
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo