BLOG TULISAN RifdaIhsan

"Cintailah yang kamu cintai secukupnya dan jangan berlebihan, karena siapa tahu pada suatu hari dia akan menjadi orang yang membenci dan dibenci dirimu."
Jangan berhenti berdoa untuk yang terbaik bagi orang yang kau cintai.
Allah selalu memberikan senyum di balik kesedihan. Allah juga selalu memberikan harapan di balik keputus-asaan. Biarlah aku di sini menantimu dengan penuh harapan.

Hidupadalah sebuah anugrah terindah di atas dunia , hal ini disebabkan karena hidup, maka ada kehidupan, pun bermula dari kehidupan maka kematian adalah suatu yang keniscayaan semua makhluk yang bernyawa. Namun demikian kematian bukanlah sesuatu yang dapat merenggut arti sebuah geliat kehidupan. Kematian sendiri adalah sebuah keindahan manakala kita dapat memaknainya sebagai anugerah. Karena setiap makhluk yang berjiwa takkan pernah bisa lari dari kematian, walau engkau lari dalam benteng yang besar, Allah berfirman, “ Walan yuakh khirallahu idza jaa a ajaluha” yang artinya “dan Allah tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah tiba ajalnya” (Qs Al-Munafiqun:11).

Lumrah dan wajar, jika kita menangis tiap kali menghadapi sebuah kematian, apalagi jika yang terjadi adalah kematian orang-orang yang kita cinta seperti, ayah, ibu, suami, istri dan anak. Tapi kematian orang-orang tercinta dapat menjadi sebuah pencerahan manakala dimaknai dengan sebuah keimanan yang kuat , iman terhadap Qodarullah. Takdir yang sudah Allah Swt tuliskan buat setiap jiwa saat dilahirkan, menyetujui kesepakatan dengan Allah Swt dalam menjalani hidup di dunia Terlebih bila mereka wafat dalam keadaan khusnul khotimah.

Semoga Allah Swt merahmati kita semua dalam kebaikan, khususnya menata dan meniti perjalanan hidup ini…Aamiin Allahumma Aamiin.

Salah satu kondisi kejiwaan yang membuat imunitas melemah adalah sedih. Manusia yang selalu diliputi oleh kesedihan, akan melemahkan daya tahan. Kesedihan hanya akan membawa kepada penurunan imunitas tubuh, membuat penyakit mudah menyerang manusia. Kesedihan juga tidak memberikan kekuatan bagi manusia untuk melakukan perlawanan terhadap bahaya yang mengancam, karena jiwanya lemah.

Di dalam Al Qur'an dijumpai beberapa ayat yang menyampaikan tentang kesedihan. Namun jika dicermati, kata-kata sedih dalam Al Qur'an semuanya hadir dalam konteks larangan atau kalimat negatif (peniadaan). Artinya, Al Qur'an melarang orang beriman untuk bersedih, atau menghendaki ditiadakannya kesedihan. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim Aljauzi dalam kitab Madarijus Salikin.

Mari kita simak ayat-ayat tentang sedih yang berbentuk larangan. Allah Ta'ala berfirman:

"Janganlah kamu lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, karena kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman" (QS. Ali Imran: 139).

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:

"Dan janganlah kamu berduka cita (bersedih) terhadap mereka" (QS. An Nahl: 127).

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Janganlah kamu berduka cita (bersedih), sesungguhnya Allah beserta kita" (QS. At Taubah: 40)

Pada tiga ayat di atas, berbentuk larangan bersedih, menggunakan kata "jangan". Kalimatnya "janganlah kamu berduka cita" atau "janganlah kamu bersedih".

Kata sedih juga hadir dalam bentuk kalimat negatif atau peniadaan, seperti dalam firman Allah Ta'ala:

"Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (QS. Al Baqarah: 38)

Dalam ayat ini, menggunakan kata "tidak" untuk meniadakan atau menghilangkan kesedihan. Dalam kitab Madarijus Salikin, Imam Ibnul Qayyim Aljauzi menjelaskan

"Rahasianya adalah, karena kesedihan adalah keadaan yang tidak menyenangkan, tidak ada maslahat bagi hati. Suatu hal yang paling disenangi setan adalah, membuat sedih hati seorang hamba. Hingga menghentikan dari rutinitas amalnya dan menahan dari kebiasaan baiknya".

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya pembicaraan bisik-bisik itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita" (QS. Al Mujadalah: 10).

Nabi Saw mengarahkan umatnya agar menghindari perbuatan yang bisa menimbulkan kesedihan atau kesusahan bagi orang lain. Beliau Saw bersabda:

"Jika kalian bertiga maka janganlah dua orang berbicara/berbisik bisik berduaan sementara yang ketiga tidak diajak, sampai kalian bercampur dengan manusia. Karena hal ini bisa membuat orang yang ketiga tadi bersedih" (HR. Bukhari no. 6290 dan Muslim no. 2184).

Nabi Saw menyatakan, memberikan kebahagiaan dan menghilangkan kesedihan adalah amal yang paling dicintai Allah. Dalam sebuah riwayat dari Ibnu 'Umar, Nabi Saw bersabda:

"Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia lain. Adapun amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia, mengangkat kesusahan dari orang lain, membayarkan hutangnya atau menghilangkan rasa laparnya. Sungguh aku berjalan bersama saudaraku muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri'tikaf di masjid ini ---yakni masjid Nabawi--- selama sebulan penuh."

Hadits Riwayat Imam Thabrani dalam Al Mu'jam Al Kabir no. 13280, 12: 453. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan sebagaimana disebutkan dalam Shahih Al Jami' no. 176.

Semoga bermanfaat....

Karena kebanyakan orang-orang yang mengalami putus asa pasti disebabkan oleh dua hal pokok yaitu :

  1. Ketika ia ditimpa musibah dalam hal dunia, seperti sakit, gagal dalam pekerjaan, dan berbagai cobaan lainnya yang tak lain merupakan ujian dari Allah SWT dalam kehidupan.
  2. Ketika ia terjerumus ke dalam dosa-dosa yang membinasakan. Artinya ia sudah terbiasa melakukan maksiat-maksiat yang di luar batas sehingga menimbulkan anggapan bahwa dosanya akan sulit diampuni oleh Allah SWT. Padahal sebagaimana kita tahu bahwa Allah SWT adalah Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengampun. Sebesar atau seberat apapun dosa kita, selama kita mau berusaha bertaubat dengan sebenar-benarnya taubat (taubat nashuha), maka niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa tersebut.

Itulah kedua hal pokok yang seringkali dialami kebanyakan orang sehingga mereka mengalami putus asa. Padahal apabila kita tahu bahwa sebenarnya putus asa tersebut dilarang di dalam ajaran Islam. Hal ini dikarenakan sikap putus asa justru akan menimbulkan bahaya apabila dibiarkan terus-menerus tumbuh di dalam diri seseorang.

Sebagaima firman Allah SWT dalam surat Al Hijr ayat 56 dansurah Az – Zumar ayat 53, yang artinya:


“Ibrahim berkata, “Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”.”(Q.S. Al Hijr: 56).

“Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.”(Q.S. Az Zumar: 53)


Dari kedua ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah melarang kita untuk berputus asa, di mana sesungguhnya putus asa itu hanya ada bagi orang-orang sesat. Jadi, sebagai orang Islam kita harusnya tidaklah berputus asa karena kita bukan termasuk orang-orang yang tersesat selama masih mengaku Islam dan beriman kepada Allah SWT serta Rasul-Nya, Muhammad SAW.


Semoga bermanfaat untuk kita semua..Aamiin Allahumma Aamiin

Ali bin Abi Thalib radliallahu ‘anhu berkata,


ارْتَحَلَتْ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً وَارْتَحَلَتْ الْآخِرَةُ مُقْبِلَةً


“Dunia telah berjalan menjauhi, sedangkan akhirat telah berjalan mendekati.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari)


" Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa :" Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau Ridhai ; berilah kebaikan kepadaku dengan ( memberi kebaikan ) kepada anak cucuku. Sesunggunya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."

( Q.S Al-Ahqaf : 15 )


Renungan Diri :

Jika kita ingin sukses apapun di dunia, maka sayangi dan muliakan dulu kedua orang tua kita

" Janganlah kamu mengira bahwa dirimulah yang membuat kamu beramal kebaikan..Tetapi sesungguhnya kamu hanyalah seorang hamba yang sedang Allah cintai.., Maka jangan sia-siakan cinta ini supaya Allah tidak melupakanmu.. ( Ibnu Qoyyim )
" Mereka merencanakan dan Allah ( Tuhan ) merencanakan. Sesungguhnya Allah ( Tuhan adalah perencana terbaik ". Dan Allah ( Tuhan ) menguji kita dengan apa yang kita cintai ".
Pages: 1 2 Next
advertisement
Password protected photo
Password protected photo
Password protected photo